KROMATOGRAFI
DISUSUN OLEH:
062119058
PROGRAMSTUDI KIMIA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
METODE KERJA
biarkan eluen
merambat keatas
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1. Data Pengamatan
- Jenis sampel : SM, PP, MM, Campuran
- Eluen : N-Butanol : asam asetat glasial : air (60:25:15)
- Jumlah noda :4
- Jarak pergerakan
6,3
a. Noda 1 (SM) : 6,3 cm Rf = = 0,778
8,1
8,1
b. Noda 2 (MM) : 8,1 cm Rf = =1
8,1
6,5
c. Noda 3 (campuran) : 6,5 cm Rf = = 0,802
8,1
8,1
d. Noda 4 (campuran) : 8,1 cm Rf = =1
8,1
e. Jarak ke finish : 8,1 cm
SM MM Campuran
Rf 0,778 1 0,802
- - 1
4.2. Perhitungan
Jenis Sampel
- Noda 1 SM
jarak yang ditempuh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut
6,3
=
8,1
= 0,778
- Noda 2 MM
jarak yang ditempuh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut
8,1
=
8,1
=1
- Noda 3 Campuran
jarak yang ditempuh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut
6,5
=
8,1
= 0,802
- Noda 4 Campuran
jarak yang ditempuh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut
8,1
=
8,1
=1
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini berjudul Pemisahan Campuran Zat Warna dengan Indikator
Kromatografi Kertas. Kromatografi kertas merupakan salah satu pengembangan dari
kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam. Umumnya
kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah kommponen.
Metode kromatografi yang digunakan yaitu metode ascending atau menaik. Eluen yang
digunakan yaitu N-Butanol : asam asetat glasial : air dengan perbandingan 60:25:15. Sedangkan
untuk sampel yang diidentifikasi pada percobaan ini yaitu SM, PP, MM, dan campuran.
Tahap yang pertama yaitu membuat garis start pada kertas menggunakan pensil, harus
menggunakan pensil dan bukan dengan tinta karena pensil tidak larut dalam eluen. Selanjutnya
menotolkan sampel ke kertas saring whatman, tujuan digunakannya kertas whatman karena
kertas ini mempunyai pori-pori yang besar sehingga noda dapat merembes dengan cepat.
Kemudian kertas saring dimasukan kedalam gelas piala atau stoples kaca bertutup yang berisi
eluen. Kertas tidak boleh menyentuh dinding wadah karena dapat mempengaruhi perambatan
noda. Tutup wadah agar udara didalamnya pun jenuh, penjenuhan ini akan mengentikan
penguapan pelarut.
Berdasarkan data yang diperoleh didapat jarak yang ditempuh oleh sampel. Noda 1 (SM)
bergerak sejauh 6,3 cm, Noda 2 (MM) sejauh 8,1 cm, Noda 3 (campuran pertama) sejauh 6,5 cm,
dan yang teerakhir Noda 4 (campuran 2) sejauh 8,1 cm. sedangkan untuk garis finish atau jarak
yang ditempuh pelarut yaitu 8,1 cm. besarnya jarak yang ditempuh suatu noda bergantung pada
beberapa hal, antara lain kelarutan antar noda dan pelarutnya, jika noda dan pelarutnya bekerja
dengan prinsip like dissolves like (saling melarut karena memiliki sifat yang sama) maka noda
tersebut akan lebih mudah bergerak, maka harga Rf akan lebih rendah. Kemampuan pelarut
untuk bergerak merambat pada kertas saring memengaruhi nilai kemaksimalan proses
pemisahan.
Selanjutnya dapat dihitung nilai Rf dari masing masing noda. Pada noda 1 atau sampel
SM diperoleh nilai Rf sebesar 0,778. Pada noda 2 atau MM diperoleh nilai Rf 1, pada noda 3
sampel campuran pertama nilai Rf sebesar 0,802, dan yang terakhir noda 4 atau campuran kedua
nilai Rf sebesar 1.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan data darri percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada sampel satu
yaitu SM menghasikan harga Rf sebesar 0,778, pada sampel dua yaitu MM menghasilkan nilai
Rf sebesar 1, pada sampel tiga dan empat yaitu campuran menghasilkan nilai Rf berturut-turut
0,802 dan 1.
DAFTAR PUSTAKA
Soebagio, dkk. 2003. Kimia Analitik II. Malang : Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Malang