Anda di halaman 1dari 18

Perilaku Sehat Warga Sekolah Pemenang Lomba Sekolah Sehat

Tingkat SD/MI Peringkat 1 Se-Provinsi Sumatera Barat


(Studi Kasus di SDN 19 Santur)

Sebuah Proposal Penelitian Karya Ilmiah Remaja

Disusun Oleh:
Erdi Dzakki Abdullah
Dzikra Alghufroon

Guru Pembimbing:
RATNA MURNI S. S, M. Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA PADANG


PARIAMAN
SUMATERA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering

terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara

otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin

yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan

awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke

luar”.

Pendidikan ada yang formal dan adapula yang non-formal. Di Indonesia

sendiri pendidikan formal terbagi dua, yaitu pendidikan formal yang

diselenggarkan kementerian Pendidikan dan kementerian Agama. Pendidikan

yang diselenggarakan kementrian pendidikan berupa TK, SD, SMP, dan

SMA. Sedangkan pendidikan yang diselenggarakan oleh kementrian agama

berupa RA, MI, MTS, dan MA.

Ada berbagai cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

semangat warga sekolah untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk

meningkatkan kebersihan lingkungannya. Adapun salah satu cara yang

dilakukan pemerintah adalah Lomba Sekolah Sehat (LSS) yang diadakan oleh

mentri Pendidikan, mentri Agama, dan Mentri Lingkungan Hidup


Lomba Sekolah Sehat (LSS) merupakan bentuk pembinaan sekaligus

penghargaan kepada sekolah yang menjaga kesehatan siswa dan

lingkungannya. Lingkungan sekolah yang sehat yaitu iklim secara fisik,

emosional, dan sosial di sekolah yang dirancang untuk menyediakan suatu

kehidupan lingkungan yang sehat dan mendukung serta membantu

perkembangan dalam proses pembelajaran.

Lomba Sekolah Sehat (LSS) diikuti oleh banyak sekolah dari berbagai

daerah dan berbagai tingkat, mulai dari tingkat TK SD/MI, SMP/MTS DAN

SMA/MA. Dari berbagai tingkatan sekolah yang ada di berbagai daerah, kami

memilih untuk meneliti pemenang sekolah sehat tingkat SD/MI tingkat

Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2019.

Adapun sekolah yang menjadi pemenang Lomba Sekolah Sehat untuk

tingkat sekolah dasar pada tahun 2019 yaitu SDN 19 Santur yang terletak di

kota Sawahlunto sebagai juara 1, SDN 03 Pakan Kurai yang terletak di

Bukitinggi sebagai juara 2, dan SDN 09 PPA yang terletak di kota Solok

sebagai juara 3.

Prestasi tersebut sangatlah hebat, karena dengan seperti itu sekolah-

sekolah tersebut berpotensi untuk dikenal masyarakat luas karena mewakili

Provinsinya untuk menuju nasional. Dan dari 3 sekolah pemenang lomba LSS

yang kami sebutkan sebelumnya, kami memilih sekolah yang menjadi juara 1

tingkat provinsi sumatera barat pada ajang ini, yaitu SDN 19 Santur yang

terletak di Sawahlunto.
1.2. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah: bagaimana perilaku sehat warga sekolah pemenang

lomba sekolah sehat tingkat SD/MI peringkat 1 se-Provinsi Sumatera Barat

(studi kasus di SDN 19 Santur). Adapun pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimanakah perilaku sehat warga SDN 19 Santur setelah

memenangkan Lomba Sekolah Sehat pada tahun 2019?

2. Bagaimanakah pandangan warga sekitar sekolah SDN 19 Santur


terhadap lingkungan sekolah tersebut?
3. Bagaimanakah pendapat siswa SDN 19 Santur tentang sekolahnya yang
menjadi pemenang lomba sekolah sehat perinkat 1 tingkat Provinsi
Sumatera Barat tahun 2019?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penlitian

Dari beberapa rumusan pertanyaan penelitian tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana perilaku sehat warga

SDN 19 Santur setelah memenangkan Lomba Sekolah Sehat (LSS)

pada tahun 2019.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pandangan warga sekitar sekolah

SDN 19 Santur terhadap lingkungan sekolah tersebut.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pendapat siswa SDN 19 Santur

tentang sekolahnya yang menjadi pemenang Lomba Sekolah Sehat

(LSS) peringkat 1 tingkat provinsi Sumatera Barat tahun 2019.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka manfaat yang dapat

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Menuntaskan tugas mata pelajaran Karya Ilmiah Remaja yang

diberikan

b. Menumbuhkembangkan semangat peneliti

c. Menjawab semua pertanyaan penelitian

2. Bagi Pembaca

a. Lebih mengetahui tentang perilaku sehat siswa di SDN 19 Santur

b. Mengetahui bagaimana pandangan warga sekitar SDN 19 Santur

tentang prestasi sekolah SDN 19 Santur sebagai pemenang LSS tahun

2019

3. Bagi Madrasah

a. Menambah jumlah KIR untuk perpustakaan MAN Insan Cendekia

Padang Paraiaman

b. Sebagai contoh untuk sekolah MAN Insan Cendekia Padang Pariaman

bagaimana cara untuk memiliki prestasi pemenang LSS seperti sekolah

yang diteliti
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk

meningkatkan atau mempertahankan kesehatan (Taylor, 2012). Perilaku sehat

adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati (observable)

maupun yang tidak diamati (unobservable) yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Selanjutnya

Sarafino dan Smith (2011) mendefinisikan perilaku sehat adalah perilaku yang

dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya,

tanpa memandang status kesehatan yang mereka rasakan, demi mencapai

tujuan kesehatan yang akan dicapai.

Perilaku kesehatan juga diartikan sebagai pola perilaku, tindakan dan kebiasaan

yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan dan

peningkatan kesehatan (Gochman, 1998). Kasl dan Cobb (dalam Glanz, Rimer,

& Viswanath, 2008) mendefinisikan tiga kategori perilaku sehat, antara lain:

a. Perilaku pencegahan (Preventive health behaviour) yaitu setiap aktivitas

yang dilakukan oleh seseorang yang yakin akan dirinya sendiri menjadi

sehat, untuk tujuan mencegah atau mendeteksi suatu penyakit sebelum

gejala penyakit itu muncul.


b. Perilaku sakit (illness behaviour) yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh

seseorang yang merasakan dirinya sakit, untuk menentukan keadaan

kesehatannya dan menemukan obat yang cocok untuk dirinya.

c. Perilaku peran sakit (sick-role behaviour) yaitu individu yang menganggap

dirinya sakit dan melakukan sebuah aktivitas yang bertujuan untuk

kesembuhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, perilaku sehat adalah

perilaku atau kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk pemeliharaan

kesehatan, mempertahankan kesehatan, pemulihan kesehatan dan

meningkatkan kesehatan tanpa memandang status dari kesehatan yang ada

pada diri individu, demi mencapai sebuah tujuan untuk hidup sehat.

(https://repository.uin-suska.ac.id/13697/7/7.%20BAB%20II_201888PSI.pdf)

2.2 Lomba Sekolah Sehat (LSS)

1. Konsep Sekolah Sehat

Sebagai suatu konsep, sekolah sehat tidak hanya meliputi

kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan dalam arti sosial dan psikis. Ini

berarti konsep sekolah sehat mengacu pada definisi kesehatan dari World

Health Organization (WHO) yang menggambarkan kesehatan secara luas

sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial,

dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan. Warga sekolah diharapkan memiliki tiga dimenasi sehat yaitu :

dimensi medis, sosial dan psikologi yang dapat digolongkan dalam status
kesehatan yang normal. Secara ideal ketiga dimensi kesehatan tersebut

harus hadir secara bersama untuk menunjang proses belajar mengajar di

sekolah di berbagai jenjang.

Kesehatan secara fisik meliputi kesehatan anak (physical

endurance) yang didukung oleh asupan gizi, kesehatan dalam arti terbatas

dari berbagai penyakit. Kesehatan sosial, secara sosiologis, berkaitan erat

dengan ekspose peserta didik dengan wilayah sosial yang cenderung

bersifat “deviant” seperti di daerah pasar atau tempat-tempat keramaian

lainnya. Sekolah-sekolah seperti ini cenderung berlokasi di kota-kota

besar. Kesehatan dalam arti psikologi, amat berkaitan dengan citra diri

(self conseft) seorang anak.

Beberapa defenisi lainnya tentang Sekolah sehat adalah sekolah

yang secara terus menerus menguatkan kapasitasnya sebagai tempat yang

sehat untuk tinggal, belajar dan bekerja. Kesehatan tidak hanya berupa

keadaan tanpa penyakit tetapi merupakan keadaan sehat baik secara fisik,

sosial dan emosional. Sekolah sehat adalah sekolah yang mengikutsertakan

para petugas kesehatan dan pendidikan, guru, murid, orang tua, dan tokoh

masyarakat dalam upaya mempromosikan kesehatan. Sekolah sehat adalah

sekolah yang berupaya menciptakan wilayah yang sehat dan aman.

Sekolah sehat adalah sekolah yang memberikan pendidikan keterampilan

dasar kesehatan. Sekolah sehat adalah sekolah yang menyediakan akses

pelayanan kesehatan. Sekolah sehat adalah sekolah yang menerapkan

kebijakan dan praktik promosi kesehatan (Depkes, 2004).


(https://repositori.kemdikbud.go.id/202/1/PAWENNARI

%20HIJJANG_HASIL%20PERBAIKAN.pdf)

2. Pengertian Lomba Sekolah Sehat (LSS)

Lomba sekolah sehat merupakan bentuk pembinaan sekaligus penghargaan

kepada sekolah yang menjaga kesehatan siswa dan lingkungannya.

Lingkungan sekolah yang sehat yaitu iklim secara fisik, emosional, dan

sosial di sekolah yang dirancang untuk menyediakan suatu kehidupan

lingkungan yang sehat dan mendukung serta membantu perkembangan

dalam proses pembelajaran.

(https://smpn2jenar.sch.id/web/read/18/lomba-sekolah-sehat-tahun-2021)

2.3 Sekolah Dasar (SD)

1. Sekolah Dasar (SD) secara umum

Menurut UUD 1945, Pengertian Pendidikan Sekolah


Dasar merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan dan mencentak
kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan
negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti, dan santun serta mampu
menyelesaikan permasalahan dilingkungannya. Pendidikan sekolah dasar
adalah pendidikan anak yang berusia 7 sampai 13 tahun sebagai pendidikan
di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan sosial budaya.

Disekolah dasar inilah siswa dituntut untuk menguasai kesemua


bidang studi, bagaimana cara menyelesaikan masalah. Akan tetapi,
pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah saja, diluar sekolahpun
sama saja itu merupakan suatu pembelajaran.

Dalam UUD No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan


adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
pembelajaran dan proses belajar agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian Pendidikan Sekolah Dasar juga memiliki makna yang


sama dengan penjelasan yang terurai diatas, akan tetapi ada perbedaan
dengan audience nya, yaitu siswa kelas dasar 1 sampai 6 yang ketentuan
materi dan pokok bahasannya diatur dalam GBPP (Garis-Garis Besar
Program Pengajaran).

Berdasarkan laporan Statistik Indonesia, jumlah SD pada tahun


ajaran 2020/2021 mencapai 148.863 unit, dengan 87,74% di antaranya
merupakan SD negeri. Diikuti madrasah ibtidaiyah (MI) 26.129 unit,
dengan 93,45% di antaranya swasta.

2. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar(SD)

Tujuan pendidikan sekolah dasar itu sendiri adalah meletakkan


kecerdasan dasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan
keterampilan untuk hidup secara mandiri dan mengikuti pendidikan secara
lanjut. Selain itu, dengan adanya pendidikan dasar ini dapat menjadikan
seorang anak membentuk individu yang mampu hidup secara berkelompok.

3. Fungsi Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Ada beberapa fungsi dari pendidikan dasar sebagai acuan sebelum


melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya, karena jika pada tingkat
pendidikan dasarnya saja kurang diperhatikan, maka tentu untuk ke tingkat
selanjutnya juga akan sulit dan menjadi kurang baik. Adapun fungsi dari
pendidikan dasar menurut Muhammad Ali dalam bukunya (2009:33)
adalah sebagai berikut:
a. Dengan melalui pendidikan dasar maka peserta didik akan dibekali
kemampuan dasar yang terkait dengan kemampuan berpikir secara
kritis, membaca, menulis, berhitung dan penguasaan – penguasaan
dasar untuk mempelajari sainstek serta kemampuan dalam
berkomunikasi yang merupakan suatu tuntutan kemampuan minimal
dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Dengan pendidikan dasar dapat memberikan dasar – dasar untuk dapat


mengikuti pendidikan pada tingkat selanjutnya. Karena pada hakikatnya
keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah serta
perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam
mengikuti pendidikan dasar.

Kita semua tahu bahwasanya pendidikan dasar sangatlah penting dan


sangat berpengaruh bagi perkembangan bangsa dan negara kedepan. Oleh
karena itu marilah kita semua untuk mulai membenahi masalah – masalah
yang mungkin masih banyak sekali muncul, salah satunya membenahi
sarana dan prasana yang baik untuk anak didik.

(databoks.katadata.co.id) (https://www.pendidik.co.id/pendidikan-dasar/)

2.4 SDN 19 Santur

SDN 19 Santur adalah sekolah yang terletak di Desa Santur, Kecamatan


Barangin, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.

Gambar 2.1 Lokasi SDN 19 Santur


Sekolah ini didirikan pada tanggal 30 bulan November pada tahun 1975 dan
sekolah ini mendpatkan izin SK operasionalnya pada tanggal 19 bulan Juli pada
tahun 2016.

2.5 Penelitian Yang Relevan

Penelitian Merinda Tria Vilian dan Minsih yang berjudul ”Budaya Sekolah
Dalam Mewujudkan Sekolah Sehat Nasional di SD Muhammmadiyah 1
Ketelan Surakarta” yang meneliti tentang budaya sekolah, faktor
pendukunng, dan penghambat, serta peran siswa dalam mewujudkan sekolah
sehat nasional di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta. Penelitian itu
menemukan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah telah mewujudkan sekolah


sehat nasional melalui budaya sekolah dengan didasarkan pada kebijakan
sekolah dan berpartisipasi seluruh warga sekolah dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
2. Faktor pendukung terdiri dari warga sekolah yang aktif, sarana dan
prasarana memadai, kerjasama dengan pihak profesional.
3. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pembiasaan hidup sehat
dan banyaknya pedagang jajanan sekolah yang kualitasnya belum sesuai. 
4. Peran siswa dalam penyelenggaraan sekolah sehat nasional yaitu menjaga
kebersihan lingkungan sekolah, kelas, dan diri pribadi

(https://e-journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/jpdf/article/view/419)

Perbedaan antara penelitian Merinda Tria Vilian dan MInsih dengan


penelitian yang akan peneliti lakukan adalah:

1. Selain bertanya kepada warga sekolah, kami juga akan bertanya kepada
warga yang tinggal di sekitar sekolah SDN 19 Santur tentang pendapat
mereka terhadap prestasi yang diraih oleh SDN 19 Santur
2. Saat sudah Tiba di SDN 19 Santur, kami akan bertanya tentang factor
pendorong yang membawa sekolah SDN 19 Santur sebagai pemenang
Lomba Sekolah Sehat (LSS) pada tahun 2019 se-Provinsi Sumatera Barat
dan cara mereka mempertahankan prestasi tersebut.
3. Kami juga meneliti perilaku sehat warga sekolah SDN 19 Santur setelah
memenangkan Lomba Sekolah Sehat (LSS) pada tahun 2019 se-Provinsi
Sumatera Barat.

BAB 3
Metodologi Penelitian

3.1. Metode penelitian


Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh
peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian
memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur
dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan
dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan
dianalisis. (Anwar Hidayat, 2017)
Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Sugiyono (2019), metode penelitian kualitatif sering disebut
metode penilitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting).
Dengan demikian penelitian ini menggunakan studi kasus kualitatif dalam
mengumpulkan dan menganalisis data karena pada penelitian ini, penulis
melakukan observasi dan wawancara. Hal itu penulis lakukan dengan berada
langsung di tempat studi kasus, yaitu SDN 19 Santur.

3.2. Situs dan Waktu Penelitian


Pada penelitian kualitatif, Sampel lebih tepat disebut sebagai sumber data
pada situasi sosial (Djam’an Satori, 2007:2). Spradley mengatakann bahwa Social
situation atau situai sosial terdiri atas tiga elemen, yaitu: Tempat (place), Pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis
Menurut Hamid Darmadi (2011:52) lokasi penelitian adalah tempat
dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah
penelitian berlangsung.
Pada penelitian ini, peneliti akan turun langsung ke tempat jadian yaitu
SDN 19 Santur dan ke beberapa rumah warga sekitar sekolah yang bertujuan
untuk mewawancarai dan melakukan observasi dengan cara yang sudah
ditentukan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal X hingga tanggal X.
3.3. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J.
Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif,
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-
kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic (Lexy. J. Moleong,
2000:112).
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam
mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun
lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa
benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya (Suharsimi Arikunto,
2002:107).
Dalam penelitian ini sumber data berupa kata kata diperoleh dari wawancara
dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal yang
berkaitan dengan SDN 19 santur yang menjadi pemenang Lomba Sekolah Sehat,
dan juga berupa hasil pengamatan terhadap keadaan lingkungan SDN 19 Santur.

3.4. Fokus Penelitian


Kajian penelitian ini difokuskan pada perilaku sehat warga sekolah pemenang
Lomba Sekolah Sehat (LSS) yang berstudi kasus di SDN 19 Santur, yang
meliputi perilaku warga sekolah terhadap lingkungannuya, pendapat beberapa
informan terhadap prestasi yang didapatkan oleh sekolah SDN 19 Santur

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Fraenkel dan wallen (1993) menyatakan bahwa pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif bersifat berlanjut, dimana peneliti terus menerus
mengamati orang orang dan peristiwa peristiwa, dan seringkali melengkapi
pengamatannya dengan wawancara yang mendalam dari beberapa responden yang
sudah dipilih dan melakukan pemeriksaaan berbagai dokumen atau catatan yang
terkait dengan fenomena yang diteliti
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik dalam proses
pengumpulan data, yaitu melakukan pengamatan atau observasi, dan melakukan
wawancara. menurut Fraenkel dan Wallen (1993), penggunaan berbagai sumber
data dalam penelitian akan membuat data yang diperoleh lebih valid. Berikut
adalah penjelasan tentang teknik yang peneliti gunakan dalam mengumppulkan
data.

3.5.1 Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai seorang pengamat non-
peserta. Peneliti berada dalam situs dan suasana asli sekolah SDN 19 Santur,
mengamati dengann seksama, membuat catatan-catatan “bagaimana perilaku dan
sikap” yang dilakukan oleh para warga sekolah terhadap kesehatan mereka dan
lingkungan sekitar mereka. Pengamatann ini dilakukan dalam rangka penelitian
awal dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
Observasi akan dilakukan selama 3 hari berturut-berturut untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Observasi akan dilakukan pada tanggal X
hinggat tanggal X di tempat studi kasus, yaitu SDN 19 Santur.

3.5.2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
(Lexy. J. Moleong, 2000:135). Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara
terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis
yang disusun dengan ketat (Lexy. J. Moleong, 2000:138).
Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara harus
mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerja
sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang
sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur
(tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan
disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam
wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari
pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan
umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika
kegiatan wawancara berlangsung (Surasami Arikunto, 2002:203)
Metode wawancara peneliti gunakan untuk menggali data terkait perilaku sehat
warga sekolah pemenang Lomba Sekolah Sehat tingat SD/MI Se-provinsi
Sumatera Barat yang berstudi kasus di SDN 19 Santur. Adapun informannya
antara lain:
a. Kepala sekolah SDN 19 Santur, untuk mendapatkan informasi tentang
bagaimana cara sekolah SDN I9 Santur mendapatkan prestasi sebagai
pemenang Lomba Sekolah Sehat (LSS) pada tahun 2019.
b. Beberapa siswa dari kelas 4, 5, dan 6, untuk mendapatkan informasi
tentang bagaimana pendapat mereka tentang prestasi yang didapatkan oleh
sekolah mereka
c. Warga sekitar sekolah SDN 19 Santur, untuk mendapatkan informasi
tentang bagaimana pendapat mereka tentang prestasi yang didapatkan oleh
sekolah SDN 19 Santur
d. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam penulisan
skripsi ini.

Anda mungkin juga menyukai