Anda di halaman 1dari 15

PT.

ANGKASA PURA II (PERSERO)


SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

BAB 3
PEKERJAAN TIANG PANCANG

3.1. PERSYARATAN UMUM


3.1.1. Umum
 Spesifikasi ini berhubungan dengan pekerjaan pembuatan tiang pancang antara lain
mobilisasi-demobilisasi peralatan, pengukuran. Pembuatan pemancangan, serta
pengujian beban (loading test) sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang
terkait.
 Kontraktor harus menunjuk Kontraktor khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Untuk itu Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan personil
berpengalaman yang dikuatkan dengan Daftar Riwayat Hidup. Selain itu Kontraktor
harus membuat Surat Pernyataan yang menjamin bahwa personil tersebut akan
selalu berada di proyek selama pekerjaan berlangsung.
 Kontraktor harus membuat Metode Pelaksanaan dengan memperhatikan kondisi
tanah dan air tanah, sifat dan jenis tanah dengan menggunakan peralatan dan
perlengkapannya yang sesuai dengan kondisi lapisan tanah setempat.
 Kontraktor harus melampirkan referensi proyek yang sudah dan sedang dikerjakan
utamanya referensi proyek yang memiliki kondisi tanah yang sejenis dengan proyek
ini.
 Kontraktor harus melampirkan piling records yang biasa digunakannya untuk proses
pencatatan pembuatan tiang pancang. Piling records tersebut merupakan suatu
formulir yang berisi hal-hal yang berhubungan proses pemancangan tiang pancang
seperti terurai dalam spesifikasi ini.
 Tiang Pancang yang digunakan adalah Tiang Pancang Spun Pile Diameter 500
mm dengan daya dukung 90 ton pada kedalaman 20m.
 Kedalaman tiang pancang yang tercantum dalam gambar struktur maupun dokumen
lainnya merupakan indikasi bagi Kontraktor dalam memperkirakan akhir
pemancangan yang diperoleh berdasarkan hasil penyelidikan tanah. Dengan
kedalaman rencana ini ditentukan daya dukung izin pondasi. Kontraktor wajib
melaksanakan pemancangan tiang sehingga memperoleh Daya Dukung Izin sesuai
dengan yang disyaratkan.

PT. INDULEXCO 3–1 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

3.1.2. Lingkup pekerjaan


1. Referensi
Untuk semua pekerjaan, bahan-bahannya harus dilaksanakan sesuai dengan. gambar,
Spesifikasi, dokumen kontrak harus sesuai dengan keinginan Pemberi
Tugas/Perencana. Bila diperlukan dapat mensyaratkan diterapkannya standard-
standard International yang berlaku untuk hat ini dan disetujui oleh Direksi MK. Semua
pekerjaan beton harus sesuai dengan spesifikasi PEKERJAAN BETON BERTULANG
(SNI 2003& Nl-2) kecuali bila ada perubahan-perubahan khusus yang akan disebutkan
kemudian.
2. Tenaga Kerja, Material Dan Peralatan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan semua
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemancangan tiang secara benar dan
aman, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini. Termasuk juga pekerjaan
persiapan seperti perkerasan permukaan tanah agar dapat dilalui oleh alat-alat berat
seperti mesin hidraulik, service crane, lain-lain. Kontraktor juga menjaga kebersihan
lokasi dan membuang segala bentuk material yang tidak terpakai ke luar lokasi proyek
sehingga lahan proyek selalu dalam kondisi bersih setiap saat.
3. Penyelidikan Tanah Tambahan Dan Lain-lain
Penyelidikan tanah tambahan terkait dengan air tanah atau survey hidrologi, jika
diperlukan oleh Kontraktor untuk menentukan dewatering karena data yang ada kurang
memadai menurut Kontraktor dapat dilakukan dengan biaya Kontraktor baik pada saat
pelelangan maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung.
4. Perizinan
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh izin yang berkaitan dengan pekerjaan
ini, sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan yang dapat
mempengaruhi jadwal kerja. Termasuk dalam hal ini adalah izin terhadap lingkungan
setempat, baik dengan aparat pemerintah, maupun izin dari masyarakat umum yang
mungkin akan mengalami gangguan baik langsung maupun tak langsung.
5. Pengukuran/Setting Out
Pekerjaan pengukuran sebelum pemancangan tiang dimulai, dimana hasil pengukuran
tersebut harus disampaikan kepada Konsultan MK dan pihak terkait untuk mendapatkan
persetujuan.
6. Gambar Kerja Shop-drawing

PT. INDULEXCO 3–2 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail sebelum pekerjaan dimulai,
termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan dan mendapatkan persetujuan dari
Konsultan MK.
7. Pemancangan Tiang Percobaan
Sebelum tiang dipancang, harus diberi tanda-tanda disepanjang tiang dengan interval 1
m, 50 cm, 25 cm untuk melihat panjang tiang yang terpancang, perhitungan zetting dan
lain-lain. Pemancangan baru boleh dilakukan bila umur beton sudah mencapal 28 hari.
Pemancangan harus dilakukan dengan teliti dan baik.
Alat pancang yang dipakai untuk melakukan haruslah alat pancang yang cukup baik,
mampu melakukan pemancangan dengan baik dan akan dipakal seterusnya untuk
pelaksanaan pemancangan-pemancangan tiang yang lain.
8. Kalendering Tiang Pancang Percobaan
Kalendering tiang pancang percobaan akan dipakai sebagai dasar penentuan daya
dukung tiang pancang berdasarkan dengan formula dinamis khusus Hydrolic dan
panjangnya tiang pancang Iebih lanjut. Posisi Alat horizontal sesuai dengan “Level
indicator”, mencatat semua data yang dibutuhkan pada piling record. Posisikan
“Hydraulic Cylinder”, dalam keadaan bebas dan “Pressing Box” diangkat pada posisi
bagian atas. Tiang diberi Skala (Marking) panjang setiap 50cm, untuk mengetahui
kedalam berapa tiang telah terpancang. Tiang diikat 1/3X Panjang tiang , diangkat dan
dimasukan ke dalam lubang sentral yang terdapat dalam “Clamping Box”. 4Unit
Clamping Cylinder diberi tekanan sehingga “Clamping Cylinder” menjepit tiang yang
terdapat pda lubang sentral “clamping box”. Kemudian diatur “Pressing Valve”,Pressing
Cylinder agar tiang pancang dalam keadaan terjepit oleh clamping cylinder kemudian
clamping box yang telah terjepit ditekan sehingga berakibat tiang dapat masuk ke dalam
tanah. Posisi tersebut dilakukan berulang-ulang. Apabila ada sambungan posisikan
bagian bawah ±75cm dari permukaan tanah dengan menggunakan batang selanjutnya.
Pekerjaan dilakukan terus menerus sampai pressing max yang dibutuhkan.
9. Evaluasi Percobaan
Hasil percobaan pemancangan akan dievaluasi oleh Direksi/Konsultan MK untuk
menentukan dan melihat daya dukung rencana tiang pancang dengan hasil daya
dukung lapangan yang diperoleh.
Atas dasar hasil tersebut, Direksi/Konsultan MK akan mengambil keputusan akan perlu
tidaknya mengadakan perubahan-perubahan dimensi/panjang tiang pancang dan
rencana semula. Hasilnya akan disampaikan kepada Pemborong.

PT. INDULEXCO 3–3 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Bilamana memang diperlukan, Direksi/Konsultan MK akan mengadakan perubahan-


perubahan dimensi yang dipandang perlu dari rencana asli. Semua biaya akibat
perubahan penambahan/pengurangan dan rencana semula akan diperhitungkan
kemudian oleh Direksi/Konsultan MK bersama-sama Pemborong yang didasarkan pada
volume tambah/kurang, harga satuan bahan dan upah yang telah disampaikan
Pemborong pada waktu Penawarannya.
10. Toleransi Ukuran
Ukuran panjang dan tiang pancang beton tidak boleh kurang dan panjang yang telah
ditetapkan. Ukuran penampang tiang pancang beton tidak boleh menyimpang dan
ketentuan; tidak boleh kurang dan ukuran penampang yang telah ditetapkan dalam
gambar kerja dan tidak boleh lebih besar 6 mm dan ukuran tersebut.
Permukaan sisi tiang tidak boleh cekung, cembung dan lain sebagainya lebih dan 6mm
untuk tiap 3 meter panjang dan dalam segala hal sumbu memanjang tiang pancang
tidak boleh lebih dan 12 mm terhadap sumbu garis lurus yang ditarik dan kedua
ujungnya. Direksi/Konsultan MK berhak menolak hasil ukuran diluar ketentuan di atas.
11. Masa Pengerasan dan Perawatan Beton
Setelah pengecoran selesai, Pemborong harus melindungi adukan yang belum
mengeras dari:
 Penyinaran Iangsung matahari
 Gangguan-gangguan, beban yang dapat merusak beton yang belum mengeras.
 Hujan
Beton harus dilindungi sebagaimana telah disebutkan. Sebelum beton mencapai
kekuatan T28 (beton umur 28 hari), tiang pancang tersebut tidak diperkenankan untuk
digeser, dibebani sehingga dapat menurunkan mutunya atau bahkan merusakkannya.
12. Pengangkatan dan Pengangkutan Tiang Pancang
Tiang pancang baru boleh digeser, diangkat dan diangkut setelah umur betonnya
mencapai 28 hari.
Pengangkatan harus dilakukan dengan hati-hati dan berencana untuk menjamin bahwa
tiang pancang tidak akan rusak cacat dan lain-lain pada waktu pengangkatan. Tidak
diperkenankan menggeser tiang pancang dengan mencongkel dan cara-cara lain yang
dianggap merusak tiang pancang.
Pengangkatan tiang pancang harus dilakukan dengan memakai peralatan yang
memadai. Tali yang dipakai untuk mengikat tiang haruslah tali baja (wire rope) dan tiang
harus diangkat pada titik angkatnya dimana sebelumnya telah dipersiapkan dan
diperhitungkan sebagaimana ditetapkan pada gambar kerja.

PT. INDULEXCO 3–4 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Pemborong harus menjaga agar tali-tali tidak bergeser dan titik angkat pada waktu
pengangkatan tiang.
Pada waktu pengangkatan dan pengangkutan tiang pancang, pemborong harus
menjaga agar tiang pancang tidak mengalami kejutan/hentakan-hentakan.
Pemborong harus menyediakan peralatan yang memadai agar dapat mengangkut tiang
pancang ke titik pancang dengan lancar dan aman.
13. Pemberian Tanda Tiang Pancang
Semua tiang pancang beton pra cetak harus mempunyai nomor referensi, panjang dan
lain-lain yang diatur sebagai berikut:
Setiap tiang pancang I (setengah panjang tiang) harus diberi tanda pada interval 100cm.
Setiap tiang pancang bagian II (setengah panjang tiang) harus diberi tanda pada interval
50 cm. Sistim ini berlaku pula bila tiang tanpa sambungan (20m).
14. Pemeriksaan dan Pencatatan
Semua tiang tanah kecuali, harus disertai pencatatan pemasangan dan awal sampai
akhir piling record). Semua tiang tanpa kecuali pada final test dilaksanakan kalendering.
Untuk tiang-tiang indikator final set 10 (sepuluh) pukulan terakhir tidak boleh melebihi
2,5 cm. Penetuan final test ini akan dievaluasi dan diberikan kemudian setelah semua
indikator piles dilaksanakan. Catatan dan berbagai kegiatan harus disampaikan dengan
duplikatnya kepada Direksi MK dalam jangka waktu 24 jam. Catatan asli yang masih
berupa tulisan tangan harus turut dilampirkan pula. Secara umum dapat diisyaratkan
bahwa Kontraktor harus memperoleh persetujuan Direksi MK sebelum memulal hal-hal
sebagai berikut:
a. Pengangkatan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
b. Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
c. Penghentian Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
d. Pengujian Tiang Pancang Beton Pra-Cetak (Loading test)
e. Penggambaran Kembali lokasi tiang terpancang, untuk pengecekan terhadap
melesetnya titik pancang terhadap Rencana.
15. As Built Drawing
Tahapan terakhir adalah melakukan pengukuran atas kedalaman tiang pancang yang
sudah dibuat. Hasil pengukuran harus dibuat dan disetujui oleh Konsultan MK dalam
bentuk As Built Drawing (ABD).

16. Pengujian Beban/Loading Test

PT. INDULEXCO 3–5 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Kontraktor harus melaksanakan percobaan pengujian beban (loading test) pada pondasi
yang jumlahnya ditentukan di dalam BQ. Cara pengujian yang ditawarkan adalah
dengan sistem Kentledge dan PDA dengan beban sesuai dengan spesifikasi teknis ini.

3.2. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR


3.2.1. Pengenalan Lapangan dan Kondisi Tanah
1. Pengenalan Lapangan
Kontraktor harus mengenal lapangan sebelum mengajukan penawaran yang antara lain
meliputi
a. Peil tanah asli dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
b. Keadaan/kondisi dan jenis lapisan-lapisan tanah.
c. Kedalaman muka air tanah.
d. Peralatan yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan, seperti prasarana pendukung
jalan sementara.
e. Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
2. Kondisi Tanah
Kondisi dan jenis tanah dapat dipelajari dari Laporan Penyelidikan Tanah yang sudah
dilaksanakan. Kontraktor harus mempelajari secara teliti hal ini, agar dapat menentukan
dengan pasti metode pelaksanaan yang tepat untuk pekerjaan ini. Selain itu perlu
diperhatikan juga kondisi jalan-Jalan umum, batasan-batasan beban jalan dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin mempengaruhi lancarnya transportasi/alat-
alat dari dan ke site. Untuk itu, Kontraktor wajib melakukan survey, sehingga penawaran
yang diajukan harus sudah mengantisipasi masalah ini.
3. Perbedaan Kondisi Lapangan Dan Rencana
Kontraktor wajib untuk memeriksa kondisi lapangan dengan gambar rencana dan
melaporkan secara tertulis jika dijumpai perbedaan antara kondisi lapangan dan rencana
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar.

3.2.2. Pengukuran Lapangan/Setting Out


1. Pengukuran Awal
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengukuran dengan
menggunakan tenaga pengukur yang teliti serta berpengalaman, untuk menentukan
posisi bangunan seperti yang direncanakan. Kontraktor wajib untuk melaporkan secara

PT. INDULEXCO 3–6 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

tertulis hasil pengukuran yang dilakukannya kepada Konsultan MK. Apabila ditemukan
perbedaan elevasi-elevasi/ukuran-ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam
gambar rencana maka Kontraktor wajib mendiskusikan perbedaan tersebut untuk
mendapatkan penyelesaian yang sesuai dengan yang rencana.
2. Gangguan
Kontraktor wajib untuk melaporkan segala hal yang terdapat di lokasi pekerjaan yang
diperkirakan akan mengganggu kelancaran pekerjaan secara tertulis kepada Konsultan
MK agar gangguan tersebut dapat diantisipasi secepatnya.
3. Fasilitas Umum Dan Lainnya
Jika di lapangan dijumpai fasilitas umum dan utilitas lainnya, maka Kontraktor wajib
untuk menjaga semua fasilitas tersebut agar tetap dapat berfungsi selama masa
pelaksanaan berlangsung. Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/memelihara
fasilitas/utilitas yang ada, termasuk memasang Kembali yang rusak karena kesalahan
Kontraktor, harus sudah diantisipasi pada saat penawaran pekerjaan dilakukan.

3.2.3. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang


1. Persetujuan Hasil Pengukuran Dan Gambar Kerja
Pekerjaan tiang pancang baru dapat dimulai setelah semua hasil pengukuran dan
gambar kerja disetujui dan disahkan oleh Konsultan MK.
2. Piling Records
Sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus mendiskusikan piling records
yang bentuk dan isinya harus disetujui oleh Konsultan MK. Piling record tersebut berisi
antara lain tentang
a. Lokasi dan penomoran titik tiang pancang termasuk posisi boring penyelidikan
tanah.
b. Ukuran tiang pancang.
c. Elevasi atas dan dasar tiang pancang dan level muka air tanah.
d. Jenis tanah, pada masing-masing kedalaman.
e. Waktu pelaksanaan dan lamanya pelaksanaan masing-masing tahap.
f. Pergeseran vertikal dan lateral, termasuk kelurusan dari tiang pancang.
g. Volume pancang teoritis dan volume pancang aktual.
h. Kedalaman rencana dan kedalaman aktual.
i. Lain-lain yang menjelaskan tentang hal spesifik yang mempengaruhi tiang pancang
tersebut.
3. Pemancangan Tiang

PT. INDULEXCO 3–7 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Selama melakukan pemancangan, Pemborong harus memperhatikan dan


menghindarkan segala penyimpangan yang mungkin terjadi, menyimpang dan rencana,
seperti yang ditentukan dalam gambar. Apabila terjadi penyimpangan dan titik rencana,
rotasi dan lain-lain, pemborong harus segera melakukan usaha untuk koreksi agar tiang
pancang terjamin secara teliti dipancang pada posisi dan rencana yang benar.
Bilamana kepala tiang mengalami kerusakan pada waktu pemancangan, Pemborong
harus segera melaporkannya pada Direksi/Konsultan MK untuk menentukan langkah-
langkah yang harus dilakukan Pemborong selanjutnya.
Pada waktu pemancangan, Pemborong harus melindungi kepala tiang pancang dengan
pile cap dan cushion block untuk menjaga agar kepala tiang tidak rusak pada waktu
pemancangan. Ukuran pile cap dan cushion block harus direncanakan sedemikian
sesuai dengan ukuran tiang yang akan dipancang.
Pile cap dibuat dan pelat baja tebal 15 mm sedangkan cushion block dan kayu keras
yang baik dengan ketebalan minimum 5 cm tarus secara teratur diganti dengan yang
baru.
4. Alat Pancang /Hydraulic jacking
Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sehingga semua
persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman rencana harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan MK terlebih dahulu. Alat pancang harus
dilengkapi dengan Ladder yang cukup panjang dan dapat digerakkan secara hydraulic
atau mekanis untuk dapat memancang.
Bilamana ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi batas-batas toleransi yang
diperkenankan, Pemborong harus memperbaiki, memperkuat, menambah tiang dan lain-
lain atas biaya sendiri.
5. Kalendering/Driving Records
Selama pemancangan Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan
(kalendering) untuk masing-masing tiang, yang disampaikan kepada Direksi/Konsultan
MK untuk dievaluasi.
Pencatatan meliputi:
a. Nomor tiang
b. Panjang (meter)
c. Ukuran penampang (cm x cm atau cm)
d. Type Hydrolic
e. Berat Ram

PT. INDULEXCO 3–8 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

f. Elevasi dasar tanah pada titik pancang


g. Tiang masuk tanpa dipukul
h. Final set per interval jumlah pukulan atau seMedan Baruknya (jumlah pukulan per
100 cm, 50 cm, 25 cm)
i. Total set (benaman M cm)
j. Rebound (cm)
k. Tinggi jatuh Hammer (m)
l. Penyimpangan posisi/kemiringan tiang dan rencana
m. Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan.
n. Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula
Setiap lapisan harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/Konsultan MK.
6. Penghentian Pemancangan (Refusal)
Kecuali ditentukan lain atas dasar percobaan pembebanan dan/atau perintah tertulis dan
Direksi/Konsultan MK, Pemborong baru boleh menghentikan pemancangan apabila
telah dicapai final set akhir (Refusal) S-1 = 0,15 cm per penekanan. S (Final set)
dihitung, setelah dilakukan 3 seri penekanan @ 10 kali tekanan (S-I 0) dan harga
masing-masing satu sama lain perbedaannya tidak lebih 10%,maka harga S-I adalah
harga rata-rata final set untuk satu pukulan dan S-10 yang terkecil.
Ketentuan S-1 tersebut adalah atas dasar bila peralatan Hammer yang dipakai
mempunyai ketentuan seperti pada ayat 14. Bila dipakai Hammer dengan berat Ram,
tinggi jatuh (stoke) dan besar rebound (elastic compression) yang berbeda beda, harga
S-1 dapat berubah lebih besar atau lebih kecil. Segala perubahan harus berdasarkan
analisa atas petunjuk dan persetujuan Direksi/Konsultan Peñgawas.
Untuk itu sebelum, sewaktu dan setelah pemancangan, pemborong harus senantiasa
berhubungan dengan Direksi/Konsultan MK untuk mendapat petunjuk-petunjuknya.
7. Pemancangan yang Tidak Selesai
Apabila pemancangan ini tidak sesuai dengan standard ketentuan karena sesuatu
alasan maka tiang pancang ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan Kontraktor
harus mengganti tiang pancang tersebut dengan tiang pancang baru yang letaknya akan
ditentukan. Semua risiko akibat hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk
mencegah hal tersebut maka Kontraktor sudah harus, dapat memperkirakan jumlah
volume tiang pancang yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengantinya.
8. Volume Tiang Pancang.
Apabila temyata volume aktual yang terpancang lebih kecil dari volume teoritis, maka
Kontraktor wajib mencari penyebabnya agar dapat dipastikan kualitas tiang pancang

PT. INDULEXCO 3–9 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

tersebut. Bila diperlukan, maka Kontraktor wajib melaksanakan pengujian kualitas tiang
pancang sehingga diperoleh kepastian. Bila tidak diperoleh kesepakatan tentang
penyebabnya, dan jika hasil pengujian tidak dapat diterima, maka Kontraktor wajib
mengganti tiang pancang tersebut dengan tiang pancang pengganti dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sedangkan biaya pengujian menjadi
tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil uji yang diperoleh.

9. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan


Jika tiang pancang uji pendahuluan (preliminary test) gagal memenuhi persyaratan
maka pemancangan semua tiang pancang terpakai harus ditunda sampai
pemberitahuan lebih lanjut. Kontraktor harus segera menanamkan pada penyelidikan
(investigator robe) pada jarak sekitar 2 m dan tiang pancang yang bersangkutan dan
mengambil contoh tanam “undisturbed” pada interval 2 m sepanjang jarak 6 m dibawah
ketinggian.
Bila tiang pancang uji pendahuluan gagal melalui beban yang lebih rendah dan pada
ditetapkan dan ternyata kondisi batang dan kaki pondasi (toe)nya terbukti berkualitas
baik, maka kontraktor harus segera menyampaikan laporan pada Direksi/MK yang
memerinci pemecahan yang diusulkan.
Direksi MK kemudian akan mengambil keputusan apakah akan menanam dan menguji
tiang pancang uji pendahuluan lain yang lebih panjang atau bergaris tengah lebih besar
atau merubah rencana perletakan tiang pancang untuk menghasilkan beban kerja yang
lebih kecil pada tiang pancang. Bila tiang pancang terpakai gagal dalam pembuktian
maka Kontraktor harus segera memberitahukan Direksi MK Pengawas dan tanpa
dengan ditunda-tunda melakukan pengujian-pengujian pembuktian pada tiang pancang
terpakai yang bersebelahan. Kemudian penyerahan kedua laporan pengujian tersebut
pada Direksi MK. Pemancangan tiang sesudah ditemukan kegagalan pada pengujian
pembuktian akan menjadi tanggungan kontraktor. Jika proving test gagal, maka
penyebab kegagalan akan diteliti. Jika terbukti kesalahan ada pada pihak Kontraktor
maka semua biaya tambahan (penambahan tiang, pembesaran pile cap, loading test
tambahan dan lain-lain) menjadi tanggung jawab Kontraktor meskipun pekerjaan
tersebut sudah mendápat persetujuan Direksi MK.
Jika kalendering tidak terpenuhi, padahal panjang tiang sudah melebihi 20 m, maka
harus dilakukan pekerjaan dolli tiang pancang. Bila terjadi kegagalan tiang (patah, retak
dan kerusakan saat dipancang) maka perlu dilaporkan ke Direksi /MK untuk

PT. INDULEXCO 3 – 10 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

mendapatkan penyelesaian secara teknis, bila perlu penambahan penyelesaian poer


maka segala biaya tetap menjadi beban Kontraktor.
10. Kondisi Tanah yang Sulit
Jika ternyata dijumpai kondisi tanah yang sulit seperti terdapat lubang pada tanah, maka
Kontraktor wajib mengusulkan cara untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan
menggunakan material grouting. Semua ini harus dipertimbangkan pada saat
penawaran dilakukan.

11. Pemotongan Kepala Tiang


Tahap kelima adalah pemotongan kepala tiang pancang. Kepala tiang pancang harus
dipotong sampai mencapai Cut Off Level (COL). yang harus diperhatikan adalah bahwa
tiang pancag harus mempunyai tulangan yang lebih tinggi dari COL, yang jika tidak
disebutkan secara jelas dalam gambar, harus disediakan minimal 40 x diameter
tulangan. Pemotongan kepala tiang harus dilakukan dengan sangat hati-hati, sehingga
permukaan beton pada COL mempunyai mutu yang tetap baik
12. Pelaksanaan Yang Tidak Sesuai Dengan Rencana
Jika terjadi kekeliruan dalam pemancangan tiang, misalnya elevasi permukaan tiang
yang lebih rendah daripada yang diinginkan maka Kontraktor wajib melakukan perbaikan
sesuai sehingga sesuai dengan elevasi yang diinginkan,. Demikian juga untuk
kekeliruan lainnya, harus diperbaiki setelah mendapatkan penyelesaian dari MK. Semua
biaya yang timbul menjadi tanggungjawab Kontraktor.

3.2.4. Gambar Kerja dan Urutan Pembuatan Tiang Pancang


1. Nomor Referensi
Sebelum pekerjaan pembuatan tiang pancang dilakukan Kontraktor wajib membuat
nomor referensi dari semua tiang pancang berikut urut-urutan rencana pembuatannya
dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Tiang pancang tersebut diberi
nomor referensi yang mudah dilacak, misalnya dengan mencantumkan as-as bangunan
pada nomor referensi tiang.
2. Urutan Pembuatan Tiang Pancang
Pekerjaan pembuatan tiang pancang harus diatur secara baik, agar tidak mengalami
kesulitan pada akhir pelaksanaan, seperti lokasi tiang pancang tidak dapat dicapai oleh
mobil crane akibat urutan tidak direncanakan secara baik.

PT. INDULEXCO 3 – 11 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

3.2.5. Material Sisa Pekerjaan


Material galian yang terjadi akibat pemancangan dan pembobokan kepala tiang harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.Apabila menurut Konsultan MK material tersebut
mengganggu kelancaran pekerjaan, maka material tersebut harus segera dibuang walaupun
pekerjaan tiang pancang belum selesai. Tempat pembuangan akan ditentukan pada saat
pelelangan, dan jika tidak ditentukan maka Kontraktor harus mencari sendiri tempat
pembuangan tersebut. Dalam penawaran Kontraktor sudah harus memperhitungkan hal ini.

3.3. SCHEDULE DATA TEKNIS DAN MATERIAL


3.3.1. Propertis Tiang Pancang
Tiang pancang yang digunakan pada Bangunan Terminal Ultimate PKU adalah tiang Pancang
yang digunakan adalah Tiang Pancang Spun Pile Diameter 500 mm.
Kedalaman tiang pancang yang tercantum dalam gambar struktur merupakan indikasi bagi
Kontraktor dalam memperkirakan akhir pemancangan yang diperoleh berdasarkan basil
penyelidikan tanah. Dengan kedalaman rencana ini ditentukan daya dukung izin pondasi.
Kontraktor wajib melaksanakan pemancangan tiang sehingga memperoleh Daya Dukung Izin
sesuai dengan yang disyaratkan.

3.3.2. Toleransi Posisi Tiang Pancang


Pemancangan harus melakukan pemancangan dengan teliti sesuai dengan persyaratan dalam
gambar kerja. Penempatan tiang pada posisinya harus dilakukan dengan teliti dan harus
memakal alat theodoilt. Toleransi yang dapat diterima adalah :
a. Kepala tiang menyimpang maksimum 5 cm dan pusat sebagaimana ditunjukan dalam
gambar kerja, ke segala arah.
b. Inklinasi terhadap sumbu rencana dan gambar, kesegala arah 1 : 100.
Bilamana penyimpangan melebihi harga-harga diatas, pemancang harus mengajukan
rencana perbaikan kepada Direksi/Konsultan MK dalam melaksanakannya atas biaya
Pemancangan sendiri.

3.4. TESTING DAN COMMISSIONING


3.4.1. Percobaan Pembebanan/Loading Test
1. Cara Pengujian

PT. INDULEXCO 3 – 12 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

Pengujian beban harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini. Kontraktor harus mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan
untuk dapat melakukan pengujian ini, termasuk segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan ini, seperti izin, mengamankan lokasi di sekitar titik pengujian dll.
2. Alat Penguji
a. Pendukung Beban.
Kontraktor harus memastikan bahwa semua alat pendukung beban harus berada
pada posisi yang baik dan stabil, sehingga pada saat beban bekerja tetap dalam
kondisi stabil. Kalau kondisi tanah tidak memadai, maka pendukung beban harus
didukung oleh tiang Pancang lain.. agar tidak mengalami penurunan yang dapat
mempengaruhi stabilitas.
b. Balok Referensi Semua balok referensi harus ditunjang secara mandiri dengan
penumpu yang kokoh dan stabil. Jarak bebas antara penumpu dengan tiang
percobaan harus lebih besar dari 2.50 meter. Salah satu penumpu harus dilas
dengan balok referensi dan penumpu lainnya harus bebas memuai dan menyusut.
Balok referensi harus cukup kaku agar tidak melendut secara berlebihan dan harus
diikat secara melintang untuk menghindari defleksi lateral.
c. Test Beam (Balok penguji).
Balok penguji harus terbuat dari baja yang kokoh dan ditempatkan di atas base
plate. Balok penguji tersebut didukung oleh penumpu dengan jarak bebas yang
cukup di antara base plate dan bidang dasar balok pengujian. Balok penguji
ditempatkan di atas tiang Pancang yang akan dibebani. Jarak bebas tersebut
diperlukan untuk penempatan test jack, bearing plate dan instrumentasi lainnya.
Suatu platform penumpu beban harus ditempatkan di atas balok penguji.Jarak bebas
antara dukungan platform dengan tiang Pancang percobaan sekurang-kurangnya
ialah 1.50 meter.Platform sekurang-kurangnya harus dapat menampung beban
sebesar 10% diatas beban rencana maksimum.
d. Jack Hidrolis.
Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui besarnya
terhadap tiang pancang harus dibuat sedemikian rupa hingga beban dapat bekerja
aksial menurut sumbu tiang guna menghindari pembebanan eksentris.Jack hidrolis
tersebut harus memiliki sertifikat kalibrasi yang menyatakan bahwa alat tersebut
sudah ditera dan dalam kondisi layak untuk digunakan. Suatu test plate baja dengan
tebal minimum 25 mm harus dipasang di atas pile cap/poer guna mendapatkan
dukungan penuh. Ukuran test plate tidak boleh lebih kecil dari pada ukuran kepala

PT. INDULEXCO 3 – 13 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

tiang pancang dan juga tidak boleh lebih kecil dari pada dasar Jackram hidrolis. Test
plate tersebut diatas harus dipasang diatas pile cap dengan grout berkekuatan tinggi
yang cepat mengeras. Test plate harus dipasang secara centris terhadap tiang
Pancang dan tegak lurus pada sumbu memanjang tiang. Ram jack hidrolis harus
diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing plate baja diantara bidang
atas jack ram dan bidang dasar test beam. Bearing plate harus mempunyai ukuran
cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar test beam sebaik-
baiknya.Pompa Jack hidrolis harus mempunyai pengatur otomatis untuk menjaga
tetapnya besar beban pada waktu terjadi penurunan tiang.
e. Beban Percobaan.
Beban percobaan harus ditempatkan secara baik dan simetris terhadap tiang yang
akan diuji. Beban percobaan yang disediakan harus lebih besar 10% dari beban
maksimum rencana. Beban tersebut dapat terbuat dari blok-blok beton, tiang
pancang atau material lain.
f. Dial Gauge.
Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran penurunan yang terjadi pada saat
beban bekerja pada tiang Pancang. Dial Gauge harus dikalibrasi untuk memastikan
bahwa alat tersebut layak digunakan untuk pengujian. Kapasitas Dial Gauge yang
digunakan minimum 50 mm dengan ketelitian 0.01 mm. Posisi dial gage harus
ditempelkan pada tiang Pancang yang diuji dan dihubungkan dengan balok
referensi. Minimum digunakan 4 buah Dial Gauge yang dipasang pada 4 posisi yang
berbeda dan tegak lurus satu terhadap lainnya (posisi Utara-Selatan-Timur-Barat).
3. Pengujian Pembuktian Aksial Atau Axial Proving Test
Pengujian ini harus dilakukan pada tiang pancang yang diragukan kesempurnaannya
baik dari kapasitas daya dukungnya, maupun dari segi kualitas tiang Pancang sendiri.
Tiang Pancang yang akan diuji akan ditentukan oleh MK jika jumlah tiang terpancang
dianggap cukup. jumlah tiang pancang yang diuji ditentukan dalam BQ, dan jika tidak
ditentukan secara khusus, berarti jumlah yang diuji adalah 1% dari jumlah keseluruhan
tiang Pancang. Beban maksimum yang bekerja adalah 200% dari Pall.
4. Pengujian Pembuktian Lateral Atau Lateral Loading Test
Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran asumsi respons tiang Pancang
dan tanah di sekitar tiang Pancang terhadap suatu pembebanan lateral.Persyaratan
mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 3966-81.jumlah Pengujian Lateral ini
ditentukan di dalam BQ, dan jika tidak disebutkan secara khusus. maka Kontraktor di
dalam penawarannya harus menawarkan jumlah pengujian lateral sebesar 0.5% dari

PT. INDULEXCO 3 – 14 Pekerjaan Tiang Pancang


PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Gedung 600 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Perencanaan Perluasan Terminal Ultimate PKU
TANGERANG
(Tahap I stage 1)

jumlah total tiang pancang. Tiang Pancang yang akan diuji ditentukan setelah
pemancangan mencapai jumlah tertentu.
5. Pengujian Dengan Pile Driving Analysis (PDA)
Pengujian dengan metode ini merupakan suatu alternatif dan dilaksanakan jika disetujui
oleh MK dengan catatan pengujian dengan Axial Proving Test tetap harus dilakukan
dalam jumlah yang ditentukan oleh MK. pengujian ini dilakukan untuk membuktikan daya
dukung dari tiang pancang dengan menggunakan bantuan peralatan
elektronik/komputer. Kontraktor harus menyajikan laporan secara lengkap dan detail
hasil uji dengan metode ini.
6. Pencatatan Hasil Pengujian
Hasil pengujian harus disampaikan kepada Konsultan MK dalam waktu 24 jam setelah
pengujian selesai. Hasil-hasil tersebut harus mengikuti sertakan data-data sebagai
berikut
 Nomor Referensi Tiang Pancang.
 Kedalaman ujung Tiang Pancang.
 Nomor referensi Tiang Pancang penyelidikan tanah terdekat.
 Tanggal pembuatan tiang Pancang.
 Kedudukan akhir dari tiang Pancang.
 Data tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan.
 Grafik beban/settlement.
 Grafik beban/waktu.
 Grafik settlement/waktu.
 Beban kerja yang disyaratkan untuk tiang Pancang
 Settlement total pada ujung tiang Pancang akibat beban kerja (dari data pengujian).

PT. INDULEXCO 3 – 15 Pekerjaan Tiang Pancang

Anda mungkin juga menyukai