Anda di halaman 1dari 5

Research Fair Unisri 2019 P-ISSN : 2550-0171

Vol 3, Number 1, Januari 2019 E- ISSN: 2580-5819

PENINGKATAN PERAN OSIS DALAM USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN


SEKOLAH PADA MADRASAH ALIYAH (MA) KOTA MALANG

Misbahul Subhi
STIKES Widyagama Husada Malang
subhiwgh@gmail.com

ABSTRAK

Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan meningkatkan peran OSIS yang sangat strategis dalam
mewujudkan kesehatan lingkungan sekolah sebagai Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pengabdian
ini menggunakan pendekatan kegiatan partisipatif langsung dari pengurus OSIS, contoh praktik dari
Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan, pendampingan oleh Dosen Pembimbing dan
Guru dari Waka Kesiswaan Sekolah. Data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Data
primer meliputi hasil kegiatan inspeksi sanitasi sekolah dan data sekunder meliputi daftar Madrasah
Aliyah di Kota Malang dari Dinas Pendidikan Kota Malang. Hasil kegiatan pengabdian
menunjukkan Puskesmas yang memiliki wilayah kerja tidak melaksanakan kegiatan Inspeksi
Sanitasi Sekolah secara merata, tidak semua sekolah mendapat pendidikan kesehatan lingkungan
sekolah, kondisi kesehatan lingkungan Madrasah Aliyah secara umum baik. Hasil pengabdian
menyimpulkan bahwa perlu ditingkatkan kegiatan kesehatan lingkungan sekolah di Kota Malang.

Kata kunci : OSIS, UK(L)S, MA

PENDAHULUAN sehat yang dikenal dengan nama tiga program


Menurut Kementerian Kesehatan, pokok UKS (TRIAS UKS). Pendidikan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah kesehatan adalah upaya yang diberikan
usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta peserta didik tentang kesehatan yang meliputi
lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental
UKS merupakan wahana untuk meningkatkan dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya dan berkembang dengan baik melalui kegitan
membentuk perilaku hidup sehat, yang pada intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
gilirannya menghasilkan derajat kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah merupakan
yang optimal. UKS adalah upaya membina bagian dari usaha kesehatan pokok yang
dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat menjadi beban tugas puskesmas yang
yang dilakukan secara terpadu melalui ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan
program pendidikan dan pelayanan kesehatan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam
di sekolah, perguruan agama serta usaha- rangka mencapai keadaan kesehatan anak
usaha yang dilakukan dalam rangka sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di prestasi belajar anak sekolah setinggi-
lingkungan sekolah. tingginya. Pola Pembinaan Kesehatan Anak,
Untuk meningkatkan kemampuan hidup dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Pembinaan
sehat dan derajat kesehatan peserta didik bayi, balita dan anak pra sekolah (umur 0 – 6
tersebut, dilakukan upaya menanamkan tahun). 2. Pembinaan kesehatan anak usia
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui sekolah (umur 7 – 21 tahun), yang dibagi
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan menjadi 3 kelompok : Pra remaja (umur 7 –
dan pembinaan lingkungan sekolah/madrasah 12 tahun), Remaja (13 — 21 tahun), dan

514
Research Fair Unisri 2019 P-ISSN : 2550-0171
Vol 3, Number 1, Januari 2019 E- ISSN: 2580-5819

Dewasa muda (19 – 21 tahun). Pola biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS
pembinaan berdasarkan kebutuhan dan memiliki beberapa pengurus yang bertugas
permasalahan kesehatan sesuai dengan tahap khusus mengkoordinasikan masing-masing
pertumbuhan dan perkembangan anak. kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Pelayanan kesehatan di sekolah Pokok-pokok Kegiatan Bidang/Seksi
dilaksanakan oleh Tim Kesehatan dari dalam OSIS Meliputi Pembinaan: keimanan
Puskesmas bekerjasama dengan guru dan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
kader kesehatan sekolah. Pelayanan Esa; budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
Kesehatan sekolah dilaksanakan secara kepribadian unggul, wawasan kebangsaan,
menyeluruh (komprehensif), dengan dan bela negara; prestasi akademik, seni,
mengutamakan kegiatan promotif dan dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat;
preventif serta didukung kegiatan kuratif dan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan
rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan
yang optimal. Sedangkan Pembinaan toleransi sosial dalam konteks masyarakat
lingkungan sekolah bertujuan untuk plural; kreativitas, keterampilan dan
mewujudkan lingkungan sehat di kewirausahaan; kualitas jasmani, kesehatan
sekolah/madrasah yang memungkinkan setiap dan gizi berbasis sumber gizi yang
warga sekolah/madrasah mencapai derajat terdiversifikasi; sastra dan budaya; teknologi
kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka informasi dan komunikasi (TIK); komunikasi
mendukung tercapainya proses belajar yang dalam bahasa Inggris. Dimana salah satu
maksimal bagi setiap peserta didik. program bidang/ seksi Pembinaan kualitas
Organisasi Siswa Intra Sekolah jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber
(disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang gizi yang terdiversifikasi antara lain:
berada di tingkat sekolah di Indonesia yang Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah dan melaksanakan usaha kesehatan sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah (UKS).
Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan Masalah Kesehatan Lingkungan
dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk Sekolah sangat kompleks. Masalah tersebut di
menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi sekolah/madrasah dibedakan menjadi dua
ini memiliki seorang pembimbing dari guru yaitu masalah kesehatan lingkungan fisik dan
yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota masalah kesehatan lingkungan non fisik.
OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada Masalah kesehatan lingkungan fisik meliputi;
satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh Konstruksi ruang dan bangunan; Sarana air
anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya bersih dan sanitasi; Halaman; Pencahayaan,
untuk kemudian menjadi pengurus OSIS. ventilasi, kebisingan; Kepadatan kelas, jarak
Pada dasarnya setiap OSIS di satu papan tulis, meja/kursi; Vektor penyakit; dan
sekolah memiliki struktur organisasi yang Kantin/Warung sekolah. Sedangkan Masalah
berbeda antara satu dengan yang lainnya. kesehatan lingkungan non fisik meliput
Namun, biasanya struktur keorganisasian perilaku masyarakat sekolah/madrasah, antara
dalam OSIS terdiri atas: a) Ketua Pembina lain; Perilaku tidak merokok; Perilaku
(Biasanya Kepala Sekolah), b) Wakil Ketua membuang sampah pada tempatnya; Perilaku
Pembina (Biasanya Wakil Kepala Sekolah), mencuci tangan menggunakan sabun dan air
c) Pembina (Biasanya Guru yang ditunjuk bersih mengalir; dan Perilaku memilih
oleh Sekolah), d) Ketua Umum, e) Wakil makanan jajanan yang sehat.
Ketua I, f) Wakil Ketua II, g) Sekretaris Kota Malang dikenal baik karena dicap
Umum, h) Sektetaris I, i) Sekretaris II, j) sebagai kota pendidikan. Sebuah kota yang
Bendahara, k) Wakil Bendahara, l) Ketua dan terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia,
Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah
setiap kegiatan siswa yang berhubungan Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di
dengan tanggung jawab bidangnya. Dan Indonesia. Bersama dengan Kota Batu dan

515
Research Fair Unisri 2019 P-ISSN : 2550-0171
Vol 3, Number 1, Januari 2019 E- ISSN: 2580-5819

Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan berpengaruh terhadap program UKS pada
bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal masing-masing SMU di Kota Malang.
dengan Malang Raya. Selain itu, Kota Malang Oleh karena itu, untuk mewujudkan
memiliki berbagai macam orang dari berbagai kesehatan lingkungan sekolah, khususnya
macam suku bangsa dan budaya. Penduduk pada SMU di Kota Malang, maka perlu upaya
kota Malang mencapai 895.387 jiwa dengan peningkatan program kesehatan lingkungan
suku mayoritas Jawa, diikuti dengan Madura. yang menjadi bagian UKS. Peran serta peserta
Malang Raya, merupakan kawasan didik sebagai subjek dan bukan hanya objek
metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur terutama dalam hal ini OSIS perlu
setelah Gerbangkertosusila. Jika dilihat dari diperdayakan. Dengan UKS dan OSIS ini
sisi budaya, Kota Malang termasuk ke dalam diharapkan mampu menanamkan sikap dan
Kawasan Kebudayaan Arek. perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan
Di Kota Malang terdata oleh Dinas mampu menolong orang lain. Dalam
Pendidikan, beroperasi 13 SMA negeri dan 13 pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan
SMK negeri dengan total 127 SMA, SMALB, child to child programme. Program dari anak,
SMK, dan MA dibawah oleh Dinas oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan
Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Di kota ini anak yang berkualitas.
ada beberapa sekolah yang berada pada
jenjang menengah atas yang namanya sudah PEMBAHASAN
terkenal hingga tingkat nasional bahkan Permasalahan Kesehatan Lingkungan
internasional. Beberapa di antaranya bahkan Sekolah di Kota sangat kompleks. Masalah
telah ditetapkan sebagai rintisan sekolah tersebut di sekolah/madrasah tersebut
bertaraf internasional, dipelopori oleh SMA dibedakan menjadi dua yaitu :
Negeri 3 Malang, dan diikuti oleh SMA 1. Masalah kesehatan lingkungan fisik
negeri lainnya Sekolah bergengsi lainnya Masalah kesehatan lingkungan fisik
ialah SMK Negeri 4 Malang yang terkenal di meliputi;
dunia Internasional dan nasional dan MAN 3 a. Konstruksi ruang dan halaman sekolah
Malang yang mampu meraih berbagai prestasi Tidak semua ruang dan halaman yang
nasional. Ada pula sekolah ketarunaan seperti ada di dalam batas pagar sekolah yang
SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur yang dipergunakan untuk berbagai keperluan
dibina oleh TNI AL. dan kegiatan sekolah
SMA diselenggarakan oleh pemerintah b. Sarana air bersih dan sanitasi
maupun swasta. Sejak diberlakukannya Air bersih, Toilet (kamar mandi, WC
otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan dan urinoir), Sarana Pembuangan Air
SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya Limbah (SPAL) dan Sarana
berada di bawah Kementerian Pendidikan pembuangan sampah pada beberapa
Nasional, kini menjadi tanggung jawab sekolah tidak memenuhi syarat
pemerintah daerah kabupaten/kota. c. Konstruksi Bangunan
Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional Atap dan talang, langit-langit, dinding,
hanya berperan sebagai regulator dalam lantai, tangga, pintu, jendela dan
bidang standar nasional pendidikan. Di Kota pembuangan pada beberapa sekolah
Malang, pendidikan di SD dan SMP negeri tidak memenuhi syarat
gratis karena telah dibiayai oleh pemerintah d. Pencahayaan
kota. Meskipun pemkot bercita-cita untuk Di beberapa tempat, intensitas
mencanangkan pendidikan gratis hingga ke penyinaran alami dan atau buatan di
jenjang SMA/SMK, cita-cita ini tidak dapat dalam bangunan dan halaman sekolah
direalisasikan karena APBD kota masih yang diperlukan untuk melaksanakan
belum memungkinkan untuk menyokong kegiatan di sekolah tidak memenuhi
program ini. Kondisi ini pula sangat syarat.

516
Research Fair Unisri 2019 P-ISSN : 2550-0171
Vol 3, Number 1, Januari 2019 E- ISSN: 2580-5819

e. Ventilasi sekolah sebagai Usaha Kesehatan Sekolah


Sarana penghawaan bangunan pada (UKS). Oleh karena itu, peranannya perlu di
beberapa sekolah tidak memungkinkan tingkatkan, khususnya pada pengurus OSIS
terjadinya aliran udara segar yang Madrasah Aliyah (MA) di Kota Malang ini.
memadai di dalam ruang sekolah untuk
menjamin kesehatan penghuninya Manfaat dari kegiatan pengabdian kepada
f. Kebisingan masyarakat ini dengan pelaksanaan intervensi
Intensitas bunyi yang menganggu yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang
kegiatan di sekolah, terutama yang dihadapi adalah:
berlokasi dekat dengan jalan raya. 1. Pelatihan Inspeksi Sanitasi Sekolah
g. Vektor penyakit Materi disampaikan di STIKES
Tidak semua lingkungan bebas jentik Widyagama, selanjutkan praktik di lakukan
nyamuk. Tidak semua di setiap di lokasi masing-masing sekolah peserta di
ruangan pada siang hari, terlihat terang dampingi mahasiswa. Sampai akhirnya
untuk menghindaari ruangan sebagai pengurus OSIS mampu secara mandiri
tempat peristirahatan nyamuk. melakukan inspeksi sanitasi sekolahnya.
h. Kantin/Warung sekolah. 2. Penyuluhan Pemberantasan Sarang
Tidak semua kantin di sekolah (MA) di Nyamuk (PSN) di Sekolah
Kota Malang: Manfaat dan tujuannya: untuk
1) tersedia tempat cuci peralatan meningkatkan pengetahuan pengurus
makan dan minum dengan air yang tentang PSN dan yang terkait dengan hal
mengalir tersebut
2) tersedia tempat cuci tangan bagi 3. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
pengunjung kantin/ warung sekolah - Melakukan kegiatan pemantauan
3) tersedia tempat untuk menyimpan lingkungan sekolah, pemeriksaan
bahan makanan inspeksi sanitasi secara berkala, salah
4) tersedia tempat untuk penyimpanan satunya pemeriksaan jentik nyamuk.
makanan jadi/ siap saji yang - Mengevaluasi kegiatan yang sudah
tertutup dilakukan dan kendala yang dihadapi
5) tersedia tempat untuk menyimpan - Manfaatnya: kondisi lingkungan
peralatan makan dan minum sekolah tetap dan selalu terjaga
6) lokasi kantin/ warung sekolah
minimal berjarak 20 m dengan TPS Metode Yang Diterapkan dalam kegiatan
(Tempat Pengumpulan Sampah pengabdian kepada Masyarakat ini meliputi:
Sementara) di Sekolah 1. Kegiatan penyuluhan
2. Masalah kesehatan lingkungan non fisik. Penyuluhan yang disampaikan bertema
Masalah kesehatan lingkungan non fisik tentang kesehatan lingkungan sekolah
meliput perilaku masyarakat 2. Inspeksi Sanitasi (IS) Sekolah
sekolah/madrasah, antara lain; Instrumen yang berupa pemeriksaan
a. Perilaku tidak merokok; sanitasi sekolah yang biasa digunakan
b. Perilaku membuang sampah pada sanitarian Puskesmas dalam melakukan
tempatnya; pengawasan dan pembinaan kondisi
c. Perilaku mencuci tangan menggunakan lingkungan sekolah yang berada di
sabun dan air bersih mengalir; wilayah kerja puskesmas setempat
d. Perilaku memilih makanan jajanan 3. Pendampingan
yang sehat. Kegiatan yang dilakukan setelah
pemberian materi (penyuluhan) untuk
Dari permasalahan-permasalahan di MA meningkatkan kognitif pengurus, di
tersebut, posisi OSIS sangat strategis dalam lanjutkan dengan praktik (psikomotorik)
berperan mewujudkan kesehatan lingkungan untuk kedepannya agar bisa mandiri

517
Research Fair Unisri 2019 P-ISSN : 2550-0171
Vol 3, Number 1, Januari 2019 E- ISSN: 2580-5819

4. Buku Pedoman DAFTAR PUSTAKA


Setiap pengurus diberikan pedoman yang Keputusan Menteri Kesehatan No. 1429
bisa digunakan dalam menerapkan Tahun 2006 tentang Pedoman
konsep kesehatan lingkungan sekolah Penyelenggaraan Kesehatan Ling
masing-masing. kungan Sekolah
Secara keseluruhan kegiatan pengabdian Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
berjalan dengan lancar karena kerjasama dari Nomor 39 Tahun 2008 tentang
anggota (mahasiswa) sangat baik dan antusia Pembinaan Kesiswaan
peserta (pengurus OSIS) terhadap kegiatan Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan
sangat tinggi sampai dengan dukungan dari Dan Kebudayaan Republik Indonesia,
pihak sekolah, dalam hal ini waka kesiswaaan/ Menteri Kesehatan Republik
pembina OSIS sangat mengharapkan Indonesia, Menteri Agama Republik
kesinambungan dan pengembangan dari Indonesia, Dan Menteri Dalam
kegiatan ini. Adapun kendala yang dihadapi Negeri Republik Indonesia Nomor
selama kegiatan sampai saat ini: 6/X/Pb/2014, Nomor 73 Tahun 2014,
1. Anggota kegiatan pengabdian dari Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81
mahasiswa sedang Praktik Kegaiatn Tahun 2014 Tentang Pembinaan Dan
Lapangan (PKL) sehingga dilakukan Pengembangan Usaha Kesehatan
pengantian dalam pelaksanaannya Sekolah/Madrasah
2. Masa kepengurusan OSIS yang sangat
terbatas (satu periode/ 1 tahun), sehingga PROFIL SINGKAT
kurang maksimal dalam pelaksanaan dan Misbahul Subhi, S.KM., M.KL. Kelahiran
harus ada kaderisasi berkelanjutan. Oleh Gresik, 17 September 1984. Lulus S1
karena itu, sasaran kegiatan pengabdian Kesehatan Masyarakat Universitas
ini berikutnya lebih sesuai kepada Diponegoro Semarang pada tahun 2009 dan
pembina OSIS. Magister Kesehatan Lingkungan Universitas
3. Media untuk wadah melakukan publikasi Airlangga Surabaya pada tahun 2013. Aktif
kegiatan ini yang berupa call paper/ jurnal sebagai Dosen di STIKES Widyagama
baru ada setelah batas waktu laporan
Husada Malang sejak 2010 sampai sekarang.
kegiatan ini untuk dikumpulkan.
Sehingga publikasi diilakukan sebatas
melalui media sosial (non formal).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengabdian kepada
masyarakat ini dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Selama ini pengurus OSIS belum pernah
mendapatkan seminar/ pelatihan atau
sejenisnya dalam hal kesehatan
lingkungan sekolah, begitu juga pembina
OSIS yang semestinya dilakukan
Sanitarian Puskesmas setempat terdekat
2. Kondisi kesehatan lingkungan sekolah
secara umum masih baik
3. Kegiatan penyuluhan dan praktik
Inspeksi Sanitasi Sekolah sangat
bermanfaat bagi sekolah, khususnya
pengurus OSIS beserta pembinanya.

518

Anda mungkin juga menyukai