Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BANTEN
2022
BAB 4
Orientasi runway merupakan arah runway berdasarkan arah dan besaran angin.
Idealnya operasi pesawat terutama take off harus dilakukan melawan arah angin.
Menurut ICAO, orientasi runway harus dibuat dengan arah sedemikian rupa
95%. Dalam menentukan orientasi runway bergantung pada tipe pesawat rencana
yang akan beroperasi, yang nantinya akan menentukan crosswind value. Pesawat
Dari data pesawat rencana pada Tabel 3.10, dapat dilihat bahwa pesawat terbesar
yaitu B744 dengan jumlah modul sebanyak 416. Kemudian dari Klasifikasi
Airport, Desain Grup, dan Jenis Pesawat pada Tabel 4.1, diperoleh nilai
Berdasarkan data ARFL dan wingspan di atas, dapat diketahui bahwa jenis pwsawat
Berdasarkan code element yang diperoleh dapat ditentukan besarnya lebar crosswind
value sebesar 20 knots. Untuk menentukan orientasi runway akan dilakukan analisis
wind rose dengan syarat minimal crosswind coverage sebesar 95%. Apabila satu
runway belum memenuhi syarat tersebut maka akan dibuat runway tambahan, sampai
DATA ANGIN 6
Wind Percentage of Wind Total
0-4 4-8 8-12 12-18 18-24 24-31 31-38 38-47
Direction
mph mph mph mph mph mph mph mph
N 0.07 0.03 0.90 0.10 0.00 1.13 0.68 1.34 4.24
NNE 1.35 0.47 1.23 0.43 0.72 0.70 1.00 1.13 7.03
NE 1.25 0.85 1.04 0.76 0.87 0.40 1.17 0.97 7.31
ENE 1.22 0.12 0.84 1.35 0.68 0.07 0.79 1.17 6.24
E 0.87 0.65 1.19 1.23 1.10 0.70 1.36 0.01 7.12
ESE 0.81 0.60 0.91 1.35 1.20 0.53 0.41 0.15 5.96
SE 1.41 0.22 0.25 1.06 0.38 0.28 1.01 0.69 5.30
SSE 0.92 0.72 0.66 1.45 1.25 0.31 1.13 0.57 7.01
S 1.01 1.01 0.16 0.25 0.59 0.07 0.84 0.59 4.52
SSW 1.47 0.76 1.42 1.01 0.26 0.51 0.98 0.18 6.60
SW 0.69 0.59 1.23 0.45 1.17 0.63 1.06 1.25 7.07
WSW 1.03 0.29 0.54 1.47 0.43 0.06 0.43 0.73 4.98
W 1.35 0.65 0.13 1.47 0.50 1.14 0.98 1.26 7.48
WNW 1.38 0.69 0.66 0.44 1.45 1.10 0.26 1.39 7.38
NW 0.16 0.69 0.81 0.38 0.13 0.56 1.14 1.04 4.92
NNW 1.16 0.01 0.45 1.14 0.60 1.10 1.41 0.95 6.84
2. Setelah plotting pada data angin, selanjutnya menggambar runway pada wind rose
yang sudah dibuat dengan menggunakan lebar jari-jari 20 knots atau 23,0156
mph. Maka dapat dilihat hasil dari gambar runway pada wind rose dengan sudut 0
runway tersebut. Untuk menghitung bagian yang tidak terarsir, maka hitung
Sebagai contoh pada E dengan range kecepatan 18-24 mph, diperoleh luas arsiran
49,46 satuan dan untuk luas arsiran dalam batasan sebesar 14,89. Maka untuk nilai
(0,4 × 49,46)
Probabilitas parsial = = 0,42
49,46
Dengan menggunakan cara tersebut, didapat nilai dari crosswind coverage untuk
0 DERAJAT
DATA ANGIN 6
Wind Percentage of Wind
0-4 4-8 8-12 12-18 18-24 24-31 31-38 38-47 Total
Direction
mph mph mph mph mph mph mph mph
N 0.07 0.03 0.90 0.10 0.00 1.13 0.68 1.34 4.24
NNE 1.35 0.47 1.23 0.43 0.72 0.70 1.00 1.13 7.03
NE 1.25 0.85 1.04 0.76 0.87 0.40 1.17 0.97 7.31
ENE 1.22 0.12 0.84 1.35 0.68 0.07 0.79 1.17 6.24
E 0.87 0.65 1.19 1.23 1.10 0.70 1.36 0.01 7.12
ESE 0.81 0.60 0.91 1.35 1.20 0.53 0.41 0.15 5.96
SE 1.41 0.22 0.25 1.06 0.38 0.28 1.01 0.69 5.30
SSE 0.92 0.72 0.66 1.45 1.25 0.31 1.13 0.57 7.01
S 1.01 1.01 0.16 0.25 0.59 0.07 0.84 0.59 4.52
SSW 1.47 0.76 1.42 1.01 0.26 0.51 0.98 0.18 6.60
SW 0.69 0.59 1.23 0.45 1.17 0.63 1.06 1.25 7.07
WSW 1.03 0.29 0.54 1.47 0.43 0.06 0.43 0.73 4.98
W 1.35 0.65 0.13 1.47 0.50 1.14 0.98 1.26 7.48
WNW 1.38 0.69 0.66 0.44 1.45 1.10 0.26 1.39 7.38
NW 0.16 0.69 0.81 0.38 0.13 0.56 1.14 1.04 4.92
NNW 1.16 0.01 0.45 1.14 0.60 1.10 1.41 0.95 6.84
Total 2.36 1.22 1.82 2.10 1.66 1.36 2.14 1.96 100.00
dengan 170 derajat. Dengan cara seperti langkah sebelumnya, didapat nilai
5. Karena dari seluruh arah tidak memenuhi syarat coverage seesar 95%, maka
diperlukan runway tambahan agar dapat memenuhi syarat. Arah dengan coverage
terbesar yaitu pada sudut 0°, akan dijadikan runway tetap dan arah lainnya dilakukan
Berikut hasil plotting untuk dua runway pada orientasi 20°-100° sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Dua Runway pada Data Angin
(Sumber: Hasil Analisis, 2022)
dilakukan tahapan yang sama seperti perhitungan runway satu arah dengan
menentukan persentase luas tiap bagian. Crosswind coverage untuk dua runway
Memenuhi syarat ICAO (crosswind coverage > 95%), sehingga orientasi runway
dapat digunakan. Penomoran runway dilakukan dengan nilai sudut azimuth runway
1. Runway 1 : 01 dan 19
2. Runway 2 :10 dan 28
1.2 Perancangan Runway
Peraturan yang digunakan pada perancangan runway ini mengacu pada Aerodrome
Design Manual - Part 1: Runways edisi ketiga tahun 2006. Peraturan- peraturan yang
dipakai dalam mendesain geometri runway sendiri berdasar pada jenis-jenis pesawat
Reference Code (ARC). Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain geometri
runway adalah panjang dan lebar runway, longitudinal slopes, runway shoulder,
runway strip, runway end safety area (RESA), clearway dan stopway.
pesawat.
Didapatkan data elevasi, suhu, dan slope pada Bandara Sentani sebagai berikut:
Data Nilai
Elevasi (m) 15
Suhu (C) 27
Slope (%) 0%
2. Setelah data didapatkan, tentukan koreksi elevasi, suhu, dan kemiringan runway
dengan rumus:
h
Fe = 1 + 0,07 × (4.2)
300
Ft = 1 + [ 0,01 × (T – (15 – (0,0065 × h)))] (4.3)
Fs = 1 + (0,1 × S) (4.4)
Keterangan:
Fe = Koreksi Elevasi
Ft = Koreksi Suhu
Fs = Koreksi Slope
H = Elevasi (m)
T = Suhu (°C)
S = Slope (%)
Koreksi Nilai
Fe 1.0035
Ce 3394.841
Ft 1.121
Ct 3805.531
Fc 1.0001
Cs 3806.026
didaptkan dari Aerodrome Design Manual – ICAO maupun dari sumber lain berupa
katalog pesawat. ARC untuk pesawat A346 adalah 4-E. Kemudian menentukan lebar
1,25%.Bahu Runway
Berdasarkan klasifikasi di atas, panjang runway strip yang digunakan adalah 240 m
6. Menentukan Clearway
Gambar 4.9 Klasifikasi Dimensi Clearway
7. Menentukan Stopway
Berdasarkan klasifikasi di atas, lebar stopway yang digunakan adalah sama dengan
lebar runway yaitu 45 m, dan kemiringan pada stopway adalah 0,3% setiap 30 m.
Take Off Run Available (TORA) : panjang runway di atas tanah. (4.5)
Dari penjabaran poin-poin yang telah dilakukan, maka didapatkan rekapitulasi data
Data Nilai
ARFL 3383
ARC 4E
Koreksi Elevasi 3394.841
Koreksi Suhu 3805.531
Koreksi Slope 3806.026
Lebar Runway 45 m
Panjang Runway 2500 m
Bahu Runway 60 m
Kemiringan Runway 1.25 %
Panjang Runway Strip 2100 M
Lebar Runway Strip 150 M
Panjang RESA 240 M
Lebar RESA 90 M
Panjang Clearway 5 M
Lebar Clearway 120 M
Slope Stopway (tiap 30 m) 150 %
Lebar Stopway 0.3 m
TORA 60 M
TODA 3806 M
ASDA 3926 M
LDA 3866 M
Taxiway adalah jalan penghubung antara landasan pacu dengan apron, hangar,
terminal atau fasilitas lainnya yang berasa di bandar udara. Apron taxiway adalah
taxiway yang biasanya terletak pada pinggir parkiran pesawat yang berfungsi untuk
Peraturan yang digunakan pada perancangan taxiway ini mengacu pada Aerodrome
Design Manual – Part 2 : Taxiways, Aprons and Holding Boys edisi ke-empat tahun
2005. Peraturan- peraturan yang dipakai dalam mendesain geometri taxiway sendiri
berdasar pada jenis-jenis pesawat yang secara internasional disamakan dalam bentuk
Pada penentuan Aerodrome Reference Code (ARC) sesuai dengan Tabel 4.2,
diketahui bahwa ARC pesawat masuk kedalam kelompok 4-E. Maka, dapat
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
Berdasarkan klasifikasi di atas, lebar minimum perkerasan taxiway adalah 23 m dan
2. Kemiringan Taxiway
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
3. Taxiway Strip
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
Untuk menentukan lokasi exit taxiway didapat dari ICAO Aerodrome Design Manual
part 2 Taxiways, Aprons and Holding Boys (2005). Exit taxiway dibagi menjadi dua
yaitu bergeometrik tegak lurus dengan runway dan yang bersudut tajam atau yang
biasa disebut rapid taxiway. Rapid taxiway berfungsi untuk mengurangi durasi
pesawat untuk berada di runway serta dapat digunakan apabila peak hour traffic
yang terletak di ujung runway serta yang bersudut tajam ditempatkan di tengah
runway yang lokasinya didasarkan pada three segment method. Untuk menggunakan
three segment method harus diketahui kategori pesawat rencana. Pada perencanaan
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
Berdasarkan klasifikasi di atas, diperoleh nilai dimensi Rapid Exit Taxiway sebagai
berikut:
a. Jarak yang dibutuhkan untuk mendarat sampai main gear touchdown (S1),
m.
b. Jarak transisi dari main gear touchdown sampai konfigurasi pengereman yang
S2 = 10 × Vav (4.9)
S2 = 10 × 282 = 2820 m
(152-15)2 -302
S3 =
8 × 1,5
= 1489,085 m
d. Keseluruhan lokasi rapid exit taxiway dari titik pesawat landing (S), dihitung
S = S1 + S2 + S3 (4.11)
= 4759,083
Maka keseluruhan lokasi rapid exit taxiway adalah sebesar 4759,083 m. Dikarenakan
lokasi rapid exit taxiway lebih panjang apabila dibandingkan dengan panjang runway,
maka rapid exit taxiway tidak dibutuhkan pada perencanaan bandara ini.
Dari penjabaran poin-poin yang telah dilakukan, maka didapatkan rekapitulasi data
Data Nilai
Lebar Taxiway 23 M
Lebar Taxiway dengan Bahu 44 M
Kemiringan Tranversal Taxiway 1.5 %
Kemiringan Longitudinal Taxiway 1.5 %
Taxiway Strip 95 M
Lokasi Rapid Exit Taxiway 4759.083 M
Taxiway Minimum Separation Distance
Center line of instrument 182.5 M
Center line of non-instrument 107.5 M
Taxiway center line 80 M
Apron adalah area darat yang berada di bandar udara yang digunakan untuk
mengakomodasi pesawat dengan tujuan naik turun penumpang, bongkar muat kargo,
Untuk kriteria merancang apron didapat dari ICAO Aerodrome Design Manual part
awal, pada saat jam sibuk jumlah pesawat terbanyak pada tahun rencana 2036 adalah
1. Clearance
Clearance yaitu jarak dari titik tengah taxiway menuju objek terdekat dan jarak
dari apron taxiway ke objek, dapat dilihat melalui acuan gambar berikut:
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
Dengan code letter pesawat 4E, maka diperoleh nilai clearance sebesar 7,5 m.
(Sumber: Aerodrome Design Manual - Part 2: Taxiways, Apron, and Holding Bays, 2005)
sebesar 47,5 m.
3. Dimensi Apron
Lebar Apron = ∑ (Wingspan Pesawat + Clearance) + Clearance (4.12)
= 879,8 m
= 147,4
4. Luas Apron
= 147,4 × 879,8
= 129683 m2
Dari penjabaran poin-poin yang telah dilakukan, maka didapatkan rekapitulasi data
Data Nilai
Nilai Clearance 7.5 M
Apron to Taxiway Center Line 47.5 M
Lebar Apron 879.8 M
Panjang Apron 147.4 M
Luas Apron 129682.5 M
permukaan yang membentuk ruang udara di dan sekitar bandar udara, yang harus
bebas dari gangguan agar pesawat dapat beroperasi dengan selamat dan untuk
mencegah bandar udara menjadi tidak dioperasikan akibat adanya gangguan yang
2. Untuk menentukan volume ruang udara disekitar bandar udara yang harus dijaga
agar bebas dari obstacle (objek yang berada di atas ataupun berdri di permukaan
Tujuannya untuk melindungi ruang udara diluar permukaan horizontal dalam 150
m di atas datum ketinggian yang menjadi acuan untuk jarak 15.000 m dari titik
acuan ARP.
b. Perumkaan kerucut
Permukaan ini terdiri dari permukaan lurus dan lengkung, yang miring ke atas
permukaan kerucut diukur pada bidang vertikal yang tegak lurus dengan keliling
meluas ke batas luar. Jika bandar udara memeiliki beberapa runway, kurva
dengan radius tertentu berpusat di tengah masing-masing ujung strip runway dan
d. Permukaan pendekatan
Kombinasi beberapa bidang berasal dari tepi dalam yang berhubungan dengan
masing-masing threshold runway, dengan dua sisi yang bermula di ujung tepi
dalam.
threshold. Permukaan ini bermula dari tepi dalam suatu panjang tertentu
kemudian meluas pada dua sisi yang parallel terhadap bidang vertikal yang
f. Permukaan transisi
Bidang miring yang berasal dari tepi bawah sisi strip runway dan sisi permukaan
Permukaan ini lebih dekat dengan runway, tepi bawah bermula dari ujung
Bidang miring yang bermula pada jarak tertentu setelah threshold dan meluas di
Zona bebas obstacle terdiri atas permukaan linear approach, inver transitional
hal-hal berikut:
bandar udara.
Berdasarkan KP No. 39 tahun 2015, dimensi fisik OLS untuk approach runway
Instrument runway, prosedur yang harus diikuti oleh pesawat udara yang sedang
Dengan code letter pesawat 4E dan panjang landas pacu 1800 m, maka didapatkan
rekapitulasi data dan dimensi pada perancangan daerah KKOP sebagai berikut: