ACARA 2
“KROMATOGRAFI KERTAS”
OLEH:
NAMA : DWI ARIANI
NIM : 21221001
- Kipas
- Chamber
- Gunting
- Gelas ukur 100 ml
D. Skema kerja
Siapkan kertas kromatograpi dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar 6 cm
campurkan asam asetat dan aquades masing-masing 10 ml dan tutup rapat (sebagai fase gerak)
keringkan
keringkan
Amati
E. Hasil/Data pengamatan
NO. Kation Hasil pengamatan
1. Ag+ kuning
2. Pb2+ coklat
3. Sampel Kuning
PERHITUNGAN
Diketahui : waktu = 2 jam 11 menit = 7.860 sekon
Jarak = 9 cm = 0,09 m
Laju rambat ion Pb2+ = jarak = 0,09 = 1,450 x 10-5 m/s
Waktu 7.860
F. Pertanyaan
1. Kromatograpi kertas diklasifikasikan sebagai apa, ditinjau dari fase dan mekanisme
pemisahannya?
2. Tuliskan reaksi warna apa yang terjadi untuk masing-masing kation?
3. Pada kromatografi diatas, apakah fungsi kertas kromatograpi, air dan pelarut organic
dalam system pelarut yang dipakai?
JAWABAN
1. Klasifikasi kertas kromatograpi ditinjau dari fasanya: yaitu ada 2 fasa: fasa diam dan
fasa gerak.
Fasa diam : system kromatograpi yang berfungsi untuk memengaruhi
komponen-komponen cuplikan tetap diam ada posisnya.
Fasa gerak : system kromatograpi yang berfungsi mendorong komponen-
komponen cuplikan untuk dapat bergerak.
Klasifikasi dari mekanisme pemisahannya:
Metode pemisahan dengan kerja dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak
yang hasil kerja kedua fasa ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada
kertas kromatograpi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan
kation.
2. Ag +
: kuning
Pb2+ : coklat
Sampel : kuning
3.
- Fungai kertas kromatograpi : memisahkan bahan kimia berwarna, trutama
pigmen.
- Fungsi air : lapisan cairan pelarut (pengembang) yang teradopsi pada permukaan
kertas.
- Fungsi pelarut organic : menggerakan komponen.
G. Pembahasan
Pada hari jum’at dan sabtu tanggal 09 dan 10 Juni 2023 di Laboratorium Kimia
UNDIKMA telah melakukan peraktikum pemisahan kimia tetang Kromatograpi kertas.
Praktikum yang dilakukan dengan 3 kation yaitu: Ag+, Pb2+, dan sampel.
Pada percobaan ini menggunakan kertas saring sebagai fase diam. Kertas saring
dipotong hingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 12 x 6 cm. pada masing-
masing kertas yang sudah di potong diberi batas bawah sepanjang 2 cm dan atas 1 cm.
tujuannya agar batas bawah tempat totolan sampel memiliki jarak sehingga totolan tidak
langsung berinteraksi dengan solusi, sedangkan jarak atas agar sebagai batas penyerapan
eluen. Digambar atau batasi dengan menggunakan pensil, karena pensil tidak berinteraksi
dengan solisi tidak seperti pena dan spidol.
Hasil pada percobaan ini, kertas saring kromatografi menunjukkan adanya bercak
noda pada masing-masing sampel. Bercak noda yang dihasilkan pada Ag + terdapat berupa
warna kuning , bercak noda yang dihasilkan pada Pb2+ berupa warna coklat, dan bercak
noda yang dihasilkan pada sampel terdapat reaksi warna kuning.
Pada kertas saring kromatografi yang pada Pb2+ bergerak hingga mencapai jarak 9 cm dan
waktu sebanyak 2 jam 11 menit . Dari hasil tersebut dapat dihitung nilai Rf nya yaitu
sebesar 1,450 x 10-5 m/s . semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula
jarak bergeraknya senyawa tersebut pada kromatografi kertas.
H. Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang digunakan untuk
memisahkan bahan kimia berwarna, terutama pigmen. Metode ini berguna untuk
pemisahan campuran senyawa yang kompleks dengan kepolaran yang hampir mirip.
Identifikasi senyawa dapat dianalisis dengan menghitung nilai rf (retentionfactor) ialah
jarak tempuh suatu zat pada proses elusi.
Hasil pada percobaan ini, kertas saring kromatografi menunjukkan adanya bercak
noda pada masing-masing sampel. Bercak noda yang dihasilkan pada Ag + terdapat berupa
warna kuning , bercak noda yang dihasilkan pada Pb2+ berupa warna coklat, dan bercak
noda yang dihasilkan pada sampel terdapat reaksi warna kuning.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_kertas
Apresianti, Rojanah. 2019. “Kromatografi kertas”. Darussalam Gontor.
Yasmin, Astri. 2021. “uji kromatografi kertas”. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
LAMPIRAN