Anda di halaman 1dari 19

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


OOP

Dosen Pengampu:
Jasman Pardede

Oleh:
Yoga Ramadan - 152021126

KELAS CC
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Jasman Pardede sebagai
dosen pengampu mata kuliah OOP yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, 10-12-2023

Yoga Ramadan

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama…………………..............................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………………………

3
DAFTAR TABEL (JIKA ADA)

Hlm
Tabel 1……….…….………………………………………………………
Tabel 2………….………………………………………………………….
Tabel 3……………..………………………………………………………
Dst.

4
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)

Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.

5
DAFTAR LAMPIRAN (JIKA ADA)

Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.

BAB I

6
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interaksi Manusia dan Komputer sangat erat kaitannya dengan User yang
menjadi patokan adalam penggunaan serta interaksi yang terjadi. Dalam hakikatnya,
setiap kegiatan yang dilakukam oleh pengguna dengan komputernya menjadi
berkesinambungan dan menjadi hak bagi pengguna untuk memilih model maupun
cara berinteraksi langsung dengan komputer.
Pemrograman berorientasi objek atau dikenal dengan Objek Oriented
Programming (OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan
kepada objek. Semua data dan fungsi dalam program di bungkus dalam kelas-kelas
atau objek-objek. Pengertian orientasi objek berarti bahwa kita mengorganisasi
perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data
dan perilakunya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Sejarah OOP?
b. Pengertian OOP?
c. Bahasa yang mendukung OOP meliputi apa saja
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui pengertian OOP secara umum
b. Dapat mengetahui konsep dasar dari pemrograman berorientasi objek (OOP)

BAB II

7
PEMBAHASAN

A. Sejarah OOP
Sejarah perkembanagan OOP dimulai pada tahun 1966 saat Ole Johan
Dhal dan Kristen Nygaard dari universitas Olslo norwegia menerbitkan sebuah jurnal
Kertas kerja dengan judul “SIMULA An Algol Based Language”.
Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) merupakan metode pemrograman
dimana pengembang harus mendefinisikan tipe dari struktur data dan juga tipe dari
operasi yang dapat di aplikasikan ke struktur data. Dengan demikian struktur data
menjadi objek yang dapat memiliki data dan fungsi. Beberapa kemampuan utama dari
pemrograman OOP antara lain :
1. Pemrograman OOP menekankan pada data dari pada prosedur karena data
diperlukan sebagai elemen yang penting dan tidak boleh mengalir secara
bebeas dalam program.
2. Data di sembunyikan dari akses program oleh fungsi-fungsi (function)
eksternal.
3. Program dapat dibagi-bagi kedalam objek-objek yang lebih kecil.
4. Objek dapat berkomunikasi satu dengan yang lain melalui function
5. Data baru dan function dapat dengan mudah ditambahkan pada saat di
butuhkan
6. Konsep pemrogramannya mengikuti pendekatan buttom up.

B. Pengertian OOP (Object Oriented Programming)


Banyak orang pertama kali belajar program menggunakan bahasa yang tidak
berorientasi objek. Program non-OOP mungkin salah satu daftar panjang dari
perintah. Lebih program yang kompleks akan kelompok daftar perintah ke dalam
fungsi atau subrutin masing-masing yang mungkin melakukan tugas tertentu.

8
Dengan desain semacam ini, biasanya untuk data program untuk dapat diakses
dari setiap bagian dari program tersebut. Sebagai program tumbuh dalam ukuran,
memungkinkan fungsi apapun untuk memodifikasi setiap bagian dari data berarti
bahwa bug dapat memiliki dampak yang luas jangkauannya. Sebaliknya, pendekatan
berorientasi objek mendorong para programmer untuk tempat data di mana tidak
langusng dapat diakses oleh seluruh program.
Sebaliknya data diakses dengan memanggil tertulis fungsi khusus, yang biasa
disebut metode, baik yang dibundel dengan data atau warisan dari “objek kelas” dan
bertindak sebagai perantara untuk mengambil atau memodifikasi data tersebut.
Pemrograman yang membangun yang menggabungkan data dengan satu set metode
untuk mengakses dan mengelola data tersebut disebut objek.
Sebuah program berorientasi objek biasanya akan mengandung berbagai jenis
objek, masing-masing jenis yang sesuia untuk jenis tertentu dari data yang kompleks
untuk dikelola atau mungkin ke objek dunia nyata atau konsep seperti rekening bank,
pemain hoki, atau buldoser. Sebuah program mungkin berisi beberapa Salinan dari
setiap jenis objek, satu untuk setiap objek dunia nyata program ini berurusan dengan
OOP.
Sebagai contoh, ada bisa menjadi salah satu rekening bank untuk setiap
account objek dunia nyata di sebuah bank tertentu. Setiap salinan dari objek rekening
bank akan sama dalam metode ini menawarkan untuk memanipulasi atau membaca
data, tetapi data dalam setiap objek akan berbeda mencerminkan sejarah yang
berbeda dari setiap account.
Objek dapat dianggap sebagai pembungkus data mereka dalam satu set fungsi
yang dirancang untuk memastikan bahwa data yang digunakan tepat, dan untuk
membantu dalam menggunakan. Metode ini objek biasanya akan mencakup
pemeruksaan dan perlindungan yang khusus untuk jenis data objek berisi. Sebuah
objek juga dapat menawarkan sederhana digunakan, metode standar untuk melakukan

9
operasi tertentu pada data, sementara menyembunyikan secara spesifik tentang
bagaimana tugas-tugas yang dicapai.
Dengan cara ini perubahan dapat dibuat dengan struktur internal atau metode
obyek tanpa memerlukan bahwa sisa program dimodifikasi, Pendekatan ini juga dapat
digunakan untuk menawarkan metode standar di berbagai jenis objek.
Sebagai contoh, beberapa jenis benda mungkin menawarkan metode cetak. Setiap
jenis objek yang mungkin menerapkan metode cetak dalam cara yang berbeda, yang
mencerminkan jenis data yang berbeda masing-masing berisi, tetapi semua metode
cetak yang berbeda mungkin disebut dengan cara standar yang sama dari tempat lain
di program ini.
Fitur-fitur ini menjadi berguna terutama Ketika lebih dari satu programmer
berkontribusi kode untuk proyek atau Ketika tujuannya adalah untuk menggunakan
Kembali kode di antara proyek. Pemrograman berorientasi objek memiliki akar yang
dapat ditelusuri ke tahun 1960-an. Sebagai perangkat keras dan software menjadi
semakin kompleks, pengelolaan sering menjadi perhatian. Para peneliti mempelajari
cara untuk menjaga kualitas software dan pemrograman berorientasi objek yang
dikembangkan Sebagian untuk mengatasi masalah-masalah umum dengan sangat
menekankan diskrit, unit dapat digunakan kembali logika.
Teknologi ini befokus pada data daripada proses, dengan program yang terdiri
dari modul mandiri(kelas), setiap contoh(objek) yang berisi semua informasi yang
dibutuhkan untuk memanipulasi data struktur sendiri (anggota). Hal ini berbeda
dengan yang ada pemrograman modular yang telah dominan selama bertahun-tahun
yang difokuskan pada fungsi dari sebuah modul, bukan data spesifik, tetapi juga
disediakan untuk penggunaan kembali kode, dan cukup dapat digunakan Kembali
unit-diri dari logika pemrograman, memungkinkan kolaborasi melalui penggunaan
modul terkait (subrutin). Pendekatan yang lebih konvensional, yang masih tetap,
cenderung untuk mempertimbangkan data dan perilaku secara terpisah. Program
berorientasi objek dengan demikian dapat dilihat sebagai kumpulan objek

10
berinteraksi, yang bertentangan dengan model konvensional, di mana program
dipandang sebagai daftar tugas (subrutin) untuk melakukan. Dalam OOP, setiap objek
dapat menerima pesan, pengolahan data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Setiap
objek dapat dilihat sebagai “mesin” independent dengan peran yang berbeda atau
tanggung jawab. Tindakan (metode) pada obyek-obyek yang terkait erat dengan
objek. Sebagai contoh, OOP struktur data cenderung “membawa operator sendiri
main dengan mereka” (atau setidaknya “mewarisi” mereka dari obyek yang sama atau
kelas).

C. Konsep dasar dan Bahasa Pemrograman yang mendukung OOP


1. Kelas
Kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan
tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-
definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan
dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam
pemrograman berorientasi object.
2. Objek
membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program
komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah
program komputer berorientasi objek.
3. Abstraksi
Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses
olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem
melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan
dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem,
tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau
metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk
mengembangkan sebuah pengabstrakan.

11
4. Enkapsulasi
Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam
dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut
yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang
menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya
tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
5. Polimorfisme
melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin,
bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan
dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa
tersebut dikirim.
Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu
masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut
(terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah
tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki
manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut
ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus
mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk
mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui
bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data
tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah
dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi
tugasnya sendiri.

12
Bahasa Pemrograman yang mendukung OOP:
1. Visual Foxpro
2. Java
3. C++
4. Pascal
5. SIMULA
6. Smalltalk
7. Ruby
8. Python
9. PHP
10. C#
11. Delphi
12. Eiffel
13. Perl
14. Adobe Flash AS 3.0

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah perkembanagan OOP dimulai pada tahun 1966 saat Ole Johan Dhal
dan Kristen Nygaard dari universitas Olslo norwegia menerbitkan sebuah jurnal
Kertas kerja dengan judul “SIMULA An Algol Based Language”.
Pemrograman Berorientasi Objek (Objek Oriented Programming atau OOP)
merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. OOP adalah
paradigma pemrograman yang cukup dominan (Object Oriented Programming)
menekankan beberapa konsep, yaitu kelas, objek, abstraksi, enkapsulasi,
polimorfisme, dan inheritas.

3.2 Saran
Bagian ini berisi saran-saran yang dikemukakan oleh mahasiswa bagi Guru
BK dan Mahasiswa BK sebagai konsekuensi dari membaca isi pembahasan makalah
yang telah dipaparkan sebelumnya. Saran dibuat dalam bentuk poin-poin sebagai
berikut:
3.2.1 Bagi Guru BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.
3.2.2 Bagi Mahasiswa BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.
d.

14
DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.

15
Buku Lebih Dari Satu Edisi*)
Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)


Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)

16
Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance Psychological
Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.

Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)


Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267

Artikel Jurnal dengan DOI*)


Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and the
survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-229. doi:
10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008). The
basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the National
Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using multiple
cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Scheunders (Eds.),
Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678. Advanced Concepts for
intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.

17
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.

Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)


Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online*)


Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community Counseling
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek Eks-Pecandu
NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/

18
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.

Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

19

Anda mungkin juga menyukai