Anda di halaman 1dari 43

MATERI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA
KELAS IX

GURU PENGAJAR
ASMAH, S. Pd.

NAMA : MARDIYA HAYATI


KELAS : IX QIRA’AT 1

MTsN KOTA BIMA


TAHUN AJARAN 2022/2023
MATERI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
KELAS IX

GURU PENGAJAR
ASMAH, S. Pd.

NAMA : FATIHATUL F. MANTIKA


KELAS : IX QIRA’AT 1

MTsN KOTA BIMA


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN

A. Contoh Teks Laporan Hasil Percobaan

Membuat Taplak Meja

Taplak meja kadang digunakan untuk menghias meja dan paling banyak
tersedia di sejumlah toko dengan harga yang lumayan.
Namun, apa kalian pernah berfikir untuk membuat sebuah taplak meja
sendiri? Sebenarnya, kalian bisa saja membuat taplak meja sendiri yang
biayanya malah relatif lebih murah.

Tujuan
Pembuatan taplak meja ini bertujuan supaya kita bisa memanfaatkan sejumlah
barang bekas yang ada disekitar kita. Jadi, akan lebih bernilai serta
bermanfaat.

Alat dan Bahan:


2 meter kain perca
Jarum & benang
Pensil, gunting, & kertas
Jangka

Langkah Langkah Membuatnya:


1. Buatlah sebuah sketsa gambar terlebih dulu di kertas dengan memakai
jangka berdiameter 8 cm, lalu gunting sesuai pada pola jangka tersebut.
2. Tempelkan pada kain perca kemudian jiplak polanya & gunting kain perca
nya. Ulang hingga 60 bulatan
3. Jahit pinggirnya kemudian tarik lalu di tali. Ulang sampai 60 bulatan.
4. Langkah berikutnya, rangkaikan bulatan satu dan bulatan yang lain lalu
bentuk pola mirip dengan taplak meja.
5. Sesudah membentuk sebuah pola seperti yang kamu inginkan, jahit bulatan
satu dan yang lainnya.
6. Kemudian sesudah selesai membentuk taplak meja, maka kamu bisa
merapihkan jahitan tersebut agar terlihat lebih indah.

Hasil
Jadilah sebuah taplak meja dengan beberapa kreasi tangan kamu sendiri.
Sekarang kamu bisa meletakkan taplak meja tadi di meja ruang makan
maupun bisa juga di meja ruang tamu. Kamu bisa mengembangkannya
sebagai peluang usaha yang sangat menguntungkan.

Kesimpulan
Membuat taplak meja tersebut tidaklah sulit, namun kamu juga harus sabar
dan telaten serta ulet dalam proses pengerjaannya.
Sehingga, hal ini akan mengasah dan mengembangkan sebuah keterampilan
yang kalian miliki, sekaligus kamu juga dapat menghemat biaya serta bisa
menambah keuntungan bila kamu memanfaatkannya menjadi peluang usaha.

B. Struktur Teks Laporan Hasil Percobaan

Struktur Teks Laporan Hasil Percobaan :


1. Tujuan.
2. Alat dan bahan.
3. Langkah-langkah.
4. Hasil.
5. Simpulan.

C. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Percobaan


a. Sinonim
Adalah beberapa kata yang mempunyai arti sama atau hampir
sama.Sinonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang sama.

Contoh kata:
Mati = Meninggal ; Fauna=Hewan
Pintar = Cerdas ; Senang = Gembira
Jelek = Buruk ; Awam = Umum
Asa = Harapan ; Kostum = Pakaian
Laris = Laku ; Sedih = Murung

1. Pintar = Cerdas
Contoh kalimat:
1) Anisa sangat pintar dalam pelajaran Matematika.
2) Siswa rajin belajar agar menjadi cerdas.
2. Meninggal = Mati
Contoh kalimat:
1) Ayamnya Pak Ahmad mati tertabrak motor .
2) Beberapa tahun yang lalu Nenek Siti meninggal dunia.
3. Kostum=Pakaian
Contoh kalimat:
1) Dalam ajang lomba Fashion Show, Aira menggunakan kostum
Putri salju.
2) Ibu mencuci pakaian.

b. Antonim
Antonim berarti 2 kata berbeda yang memiliki makna yang berlawanan
atau kontras satu sama lain.

Contoh kata:
Baru >< Lama ; Sedih >< Senang
Sayang >< Benci ; Jelas >< Kabur
Tutup >< Buka ; Sejuk >< Panas
Jinak >< Liar ; Kaya >< Miskin
Mahal >< Murah ; Hidup >< Mati

1. Berani >< Takut


Contoh kalimat:
1) Dini takut terhadap kucing dan anjing.
2) Rian berani mengejar pencuri.
2. Sedih >< Senang
Contoh kalimat:
1) Hari ini Dinda sedih karena mendapatkan nilai rendah dalam ujian.
2) Doni senang berlibur ke Jakarta bersama keluarganya.
3. Baru >< Lama
Contoh kalimat:
1) Nisa membeli sepatu baru.
2) Sudah lama Anti menunggu kedatangan Ayah.

c. Menggunakan Kata Bilangan


1. Bilangan Tentu:
Kata bilangan tentu merupakan numeralia yang menyatakan
jumlah.
Contoh : Satu, Dua, Tiga, Setengah, Ketujuh, dll.
Contoh Kalimat Bilangan Tentu:
1) 2 meter kain perca.
2) Memakai jangka berdiameter 8 cm.
3) Ulang sampai 60 bulatan.

2. Bilangan Tak Tentu:


Kata bilangan tak tentu merupakan numeralia yang menyatakan
jumlah sesuatu yang tidak mutlak dan memiliki satuan yang tidak
tentu.
Contoh : sekelompok, sejumlah, beberapa, seluruh, banyak,
sebagian, segenap, berbagai, dll.

Contoh Kalimat Bilangan Tak Tentu:


1) Memanfaatkan sejumlah barang bekas yang ada disekitar kita.
2) Jadilah sebuah taplak meja dengan beberapa kreasi tangan kamu
sendiri.
3) Taplak meja kadang digunakan untuk menghias meja dan paling
banyak tersedia di sejumlah toko dengan harga yang lumayan.

d. Menggunakan Kalimat Perintah:


Kalimat perintah merupakan kalimat yang berisi tentang makna
memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. 

Contoh kalimat perintah:


1) Buatlah sebuah sketsa gambar terlebih dulu di kertas dengan memakai
jangka berdiameter 8 cm, lalu gunting sesuai pada pola jangka tersebut.
2) Tempelkan pada kain perca kemudian jiplak polanya & gunting kain
perca nya. Ulang hingga 60 bulatan.
3) Langkah berikutnya, rangkaikan bulatan satu dan bulatan yang lain lalu
bentuk pola mirip dengan taplak lumayan.

e. Menggunakan Kata Hubung/Konjungsi


Konjungsi atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata,
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan
kalimat.
Contoh dari kata penghubung atau kata tugas antara lain: dan, atau,
dengan, bahwa, namun, meskipun, sedangkan, bahkan, oleh karena
itu, untuk, seandainya, seumpamanya, serta untuk.

1. Konjungsi Aditif
adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan antar
klausa, kalimat dan paragraf yang memiliki kedudukan yang sama.
Contoh konjungsinya adalah dan, lagi, lagi pula, dan serta.
Contoh :
a. Taplak meja kadang digunakan untuk menghias meja dan paling
banyak tersedia di sejumlah toko dengan harga yang lumayan.
b. Membuat taplak meja tersebut tidaklah sulit, namun kamu juga
harus sabar dan telaten serta ulet dalam proses pengerjaannya.
c. Sehingga, hal ini akan mengasah dan mengembangkan sebuah
keterampilan yang kalian miliki.

2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah bentuk kata hubung yang
menghubungkan dua buah kalimat, kata, ataupun klausa yang
sederajat namun mempertentangkan kedua bagian tersebut.
contoh konjungsi pertentangan adalah tetapi, akan tetapi, melainkan,
sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
Contoh:
1. Ibu membeli buah jeruk, tetapi tidak membeli buah anggur.
2. Pak Darta pulang kampung selama dua minggu. Akan tetapi, istri
dan anaknya tidak ikut.
3. Dia pura-pura tidak membawa buku, padahal bawa.

3. Konjungsi Pilihan
Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi yang berfungsi
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih dengan tujuan
untuk memilih.
Contoh konjungsi pilihan : Atau, maupun, baik, entah.
Contoh :
a. Sekarang kamu bisa meletakkan taplak meja tadi di meja ruang
makan maupun bisa juga di meja ruang tamu.
b. Loli memiliki baju berwarna hitam, putih, maupun ungu.
c. Cepat atau lambat, mereka akan segera mengetahuinya. 

4. Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu memiliki fungsi sebagai kata hubung yang
menjelaskan hubungan waktu antara dua hal.Konjungsi waktu
bisa menjelaskan hubungan yang sederajat maupun tidak
sederajat. 
Contoh kata konjungsi waktu adalah apabila, sementara, sesudah,
setelah, sejak, tatkala, sampai, dst.
Contoh:
a. Setelah kata sambutan dari kepala sekolah acara selanjutnya
adalah pentas seni.
b. Mereka sudah ada disana sejak hujan turun.
c. Gita membaca buku yang sebelumnya dia pinjam dari perpustakaan

5. Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah kata penghubung yang menjelaskan
maksud tujuan suatu kejadian atau tindakan.
Contoh konjungsi tujuan adalah agar, supaya, untuk, dan guna.
Contoh:
a. Pembuatan taplak meja ini bertujuan supaya kita bisa
memanfaatkan sejumlah barang bekas yang ada disekitar kita. Jadi,
akan lebih bernilai serta bermanfaat.
b. Tini datang tepat waktu supaya bisa duduk paling depan.
c. Ratih selalu membawa bekal dari rumah untuk menghemat
pengeluaran.

6. Konjungsi Sebab
Konjungsi sebab merupakan kata hubung yang menjelaskan
suatu kejadian yang terjadi karena sebab tertentu.
Contoh konjungsi sebab adalah sebab itu, Sebab, karena, dan oleh
karena itu.
Contoh :
a. Ayah tidak mengizinkan aku pergi, karena khawatir dengan
kesehatanku.
b. Mail mendapat nilai ujian yang bagus,  karena ia rajin belajar.
c. Dian sangat malu ketika bertemu kekasihnya, sebab itu wajahnya
terlihat sangat merah.

7. Konjungsi Akibat
Konjungsi Akibat adalah bentuk kata hubung yang
menerangkan bahwa suatu keadaan tersebut dapat terjadi karena
penyebab yang lainnya.
Contoh konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
Contoh :
1. Laila bekerja semalaman, akibatnya ia jatuh sakit dan harus
dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
2. Denis sangat menyukai Lina, sehingga ia menyatakan perasaannya
3. Wili tidak menaati peraturan lalu lintas, akibatnya ia kena tilang
polisi.

8. Konjungsi Syarat
Konjungsi syarat adalah jenis kata hubung yang
menerangkan bahwa kejadian tersebut dapat terjadi apabila
syarat-syarat terpenuhi.
Contoh konjungsi syarat adalah Jika, kalau, manakala, andai kata,
serta asal(kan). 
Contoh:
a. Andai kata artis itu konser di Indonesia, sudah tentu kubeli
tiketnya
b. Aku akan ke rumah Eto,  jika sudah mencuci baju dan piring.
c. Kalau ingin pergi, selesaikan dulu pekerjaan rumahmu!.

9. Konjungsi Tak Bersyarat


Konjungsi tak bersyarat ini berfungsi menyatakan bahwa
suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat yang harus
terpenuhi.
Contoh katanya adalah walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun,
meskipun, dst.
Contoh:
a. Renata berangkat ke sekolah, biarpun ia habis opname.
b. Walaupun takut ditegur ayahnya, Eta bersikukuh pergi ke rumah
temannya yang berada di luar kota.
c. Meskipun tidak diberi izin orangtuanya, Ana tetap nekat membeli
album penyanyi kesukaannya.

10.Konjungsi Perbandingan
Kata hubung ini berguna untuk menghubungkan dua hal
dan kemudian membandingkannya.
Contoh konjungsi perbandingan adalah seolah-olah, seperti, bagai,
bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
Contoh:
a. Sesudah membentuk sebuah pola seperti yang kamu inginkan, jahit
bulatan satu dan yang lainnya.
b. Adel terlihat sangat marah, ibarat bom atom yang siap meledak.
c. Ia terlihat menawan, umpama seorang putri di sebuah kerajaan.

11. Konjungsi Korelatif


Kata hubung ini bertujuan untuk menghubungkan dua
kalimat yang masih memiliki hubungan sehingga bagian yang
satu langsung memengaruhi bagian yang lain atau kalimat
yang satu melengkapi kalimat yang lain.
Contoh Kata Konjungsi Korelatif : antara, dan, baik, maupun,
entah, jangankan, pun, dan tidak hanya itu.
Contoh:
a. Baik ungu maupun merah muda, aku suka keduanya.
b. Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut aktif
mengemukakan pendapat.
c. Baik bersama ayahnya, maupun bersama ibunya, adiknya tetap
tidak mau pergi.

12. Konjungsi Penegas


Kata hubung ini berfungsi sebagai penegas atau
meringkas bagian kalimatnya sebelumnya.
Contoh konjungsi penegas adalah apalagi, yaitu yakni, umpama,
misalnya, ringkasnya, serta akhirnya.
Contoh:
a. Adik memiliki beberapa hobi, yaitu membaca buku,
mendengarkan musik, bermain sepeda, dan berenang.
b. Hari ini, Andri membeli banyak barang, yakni tas kuliah, sepatu,
tiga baju, tiga celana panjang, serta peralatan tulis.
c. Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya ibu
tiba di rumah dengan selamat.

13. Konjungsi Penjelas


Kata hubung ini berfungsi untuk menjelaskan kalimat
sebelumnya agar lebih terperinci.
Contoh konjungsi penjelas adalah bahwa.
Contoh :
a. Guru mengatakan bahwa tugas itu harus dikumpulkan besok.
b. Yogi mengatakan bahwa ia sangat menyesali perbuatannya. Ia
berjanji tak akan mengulanginya kembali.
c. Bukankah kalian harus tahu bahwa kita sudah sering terlambat
datang les?

14. Konjungsi Pembenaran


Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif
adalah kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua hal
dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus menolak hal
lainnya.
Contoh katanya adalah walaupun, biarpun, sungguhpun,
kendatipun, meskipun, dst.
Contoh:
a. Sesungguhnya Rendy tidak tahu bagaimana cara memasak
nasi.
b. Bahwasanya kita harus mengajari dia cara berenang yang
tepat supaya tidak keram.
c. Rina mengatakan bahwa ia akan mengirim tugasnya
sekarang
15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan adalah kata hubung yang menyatakan
urutan suatu hal.
Contoh konjungsi urutan adalah lalu, mula-mula, lantas,
kemudian, dan setelah itu.
Contoh :
a. Buatlah sebuah sketsa gambar terlebih dulu di kertas dengan
memakai jangka berdiameter 8 cm, lalu gunting sesuai pada
pola jangka tersebut.
b. Tempelkan pada kain perca kemudian jiplak polanya &
gunting kain percanya. Ulang hingga 60 bulatan.
c. Jahit pinggirnya kemudian tarik lalu di tali. Ulang sampai
60 bulatan.

16. Konjungsi Pembatas


Konjungsi ini bertujuan untuk menyatakan suatu
batasan terhadap suatu keadaan/kejadian.
Contoh konjungsi pembatasan adalah kecuali, selain, dan asal.
Contoh:
a. Dita menguasai hampir seluruh mata pelajaran di
sekolah, kecuali Pendidikan Jasmani.
b. Kirana diperbolehkan pergi kemana saja, selain ke mall.
c. Saat anda membeli televisi ini, anda akan mendapat speaker
dan rak gratis, asal pembayaran dilakukan secara tunai dan
langsung lunas.

f. Menggunakan Istilah Teknis


Kata teknis merupakan sebuah istilah yang memiliki makna khusus
dan digunakan dalam suatu bidang profesi. Bidang yang dimaksud bisa
merupakan bidang kegiatan maupun bidang keahlian,
seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, teknologi, dan lain-lain.

1) Istilah Kesehatan
a) Hipertensi : desakan atau aliran darah dalam (tubuh) atau
tekanan darah.
Contoh kalimat : Penyebab stroke terbesar adalah hipertensi pada
usia di atas 40 tahun.
b) Infeksi : Ketularan penyakit.
Contoh kalimat : Luka yang tidak dapat dibersihkan bisa
menyebabkan infeksi.
c) Demam : Suhu badan lebih tinggi dari biasanya.
Contoh kalimat : Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah.

2) Istilah Kedokteran
a) Resep : Catatan dari dokter untuk apoteker mengenai obat
pasien.
Contoh kalimat : Nina membelikan resep itu di apotek.
b) Vaksin : Zat yang sengaja dibuat untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu.
Contoh kalimat : Minggu depan Ririn akan di Vaksin.
c) Amputasi : Hilang atau putus bagian tubuh, seperti jari, lengan,
atau tungkai .
Contoh kalimat : Kaki Deni diamputasi kemarin.

3) Istilah Pendidikan
a) Akreditasi : suatu bentuk pengakuan yang diterbitkan
pemerintah atau pihak berwenang terhadap lembaga pendidikan.
Contoh kalimat : Sekolah SMA 1 itu terakreditasi A.
b) Kurikulum : seperangkat program pembelajaran yang
diterbitkan lembaga penyelenggara pendidikan.
Contoh kalimat : Siswa merasa kurikulum 2013 lebih
menyenangkan dan membantu dalam pembelajaran.
c) Kompetensi : seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dimiliki, dihadapi, dikuasai, dan
diimplementasikan.
Contoh kalimat: Uji kompetensi yang diberikan ibu guru sangatlah
sulit.

g. Kalimat Kompleks
Kalimat Kompleks adalah sebuah kalimat yang terdiri dari kalimat
utama (induk kalimat) dan anak kalimat.Fungsi anak kalimat sebagai
pelengkap kalimat sehingga saling berhubungan.Sebutan lain kalimat
kompleks adalah kalimat majemuk.
Contoh kalimat kompleks:
a) Rina dan anaknya (S) belanja (P) kebutuhan rumah tangga (O) di
supermarket (ket.tempat) tadi sore, (ket.waktu) namun (konjungsi) dia
(S2) tidak belanja bersama (P2) dengan suaminya (Keterangan).
Klausa 1/Induk kalimat : Rina dan anaknya belanja kebutuhan rumah
tangga di supermarket tadi sore.
Klausa 2 /Anak kalimat : Dia tidak belanja bersama dengan suaminya.
b) Sinta (S) memasak (P) air (O) tadi sore (Ket.waktu) dan (Konjungsi).
Rudi (S2) membersihkan (P2) halaman rumah (O2) dengan semangat
(Ket.cara).
Klausa 1/ Induk kalimat : Sinta memasak air tadi sore.
Klausa 2/ Anak kalimat : Rudi membersihkan halaman rumah dengan
semangat.
c) Semua orang (S) menangis (P) tersedu-sedu (Keterangan) karena
(Konjungsi) ibunya (S2) mengalami (P2) kecelakaan (O) ke rumah sakit
(ket.tempat)
Klausa 1/ Induk kalimat : Semua orang menangis tersedu-sedu.
Klausa 2/ Anak kalimat : Ibunya mengalami kecelakaan ke rumah sakit.
1. Kalimat Kompleks Parataktik
Jenis kalimat kompleks ini memakai tanda baca titik koma(;)
dan tanda (,), Sedangkan konjungsi yang dipakai untuk klausa
sejajar yaitu tetapi, dan, atau sehingga menghasilkan klausa sejajar.

Contoh Kalimat Parataktik:


1) Budi memakan sate dan meminum es kelapa muda.
2) Caca ingin dibelikan mainan atau sepeda.
3) Kedai kopi bermunculan di mana-mana, tetapi warung kopi Bu Tini
menjadi favorit semua orang.

2. Kalimat Kompleks Hipotaktik


Kalimat kompleks hipotaktik dipisahkan oleh kata penghubung
dan tanda baca. Kalimat Kompleks hipotaktik terdiri dari kalimat
penjelas dan pelengkap. Kalimat tersebut saling berkaitan sehingga
makna dan informasi saling melengkapi. Kalimat ini memakai
hubungan pengandaian dan memakai kata hubung seandainya, jika,
karena, ketika, sehingga.

Contoh Kalimat Kompleks Hipotaktik:


1) Ayah membuka semua jendela ketika matahari mulai bersinar terang.
2) Ibu bisa membeli motor baru karena tabungannya sudah cukup.
3) Kamu perlu tambahan adonan sehingga kuenya lebih kental.

h. Kalimat Majemuk
Kata majemuk atau kompositum adalah suatu bentuk kalimat luas
yang merupakan hasil dari penggabungan atau perluasan dari kalimat
tunggal sehingga membentuk suatu pola atau pola kalimat baru.
Jenis-jenis Kalimat Majemuk :
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang
klausanya berkedudukan sederajat. Kedua klausa itu tidak saling
bergantung, tetapi dapat dihubungkan dengan penghubung intrakalimat.
Kata yang menjadi penghubung dalam kalimat majemuk setara
adalah konjungtor koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan,
lalu, dan kemudian.

Contoh kalimat majemuk setara :


a) Guru (S) berbicara (P) di depan kelas (O) dan (konjungsi) seorang
murid (S2) bertanya (P2) dengan lantang(O2).

b) Saya (S) bersedia (P) memaafkannya (O), tetapi dia (S2) tidak
mengakui (P2) kesalahannya (O2).
c) Ceramah (S) yang kedua (P) menarik (O), sedangkan ceramah (S2)
yang pertama (P2) tidak begitu menarik (O2).

2. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah jenis kalimat yang memiliki
anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan
induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat
manapun). Kalimat majemuk bertingkat sering juga disebut kalimat
kompleks.

Jenis kalimat majemuk ini biasanya menggunakan kata penghubung


tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena,
sebab, sehingga, maka, ketika, setelah jika, apabila, bahwa, dan
sebagainya.

Contoh kalimat majemuk bertingkat:


a) Sungai-sungai di Jakarta meluap karena semalam diguyur hujan.
Klausa 1 / Induk kalimat: Sungai-sungai di Jakarta meluap.
Klausa 2 / Anak kalimat : Semalam diguyur hujan.
Konjungsi: Karena.
b) Pupuk organik tidak mengandung zat kimia sehingga lebih aman
terhadap sayuran.
Klausa 1 / Induk kalimat: Pupuk organik tidak mengandung zat kimia.
Klausa 2 / Anak kalimat: Lebih aman terhadap sayuran.
Konjungsi : Sehingga.
c) Ida membersihkan rumah karena sahabat- sahabatnya akan
mengunjunginya.
Klausa 1 / Induk kalimat : Ida membersihkan rumah.
Klausa 2 / Anak kalimat : Sahabat- sahabatnya akan mengunjunginya.
Konjungsi : Karena.

3. Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari
beberapa kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu, tanpa
menyebutkan kata-kata yang sama.

Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa yang digabung dipisahkan dengan


tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan meliputi dan, juga,
serta, dan lain-lain.

Contoh kalimat majemuk rapatan:


a) Diah membeli buah. Diah membeli sayur. Diah membeli sembako.
Digabung menjadi kalimat majemuk rapatan: Diah membeli buah, sayur,
dan sembako.
b) Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.
Digabung menjadi: Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.
c) Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam banjir.Pengungsi
menuju barak pengungsian dan beristirahat.
Digabung menjadi: Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam
banjir lalu menuju barak pengungsian dan beristirahat.

4. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk
campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu
kalimatnya.
Contohnya:
a) Ibu (S) bercocok tanam (P) di kebun (O) dan (Konjungsi) kakak (S2)
membaca novel (P2) ketika (Konjungsi) ayah (S3) membawa nenek (P3)
ke rumah (O3).
b) Aku (S) menyelesaikan (P) semua pekerjaan rumah (O) ketika
(Konjungsi) ayah (S2) pulang (P2) dari (ket.) kantor (O2) dan
(Konjungsi) ibu (S3) bangun tidur (P3).
c) Seandainya ayah (S) bersedia memaafkan (P) kakak (O), ibu (S2) pasti
tidak akan sakit (P2) dan adik (S3) tidak akan pergi (P3) dari rumah
(Ket.).

i. Kalimat Majemuk Kompleks


Kalimat majemuk Kompleks adalah kalimat yang memiliki tiga klausa
atau lebih.Klausa ini terdiri dari klausa utama dan klausa Subordinatif
untuk memperluas kalimat utama.
Contoh Kalimat Majemuk Kompleks:
a) Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar ketika hujan deras.
b) Jika rapel penelitian menurun,Heri tidak jadi memberikan adiknya tas
sekolah, sedangkan Heru akan memberikan adiknya sepatu.
c) Ibu memasak ayam taliwang, ayah membuat es belewah, serta Doni
menyiapkan meja makan.
BAB II
PIDATO PERSUASIF

A. Contoh Pidato Persuasif

Pentingnya Menuntut Ilmu


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam
sejahtera bagi kita semua yang telah berkumpul di sini, di siang yang cukup
terik ini.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga
dapat berkumpul di sini,di kelas ini dengan keadaan sehat wa-lafiat.Yang
kedua tidak lupa sholawat dan salam yang senantiasa kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di hari akhir nanti.
Yang saya hormati Ibu Asmah selaku guru Bahasa Indonesia dan saya hormati
teman-teman sekalian. Pada kesempatan kali ini saya akan berpidato singkat
tentang “Pentingnya Menuntut Ilmu”.
Menuntut ilmu adalah kewajiban kita sebagai manusia mulai dari ayunan
hingga ke liang kubur.Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurn, kita
hendaknya memanfaatkan kesempurnaan itu dengan melatih diri jadi versi
yang terbaik dari diri kita.
Seperti ungkapan yang sering diucapkan orang-orang terdahulu:Ilmu tanpa
agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh.Sebegitu pentingnya ilmu sebagai
penuntun kita di dunia yang keras ini.
Kita menyaksikan keterbelakangan melanda umat islam dalam segala bidang
dan ada beberapa keutamaan ilmu dalam islam yaitu ;
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
Hanya orang yang berilmu yang takut kepada Allah .
Ilmu yang mengantarkan orang untuk mengakui dan meyakini dengan
keyakinan.
ilmu adalah harta yang tak ternilai harganya .
penguasa dan pemahaman ilmu agama adalah tanda kebaikan seseorang .
Sekian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini,pada penutupan
kali ini semoga dengan ini kita dapat memanfaatkan ilmu agama demi
memajukan islam dan kaum muslimin.Semoga apa yang saya katakan dan
saya ungkapkan bermanfaat bagi kita semua,dan mohon maaf atas semua
kesalahan.Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

B. Struktur Pidato Persuasif

a. Salam Pembuka
Contoh kata pembuka:
1) Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2) Salam sejahtera untuk kita semua.
3) Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang terhormat.
b. Ucapan Penghormatan (Sapaan)
Contoh ucapan penghormatan:
- Yang saya hormati Ibu Asmah selaku guru Bahasa Indonesia dan saya
hormati teman-teman sekalian.

c. Ucapan syukur
Contoh ucapan syukur:
- Pertama-tama,marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita
semua sehingga dapat berkumpul di sini,di kelas ini dengan keadaan
sehat wa-lafiat.Yang kedua tidak lupa sholawat dan salam yang
senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir
nanti.

d. Isi Pidato
Contoh isi pidato:
- Menuntut ilmu adalah kewajiban kita sebagai manusia mulai dari
ayunan hingga ke liang kubur.Sebagai makhluk yang diciptakan
paling sempurna ,kita hendaknya memanfaatkan kesempurnaan itu
dengan melatih diri jadi versi yang terbaik dari diri kita.
Seperti ungkapan yang sering diucapkan orang-orang terdahulu:Ilmu
tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh.Sebegitu pentingnya ilmu
sebagai penuntun kita di dunia yang keras ini.

e. Penutup pidato
Contoh penutup pidato:
- Sekian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini,pada
penutupan kali ini semoga dengan ini kita dapat memanfaatkan ilmu
agama demi memajukan islam dan kaum muslimin.Semoga apa yang
saya katakan dan saya ungkapkan bermanfaat bagi kita semua,dan
mohon maaf atas semua kesalahan.Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

C. Kaidah Kebahasaan Pidato Persuasif

a. Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau
tindakan. 

Contoh kalimat Aktif:


- Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kita akan mendapat pekerjaan
yang baikan menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan jika kita tidak
pernah beranjak dari mimpi kita yang tidak pernah kita wujudkan.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat dengan subjek yang mendapatkan
perlakuan atau tindakan. 
Contoh kalimat Pasif:
- Kita akan mendapatkan pekerjaan yang baik dan menjanjikan untuk
memenuhi kebutuhan tidak dijamin oleh pendidikan yang tinggi jika kita
tidak pernah beranjak dari mimpi yang tidak pernah kita wujudkan.

c. Kata Tugas
Kata tugas adalah sejenis kategori kata dalam tata bahasa Indonesia
yang terdiri dari kata depan, kata sambung, kata sandang, dan kata
seru.

Jenis – jenis Kata Tugas :


1) Kata depan”Preposisi”
Preposisi atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata
atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau
pronomina.
Beberapa kata depan lainnya ialah dalam, antara, atas, kepada, akan,
terhadap, oleh, dengan, sampai, untuk, di, ke, dari, pada.

a) Kata Depan Di:


- Ibu telah pulang dari rumah nenek di Bandung.

b) Kata Depan Ke:


- Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

c) Kata Depan Dari:


- Dia berangkat dari Bukittinggi menuju Padang.

d) Kata Depan Pada:


- Pada hari Senin siswa - siswi melakukan upacara bendera.

e) Kata Depan Kepada:


- Setelah bertobat, dia pun memutuskan untuk kembali kepada jalan
yang benar.

f) Kata Depan Oleh:


- Mobil itu diperbaiki oleh ayah di garasi.

g) Kata Depan Dengan:


- Adik menulis dengan pensil.

h) Kata Depan Atas:


- Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.
i) Kata depan Antara:
- Jarak antara daerah perantauan dan kampung halamanku terbilang
sangat jauh.

2) Kata Hubung “Konjungsi”


Konjungsi atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata,
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan
kalimat.

a. Kata Penghubung Koordinatif

Jenis Kata penghubung Koordinatif, di antaranya:

a. Kata Hubung Aditif:


Contoh konjungsinya adalah dan, lagi, lagi pula, dan serta.
Contoh kalimat :
- Ulfa mencoba naik sepeda lagi, meskipun ia gagal berulang
kali.

b. Kata Hubung Pertentangan:


Contoh konjungsi pertentangan adalah tetapi, akan tetapi,
melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
Contoh kalimat :
- Dia mengaku padaku tidak mengerjakan tugas, padahal sudah
selesai.

c. Kata Hubung Pilihan:


Contoh konjungsi pilihan : atau, maupun, baik, entah.
Contoh kalimat :
- Kau mau dibuatkan kopi susu atau kopi hitam?

b. Kata Penghubung Subordinatif

Jenis-jenis Konjungsi Subordinatif:

i. Kata Hubung Waktu:


Contoh kata konjungsi waktu adalah apabila, sementara, sesudah,
setelah, sejak, tatkala, sampai, dst.
Contoh kalimat :
- Setelah kejadian kemarin,kami cukup trauma untuk pergi
kesana lagi.

ii. Kata Hubung Tujuan:


Contoh konjungsi tujuan agar, supaya, untuk, dan guna.
Contoh kalimat :
- Tommy sengaja mengambil semester pendek supaya bisa
lebih cepat lulus kuliah.
iii. Kata Hubung Sebab:
Contoh konjungsi sebab adalah sebab itu, sebab, karena,
dan oleh karena itu.
Contoh kalimat:
- Mala makan sangat lahan karena ia sehari penuh menahan
perutnya yang terasa lapar.

d. Kata Hubung Akibat :


Contoh konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan
akibatnya.
Contoh Kalimat :
- Terdengar suara keras, sehingga Tika terbangun dari tidurnya

e. Kata Hubung Urutan:


Contoh konjungsi urutan adalah lalu, mula-mula, lantas,
kemudian, dan setelah itu.
Contoh kalimat :
- Pagi ini ia kembali ke rumahnya. Lalu segera berangkat ke
kantor.

f. Kata Hubung syarat:


Contoh konjungsi syarat adalah jika, kalau, manakala, andai
kata, serta asal(kan). 
Contoh kalimat :
- Nenek akan pergi haji kalau tanahnya terjual.

g. Kata Hubung Tak Bersyarat:


Contoh katanya adalah walaupun, biarpun, sekalipun,
kendatipun, meskipun, dst.
Contoh kalimat :
- Ian tetap membeli baju itu walaupun tabungannya sudah
hampir habis. 
h. Kata Hubung Perbandingan:
Contoh konjungsi perbandingan adalah Seolah-olah, seperti,
bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
Contoh kalimat :
- Tika bekerja siang dan malam bagaikan tak pernah punya rasa
letih.

i. Kata Hubung Pembenaran:


Contoh katanya adalah Walaupun, biarpun, sungguhpun,
kendatipun, meskipun, dst.
Contoh kalimat :
- Sesungguhnya aku tidak ingin mengatakan hal itu kepadanya,
tetapi aku terlanjur emosi dan melampiaskannya kepada dia.
j. Kata Hubung Korelatif:
Contoh Kata Konjungsi Korelatif : antara, dan, baik, maupun,
entah, jangankan, pun, dan tidak hanya itu.
Contoh kalimat :
- Tidak hanya rajin belajar,Rani juga rajin membantu orang tua.

k. Kata Hubung Penegas:


Contoh konjungsi penegas adalah apalagi, yaitu yakni, umpama,
misalnya, ringkasnya, serta akhirnya.
Contoh kalimat :
- Andi tidak patuh kepada orang tuanya, apalagi kakaknya.

l. Kata Hubung Pembatas:


Contoh konjungsi pembatasan adalah Kecuali, selain, dan asal.
Contoh kalimat :
- Belajar merupakan media seseorang untuk menjadi seorang
yang pintar, kecuali bagi mereka yang tidak mau belajar maka
kebodohan akan menghadangnya.

c. Konjungsi AntarKalimat:

Konjungsi antarkalimat adalah kata yang berfungsi menghubungkan


kalimat pertama dengan berikutnya.

Contoh konjungsi antarkalimat adalah biarpun demikian/begitu


sekalipun/sekalipun demikian/begitu sesungguhpun/sesungguhpun
demikian/begitu walaupun/walaupun demikian/meskipun
demikian /begitupun kemudian, sesudahitu, setelahitu/selanjutnya,
tambahan pula, lagipula, selain itu, sesungguhnya, bahwasanya,
malah(an), bahkan, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu,
oleh sebab itu, sebelum itu.

Contoh kalimat:

- Anda bisa membaca buku ini ketika senggang. Selain itu, jangan lupa
berikan kesan dan pesan setelah membacanya.

d. Konjungsi Antarparagraf:

Konjungsi antarparagraf pada umumnya memulai pada suatu


paragraf.Hubungannya dengan paragraf sebelumnya berdasarkan
makna yang terkandung pada paragraf sebelum itu.

Contoh konjungsi antarparagraf adalah adapun,akan hal, mengenai,


dalam itu, alkisah, arkian, sebermula, syahdan.

Contoh kalimat :

- Syahdan maka pada suatu hari datanglah seorang laki-laki tua yang
bungkus dan sangat mengerikan keistana raja dan mengemukakan
niat untuk melamar putri dari raja tersebut.
3) Kata Seru”Interjeksi”

Kata seru ialah jenis kata dalam bahasa Indonesia yang digunakan
untuk mengungkapkan isi perasaan penulis atau pembicara.Kata seru
digunakan untuk menegaskan perasaan tersebut.Perasaan yang
dimaksud dapat berupa perasaan marah, sedih, gembira, sakit, kagum,
terkejut, dll.

a. Interjeksi kejijikan : bah, cih, cis, ih, idih (idiih).


Contoh kalimat:
- Bah, segera kau keluar dari kamar ini juga!.

b. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, buset (busyet) ,


keparat, celaka.
  Contoh kalimat:
- Sialan, baru mau tidur sudah dibangunin!.

c. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh (duh), aduhai, amboi,


asyik, wah.
  Contoh kalimat :
- Aduh, cantik sekali kamu malam ini!.

4) Kata Sandang”Artikula”
Artikel, artikula, atau kata sandang adalah kata yang tidak memiliki arti
tapi menjelaskan nomina (kata benda).

Macam-Macam Kata sandang

a) Yang

"Yang" merupakan kata sandang biasa dipakai untuk


menggantikan penyebutan nama Tuhan atau seseorang yang sangat
dimuliakan.

Contoh penggunaan kata sandang Yang:

- Tuhan Yang Maha Pemurah pasti memberi banyak rezeki asal kita
mau berusaha.

b) Sang

"Sang" merupakan kata sandang yang biasa digunakan untuk


menyertai penyebutan manusia, makhluk hidup lain, atau benda
mati yang memiliki dianggap memiliki martabat tinggi. Akan tetapi,
terkadang kata sandang "Sang" kerap dipakai sebagai sindiran.
Contoh penggunaan kata sandang Sang:

- Sang Ratu sudah memberikan keringanan hukuman atas


pengkhianatan abdinya.

c) Kaum

"Kaum" merupakan kata sandang jamak yang digunakan untuk


menyertai penyebutan sekumpulan orang dengan kesamaan dalam
pandangan.

Contoh penggunaan kata sandang kaum:

- Kaum muslimah NU sedang mengadakan takbir akbar keliling se-


Jabotabek.

d) Para

"Para" merupakan kata sandang jamak yang paling umum digunakan.


Biasanya, Para dipakai untuk menyebut sekelompok manusia yang
memiliki kesamaan dalam aspek tertentu (pekerjaan, jenis kelamin).

Contoh penggunaan kata sandang para:

- Para hadirin dipersilahkan duduk kembali.

e) Sri

"Sri" merupakan kata sandang yang biasa digunakan untuk


menyertai nama seseorang yang memiliki gelar tinggi, seperti
keturunan raja.

Contoh penggunaan kata sandang Sri:


- Sri Sultan Hamengkubuwono X menghadiri acara gerebek Suro.

f) Hang

"Hang" merupakan kata sandang yang jarang digunakan. Kata


sandang ini hanya digunakan dalam karya sastra lama guna
menyebut seseorang yang dimuliakan.

Contoh penggunaan kata sandang Hang:

- Sungguh berjasa sosok Hang Jebat, keberaniannya membela kaum


Melayu akan diingat sampai nanti.
g) Dang

"Dang" merupakan kata sandang yang termasuk dalam kosakata


warisan sastra lama. Kata sandang ini hanya digunakan secara
khusus untuk menyertai penyebutan nama wanita yang dihormati.

Contoh penggunaan kata sandang Dang:

- Kecantikan nan rupawan paras Dang Nur, wajar semua pemuda


memperebutkannya.

h) Hyang

"Hyang" merupakan kata sandang yang hanya digunakan untuk


menyebut atau mengiringi panggilan kepada Dewa dan Dewi.
Karenanya, kata sandang ini kerap digunakan oleh umat Hindu di
Indonesia untuk menyebut para Dewa dan Dewi yang disembah.

Contoh penggunaan kata sandang Hyang:

- Semua umat Hindu percaya Hyang Widhi senantiasa menjaga


mereka selama mereka melakukan darma.

i) Si

"Si" merupakan kata sandang netral yang cukup populer karena


sering digunakan di cerita dongeng. Kata sandang si terkadang kata
sandang Si juga digunakan untuk membentuk kata benda dari kata
sifat.

Contoh penggunaan kata sandang Si:

- Si Kancil memang binatang yang amat cerdik.

j) Umat

"Umat" merupakan kata sandang yang digunakan untuk menyertai


penyebutan sekelompok orang yang memiliki keyakinan dan
kepercayaan yang sama.

Contoh penggunaan kata sandang umat:

- Umat muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri pada pertengahan
tahun.
5) Partikel Penegas

Partikel penegas ialah kelas kata dalam bahasa Indonesia yang tidak
bisa berdiri sendiri dan harus dikaitkan dengan kata lain dalam
penggunanya

Beberapa contoh partikel penegas ialah: Kah, Lah, Pun, dll.


a) Kah
- Apakah dengan begini Kau bahagia?.

b) Lah

- Potonglah bambu itu!.

c) Pun
- Jangankan dua kali, satu kali pun kamu belum pernah ke rumahku.

d. Kosa Kata Emotif


Kosakata emotif adalah kata-kata yang mengandung pikiran dan
perasaan baik yang negatif maupun positif yang bersifat subjektif
sehingga menciptakan gambaran dalam imajinasi yang merangsang
pancaindra.Kosakata emotif disebut juga kosakata konotatif,atau
kosakata tersirat.

Contoh Kosakata emotif: Percaya, Letih, Cinta

Contoh Kalimat Kosakata Emotif:

- Andini percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

e. Kata Istilah

Kata istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan sebagai
nama atau lambing yang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dibilang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).

1) Istilah Kesehatan
a) Hipertensi : desakan atau aliran darah dalam (tubuh) atau
tekanan darah.
Contoh kalimat : Penyebab stroke terbesar adalah hipertensi pada
usia di atas 40 tahun.
b) Infeksi : Ketularan penyakit.
Contoh kalimat : Luka yang tidak dapat dibersihkan bisa
menyebabkan infeksi.
c) Demam : Suhu badan lebih tinggi dari biasanya.
Contoh kalimat : Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah.
2) Istilah Kedokteran
a) Resep : Catatan dari dokter untuk apoteker mengenai obat
pasien.
Contoh kalimat : Nina membelikan resep itu di apotek.
b) Vaksin : Zat yang sengaja dibuat untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu.
Contoh kalimat : Minggu depan Ririn akan di Vaksin.
c) Amputasi : Hilang atau putus bagian tubuh, seperti jari, lengan,
atau tungkai .
Contoh kalimat : Kaki Deni diamputasi kemarin.

3) Istilah Pendidikan
a) Akreditasi : suatu bentuk pengakuan yang diterbitkan
pemerintah atau pihak berwenang terhadap lembaga pendidikan.
Contoh kalimat : Sekolah SMA 1 itu terakreditasi A.
b) Kurikulum : seperangkat program pembelajaran yang
diterbitkan lembaga penyelenggara pendidikan.
Contoh kalimat : Siswa merasa kurikulum 2013 lebih
menyenangkan dan membantu dalam pembelajaran.
c) Kompetensi : seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dimiliki, dihadapi, dikuasai, dan
diimplementasikan.
Contoh kalimat: Uji kompetensi yang diberikan ibu guru sangatlah
sulit.

f) Sinonim
Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya
kesamaan makna antara satu kata dengan kata lainnya.

Contoh kata sinonim:


- Ahli = Pakar - Dampak = Akibat
- Akurat = Seksama - Biologi = Hayati
- Bisa = Dapat - Citra = Gambaran
- Daur = Siklus - Darma = Pengabdian
- Copyright = Hak cipta - Akselerasi = Percepatan
- Ekslusif = Tertentu - Deduksi = Konkluksi

Contoh kalimat sinonim:


- Lina tampak sangat sedih saat ia melihat neneknya meninggal dunia tadi
malam. Sinonim meninggal dunia adalah mati.

Jenis Sinonim:

1. Sinonim Semirip

Sinonim semirip adalah kata yang bisa saling bertukar posisi dalam
sebuah konteks kebahasaan. Pertukaran ini dilakukan tanpa
merubah makna dalam sebuah lesikal dan struktual. Terutama
dalam rangkaian kalimat, kata, klausa, frasa terhadap kalimat yang
dibuat.

Contoh kata :

- Menyerupai artinya menyamai

Contoh kalimat :

- Hewan Penyu menyerupai hewan Kura – kura


- Sepeda Andi menyamai sepeda Dino

2. Sinonim Mutlak

Sinonim mutlak adalah kata yang bisa saling bertukar posisi atau tempat
dalam sebuah konteks kebahasaan apapun, tanpa mengubah lesikal dan
struktual. Terutama dalam rangkaian kalimat, kata, klausa, frasa
terhadap kalimat yang dibuat.

Contoh kata:
- Laris artinya laku.

Contoh kalimat:
- Tak dapat dibantah mengapa toko itu laris setiap menjelang akhir tahun.
- Meskipun harganya diturunkan, barang tersebut tetap tak laku.

3.Sinonim Selingkung

Dan yang terakhir yaitu ada sinonim selingkung, jenis sinonim ini adalah
kata yang bisa saling bertukar posisi atau tempat dalam sebuah konteks
kebahasaan tertentu, tanpa mengubah lesikal dan struktual.

Contoh kata:
- Lemah artinya lemas.

Contoh kalimat:
- Dia terlihat lemah karena sudah berjalan jauh untuk menjual dagangannya.
- Dia kedapatan mati lemas dalam sumur .

g) Kata Benda Abstrak


Kata benda abstrak adalah kata yang menyatakan benda yang sifatnya
abstrak(tanpa wujud) karena tidak bisa ditangkap oleh panca indra.

Contoh Kosakata benda abstrak:


- Cinta - Keagungan
- Kehinaan - Kebesaran
- Ilmu - Pencucian

Contoh kalimat:
- Ilmu yang diberikan oleh ibu Asmah sangatlah bermanfaat.

h)Modalitas
Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara
terhadap hal yang dibicarakan, yakni mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa,
atau sikap terhadap lawan bicaranya. 

1. Menunjukkan rasa pasti (kepastian). Contoh :


- Kami tentu akan mendukungmu dalam ajang pencarian bakat itu.
2. Menunjukkan rasa pengakuan. Contoh :
- Apa yang kau lihat tadi, itulah sebenarnya kehidupan keluarga
kami.
3. Menunjukkan rasa takjub/heran. Contoh :
- Mustahil rasanya anak desa itu bisa diangkat menjadi direktur
perusahaan besar itu.
4. Menunjukkan rasa sangsi/keraguan. Contoh :
- Tadi, kami melihatnya pergi dengan tergesa-gesa, barangkali ia
sedang ketinggalan sesuatu.
5. Menunjukkan harapan/keinginan. Contoh :
- Semoga liburan panjang akhir tahun ini, seru dan menyenangkan.
6. Menunjukkan larangan. Contoh :
- Kita jangan menghakimi orang, biarkan petugas yang berwenang
melakukan tugasnya.
7. Menunjukkan sebuah ajakan. Contoh :
- Mari ikutserta dalam acara jalan sehat yang diadakan di monumen
nasional minggu pagi.

Jenis-jenis Modalitas:
1) Modalitas Intensional
Modalitas intensional merupakan modalitas yang menyatakan keinginan,
harapan, permintaan, atau ajakan. Modalitas ini ditandai dengan unsur
leksikal seperti ingin, mau, tolong, mari, ayo, dan silakan.

Contoh kalimat :
- Saya ingin segera lulus S3 di UNNES.

2) Modalitas Epistemik
Modalitas epistemik adalah modalitas yang menyatakan kemungkinan,
kepastian, dan keharusan. Modalitas ini ditandai dengan unsur leksikal
seperti mungkin, bisa jadi, belum pasti, dan harus.

Contoh kalimat :

- Dia mungkin tidak bisa datang besok pada khitanan anak kita.
3) Modalitas Deontik

Modalitas deontik adalah modalitas yang menyatakan keizinan atau


keperkenanan. Unsur penandanya adalah unsur leksikan seperti izin
dan perkenan.

Contoh kalimat :
- Saya mohon izin tidak mengajar karena anak saya sakit.

4) Modalitas Dinamik
Modalitas dinamik adalah modalitas yang menyatakan kemampuan.
Unsur penandanya bisa berupa unsur leksikal bisa, dapat, dan mampu.

Contoh kalimat :
- Kami semua bisa menjawab soal itu dengan benar.

5) Modalitas Aletis
Modalitas Aletis adalah modalitas yang bersangkutan dengan keperluan.
Penandanya unsur leksikal harus.

Contoh kalimat :
- Makalah ini harus dikumpulkan secepatnya, kalau tidak akan
menghambat kelulusan.

i. Jenis-jenis Pergeseran Makna


Pergeseran makna adalah bergesernya atau berubahnya suatu makna kata
menjadi lebih luas,menyempit,membaik atau pun memburuk.
a. Jenis-jenis Pergeseran Makna
1) Meluas (Generalisasi)
Pergeseran makna di mana makna suatu kata menjadi lebih luas dari
pada makna sebelumnya.
Contoh:
1. Adik-adik kelas kita mendapat nilai ujian yang bagus.
Adik yang bermakna sebenarnya adalah saudara sebanding yang
lebih muda,meluas menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau
disebut sebagai saudara yang lebih muda.
2. Bapak kepala sekolahku bernama Bapak Adnan Muhammad.
Bapak yang bermakna sebenarnya adalah ayah kita,meluas
menjadi siapapun pria yang lebih tua dari kita atau kedudukannya
lebih tinggi.
3. Saudara-saudara sebangsa dan selamat air.
Saudara bermakna sebenarnya merupakan bagian dari
keluarga ,meluas menjadi sebutan lain untuk kata kamu.
2) Menyempit (Spesialisasi)

Kata-kata yang mengalami spesialisasi maknanya menjadi lebih


sempit dari pada makna awalnya.
Contoh :

1. Raditya Dika adalah seorang penulis.


Penulis makna sebenarnya adalah orang yang menulis ,menyempit
makna menjadi sebuah profesi.
2. Motor Andi kemarin rusak.
Motor makna sebenarnya adalah semua alat penggerak,menyempit
menjadi sepeda motor.
3. Kitab agama islam adalah Al-Qur’an.
Kitab makna sebenarnya adalah semua jenis buku, menyempit
maknanya menjadi buku-buku suci atau keagamaan.

3) Membaik (Ameliorasi)

Kata-Kata yang mengalami ameliorasi maknanya berubah menjadi


halus daripada makna kata sebelumnya.

Contoh:

1. Restoran itu adalah tempat favoritku karena selain maknanya


enak,pramusajinya juga ramah.
Kata pelayan rumah makan menjadi lebih baik dengan
menggunakan kata pramusaji.
2. Tuna netral itu berjalan dengan menggunakan tongkat.
Kata buta menjadi lebih baik dengan menggunakan kata tuna netra.
3. Di salah satu persimpangan lampu merah jalan protokol itu banyak
ditemui para tuna wisma melakukan kegiatan yang memancing
keresahan masyarakat.
Kata gelandangan menjadi lebih baik dengan menggunakan kata
tuna wisma.

4) Memburuk (Peyorasi)

Kata-kata yang mengalami peyorasi mengalami pergeseran kata yang


pada awalnya terdengar baik menjadi kasar atau tidak baik.

Contoh:

1. Danang tidak lagi memiliki pekerjaan akibat didepak, oleh bosnya.


Kata dikeluarkan berubah menjadi didepak ,sehingga kata ini
terdengar lebih buruk.
2. Agus harus bekerja keras demi anak bininya.
Kata istri berubah menjadi bini ,sehingga kata ini terdengar lebih
buruk.
3. Bapak tua itu bekas pejuang dalam memperebutkan kemerdekaan
Indonesia.
Kata mantan berubah menjadi kata bekas,sehingga kata ini
terdengar lebih buruk.
5) Sinestesia (Pertukaran Makna)

Sinestesia adalah Pergeseran makna kata dimana terjadi perubahan


indera pelengkap makna suatu kata.

Contoh:

1. Sebagai seorang penyanyi, Syahrini memiliki suara yang enak di


dengar.

Kata suara seharusnya diikuti dengan kata merdu yang semestinya


diterima oleh indera pendengaran,tetapi mengalami sinestesia
menjadi enak yang diterima oleh indera pengecap.

2. Gadis itu terlihat manis sekali.


Kata manis pada kalimat ini semestinya adalah suatu hal yang dapat
dikecap oleh indra pengecap. Namun, pada kalimat tersebut, kata
manis justru menjadi sesuatu yang dapat dilihat oleh indera
penglihatan.
3. Perkataannya begitu pedas di telingaku.
Pedas merupakan suatu hal yang hanya dapat dikecap oleh
lidah.Namun ,pada kalimat di atas kata pedas justru dikiaskan
sebagai sesuatu yang dapat didengar telinga.

6) Asosiatif (Persamaan Makna)

Kata yang mengalami asosiatif berubah karena memiliki persamaan


sifat atau makna dengan kata lainnya.

Contoh:

1. Para calon anggota dewan berebut kursi di Senayan.


Kata kursi bukanlah alat untuk duduk,tetapi posisi. Hal ini terjadi
karena kata posisi mengalami asosiatif.
2. Aku dan adikku bagai pinang dibelah dua walaupun perbedaan
umur kami cukup jauh

Frasa pinang dibelah dua dalam kalimat tersebut memiliki makna


sangat mirip.

3. Budi adalah anak kepala batu, sehingga orang tuanya saja


menyerah untuk menasehatinya.

Frasa kepala batu dalam kalimat tersebut memiliki makna keras


kepala.

BAB III
MENYUSUN CERITA PENDEK
A. Contoh Menyusun Cerita Pendek

Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

Pada suatu waktu, hiduplah seorang anak yang rajin belajar. Mogu
namanya. Usianya 7 tahun. Sehari-hari ia berladang. Juga mencari kayu bakar
di hutan. Hidupnya sebatang kara. Mogu amat rajin membaca. Semua buku
habis dilahapnya. Ia rindu akan pengetahuan.

Suatu hari ia tersesat di hutan. Hari sudah gelap. Akhirnya Mogu


memutuskan untuk bermalam di hutan. Ia bersandar di pohon dan jatuh
tertidur.

Dalam tidurnya, samar-samar Mogu mendengar suara memanggilnya. Mula-


mula ia berpikir itu hanya mimpi. Namun, di saat ia terbangun, suara itu masih
memanggilnya. “Anak muda, bangunlah! Siapakah engkau? Mengapa kau ada
disini?” Mogu amat bingung. Darimana suara itu berasal? Ia mencoba melihat
ke sekeliling. “Aku disini. Aku pohon yang kau sandari!” ujar suara itu lagi.
Seketika Mogu menengok. Alangkah terkejutnya ia! Pohon yang disandarinya
ternyata memiliki wajah di batangnya.

“Jangan takut! Aku bukan makhluk jahat. Aku Tule, pohon pengetahuan.
Nah, perkenalkan dirimu,” ujar pohon itu lagi lembut.

“Aku Mogu. Pencari kayu bakar. Aku tersesat, jadi terpaksa bermalam
disini,” jawab Mogu takut-takut.
“Nak, apakah kau tertarik pada ilmu pengetahuan? Apa kau bisa menyebutkan
kegunaannya bagimu?” tanya pohon itu.

“Oh, ya ya, aku sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Aku jadi tahu
banyak hal. Aku tak mudah dibodohi dan pengetahuanku kelak akan sangat
berguna bagi siapa saja. Sayangnya, sumber pengetahuan di desaku amat
sedikit. Sedangkan kalau harus ke kota akan membutuhkan biaya yang besar.
Aku ingin sekali menambah ilmuku tapi tak tahu bagaimana caranya.”

“Dengarlah, Nak. Aku adalah pohon pengetahuan. Banyak sekali orang


mencariku, namun tak berhasil menemukan. Hanya orang yang berjiwa bersih
dan betul-betul haus akan pengetahuan yang dapat menemukanku. Kau telah
lolos dari persyaratan itu. Aku akan mengajarimu berbagai pengetahuan.
Bersediakah kau?” tanya si pohon lagi. Mendengar hal itu Mogu sangat
girang.

Sejak hari itu Mogu belajar pada pohon pengetahuan. Hari-hari berlalu
dengan cepat. Mogu tumbuh menjadi pemuda yang tampan. Pengetahuannya
amat luas. Suatu hari pohon itu berkata, “Mogu, kini pergilah mengembara.
Carilah pengalaman yang banyak. Gunakanlah pengetahuan yang kau miliki
untuk membantumu. Jika ada kesulitan, kau boleh datang padaku.”

Mogu pun mengembara ke desa-desa. Ia memakai pengetahuannya untuk


membantu orang. Memperbaiki irigasi, mengajar anak-anak membaca dan
menulis… Akhirnya Mogu tiba di ibukota. Di sana ia mengikuti ujian negara.
Mogu berhasil lulus dengan peringkat terbaik sepanjang abad. Raja amat
kagum akan kepintarannya.

Namun, ada pejabat lama yang iri terhadapnya. Pejabat Monda ini tidak
senang Mogu mendapat perhatian lebih dari raja. Maka ia mencari siasat
supaya Mogu tampak bodoh di hadapan raja. “Tuan, Mogu. Hari ini hamba
ingin mengajukan pertanyaan. Anda harus dapat menjawabnya sekarang juga
di hadapam Baginda,” kata pejabat Monda.

“Silakan Tuan Monda. Hamba mendengarakan,” jawab Mogu.

“Berapakah ukuran tinggi tubuhku?” tanyanya.

“Kalau hamba tak salah, tinggi badan anda sama panjang dengan ujung jari
anda yang kiri sampai ujung jari anda yang kanan bila dirintangkan,” jawab
Mogu tersenyum. Pejabat Monda dan raja tidak percaya. Mereka menyuruh
seseorang mengukurnya. Ternyata jawaban Mogu benar. Raja kagum
dibuatnya.

Pejabat Monda sangat kesal, namun ia belum menyerah. “Tuan Mogu.


Buatlah api tanpa menggunakan pemantik api.”
Dengan tenang Mogu mengeluarkan kaca cembung, lalu mengumpulkan
setumpuk daun kering. Ia membuat api, menggunakan kaca yang dipantul-
pantulkan ke sinar matahari. Tak lama kemudian daun kering itupun terbakar
api. Raja semakin kagum. Sementara Tuan Monda semakin kesal.

“Luar biasa! Baiklah! Aku punya satu pertanyaan untukmu. Aku pernah
mendengar tentang pohon pengetahuan. Jika pengetahuanmu luas, kau pasti
tahu dimana letak pohon itu. Bawalah aku ke sana,” ujar Raja.

Mogu ragu. Setelah berpikir sejenak, “Hamba tahu, Baginda. Tapi tidak
boleh sembarang orang boleh menemuinya. Sebenarnya, pohon itu adalah
guru hamba. Hamba bersedia mengantarkan Baginda. Tapi kita pergi berdua
saja dengan berpakaian rakyat biasa. Setelah bertemu dengannya, berjanjilah
Baginda takkan memberitahukanya pada siapapun,” ujar Mogu serius.

Raja menyanggupi. Setelah menempuh perjalanan jauh, sampailah mereka


di tujuan. “Salam, Baginda. Ada keperluan apa hingga Baginda datang
menemui hamba?” sapa pohon dengan tenang.

“Aku ingin menjadi muridmu juga. Aku ingin menjadi raja yang paling
bijaksana,” kata raja kepada pohon pengetahuan.

“Anda sudah cukup bijaksana. Dengarkanlah suara hati rakyat. Pahamilah


perasaan mereka. Lakukan yang terbaik untuk rakyat anda. Janganlah mudah
berprasangka. Selebihnya muridku akan membantumu. Waktuku sudah
hampir habis. Sayang sekali pertemuan kita begitu singkat,” ujar pohon
pengetahuan seolah tahu ajalnya sudah dekat.

Tiba-tiba Monda menyeruak bersama sejumlah pasukan. “Kau harus


ajarkan aku!” teriaknya pada pohon pengetahuan.

“Tidak bisa. Kau tak punya hati yang bersih.”


Jawaban pohon itu membuat Monda marah. Ia memerintahkan pasukannya
untuk membakar pohon pengetahuan. Raja dan Mogu berusaha menghalangi
namun mereka kewalahan. Walau berhasil menghancurkan pohon
pengetahuan, Monda dan pengikutnya tak luput dari hukuman. Mereka tiba-
tiba tewas tersambar petir. Sebelum meninggal, pohon pengetahuan
memberikan Mogu sebuah buku. Dengan buku itu Mogu semakin bijaksana.
Bertahun-tahun kemudian, Raja mengangkat Mogu menjadi raja baru.

B. Struktur Cerpen
1. Abstrak: yakni ringkasan atau inti cerita. Dalam cerpen, abstrak biasanya
bersifat opsional ,boleh dilibatkan atau tidak, tidak menjadi masalah.
Contoh : Tidak terdapat abstrak dalam Cerpen tersebut.

2. Orientasi: yakni pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam


sebuah cerita, baik pengenalan sifat tokoh, tempat terjadinya peristiwa
dalam cerita maupun pengenalan suasana dalam cerita.
Contoh : Pada suatu waktu hiduplah seorang anak yang rajin belajar Mogu
namanya. Usianya 7 tahun. Sehari-hari ia berladang dan mencari
kayu bakar. Hidupnya sebatang kara Mogu amat rajin membaca
buku habis dilahapnya. Ia rindu akan pengetahuan.

3. Rangkaian peristiwa : yakni urutan peristiwa dalam Cerpen, yaitu


peristiwa berlanjut melalui serangkaian peristiwa satu ke peristiwa lainnya
yang tidak terduga mulai dari awal hingga akhir cerita.
Contoh :
a. Rangkaian peristiwa ke 1 : Suatu hari Mogu tersesat di hutan yang
gelap. Akhirnya, Mogu memutuskan untuk bermalam disana dengan
bersandar di sebuah pohon.
b. Rangkaian peristiwa ke 2 : Mogu mendengar ada suara yang
memanggilnya, Mogu terbangun dan mencoba mencari tahu siapa yang
memanggilnya.
c. Rangkaian peristiwa ke 3 : Mogu pun melihat ke sekelilingnya.
Ternyata suara itu berasal dari pohon yang disandarinya. Mogu juga
terkejut karena pohon itu memiliki wajah di batangnya.
d. Rangkaian peristiwa ke 4 : Mereka berdua berkenalan dan melakukan
pembicaraan-pembicaraan tersebut yakni pohon pengetahuan
menawarkan jasa baiknya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
Mogu. Mogu pun menerima tawaran tersebut dengan senang hati.
e. Rangkaian peristiwa ke 5 : Sejak menerima tawaran tersebut, Mogu pun
belajar dengan rajin dan tekun pada pohon pengetahuan. Tak terasa
waktu pun berlalu Mogu tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan
memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
f. Rangkaian peristiwa ke 6 : Dengan berbekal ilmu pengetahuan, Mogu
memutuskan untuk pergi mengembangkan atas saran dari pohon
pengetahuan. Dalam pengembaraannya ia membantu dan menolong
rakyat yang ada disana dengan cara mengajarkan mereka membaca dam
menulis.
g. Rangkaian peristiwa ke 7 : Mogu tiba di ibukota dan mengikuti ujian
negara. Ia lulus dengan peringkat terbaik sepanjang Abad karena
keberhasilannya itu, Mogu pun terkenal di kota itu kabar ini sampai ke
telinga raja.
h. Rangkaian peristiwa ke 8 : Raja kagum atas keringanan yang dimiliki
oleh Mogu. Raja pun mengundang Mogu ke istana. Setelah Mogu
sampai di istana, ternyata ada pejabat Monda yang tidak senang karena
Mogu mendapatkan perhatian lebih dari raja.
i. Rangkaian peristiwa ke 9 : Karena ketidaksenangan Monda terhadap
Mogu. Monda berusaha menjelaskan Mogu dengan memberikan
pertanyaan jebakan dengan maksud menjatuhkan Mogu dihadapkan
raja, namun tidak pernah berhasil dan rasakan semakin kagum.
j. Rangkaian peristiwa ke 10 : Sampai akhirnya, raja pun ikut tertarik
ingin belajar pada pohon pengetahuan dan meminta kepada Mogu untuk
mengantarkannya menghadap pohon pengetahuan. Mogu awalnya ragu
namun, melalui kesepakatan yang disepakati berdua, mereka pu.
Berangkat menuju pohon pengetahuan.
k. Rangkaian peristiwa ke 11 : Setelah raja dan Mogu sampai dipohon
pengetahuan, raja pun menyampaikan niatnya untuk menjadi murid dari
pohon pengetahuan. Namun, pohon pengetahuan menolaknya dengan
halus, karena raja sudah cukup bijaksana. Hanya perlu mendapat
sedikit bantuan dari Mogu.
l. Rangkaian peristiwa ke 12 : Tanpa disadari, pejabat Monda dan
pasukannya tiba-tiba muncul dan memaksa pohon pengetahuan untuk
mengajarinya juga. Tetapi, Tula menolakny karena ia tidak memiliki
hati yang bersih. Jawaban dari pohon itu membuat Monda marah. Ia
memerintahkan pasukannya untuk membakar pohon pengertahuan.
Sebelum meninggal, pohon pengetahuan memberikan sebuah buku.
Dengan buku itu, Mogu semakin bijaksana.

4. Komplikasi : yakni bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita,


masalah mulai timbul karena sebab – akibat rangkaian peristiwa, kemudian
sampai pada klimaks.
Contoh : Munculnya seorang tokoh yang berperan sebagai pejabat lama
yang merasa iri terhadap Mogu yang mendapat perhatian lebih
dari sang Raja. Pejabat itu bernama Monda. Tuan Monda
melakukan berbagai hal agar Mogu terlihat bodoh dihadapan
Raja. Seperti menanyakan pertanyaan aneh dan tidak masuk
akal kepada Mogu. Contohnya, tuan Monda menanyakan tinggi
tubuhnya kepada Mogu. Dengan tenang ia menjawab pertanyaan
dari tuan Monda. Pejabat Monda dan Raja awalnya tak percaya,
kemudian menyuruh seseorang untuk mengukurnya.
Alangkahnya kagumnya Raja pada Mogu saat mengetahui apa
yang ia katakan ternyata benar.
5. Evaluasi : yakni penurunan masalah dimana klimaks mulai mendapatkan
penyelesaian dari konflik tersebut.
Contoh ; Sampai akhirnya, Raja pun ikut tertarik ingin belajar pada pohon
pengetahuan dan meminta kepada Mogu untuk
mengantarkannya menghadap pohon pengetahuan. Mogu
awalnya ragu, namun melalui kesepakatan yang disepakati
berdua, mereka pun berangkat menuju pohon pengetahuan.
Setelah Raja dan Mogu sampai di pohon pengerahuan, Raja pun
menyampaikan niatnya untuk menjadi murid dari pohon
pengetahuan. Namun, pohon pengetahuan menolaknya dengan
halus, karena Raja sudah cukup bijaksana. Hanya perlu
mendapat sedikit bantuan dari Mogu.

6. Resolusi : yakni penyelesaian masalah yang mengungkapkan solusi yang


dialami tokoh atau pelaku.
Contoh : Tanpa disadari, pejabat Monda dan pasukannya tiba-tiba muncul
dan memaksa pohon pengetahuan untuk mengajarinya juga.
Tetapi, Tula menolaknya karena ia tidak memiliki hati yang
bersih. Jawaban dari pohon itu membuat Monda marah. Ia
memerintahkan pasukannya untuk membakar pohon
pengetahuan. Sebelum meninggal, pohon pengetahuan
memberikan sebuah buku. Dengan buku itu, Moga semakin
bijaksana.

7. Koda : yakni pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca.
Contoh : Pelajaran yang dapat dipetik adalah orang yang memiliki hati
yang tulus dan bersih pasti akan mendapatkan keistimewaan atas
apa yang ia perbuat. Sedangkan, orang yang memiliki rasa iri
dan dengki akan berdampak dan menyerang kembali orang yang
merasakan. Keegoisan pun bukan hal yang baik untuk dijadikan
dendam dan landasan kebencian terhadap orang lain. Maka dari
itu, sebagai sesama kita harus menghargai kelebihan yang
memiliki orang lain dan patut bangga atas hal itu.

C. Kaidah Kebahasaan Cerpen


1. Kata Benda ( Nominal)
Adalah kata yang menyatakan segala sesuatu yang dibendakan
Contoh : Anak, kayu, pohon, buku, wajah, kota, pemuda, orang, peringkat,
raja, pejabat, ukuran, api, tuan, guru, rakyat, pasukan, hukuman, hati,
makhluk, petir, ibu, negara, jari, kaca, daun matahari, hutan.

2. Kata Kerja (Verbal)


Kata kerja adalah menunjukkan suatu tindakan
Contoh : belajar, berladang, membawa, mencari, bersandar, melihat,
menengok, mengembara, menulis, membuat, membakar, mengangkat,
mengantarkan, menemui, menghalangi, mambantu, menghancurkan,
berpikir, mengajari, mengumpulkan, memanggilnya.
3. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, serta tbuat
orang/binatang/benda.
Contoh hidup, rajin, rindu, bingung, takut, jahat, terkejut, lembut, terpaksa,
tertarik, bodoh, saying, sedikit, banyak, bersih, besar, girang, cepat, tampan,
lucu, sulit, pintar, iri, tinggi, kagum, kesal, tenang, ragu, luas, serius, jauh,
bijaksana, jahat, mudah, habis, singkat, berusaha, marah, kewalahan, baik.

4. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata
lain.
Contoh :
a) Kata keterangan waktu
- Pada suatu waktu
- Suatu hari
b) Kata keterangan tempat
- Di hutan
- Bersandar di pohon
- Di ibu kota
c) Kata keterangan suasana
- Terkejut
- Kesal
- Tenang
- Tewas tersambar petir
- Membakar

5. Kata Ganti (Pronomina)


Adalah kata yang digunakan untuk menggantikan orang, benda, atau sesuatu
dibendakan. Misalnya aku, kamu, dia, mereka, kami dan lain sebagainya.
Contoh : usianya, ia, engkau, kau, aku, dirimu, pengetahuanku, anda,
namanya.

Kata Ganti (Pronomina) Jumlah Contoh Kata Ganti Orang

Tunggal Saya, aku


a. Kata Ganti Orang Pertama
Jamak Kami, kita
Tunggal Kamu, anda, engkau, saudara
b. Kata Ganti Orang Ke Dua
Jamak Kalian
Tunggal Dia, beliau
c. Kata Ganti Orang Ke Tiga
Jamak Mereka

6. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyamakan jumlah benda atau urusannya
dalam suatu deretan.
Contoh : 7 tahun, sebatang, banyak, sedikit, abad, satu, setumpuk, berdua,
sejumlah, sebuah, bertahun-tahun
7. Kata Tugas
Kata tugas adalah salah satu jenis kata dalam tata bahasa formal bahasa
Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal tidak memiliki makna
leksikal. Berdasarkan peranannya dalam satuan gramatikal, kata tugas dapat
diklasifikasikan menjadi konjungis, artikel, preposisi, partikel, dan
interjeksi.
Contoh : yang, di, untuk, itu, dan, dari, akan, ke, tetapi, dengan, si

Jenis – jenis kata tugas :


a. Kata depan (Preposisi)
Biasanya terletak di awal kata yang menunjukkan hubungan suatu kata
dan memiliki beberapa makna.
Kata depan ada 4 yakni :
- Kata depan bermakna menyatakan sebab : atas, demi
Contoh kalimat : Diangkatnya batu itu satu demi satu
- Kata depan bermakna menyatakan tempat : di, ke, dari
Contoh kalimat : Pak Andi bekerja di Bandung
- Kata depan bermakna menyatakan waktu : hampir, hingga, sampai
Contoh kalimat : Ika dan temannya pergi hingga larut malam
- Kata depan bermakna menyatakan maksud : untuk, guna
Contoh kalimat : Adonan itu terus diaduk, guna membuatnya kalis

b. Kata sambung (Konjungsi)


Digunakan untuk menghubungkan dua kalimat tau kata
Contoh : biarpun, akan tetapi, dan, serta, meskipun, jadi, oleh, karena itu,
jika, karena, dengan, atau, bahwa dll.
Contoh kalimat :
- Ifah dan adiknya terlihat senang sekali
- Haniy dan Cici bermain bersama meskipun jarang

c. Kata sandang ( Artikula)


Adalah kata yang bermakna menunjukkan banyaknya sesuatu, biasanya
diikuti kata benda.
Contoh ; si, sang, hang, sri, para.
Contoh kalimat :
- Si Kancil merupakan hewan cerdik
- Sang raja amat senang atas kehadiran
- Sungguuh berjasa sosok bhang jebat
- Sri paduka raja tiba di istana siang nanti

d. Kata Seru (Interjeksi)


Yakni kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang
ketika sedih, senang, kecewa, gembira, dan sebagainya
Contoh : wow, hah, wah, cih, oh, ha, aduh, ya ampun
Contoh kalimat :
- Wow, kamu keren sekali menggunakan sepatu itu !
e. Kata Penegas (Partikel Penegas)
Yakni kata yang membantu melengkapi dan memberikan penekanan pada
kata yang diikutinya.
Conroh : kah, lah, tah, pun.
Contoh kalimat :
- Akulah pemenang lomba itu
- Siapakah, gerangan darinya?
- Mungkinkah itu yang dia mau?
- Bagaimanapun dia tetap keluarga kami.

Unsur Kebahasaan Lainnya dalam Cerpen antara lain :


a. Ragam bahasa sehari-hari atau bahasa tak resmi
Yakni kalimat ujaran langsung yang digunakan sehari-hari sehingga terasa
lebih nyata
Contoh ; Nah, perkenalan dirimu

b. Majas
Disebut juga sebagai bahasa berkias atau suatu gaya bahasa untuk
mendapatkan suasana dalam kalimat agar semakin hidup.

Majas dibagi menjadi 4 kelompok yakni :


a) Majas perbandingan : adalah yang membandingkan dua objek
Jenis majas perbandingan antara lain :
- Metafora : yakni gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang
mewakili maksud lain sebagai perbandingan.
Contoh ; hati – hati dengan tikus berdasi di sekitar anda.

- Personifikasi : yakni gaya bahasa yang menciptakan perumpamaan


benda mati dengan sifat menyerupai manusia.
Contoh : Angin, sampaikanlah salamku padanya

- Depersonifikasi : yakni gaya bahasa yang membandingkan manusia


dengan benda mati.
Contoh : Bila engkau bunga, akulah yang menjadi kumbangnya

- Alegori : yakni majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau


penggambaran.
Contoh : Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas kadang pula
di bawah

- Antitesis : yakni bahasa kiasan yang mengadakan perbandingan


antara lawan kata atau antonim.
Contoh ; Naik turunya harga BBM sangat berpengaruh pada harga
kebutuhan pokok
b) Majas pertentangan : yakni majas yang melukiskan hal apapun dengan
mempertentangkan antara hal satu dengan lainnya.
Adapun contoh majas pertentangan antara lain :

- Hiperbola : Majas yang digunakan dengan melebih-lebihkan sesuatu.


Contoh : Ketika mendengar kabar tersebut, mereka terkejut setengah
mati.

- Litotes : Yakni gaya bahasa yang memperkecil sesuatu atau


melemahkan dan menyatakan kebalikannya.
Contoh : Rumah makan ini hanya usaha kecil saya.

- Ironi : Gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir dengan


mengatakan yang sebaliknya.
Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai aku tidak bisa
membacanya.

- Satire : Yakni gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap


keadaan atau seseorang.
Contoh : Percuma saja aku berbicara hingga mulutku berbusa, kalau
ternyata ucapanku ini tidak didengar.

c) Majas pertautan : Adalah ungkapan yang memiliki kata-kata kiasan serta


berhubungan dengan sesuatu yang ingin disampaikan dalam lisan
maupun tulisan.

- Metonimia : Gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan


memakai kata lain yang punya keterikatan (contohnya merek dagang).
Contoh : Para Jemaah haji pergi ke Mekkah dengan menggunakan
Garuda.

- Sinekdoke : Yakni gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian


sebagai pengganti suatu keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh : Tidak ada satu pun telinga yang mendengarkan penjelasan
guru tadi.

- Alusio : Gaya bahasa yang menggunakan sesuatu untuk menyatakan


sesuatu yang lain melalui kesamaan yang sering digunakan.
Contoh : Semenjak ibunya meninggal Ratih merasa ia adalah bawang
putih padahal ibu tirinya sangat baik.

- Eufemisme : Gaya bahasa yang menggantikan kata kasar dengan kata


yang lebih halus.
Contoh : Nenek berpulang ke rahmat Tuhan. ( berpulang =
meninggal).
- Elipsis : Gaya bahasa yang menghilangkan sebagian kata atau
kalimatnya.
Contoh : Aku kesekolah tadi siang. ( Kata pergi dihilangkan).

d) Majas perulangan : Yakni gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan


dengan mengulang kata atau frase.
Contoh majas perulangan antara lain :

- Aliterasi : Gaya bahasa yang tersusun dari perulangan bunyi


konsonan.
Contoh : Langit biru lautan hati berseru.

- Asonasi : Gaya bahasa perulangan yang merujuk pada perulangan


vokal suatu kata.
Contoh : Syarat-syarat saya mungkiri Beta buang Beta singkiri.

- Antanaklasis : Gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dimana


kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Engkau dijual Engkau dibaca.

- Anafora : Gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dimana kata


yang diulang, yakni kata yang diawal.
Contoh : Apapun jalan yang kau pilih, apapun impian yang kau raih,
aku akan tetap menghormatimu.

- Simploke : Gaya bahasa yang berupa pengulangan kata pada bagian


akhir dan awal kalimat.
Contoh : Kau bilang ibumu merepotkanmu, aku bilang kau
keterlaluan.

c. Kalimat deskriptif

Yakni kalimat yang menggambarkan suasana, tempat, tokoh, dalam cerita.

Contoh :

1. Mogu amat rajin membaca, semua buku habis dilahapnya.


2. Akhirnya Mogu memtuskan untuk bermalam di hutan.
3. Dalam tidurnya, samar-samar Mogu mendengar suara
memanggilnya.
4. Aku Tule, pohon pengetahuan. Nah, perkenalkan dirimu,” ujar
pohon itu lagi lembut.
5. Luar biasa! Baiklah! Alu punya satu pertanyaan untukmu. Aku
pernah mendengar tentang pohon pengetahuan . Jika pengetahuan
luas, kau pasti tahu dimana letak pohon iti. Bawalah aku ke sana,”
ujar Raja.
6. Dengarlah, nak. Aku adalah pohon pengetahuan . Banyak sekali
orang mencariku, namun tak berhasil menemukan. Hanya orang
yang berjiwa bersih dan betul-betul haus akan pengetahuan yang
dapat menemukanku.

d. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen. Unsur intrinsik
dalam cerpen antara ; Tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudutpandang, gaya
bahasa dan amanat.

1. Tema
Biasa dikenal juga dengan istilah topik atau pokok persoalan. Tema
adalah pokok atau gagasan utama dalam sebuah cerpen yang berisi ide-
ide yang melatarbelakangi isi keseluruhan cerpen. Penulis harus
menentukan tema terlebih dahulu sebelum menulis cerpen karena tema
adalah nyawa dan inti cerpen.
Contoh tema : Persahabatan, cinta, pendidikan, dan sebagainya.

2. Tokoh
Terdapat tokoh utama dengan porsi cerita yang besar serta tokoh
pembantu yang tidak memiliki pengaruh besar terhadap jalan cerita.
Jenis-jenis tokoh :
A. Berdasarkan watak :
a. Tokoh Protagonis
Adalah tokoh dalam cerita yang menjadi pemeran utama, dan
memiliki sikap positif. Seperti : pemberani, jujur, sopan, ramah,
lembut, dll.
Contoh tokoh protagonis : Mogu.

b. Tokoh Antagonis
Yakni tokoh dalam cerita yang menjadi pemeran utama, namun
memiliki sifat yang buruk(negatif). Seperti : jahat, sombong, iri,
dengki, dll
Contoh tokoh antagonis : Monda.

c. Tokoh Tritagonis
Yakni tokoh dalam cerpen yang memiliki sifat bijaksana yang
berperan sebagai penengah atau pelerai, yang arif dan bijaksana.
Contoh tokoh tritagonis :Tule, Raja

B. Berdasarkan Peran:
a. Tokoh utama
Merupakan tokoh yang memiliki peran paling banyak dalam cerita.
Contoh tokoh utama : Mogu

b. Tokoh Figuran
Ialah tokoh yang muncul hanya sesekali.
Contoh tokoh figuran : Pohon pengetahuan.
c. Tokoh Pembantu
Yakni tokoh yang memiliki peran tidak penting. Sehingga
kehadirannya hanya sebagai penunjang tokoh utama.
Contoh tokoh pembantu : Tule, Raja, Monda.

3. Penokohan
Adalah cara penulis dalam menggambarkan watak atau sifat tokoh dalam
cerita cerpen. Berikut cara penulis menggambarkan watak tokoh dalam
ceroen antara lain :
a. Teknik analitik atau penjelasan langsung dari penulis bahwa tokohnya
berwatak baik, jahat, kasar lembut dll.
Contoh : Wati memang sangat menarik. Dia sangat ramah sehingga
disukai oleh teman-temanya. Ia berasal dari keluarga kaya raya, tetapi
dia mengedepankan kesederhanaan. Tak heran jika ia selalu terbiasa
rapi untuk urusan pribadinya.

b. Secara tidak langsung atau disebut juga dengan teknik dramatik.


Caranya antara lain :

a). Dialog antartokoh


Contoh : “Jangan takut! Aku bukan makhluk jahat. Aku Tule,
pohon pengetahuan. Nah, perkenalkan dirimu,” ujar pohon itu
lagi lembut. “Aku Mogu. Pencari kayu bakar. Aku tersesat, jadi
terpaksa bermalam disini,” jawab Mogu takut-takut.
“Nak, apakah kau tertarik pada ilmu pengetahuan? Apa kau bisa
menyebutkan kegunaannya bagimu?” tanya pohon itu. “Oh, ya
ya, aku sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Aku jadi tahu
banyak hal. Aku tak mudah dibodohi dan pengetahuanku kelak
akan sangat berguna bagi siapa saja. Sayangnya, sumber
pengetahuan di desaku amat sedikit. Sedangkan kalau harus ke
kota akan membutuhkan biaya yang besar. Aku ingin sekali
menambah ilmuku tapi tak tahu bagaimana caranya.”( Watak
Mogu adalah pemberani yaitu ia tidak takut terhadap pohon
pengetahuan, dan ia tertarik pada ilmu pegetahuan karena ia jadi
tahu banyak hal dan tidak mudah dibodohi.)

b). Tanggapan atau reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh utama

Contoh : “ Apa yang kursa aneh, bahwa ibu tak menampakkan


kesuraman wajah dan kesedihan hati menjelang saat-saat
berlawanan dengan wataknya yang halus. Apakah ia memang
hendak menyembunyikan air matanya, agar ia tidak tampak
sebagai orang yang sedang kehilangan peganga ? Karena bila kau
memandangnya, matanya tampak bersinar cerah”( Pendeskripsian
watak tokoh ibu diatas diuraikan melalui reaksi atau tanggapan
orang lain).
c). Pikiran-pikiran dalam hati tokoh

Contoh:

4. Alur
5. Latar atau seting
6. Sudut pandang
7. Gaya Bahasa
8. Amanat

e. Unsur Ekstrinsik Cerpen


Yakni unsur yang berasal dari luar cerpen.Antara lain latar belakang penulis,
latar belakang masyarakat, dan nilai yang terkandung dalam cerpen.

1. Latar belakang penulis


2. Latar belakang masyarakat
3. Nilai terkandung dalam cerpen

Anda mungkin juga menyukai