BAB 3
PEKERJAAN TIANG PANCANG
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail sebelum pekerjaan dimulai,
termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan dan mendapatkan persetujuan dari
Konsultan MK.
7. Pemancangan Tiang Percobaan
Sebelum tiang dipancang, harus diberi tanda-tanda disepanjang tiang dengan interval 1
m, 50 cm, 25 cm untuk melihat panjang tiang yang terpancang, perhitungan zetting dan
lain-lain. Pemancangan baru boleh dilakukan bila umur beton sudah mencapal 28 hari.
Pemancangan harus dilakukan dengan teliti dan baik.
Alat pancang yang dipakai untuk melakukan haruslah alat pancang yang cukup baik,
mampu melakukan pemancangan dengan baik dan akan dipakal seterusnya untuk
pelaksanaan pemancangan-pemancangan tiang yang lain.
8. Kalendering Tiang Pancang Percobaan
Kalendering tiang pancang percobaan akan dipakai sebagai dasar penentuan daya
dukung tiang pancang berdasarkan dengan formula dinamis khusus Hydrolic dan
panjangnya tiang pancang Iebih lanjut. Posisi Alat horizontal sesuai dengan “Level
indicator”, mencatat semua data yang dibutuhkan pada piling record. Posisikan
“Hydraulic Cylinder”, dalam keadaan bebas dan “Pressing Box” diangkat pada posisi
bagian atas. Tiang diberi Skala (Marking) panjang setiap 50cm, untuk mengetahui
kedalam berapa tiang telah terpancang. Tiang diikat 1/3X Panjang tiang , diangkat dan
dimasukan ke dalam lubang sentral yang terdapat dalam “Clamping Box”. 4Unit
Clamping Cylinder diberi tekanan sehingga “Clamping Cylinder” menjepit tiang yang
terdapat pda lubang sentral “clamping box”. Kemudian diatur “Pressing Valve”,Pressing
Cylinder agar tiang pancang dalam keadaan terjepit oleh clamping cylinder kemudian
clamping box yang telah terjepit ditekan sehingga berakibat tiang dapat masuk ke dalam
tanah. Posisi tersebut dilakukan berulang-ulang. Apabila ada sambungan posisikan
bagian bawah ±75cm dari permukaan tanah dengan menggunakan batang selanjutnya.
Pekerjaan dilakukan terus menerus sampai pressing max yang dibutuhkan.
9. Evaluasi Percobaan
Hasil percobaan pemancangan akan dievaluasi oleh Direksi/Konsultan MK untuk
menentukan dan melihat daya dukung rencana tiang pancang dengan hasil daya
dukung lapangan yang diperoleh.
Atas dasar hasil tersebut, Direksi/Konsultan MK akan mengambil keputusan akan perlu
tidaknya mengadakan perubahan-perubahan dimensi/panjang tiang pancang dan
rencana semula. Hasilnya akan disampaikan kepada Pemborong.
Pemborong harus menjaga agar tali-tali tidak bergeser dan titik angkat pada waktu
pengangkatan tiang.
Pada waktu pengangkatan dan pengangkutan tiang pancang, pemborong harus
menjaga agar tiang pancang tidak mengalami kejutan/hentakan-hentakan.
Pemborong harus menyediakan peralatan yang memadai agar dapat mengangkut tiang
pancang ke titik pancang dengan lancar dan aman.
13. Pemberian Tanda Tiang Pancang
Semua tiang pancang beton pra cetak harus mempunyai nomor referensi, panjang dan
lain-lain yang diatur sebagai berikut:
Setiap tiang pancang I (setengah panjang tiang) harus diberi tanda pada interval 100cm.
Setiap tiang pancang bagian II (setengah panjang tiang) harus diberi tanda pada interval
50 cm. Sistim ini berlaku pula bila tiang tanpa sambungan (20m).
14. Pemeriksaan dan Pencatatan
Semua tiang tanah kecuali, harus disertai pencatatan pemasangan dan awal sampai
akhir piling record). Semua tiang tanpa kecuali pada final test dilaksanakan kalendering.
Untuk tiang-tiang indikator final set 10 (sepuluh) pukulan terakhir tidak boleh melebihi
2,5 cm. Penetuan final test ini akan dievaluasi dan diberikan kemudian setelah semua
indikator piles dilaksanakan. Catatan dan berbagai kegiatan harus disampaikan dengan
duplikatnya kepada Direksi MK dalam jangka waktu 24 jam. Catatan asli yang masih
berupa tulisan tangan harus turut dilampirkan pula. Secara umum dapat diisyaratkan
bahwa Kontraktor harus memperoleh persetujuan Direksi MK sebelum memulal hal-hal
sebagai berikut:
a. Pengangkatan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
b. Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
c. Penghentian Pemacangan Tiang Pancang Beton Pra-Cetak.
d. Pengujian Tiang Pancang Beton Pra-Cetak (Loading test)
e. Penggambaran Kembali lokasi tiang terpancang, untuk pengecekan terhadap
melesetnya titik pancang terhadap Rencana.
15. As Built Drawing
Tahapan terakhir adalah melakukan pengukuran atas kedalaman tiang pancang yang
sudah dibuat. Hasil pengukuran harus dibuat dan disetujui oleh Konsultan MK dalam
bentuk As Built Drawing (ABD).
Kontraktor harus melaksanakan percobaan pengujian beban (loading test) pada pondasi
yang jumlahnya ditentukan di dalam BQ. Cara pengujian yang ditawarkan adalah
dengan sistem Kentledge dan PDA dengan beban sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
tertulis hasil pengukuran yang dilakukannya kepada Konsultan MK. Apabila ditemukan
perbedaan elevasi-elevasi/ukuran-ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam
gambar rencana maka Kontraktor wajib mendiskusikan perbedaan tersebut untuk
mendapatkan penyelesaian yang sesuai dengan yang rencana.
2. Gangguan
Kontraktor wajib untuk melaporkan segala hal yang terdapat di lokasi pekerjaan yang
diperkirakan akan mengganggu kelancaran pekerjaan secara tertulis kepada Konsultan
MK agar gangguan tersebut dapat diantisipasi secepatnya.
3. Fasilitas Umum Dan Lainnya
Jika di lapangan dijumpai fasilitas umum dan utilitas lainnya, maka Kontraktor wajib
untuk menjaga semua fasilitas tersebut agar tetap dapat berfungsi selama masa
pelaksanaan berlangsung. Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/memelihara
fasilitas/utilitas yang ada, termasuk memasang Kembali yang rusak karena kesalahan
Kontraktor, harus sudah diantisipasi pada saat penawaran pekerjaan dilakukan.
tersebut. Bila diperlukan, maka Kontraktor wajib melaksanakan pengujian kualitas tiang
pancang sehingga diperoleh kepastian. Bila tidak diperoleh kesepakatan tentang
penyebabnya, dan jika hasil pengujian tidak dapat diterima, maka Kontraktor wajib
mengganti tiang pancang tersebut dengan tiang pancang pengganti dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sedangkan biaya pengujian menjadi
tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil uji yang diperoleh.
Pengujian beban harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini. Kontraktor harus mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan
untuk dapat melakukan pengujian ini, termasuk segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan ini, seperti izin, mengamankan lokasi di sekitar titik pengujian dll.
2. Alat Penguji
a. Pendukung Beban.
Kontraktor harus memastikan bahwa semua alat pendukung beban harus berada
pada posisi yang baik dan stabil, sehingga pada saat beban bekerja tetap dalam
kondisi stabil. Kalau kondisi tanah tidak memadai, maka pendukung beban harus
didukung oleh tiang Pancang lain.. agar tidak mengalami penurunan yang dapat
mempengaruhi stabilitas.
b. Balok Referensi Semua balok referensi harus ditunjang secara mandiri dengan
penumpu yang kokoh dan stabil. Jarak bebas antara penumpu dengan tiang
percobaan harus lebih besar dari 2.50 meter. Salah satu penumpu harus dilas
dengan balok referensi dan penumpu lainnya harus bebas memuai dan menyusut.
Balok referensi harus cukup kaku agar tidak melendut secara berlebihan dan harus
diikat secara melintang untuk menghindari defleksi lateral.
c. Test Beam (Balok penguji).
Balok penguji harus terbuat dari baja yang kokoh dan ditempatkan di atas base
plate. Balok penguji tersebut didukung oleh penumpu dengan jarak bebas yang
cukup di antara base plate dan bidang dasar balok pengujian. Balok penguji
ditempatkan di atas tiang Pancang yang akan dibebani. Jarak bebas tersebut
diperlukan untuk penempatan test jack, bearing plate dan instrumentasi lainnya.
Suatu platform penumpu beban harus ditempatkan di atas balok penguji.Jarak bebas
antara dukungan platform dengan tiang Pancang percobaan sekurang-kurangnya
ialah 1.50 meter.Platform sekurang-kurangnya harus dapat menampung beban
sebesar 10% diatas beban rencana maksimum.
d. Jack Hidrolis.
Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui besarnya
terhadap tiang pancang harus dibuat sedemikian rupa hingga beban dapat bekerja
aksial menurut sumbu tiang guna menghindari pembebanan eksentris.Jack hidrolis
tersebut harus memiliki sertifikat kalibrasi yang menyatakan bahwa alat tersebut
sudah ditera dan dalam kondisi layak untuk digunakan. Suatu test plate baja dengan
tebal minimum 25 mm harus dipasang di atas pile cap/poer guna mendapatkan
dukungan penuh. Ukuran test plate tidak boleh lebih kecil dari pada ukuran kepala
tiang pancang dan juga tidak boleh lebih kecil dari pada dasar Jackram hidrolis. Test
plate tersebut diatas harus dipasang diatas pile cap dengan grout berkekuatan tinggi
yang cepat mengeras. Test plate harus dipasang secara centris terhadap tiang
Pancang dan tegak lurus pada sumbu memanjang tiang. Ram jack hidrolis harus
diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing plate baja diantara bidang
atas jack ram dan bidang dasar test beam. Bearing plate harus mempunyai ukuran
cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar test beam sebaik-
baiknya.Pompa Jack hidrolis harus mempunyai pengatur otomatis untuk menjaga
tetapnya besar beban pada waktu terjadi penurunan tiang.
e. Beban Percobaan.
Beban percobaan harus ditempatkan secara baik dan simetris terhadap tiang yang
akan diuji. Beban percobaan yang disediakan harus lebih besar 10% dari beban
maksimum rencana. Beban tersebut dapat terbuat dari blok-blok beton, tiang
pancang atau material lain.
f. Dial Gauge.
Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran penurunan yang terjadi pada saat
beban bekerja pada tiang Pancang. Dial Gauge harus dikalibrasi untuk memastikan
bahwa alat tersebut layak digunakan untuk pengujian. Kapasitas Dial Gauge yang
digunakan minimum 50 mm dengan ketelitian 0.01 mm. Posisi dial gage harus
ditempelkan pada tiang Pancang yang diuji dan dihubungkan dengan balok
referensi. Minimum digunakan 4 buah Dial Gauge yang dipasang pada 4 posisi yang
berbeda dan tegak lurus satu terhadap lainnya (posisi Utara-Selatan-Timur-Barat).
3. Pengujian Pembuktian Aksial Atau Axial Proving Test
Pengujian ini harus dilakukan pada tiang pancang yang diragukan kesempurnaannya
baik dari kapasitas daya dukungnya, maupun dari segi kualitas tiang Pancang sendiri.
Tiang Pancang yang akan diuji akan ditentukan oleh MK jika jumlah tiang terpancang
dianggap cukup. jumlah tiang pancang yang diuji ditentukan dalam BQ, dan jika tidak
ditentukan secara khusus, berarti jumlah yang diuji adalah 1% dari jumlah keseluruhan
tiang Pancang. Beban maksimum yang bekerja adalah 200% dari Pall.
4. Pengujian Pembuktian Lateral Atau Lateral Loading Test
Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran asumsi respons tiang Pancang
dan tanah di sekitar tiang Pancang terhadap suatu pembebanan lateral.Persyaratan
mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 3966-81.jumlah Pengujian Lateral ini
ditentukan di dalam BQ, dan jika tidak disebutkan secara khusus. maka Kontraktor di
dalam penawarannya harus menawarkan jumlah pengujian lateral sebesar 0.5% dari
jumlah total tiang pancang. Tiang Pancang yang akan diuji ditentukan setelah
pemancangan mencapai jumlah tertentu.
5. Pengujian Dengan Pile Driving Analysis (PDA)
Pengujian dengan metode ini merupakan suatu alternatif dan dilaksanakan jika disetujui
oleh MK dengan catatan pengujian dengan Axial Proving Test tetap harus dilakukan
dalam jumlah yang ditentukan oleh MK. pengujian ini dilakukan untuk membuktikan daya
dukung dari tiang pancang dengan menggunakan bantuan peralatan
elektronik/komputer. Kontraktor harus menyajikan laporan secara lengkap dan detail
hasil uji dengan metode ini.
6. Pencatatan Hasil Pengujian
Hasil pengujian harus disampaikan kepada Konsultan MK dalam waktu 24 jam setelah
pengujian selesai. Hasil-hasil tersebut harus mengikuti sertakan data-data sebagai
berikut
Nomor Referensi Tiang Pancang.
Kedalaman ujung Tiang Pancang.
Nomor referensi Tiang Pancang penyelidikan tanah terdekat.
Tanggal pembuatan tiang Pancang.
Kedudukan akhir dari tiang Pancang.
Data tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan.
Grafik beban/settlement.
Grafik beban/waktu.
Grafik settlement/waktu.
Beban kerja yang disyaratkan untuk tiang Pancang
Settlement total pada ujung tiang Pancang akibat beban kerja (dari data pengujian).