Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata merupakan salah satu sektor lapangan usaha yang memiliki
peranan penting dalam menghasilkan pendapatan negara. Dalam beberapa
tahun terakhir, kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi nasional meningkat
secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pariwisata terhadap
total export barang dan jasa yang meningkat tajam dari 10% pada tahun 2005
menjadi 17% pada tahun 2012. Sektor pariwisata memberikan kontribusi
langsung terhadap PDB sebesar 3,8% pada 2012, atau berkontribusi sekitar 9%
dari PDB saat termasuk efek multiplier (Kementerian Pariwisata, 2014). Pada era
modern ini, perkembangan pariwisata juga dibantu oleh perkembangan teknologi
yang memungkinkan untuk memasarkan destinasi wisata secara global.
Strategi pemasaran merupakan salah satu kunci agar sebuah produk atau
jasa dapat diterima dan bersaing di Pasar. Segmentasi pasar merupakan salah
satu strategi yang penting dalam berbagai perubahan minat dan perilaku
wisatawan yang semakin berkembang. Menurut Assauri (2015), segmentasi
pasar dimaksud sebagai kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-
kelompok yang berbeda. Proses ini menjadi sebuah keharusan dalam berbagai
pola strategi pemasaran destinasi wisata. Oleh karena itu, perlu dilakukan
strategi khusus dalam pendekatan pada masing-masing segmen pasar yang
dijadikan sebagai target pasar. Segmentasi pasar juga bermanfaat untuk mencari
kegiatan unggulan di suatu destinasi wisata sehingga dapat mengetahui kegiatan
yang lebih bnayak memberi keuntungan.
Setiap destinasi wisata memiliki beragam kegiatan yang berjalan di
dalamnya, contohnya adalah D’Riam Riverside yang menjadi objek destinasi
wisata dalam penelitian ini. D’Riam Riverside merupakan suatu resort di
Kabupaten Bandung yang menyediakan beberapa fasilitas kegiatan seperti
outbound, arung jeram, dan spot foto. Dalam perkembangannya, perlu diketahui
karakteristik dan minta wisatawan sehingga pihak penyelenggara sektor
pariwisata dapat mengembangkan fasilitas yang memenuhi keinginan wisatawan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, terdapat beberapa rumusan
masalah dalam penelitian ini, di antaranya yaitu:
1. Bagaimana karakteristik dan minat setiap responden dalam berwisata?
2. Bentuk segmentasi pasar seperti apa yang perlu dilakukan di D’Riam
Riverside?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik dan minat dari responded dalam
berwisata
2. Mengidentifikasi bentuk segmentasi pasar seperti apa yang perlu
dilakukan di D’Riam Riverside.
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini terdiri dari ruang lingup wilayah
makro, yaitu Kabupaten Bandung dan ruang lingkup wilayah mikro, yatu
Kecamatan Pasirjambu.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Makro
Ruang lingkup wilaah makro dalam penelitian ini adalah Kabupaten
Bandung. Secara Geografis Kabupaten Bandung terletak diantara 60
49’0” – 7 0 18’ Lintang Selatan dan 1070 14’ – 1070 56’ Bujur Timur.
Sedangkan luas wilayah Bandung adalah 176.238,67 Ha yang dilingkupi
oleh beberapa Kabupaten yang ada disekitarnya. Batas Administrasi
Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
▪ Bagian Utara : Kabupaten Bandung Barat ,Kota Bandung dan
Kabupaten Sumedang
▪ Bagian Selatan : Kab. Garut dan Kabupaten Cianjur
▪ Bagian Timur : Kab. Sumedang dan Kabupaten Garut
▪ Bagian Barat : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan
Kota Cimahi
▪ Bagian Tengah : Kota Bandung dan Kota Cimahi
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Ruang lingkup wilayah mikro pada penelitian ini adalah
Kecamatan Pasirjambu. Kondisi geografis wilayah Kecamatan Pasirjambu
terletak pada koordinat 107o 22"-5o  Bujur Timur dan 6o 41"-7o 19" Lintang
Selatan terletak di wilayah dataran tinggi. Luas wilayah Kecamatan
Pasirjambu adalah 239,49 km2. Sebagian besar wilayah Kecamatan
Pasirjambu berada di antara bukit-bukit dan gunung-gunung yang
mengelilingi Kecamatan Pasirjambu dan wilayah ini sebagian besar
berada di kaki gunung Patuha dengan ketinggian 2.334 dpl, dengan
kemiringan lereng antara 8-15% hingga di atas 45%, beriklim tropis yang
dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500
s.d 4.000 mm per tahun, suhu udara berkisar antara 10 o s.d. 24oC dengan
kelembaban antara 78% musim hujan dan 70% musim kemarau.Batas
wilayah Kecamatan Pasirjambu adalah :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soreang,
Kutawaringin dan Cililin
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cimaung dan
Pangalengan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan
Kabupaten Cianjur
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ciwidey dan
Rancabali
1.5. Kriteria/Syarat Perjalanan Wisata
Adapun syarat atau kriteria dalam perjalanan wisata yaitu sebagai berikut:
1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. dapat dikatakan
bahwa perjalanan dilakukan di luar tempat tinggal dan juga memiliki sifat
sementara
2. Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih.
3. Tujuan perjalanan yaitu untuk bersenang-senang tanpa mencari nafkah di
lokasi yang kunjungi
4. Harus bersifat sukarela, dalam artian tidak terjadi karena dipaksa
5. Uang yang dibelanjakan dibawa dari negara asalnya dan bukan diperoleh
dari hasil usaha selama dalam perjalanan wisata.
1.6. Unsur-Unsur Pariwisata
Suatu objek wisata, harus meliputi 5 unsur yang penting agar wisatawan
dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka objek wisata harus
meliputi:
1. Attraction
Attractions mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Ciri-
ciri khas yang menarik wisatawan adalah:
a. Keindahan alam,
b. Iklim dan cuaca,
c. Kebudayaan,
d. Sejarah,
e. Ethnicity-sifat kesukuan,
f. Accessibility (kemampuan atau kemudahan berjalan atau ke tempat tertentu)
2. Facility
Fasilitas cenderung berorientasi pada attractions di suatu lokasi karena
fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan
mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama
atau sesudah attractions berkembang. Suatu attractions juga dapat merupakan
fasilitas. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Seperti
fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan
minuman yang juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang
mengunjungi tempat tersebut.
3. Infrastructure
Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum
ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di
atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting
dalam pariwisata adalah:
a. Sistem pengairan/air Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat
diperlukan.
b. Sumber listrik dan energi Suatu pertimbangan yang penting adalah
penawar tenaga energi yang tersedia pada jam pemakaian yang paling
tinggi atau jam puncak (peak hours).
c. Jaringan komunikasi, walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri
dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, namun ada juga
sebagian yang masih membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau telgram
yang tersedia.
d. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, kebutuhan air untuk
pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90% dari permintaan akan air.
Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau
permintaan maksimal.
e. Jasa-jasa kesehatan Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada
jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan
atau faktor-faktor geografis lokal.
f. Jalan-jalan/jalan raya Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih
menarik bagi wisatawan :
1) Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta.
2) Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan.
3) Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah.
4) Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai
dengan keadaan tanah.
5) Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada
pemandangan yang indah
4. Transportation
Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat
menjadi semacam pedoman termasuk:
a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan
pengangkutan lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua
penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.
b. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah
kriminalitas.
c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan
simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandar udara.
d. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan
pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan
tarif.
e. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan ata
kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.
f. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.
g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal.
h. Peta kota harus tersedia bagi penumpang
5. Hospitality (Keramah Tamahan)
Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka
kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya
wisatawan asing. Saat ini kita mengetahui bahwa banyak sekali tempat wisata
yang rusak. Kerusakan ini dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu faktor alami dan
buatan. Peran pemerintah sangat penting dalam melestarikan pariwisata di
Indonesia.
1.7. Jenis-Jenis Pariwisata
Adapun jenis-jenis dari pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Event
b. Sporting Tourism of the Practitioner
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
1.8. Perencanaan Pariwisata
Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan
menentukan arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa
depan. Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan
wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan
pengembangan, perencanaan merupakan faktor yang perlu dilakukan dan
dipertimbangkan. Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa pendekatan
yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata,
diantaranya:
1. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan
dilihat sebagai proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada
kebutuhan dengan memonitor feed back yang ada.
2. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan
sistem dan perlu direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
3. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem
diatas, dimana semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk
didalamnya institusi elemen dan lingkungan serta implikasi sosial
ekonomi, sebagai pendekatan holistik.
4. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan
keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai
sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan
dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi dalam seluruh rencana
dan total bentuk pengembangan pada area.
5. Environmental and sustainable development approach, pariwisata
direncanakan, dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana
sumber daya alam dan budaya tidak mengalami penurunan kualitas dan
diharapkan tetap dapat lestari sehingga analisa daya dukung lingkungan
perlu diterapkan pada pendekatan ini.
6. Community Approach, Peter Murphy (1991) menekankan pada
pentingnya memaksimalkan keterlibatan masyarakat lokal dalam
perencanaan dan proses pengambilan keputusan pariwisata, untuk dapat
meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu memaksimalkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen yang
dilaksanakan dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.
7. Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana,
dan rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan,
dengan tehnik yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk
pengembangan, program aksi atau strategi, khususnya dalam
mengidentifikasi dan mengadopsi.
8. Application of systematic planning approach, pendekatan ini diaplikasikan
dalam perencanaan pariwisata berdasarkan logika dari aktivitas.
1.9. Prinsip Perencanaan Pariwisata
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip perencanaan pariwisata, antara lain:
1. Harus merupakan satu kesatuan dengan pembangunan regional atau
nasional
2. Menghendaki pendekatan terpadu dengan sektor tertentu yang berkaitan
dengan kepariwisataan.
3. Harus di bawah koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara
keseluruhan
4. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata haruslah
berdasarkan suatu studi khusus yang dibuat untuk memperhatikan
perlindungan terhadap lingkungan, alam, budaya, dan daerah sekitar
5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasari atas
penelitian yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan
memperhatikan faktor geografi lebih luas dan tidak hanya meninjau dari
aspek administrasi saja
6. Rencana dan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan
kepariwisataan suatu daerah harus memperhatikan faktor ekologi daetirah
yang bersangkutan.
7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memperhatikan
masalah dari segi ekonomi saja. Namun memperhatikan masalah sosial
yang mungkin ditimbulkannya
8. Dalam perencanaan pariwisata khususnya di daerah yang dekat dengan
industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan di sekitar
daerah yang disebut sebagai pre-urban
9. Tujuan pengembangan tidak lain untuk peningkatan kesejahteraan dan
perlu peningkatan kerjasama
1.10. Kebijakan Pariwisata
Menurut Goeldner il. ali es., tourism policy adalah suatu kelompok
peraturan, ketentuan, tujuan dan strategi untuk pengembangan/promosi, yang
menyediakan suatu kerangka untuk mengambil keputusan secara kolektif dan
invidual yang mempengaruhi pengembangan pariwisata secara langsung, serta
aktifitas harian dalam suatu destinasi. Dapat dikatakan bahwa kebijakan
pariwisata mencoba untuk menyediakan pengalaman pengunjung yang
berkualitas dan memberikan “profit”/keuntungan kepada para stakeholder
destinasi sambil memastikan bahwa destinasi tidak dikompromi dalam integritas
lingkungan, sosial dan budaya. Terdapat beberapa fungsi dari kebijakan
pariwisata, yakni sebagai berikut: Mendefinisikan “rules of the game” yakni
kerangka yang menjadi dasar untuk “operatoroperator” pariwisata.
1. Menentukan aktifitas dan perilaku yang diharapkan.
2. Memberikan suatu arahan (direction) dan bimbingan untuk semua
stakeholder pariwisata di suatu destinasi
3. Memfasilitasi consensus berdasarkan strategi dan tujuan yang spesifik
untuk suatu daerah destinasi tertentu.
4. Memberikan kerangkan untuk diskusi publik/swasta tentang peran dan
kontribusi dari sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat
secara umum.
5. Memberikan kerangka untuk diskusi publik/swasta tentang peran dan
kontribusi dari sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat
secara umum.
6. Memungkinkan pariwisata bisa berhadapan bersama dengan sektor-
sektor lain dari ekonomi
1.11. Pelaku Pariwisata
Para pelaku pariwisata antara lain:
1. Wisatawan
2. Industri Pariwisata
Industri pariwisata artinya semua usaha barang dan jasa bagi pariwisata
yang dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu:
a. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa
secara langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung
dibutuhkan oleh wisatawan.
b. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada
produkproduk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata.
3. Pendukung Jasa Wisata
4. Pemerintah
5. Masyarakat Lokal
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
1.12. Manfaat Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berarti membedakan segmen yang berbeda dan
memilih satu atau lebih dari pasar yang ada dan memfokuskan diri terhadap
target yang disasar oleh perusahaan. Manfaat dari segmentasi yang bisa
didapatkan oleh pemasar dalam mengembangkan produk kemudian
memasarkan ke pasar. Sasarannya yaitu (Press & Simmis, 2010):
1. Mendapatkan model segmen pasar yang tepat
2. Menjelaskan perilaku konsumen dengan lebih baik
3. Mengkaji sebab akibat dalam mendeskripsikan faktor-faktor yang ada
4. Lebih mudah dalam mengkombinasikan strategi dengan faktor lainnya
5. Membuat perencanaan efektif untuk produk, posisioning, dan komunikasi
pemasaran
6. Membangun komunikasi pemasaran yang lebih relevan, lebih efektif, dan
biaya yang efisien
7. Segmentasi dipercaya sebagai metode optimal dalam memilih harga dan
distribusi
8. Segmentasi bisa diaplikasikan ke lintas diferensiasi pasar yang berbeda
seperti dalam penggunaan produk, layanan dan ide.
1.13. Gambaran Objek Wisata d’Riam Riverside Resort Ciwidey
D’riam Riverside Resort Soreang Bandung di bangun pada tahun 2008
dan dibuka pada tanggal 31 mei 2010 Dimiliki oleh PT. Lapang Jaya Wisata.
Driam Riverside Resort Dimiliki oleh pemilik tunggal. D’riam Riverside Resort
merupakan jenis hotel resort yang mengusung tema pedesaan berada pada
kawasan kaki pegunungan. D’riam Riverside Resort mempunyai arti “riam” yang
berarti aliran air yang deras di sungai (hampir seperti air terjun, tetapi rendah)
dan Riverside artinya yaitu pinggiran atau tepi sungai jadi D’riam Riverside
Resort mempunyai arti penginapan yang bertema air karna lokasi D’riam
Riverside Resort ini di pinggir sungai/air. D’riam Riverside Resort terletak pada
ketinggian 946 meter diatas permukaan laut. Hotel ini berjarak 25 km atau 60
menit perjalanan dari kota bandung. D’riam Riverside Resort bertepatan di jalan
Soreang – Ciwidey KM 25 Soreang Kabupaten Bandung Selatan cukup dekat
dengan potensi wisata yang saat ini banyak di gemari oleh wisatawan lokal dan
asing seperti Kawah Putih, Ciwidey valley, Situ Patenggang, Pemandian Air
Panas Cimanngu dan penangkaran rusa ranca upas (zeanita rahmaningsih,
2015)
D’riam memiliki 15 suite mewah yang menghadap ke sungai - terbesar di
Driams memiliki pemandangan sungai seluas 180m, dengan pemandangan
sawah dan sungai yang menakjubkan. Suite mewah Driam yang semuanya
menampilkan lanskap pemandangan sungai pribadi tersebar di sekitar
pemandangan yang menakjubkan dan mengundang Anda untuk menyusun kisah
Anda sendiri dalam suasana yang tak tertandingi. Tepat di tengah-tengah
ketenangan dan jauh dari hiruk pikuk kota. Destinasi wisata D'Riam Riverside
Ciwidey hadir dengan fasilitas dan layanan lengkap, bisa dibilang adalah salah
satu "One Stop Tourims Spot" terbaik di Bandung Selatan, dengan fasilitas
pengalaman berwisata yang ditawarkan :
1. Riverside Park dengan harga tiket masuk Rp.15.000 : River, playground
alam, tempat outdoor.
2. Riverside Hotel dengan harga mulai Rp.625.000/malam : Ruang Rapat,
Pusat Bisnis.
3. Riverside Culinary dengan rate menu makan mulai dari Rp.55.000/orang :
Riverside food couurt, Woza Restaurant.
Dengan View Panoramic pemandangan sungai parahiyangan yang ditutupi oleh
udara segar-dingin khas dataran tinggi Ciwidey. (ciwideyoutbound).
Gambar 1.1
Peta Wilayah D’riam Riverside Resort
Sumber: Hasil Analisis Kelompok
Gambar 1.2
Potret D’riam Riverside Resort
Sumber: Google
Pada lokasi wisata D’riam Riverside Resort para pengunjung dapat
meikmati sensasi meningap yang lain dari biasanya. Para pengunjung
disuguhkan dengan pemandangan yang asri serta lembutnya desiran angin
pegunungan yang diiringi gemericik air sungai yang sejuk.. terdapat berbagai
pilihan Kamar di D’riam Riverside Resort lengkap dan sangat beragam, mulai
dari kamar Deluxe Room, Deluxe Rivewview, Familysuit, Family Riverview dan
D'riam Suite, Selain itu D’riam Riverside Resort memiliki fasilitas pendukung
seperti wahana wisata salam, outdoor activity, Karoke, Kolam Renang, Tempat
Bermain Anak dan parkiran yang cukup luas. Selain itu memiliki fasilitas untuk
meeting yang beragam dan unik dimulai dari ruang meeting D’riam Room,
Riverside Room, D’riam Hill dan Meeting Resto, Untuk resto di D’riam Riverside
Resort dapat menggunakan restauran di dalam hotel atau jika ingin suasana
bertema africaan dengan pemandangan hutan bambu dapat pula ke resto di luar
yaitu di woza café. (zeanita rahmaningsih, 2015)
Berikut merupakan macam-macam kegiatan aktivitas dan fasilitas yang tersedia
di Wisata D’Riam Riverside Resort Ciwidey.
Tabel 1.1
Fasilitas dan Aktivitas di Wisata D’Riam Riverside Resort Ciwidey
Fasilitas dan Aktivitas Gambar

Hover Tent

Driam Swing

Tarzan Swing
Fasilitas dan Aktivitas Gambar

Tubing

Bamboo Bridge

Sumber :indonesia.tripcanvas

Sand Pool

Sumber :indonesia.tripcanvas
Fasilitas dan Aktivitas Gambar

Driam Food Market

Sumber :indonesia.tripcanvas

1.14. Sistematika Pembahasan


Penelitian ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas dasar penelitian dan gambaran umum obyek destinasi
pariwisata yang diteliti
BAB II METODE PENGUMPULAN DATA
Bab ini menjelaskan teknis dan alat survey yang digunakan
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan data hasil olahan survey dan analisis terkait
karakteristik segmentasi pasar dan bauran pariwisata pada obyek studi
BAB IV REKOMENDASI
Bab ini berisi rangkuman hasil analisis yang menjadi dasar perumusan
rekomendasi pencapaian target pasar.
BAB II
Metodologi

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah


pendekatan deskriptif. Metode deskriptif analitis menurut (Sugiono: 2009; 29)
adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Untuk memperjelas pembahasan diukti
dari beberapa jurnal dan web yang berkaitan dengan pariwisata dan juga D’riam
Riverside Resort. Untuk alat pengukuran digunakan form kuisioner sebagai salah
satu media untuk mengumpulkan data. Teknis yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuisioner dalam bentuk google
form dengan cara menyebar link google form ke beberapa responden di berbagai
platform chat media sosial. Penggunaan google form dilakukan agar dapat
menarik responden dengan cakupan yang lebih luas dan beragam di masa
pandemi COVID-19 ini, sehingga proses penyebaran kuisioner tidak melanggar
protokol kesehatan. Selain itu, google form juga memudahkan responden dalam
mengakses dan memberi jawaban.
BAB III
PEMBAHASAN

Responden Menurut Umur


8% 1;
2; 2%
3%

11%

6%

71%

≤ 17 tahun 18-24 tahun 25-34 tahun


35-44 tahun 45-54 tahun ≥ 55 tahun

Grafik 4.1
Responden Menurut Umur
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner , 2021
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa sebagian besar umur
responden adalah kisaran 18 hingga 24 tahun dengan persentase 71% dari
keseluruhan.

Responden Menururt Jenis Kelamin

23%

77%

laki-laki Perempuan

Grafik 4.2
Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner , 2021
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa sebgaian besar responden
merupakan perempuan dengan persentase 77% dari keseluruhan.
Responden Menurut Pekerjaan
3%
11%
3%
5%

9%

70%

Pelajar/Mahasiswa PNS/BUMN/ABRI Wiraswasta


Propesional Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

Grafik 4.3
Responden Menurut Pekerjaan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner , 2021
Berdasarkan grafk pekerjaan, sebagian besar responden merupakan
pelajar/mahasiswa dengan persentase 70% dari keseluruhan.

Responden Menurut Domisili

21%

79%

Kabupaten Bandung Luar Kabupaten Bandung

Grafik 4.4
Responden Menurut Domisili
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner , 2021
Berdasarkan grafik di atas sebagian responden merupakan responden
dari luar Kabupaten Bandung. Hal ini dapat terjadi karena destinasi wisata di
sekitaran Ciwidey cukup populer di kalangan masyarakat di luar Kabupaten
Bandung. Banyak dari masyarakat dari luar Kabupaten Bandung datang dan
berlibur ke Kabupaten Bandung karena banyaknya pilihan destinasi wisata dan
keindahan alamnya.
Pendapatan Masyarakat/Responden
6%
2%
2%
6%

17%

68%

<2.000.000 2.000.000-5.000.000 5.000.001-10.000.000


10.000.001-15.000.000 15.000.001-20.000.000 > 20.000.000

Diagram diatas merupakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Diagram tersebut menunjukkan persentase pendapatan masyarakat/responden. Dari
hasil pengolahan data kuisioner didapatkan informasi bahwa 45 orang responden
memiliki pendapatan < Rp. 2.000.000 atau sekitar 68% dari total seluruh responden
sedangkan responden yang memiliki pendapatan Rp.10.000.000 – Rp. 15.000.000 hanya
1 orang responden saja atau sekita 1 dari total keseluruhan. Jika dilihat responden yang
mengisi kuisioner sebagian besar memiliki status pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa.
Responden/mahasiswa tersebut ada yang bekerja ataupun belum bekerja.
Pelajar/mahasiswa yang bekerja pun masih belum memiliki gaji tetap. Oleh karena
itu,persentase responden dengan pendapatan < Rp.2.000.000 ini paling besar dari total
keseluruhan.

Untuk responden yang berpenghasilan < Rp.2.000.000 tersebut jika ingin


mengunjungi salah satu tempat wisata di Kawasan Ciwidey yakni D’Riam Riverside
Resort lebih baik bersama teman ataupun kelurga, sebab budget yang fikeluarkan untuk
melakukan berbagai aktivitas di D’riam Riverside terbilang cukup tinggi. Beikut
merupakan rincinan harga tiket sampai dengan harga untuk melakukan aktivitas di
D’riam Riverside Resort.
1. Riverside Park dengan harga tiket masuk Rp.15.000 : River, playground
alam, tempat outdoor.
2. Riverside Hotel dengan harga mulai Rp.625.000/malam : Ruang Rapat,
Pusat Bisnis.
3. Riverside Culinary dengan rate menu makan mulai dari Rp.55.000/orang :
Riverside food court, Woza Restaurant.
4. Fun Game Activity denga harga mulai Rp.100.000 – Rp.310.000.
Responden Yang Pernah Mengunjungi
Kawasan Ciwidey
3%

97%

Pernah Tidak Pernah

Diagram diatas merupakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Diagram tersebut menunjukkan persentase responden yang pernah dan tidak pernah
mengunjungi kawasan ciwidey. Dari hasil pengolahan data kuisioner didapatkan
informasi bahwa 64 orang responden atau sekitar 97% dari total keseluruhan pernah
mengunjungi kawasan ciwidey dan 2 orang responden atau sekitar 3% dari total
keseluruhan tidak pernah mengunjungi kawasan ciwidey.
Jika dilihat dari domisili responden sebagian besarnya berada di Jawa Barat
khususnya Kota Bandung dan beberapa responden berdomisili diluar Provinsi Jawa
Barat. Dikarenakan Kawasan Ciwidey merupakan salah satu daerah yang terkenal
dengan tempat-tempat wisatanya, tidak heran jika sebagian besar responden dengan
domisili berada di Provinsi Jawa Barat pernah mengunjungi Kawasan Ciwidey selain itu
juga responden yang berdomisili di Jawa Barat jaraknya lebih dekat untuk kekawasan
ciwidey dibandingkan dengan responden yang berdomisili diluar Jawa Barat .
Objek Wisata Yang Pernah Dikunjungi
Di Kawasan Ciwidey
2%
2%
2%
5% 3%

15% 9%

5%

5%

3%
Kawah Cibuni Rengganis Happy Farm BuPer Ranca Cangkuang Gambung
Bubu Jungle Resort eMTe Highland Resort Saung Komando 2%
29%
Glamping Lakeside Barusen Hills Ciwidey Kebun Teh
Kebun Strawberry Ciwidey Pemandian Air Panas Ciwalini Pemandian Air Panas Cimanggu
15%
Southland Camp Bukit Jamur Situ Patenggang
Teras Bintang Curug Cipanji Pinisi Resto
Punceling Pass
5%
D'riam Riverside Kawah Putih
Palalagon Park Panca Upas Ciwidey Valley

Diagram diatas merupakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Diagram tersebut menunjukkan persentase objek wisata yang pernah dikunjungi oleh
responden. Dari hasil pengolahan data kuisioner didapatkan informasi bahwa 19 orang
responden atau sekitar 29% dari total keseluruhan pernah mengunjungi kawah
putih,sedangkan jumlah responden yang pernah mengunjungi D’riam Riverside Resort
hanya 3 orang atau sekitar 5% dari total keseluruhan.
Dilihat dari minat responden paling banyak menyukai wisata adventure dan
wisata alam, oleh sebab itu tempat-tempat wisata alam seperti kawah putih lebih
banyak dikunjungi dibandingkan tempat wisata berupa resort seperti D’riam. Selain itu
juga dari sisi harga tempat-tempat wisata alam jauh lebih murah jika dibandingkan
dengan tempat wisata yang berupa resort atau tempat kuliner seperti D’riam. Walupun
di D’riam Riverside terdapat kegiatan seperti arumjeram,outbound,dan sebagainya akan
tetapi untuk melakukan kegiatan tersebut dibutuhkan budget yang lebih besar
dibanding ke tempat wisata berupa gunung,air terjun dan sebagainya.
MODA TRANSPORTASI

Moda Transportasi yang Digunakan

28.8%

62.1%
4.5%

1.5%
3%

Mobil Pribadi Mobil Sewaan Kendaraan Umum


Bis Sepeda motor

Gambar 4.
Moda Transportasi yang Digunakan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
diagram di atas bahwa moda transportasi yang banyak digunakan oleh
wisatawan menuju lokasi pariwisata Ciwidey yaitu menggunakan mobil pribadi
dengan presentase sebanyak 62,1% dan yang paling sedikit yaitu menggunakan
kendaraan umum dengan presentase 1,5%.
Sedangkan wisatawan yang berkunjung ke Wisata D’riam riverside,
sebanyak 75% menggunakan motor pribadi,dan 25% menggunakan mobil
pribadi. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi D’riam Riverside lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi hal tersebut dikarenakan lokasi wisata D’riam
Riverside cukup sulit dijangkau oleh kendaraan umum.
PELAKU PERJALANAN
Pelaku Perencana Perjalanan
2% 1% 1%

9%

80.3%

Sendiri Anggota Keluarga/Teman Agen Travel


Sekolah Kantor

Gambar 4.
Pelaku Perencana Perjalanan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
diagram di atas bahwa pelaku perencana perjalanan pariwisata Ciwidey yaitu
dengan anggota keluarga/teman dengan presentase sebanyak 80,3% dan yang
paling sedikit yaitu dengan sekolah dan kantor sebanyak 1,5%
Sedangkan wisatawan yang berkunjung ke Wisata D’riam riverside,
sebanyak 100% bersama anggota keluarga. Karena wisata D’riam riverside
merupakan wisata keluarga.

PARTNER BERWISATA

Partner Berwisata
1.5%

43.9%

54,5%

Sendiri Keluarga Teman Rekan Bisnis Pasangan


Gambar 4.
Partner Berwisata
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
diagram di atas bahwa wisatawan berkunjung ke lokasi wisata Ciwidey yang
paling banyak yaitu dengan Teman sebanyak 54,5%, selanjutnya dengan
keluarga yang banyaknya tidak berbeda jauh yaitu sebanyak 43,9%. Dan tidak
ada yang berwisata sendiri atau dengan pasangan.
Sedangkan wisatawan yang berkunjung ke Wisata D’riam riverside,
sebanyak 100% bersama anggota keluarga. Karena wisata D’riam riverside
merupakan wisata keluarga.

Informasi Objek Wisata


5% 2%
3%

29%
61%

Teman/ Keluarga Media Sosial informasi media cetak


Kebetulan lewat acara sekolah rumah dekat siwidey

Grafik 4.
Informasi Objek Wisata
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021

Diagram diatas merupakan hasil pengolahan data dari responden


mengenai informasi objek wisata. Dari hasil 66 responden banyak wisatawan
yang mengetahui objek wisata di kawasan ciwidey dari teman/keluarga sebesar
61 % atau sebanyak 40 orang. Selanjutnya mengetahui objek wisata melalui
media sosial sebanyak 29 % atau 29 orang.

Informasi objek wisata yang didapatkan dari teman atau keluarga dapat
juga berupa pemasaran mulut ke mulut atau Word of Mouth (WOM marketing)
dimana minat konsumen pada produk atau layanan perusahaan tercermin dalam
dialog sehari-hari mereka. Pada dasarnya, apakah ini adalah iklan gratis yang
dipicu oleh pengalaman pelanggan—dan biasanya, merupakan sesuatu yang
melampaui apa yang mereka harapkan dari bisnis tersebut. Word of
mouth digunakan untuk menggambarkan hasil dari strategi pemasaran yang
menyebabkan pelanggan dan target audiens bisnis mendiskusikan produk atau
layanan tertentu dalam percakapan sehari-hari.

Kesan Terhadap Tempat Wisata


5%

33%

62%

Sangat menarik dan unik


cukup menarik dan menyenangkan
biasa saja, tidak ada hal yang berbeda dengan tempat wisata lainnya
membosankan, kurang ragam atraksi wisata

Grafik 4.
Kesan Terhadap tempat Wisata
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021
Diagram diatas merupakan hasil pengolahan data dari responden
mengenai kesan terhadap tempat wisata. Dari 66 responden, wisatawan yang
berpendapat bahwa tempat wisata yang dikunjunginya cukup menarik dan
menyenangkan sebesar 62 % atau sebanyak 41 orang, sedangkan yang
berpendapat sangat menarik dan unik sebesar 33 % atau 22 orang. Dari 22
orang tersebut 9 orang berpendapat bahwa objek wisata kawah putih sangat
menarik dan unik.
Harga di Tempat Wisata
8%
15%

77%

murah sesuai mahal sangat mahal

Grafik 4.
Harga di Tempat Wisata
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021

Diagram diatas merupakan hasil pengolahan data dari responden


mengenai harga tiket masuk, harga makanan dan minuman dan harga lainnya
ketika berada ditempat wisata Kawasan Ciwidey. Dari 66 responden sebanyak
77 % atau 50 orang berpendapat bahwa harga di tempat wisata tersebut sesuai
denga napa yang mereka dapatkan. Resoponden yang berpendapat harganya
murah sebesar 15 % atau 10 orang dimana 2 orang berpendapat objek wisata
ranca upas memliki harga yang murah, dan 3 orang berpendapat Kebun teh
memliki harga yang murah.. Kemudian responden yang berpendapat bahwa
harga ditempat wisata tersebut mahal sebanyak 5 orang, 2 diantaranya memilih
kawah putih dengan tempat wisata yang mahal.
Tujuan berkunjung ke Kawasan
Ciwidey
3%

97%

rekreasi/liburan studi penelitian


mengunjungi keluarga pertemuan/Gathring

Grafik 4.
Tujuan berjunjung ke kawasan CIwidey
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021

Diagram diatas merupakan hasil pengolahan data dari responden


mengenai tujuan utama berkunjung ke kawasan ciwidey. Dari 66 responden
sebanyak 64 orang atau 97 % berpendapat bahwa tujuan kunjungan di kawsan
Ciwidey adalah untuk liburan dan rekreasi. Hal ini dikarenakan di kawasan
ciwidey banyak sekali objek wisata dengan jenis wisata yang beragam bahkan di
dalam dokumen RTRW Kabupaten Bandung tahun 2007- 2027 kawasan ciwidey
memiliki fungsi khusus yaitu pariwisata.
Minat dan Tujuan Wisatawan dalam Berwisata

3%

29%
41%

2%
2% 11%
6%
2% 2% 5%

Wisata Petualangan (Adventure)


Wisata Pertanian (Agritourism)
Wisata Permainan
Wisata Kapal Pesiar
Wisata Warisan & Budaya (Culture & Heritage)
Wisata Gelap (Dark Torusim) : mengunjungi obyek wisata bekas bencana alam atau Peperangan
Wisata Kuliner
Wisata Golf
Wisata Kesehatan & Kebugaran
Wisata Industri
Wisata Medis
Wisata Alam & Ekowisata
Wisata Religi
Wisata Belanja (Shopping)
Wisata Olahraga (Sport)
Wisata Sukarelawan (Voluntourism)
Wisata Anggur (Wine)

Grafik 4.
Minat dan Tujuan Wisatawan dalam Berwisata
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021
Pada diagram diatas merupakan hasil pengolahan data yang menunjukan
persentase minat dan tujuan wisatawan dalam berwisata. Dari hasil responden
dominan wisatawan memiliki minat dan tujuan dalam berwisata ke Ciwidey yaitu
pada jenis wisata petualangan sebanyak 27 responden atau 41% dari nilai total
keseluruhan jenis wisata. Dan pada posisi kedua yaitu jenis wisata alam &
ekowisata sebanyak 19 responden dengan proporsi sebesar 29%.
Bahwa banyak sekali berbagai macam jenis wisata yang disuguhkan
pada kawasan Ciwidey Kabupaten Bandung, seperti halnya wisata alam dan
petualangan yaitu yang berada di obyek wisata D’Riam dengan pesona alamnya
yang begitu mempesona dengan pemandangan perbukitan dan kekayaan
hutannya yang beragam serta limpahan air yang jernih dari berbagai penjuru
mata air. Maka hal tersebut menunjukan dengan mengetahui minat dan tujuan
wisatawan dalam strategi pemasaran membuat target serta tujuan tempat wisata
menjadi lebih terarah. Dan jika dilihat dari hasil responden maka perlu lebih
mengembangkan wisata ciwidey khususnya jenis wisata petualangan serta
wisata alam menjadi berkembang dan lebih ramai dikunjungi oleh para
wisatawan.

Waktu yang Tepat untuk Berwisata


Kembali di Kondisi Pandemi

27% 29%

17%
23%
5%

tidak ada masalah untuk dilakukan dalam waktu dekat


ketika WHO menyatakan secara resmi telah berakhir mas pandemi
setelah saya selesai di vaksi covid
setelah pemerintah ,emcabut pembatasan perjalanan/ karantina
pada kondidi laju infeksi corona di kota/ daearah tujuan sudah menurun

Grafik 4.
Waktu yang Tepat untuk Berwisata Kembali di Kondisi Pandemi
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021
Pada diagram diatas merupakan hasil pengolahan data yang menunjukan
persentase waktu yang tepat untuk berwisata kembali di kondisi pandemic. Dari
hasil responden bahwa dominan wisatawan memilih untuk berwisata tidak ada
masalah jika untuk dilakukan dalam waktu dekat dengan jumlah sebanyak 19
responden atau 29% dari total nilai keseluruhan. Dan pada posisi kedua yaitu jika
kondisi laju infeksi corona di kota/daerah sudah menurun dengan jumlah
sebanyak 18 responden atau proporsi sebesar 23%.
Pandemi Covid-19 memberikan insight bahwa terdapat dua segmen
pasar yang dapat diperhatikan yaitu orang-orang yang takut untuk melakukan
perjalanan wisata dan orang yang tidak taut dengan adanya isu covid-19.
Dengan adanya pandemic saat ini banyak kalangan mengalami kejenuhan
ditengah pembatasan sosial dan butuh merefresh kembali pikiran karena
melakukan kegiatan belajar, bekerja yang dilakukan di rumah atau biasa disebut
dengan work from home sehingga dari hasil responden sebagian besar
mengatakan tidak ada masalah untuk dilakukan dalam waktu dekat, khususnya
berwisata pada kawasan ciwidey yang merupakan tempat wisata yang bebas
akan ruang atau yang dominan memiliki wisata alam yang cukup banyak seperti
halnya obejk wisata D’Riam, ranca Upas, Palalagon Park dan masih banyak lagi.
Akan tetapi sebagian responden pun lebih memilih jika WHO menyatakan resmi
telah berakhir masa pandemic dan jika kondisi laju infeksi corona di kota/daerah
sudah menurun hal tersebut menunjukan bahwa akibat dari adanya covid-19
sektor pariwisata merupakan setkor yang paling terpuruk dibandingkan dengan
sektor lainnya yang mengalami kerugian yang sangat besar, namun dengan
adanya pandemic ini membuat banyak destinasi wisata untuk dapat istirahat
sejenak dan memberikan kesempatan kepada alam untuk memperbaiki dirinya.

Frekuensi perjalanan wisata

11%

44% 21%

24%

setidaknya seminggu sekali 2-3 kali dalam sebulan


sebulan sekali 2-3 kali dalam setahun
jarang

Grafik 4.
Frekuensi Perlajanan Wisata Ke Kawasan Ciwidey
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021
Pada diagram diatas merupakan hasil pengolahan data yang menunjukan
persentase Frekuensi perjalanan wisata. Dari hasil responden bahwa dominan
wisatawan jarang dalam melakukan perjalanan wisata yaitu jumlah sebanyak 29
responden atau 44% dari total nilai keseluruhan. Dan pada posisi kedua yaitu 2-3
kali dalam setahun frekuensi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata
dengan jumlah sebanyak 16 responden atau proporsi sebesar 24%. Terdapat
beberapa faktor frekuensi perjalanan wisata khususnya yang berada di kawasan
wisata ciwidey seperti daya tarik wisata, kemudahan berkunjung, harga. Jika
dilihat dari faktor kemudahan berkunjung bahwa sebagian besar responden yaitu
berdomisili di luar kabupaten bandung, sehingga frekuensi responden atau
wisatawan jarang karena wisata ciwidey yang berada di Kabupaten Bandung
memiliki jarak tempuh yang cukup jauh.

Upaya yang Harus diterapkan Oleh Pengelola


Obyek Wisata pada Masa Pandemi

17%
25%

16%

11% 25%
5%

pembatasan kapasitas pengunjung


mewajibkan penggunaan masker
persyaratan sertifikat vaksinasi covid-19
menyediakan pos pemeriksaan kesehatan & test PCR/ Antigen/Genose
Melakukan pemeriksaan suhu sebelum masuk objek wisata
melakukan disenfeksi berkala dalam objek wisata

Grafik 4.
Upaya yang harus diterapkan Oleh Pengelola Obyek Wisata Ciwidey pada Masa
Pandemi
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner , 2021
Pada diagram diatas merupakan hasil pengolahan data yang menunjukan
persentase Frekuensi upaya yang harus diterapkan oleh penngelola pbyek
wisata Ciwidey pada masa pandemi. Dari hasil responden bahwa dominan
wisatawan memilih mewajibkan penggunaan masker yaitu jumlah sebanyak 48
responden atau 25% dari total nilai keseluruhan dan memilih pembatasan
kapasitas pengunjung dengan jumlah sebanyak 48 responden atau proporsi
sebesar 25%. Dan posisi kedua melakukan disenfeksi berkala dalam objek
wisata dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Maka hal tersebut menjadi
masukan untuk para pengelola terhadap objek wisata yang berada di kawasan
ciwidey guna menjaga kesehatan dan keselamatan wisatawan dalam menikmati
berwisata.
DAFTAR PUSTAKA

May Sandy Br Ginting, I. M. (2015). ANALISIS SEGMENTASI PASAR WISATAWAN


MANCANEGARA. Jurnal IPTA, 98-101.

Sujai, M. (2017). Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Menarik. Kajian Ekonomi


Keuangan Vol 20 No. 1, 61-74.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten


Bandung Tahun 2017 - 2022

Anda mungkin juga menyukai