Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kentang

Kentang merupakan tanaman sayuran yang sangat penting bagi petani

dataran tinggi atau pegunungan. Sekarang kentang telah menjadi bahan

makanan masyarakat umum, baik untuk pesta atau makanan sehari-hari.

Kentang goreng yang disajikan restoran-restoran siap saji digemari oleh

seluruh lapisan masyarakat Indonesia (Sunarjo, 2007).

Gambar 2.1 Kentang

Menurut Setiadi (2009), kentang merupakan tanaman dikotil yang

bersifat semusim dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman

kentang berbentuk semak atau herba, batangnya berada berada dipermukaan

tananh. Beriku ini klasifikasi ilmiah kentang :

5
Kerajaan/kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta/Spermatophyte
Kelas : Magnoliaopsida/Dicotiledonae
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae (Berumbi)
Famili : Solanaceae (berbunga terompet)
Genus : Solanum
Seksi : Petota
Spesies : Solanum tuberosum
Nama binomial : Solanum tuberosum L

Kentang termasuk kelompok lima besar makanan pokok dunia, selain

gandum, jagung, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi

bahan makanan adalah umbi. Umbi kentang merupakan sumber karbohidrat

yang mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi.

Menurut Setiadi (2009), kentang salah satu komoditas umbi yang kaya

vitamin C, kalium, karbohidrat, dan protein. Kandungan vitamin C yang

cukup tinggi, hanya dengan mengkonsumsi 200 gram umbi kentang per

hari, kebutuhan vitamin C dalam sehari sudah terpenuhi

2.2 Pengirisan dan Pemotongan

Memotong adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengecilkan

ukuran suatu bahan baik dengan pisau atau dengan alat pemotong lainnya

pada arah melintang panjang bahan melintang serat bahan. Ukuran dari

bahan yang terbentuk relative panjang atau tebal. Mengiris adalah

mengecilkan ukuran suatu bahan dengan menggunakan pisau untuk

6
mendapatkan ukuran panjang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang

atau sejajar panjang bahan yang dipotong. Adapun mekanisme memotong

dan mengiris adalah sebagai berikut :

1. Memotong

Tujuan pemotongan ini semata-mata hanya untuk mengecilkan

atau memperpendek bahan. Bentuk dan ukurannya kadang-kadang

tidak diperhatikan, tetapi dapat pula disesuaikan dengan keperluan.

Untuk mencegah kerusakan struktur bahan yang dipotong

misalnya menjadi memar, baik pada pemotongan dengan

menggunakan mesin maupun secara manual, arah gerakan pisau

biasanya membentuk sudut dengan arah poros bahan yang dipotong

terutama pada pemotongan bahan-bahan yang lunak atau mudah

memar.

2. Mengiris

Walaupun pada dasarnya mengiris dan memotong adalah sama,

tetapi pengirisan yang dilakukan baik diatas landasan ataupun tidak

biasanya menggunakan pisau atau alat lain yang sesuai dengan

keperluan. Pengirisan diakukan untuk mendapatkan produk yang tipis

dan seragam. Arah pengirisan dapat dilakukan kesegala arah. Ukuran

lebar pengirisan relative lebih besar bila dibandingkan dengan

tebalnya. Pada pengirisan produk yang diperoleh diharapkan

mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta seragam (Supriadi,

2001).

7
Menurut Wiratmaja (1995), kapasitas pengirisan ialah

kemampuan suatu alat pengiris di dalah mengiris suatu bahan dengan

proses yang lebih singkat. Adapun cara untuk memperbesar atau

memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah jumlah

mata pisau. Perubahan paling mudah dilakukan dengan memperbesar

atau memperkecil kapasitas tanpa merubah tebal irisan adalah dengan

merubah rpm yakni dengan menambahkan transmisi, baik dengan

pulley atau sprocket dan rantai.

2.3 Alat Dan Mesin Pemotong Kentang Bentuk French Fries

2.3.1 Potato chipper tipe HY-085

Potato chipper tipe HY-085 merupakan alat pemotong kentang

pengoperasian manual yang di buat Andrew James . Potato chipper

ini dilengkapi 2 buah pisau ukuran kecil dan ukuran besar. Pisau

berbentuk persegi terdiri dari 36 buah lubang persegi yang berfungsi

memotong kentang saat terjadi tekanan oleh tuas. Cara

pengoperasian alat ini kentang diletakkan di dalam ruang

pemotongan, kemudian tuas ditekan kearah bawah maka akan

terpotong kearah keluar. Kelemahan alat ini adalah kapasitas

pemotongan kecil. Alat pemotong dapat dilihat pada Gambar 2.2

8
Gambar 2.2 Potato Chipper
2.3.2 Prefect Fries

Prefect fries merupakan alat pemotong kentang manual

sederhana terdiri dari pisau pemotong dan penekan. Cara

pengoperasian alat ini kentang diletakkan diatas pisau, kemudian

tekan kebawah maka kentang akan terpotong jatuh kebawah. Bodi

alat ini menutupi pisau pemotong tersebut dari plastic sehingga aman

digunakan. Kelemahan alat ini adalah kapasitas pemotongan kecil.

Alat pemotong kentang perfect fries dapat dilihat pada Gambar 2.3
3.

Gambar 2.3 Prefect Fries

9
2.3.3 Mechine RG-400

Mechine RG-400 adalah mesin pemotong kentang yang

diproduksi oleh AB hallde Maskiner Swedia. Mesin ini dapat

digunakan untuk memotong dan mengiris berbagai produk pertanian

seperti tomat, wortel, apel, kubis, nanas, selada, dan lain sebagainya.

Pisau pemotong pada mesin ini dapat diganti sesuai dengan

komoditas dan hasil yang diinginkan. bisa dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Mechine RG-400

2.4 Konsep Rancangan

Para ahli telah banyak mengemukakan teori merancang suatu alat atau

mesin guna mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan

hasil rancangan yang memuaskan secara umum harus mengikuti tahapan

langkah-langkah sebagai berikut :

10
1. Menyelidiki dan menemukan masalah yang ada dimasyarakat.

2. Menentukan solusi-solusi dari masalah prinsip yang dirangkai dengan

melakukan rancangan pendahuluan.

3. Menganalisa dan memilih solusi yang baik dalam menguntungkan

membuat detail rancangan dari solusi yang telah dipilih.

Meskipun prosedur atau langkah desain telah dilalui, akan tetapi hasil

yang sempurna sebuah desain permulaan sulit tercapai, untuk itu perlu

dilakukan hal-hal berikut ini dalam pengembangan lanjut sebuah hasil

desain sampai mencapai taraf tertentu, yaitu hambatan yang timbul, cara

mengatasi efek samping yang tak teruga.

Adapun tahapan desain yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bentuk rancangan yang harus dibuat, hal ini berkaitan dengan desain

yang telah ada, pengalaman yang dapat diambil dengan segala

kekurangannya serta factor-faktor utama yang sangat menentukan

bentuk konstruksinya.

2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan berpedoman pada

perhitungan kasar.

3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sket tangan yang didasarkan

dengan fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin yang efektif,

biaya produksi yang rendah, dimensi mesin mudah dioperasikan,

bentuk yang menarik dan lain-lain.

11
4. Memilih bahan, hal ini sangat berkaitan dengan kehalusan permukaan

dan ketahanan terhadap keausan, terlebih pada pemilihan terhadap

bagian-bagian yang bergesekan.

5. Mengamati desain secara teliti, telah menyelesaikan desain, konstruksi

diuji berdasarkan faktor-faktor utama yang menetukan.

6. Merencanakan sebuah elemen dan gambar kerja bengkel, setelah

merencanakan bagian utama, kemudian ditetepkan ukuran-ukuran

terperinci dari setiap elemen.

7. Gambar kerja langkah dan daftar elemen, setelah semua ukuran

elemen dilengkapi baru dibuat gambar kerja lengkap dengan daftar

eleme. Didalam gambar kerja lengkap hanya diberikan ukuran

assembling dan ukuran luar setiap elemen diberi nomor sesuai daftar.

2.5 Motor Penggerak

Motor penggerak adalah suatu motor yang merubah tenaga primer

yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

bentuk tenaga mekanis.

Ada dua jenis motor penggerak yaitu:

2.5.1 Motor Bakar

Motor bakar adalah suatu perangkat/mesin yang mengubah

energy termal/panas menjadi energy mekanik. Energy ini dapat

diperoleh dari proses pembakaran yang terbagi menjadi 2 (dua)

golongan, yaitu:

12
1. Motor bakar pembakaran luar

Yaitu suatu mesin yang mempunyai sistim pembakaran yang

terjadi diluar dari mesin itu sendiri. Misalnya mesin uap dimana

energi thermal dari hasil pembakaran dipindahkan kedalam fluida

kerja mesin. Pembakaran air pada ketel uap menghasilkan uap

kemudian uap tersebut baru dimasukkan kedalam sistim kerja mesin

untuk mendapatkan tenaga mekanik.

2. Motor pembakaran dalam

Pada umumnya motor pembakaran dalam dikenal dengan

motor bakar. Proses pembakaran bahan bakar terjadi didalam mesin

itu sendiri sehingga gas hasil pembakaran berfungsi sekaligus

sebagai fluida kerja mesin. Motor bakar itu sendiri dibagi menjadi

beberapa macam berdasarkan sistim yang dipakai, yaitu motor bakar

torak, motor bakar turbin gas, dan motor bakar propulsi pancar gas.

Untuk motor bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu motor

bensin dan motor diesel. Menurut langkah kerjanya motor bakar

dibagi menjadi mesin dengan proses dua langkah dan mesin dengan

proses empat langkah.

2.5.2 Motor listrik

Motor listrik (Elektric Motor) merupakan sebuah perangkat

elektromagnetis yang merubah energy listrik menjadi mekanik.

Energy mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller

pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat

13
bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga di rumah

(mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industry. Motor

listrik dalam dunia industry seringklai disebut dengan istilah “kuda

kerja” nya industry sebab diperkirakan bahwa motor-motor

menggunakan sekitar 70% beban klistrik total di industri.

Adapun rinsip Kerja Motor Listrik sebagai berikut:

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah

lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan

medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang

berlawanan.

Pasangan gaya mengahsilkan tenaga putar/ torque untuk memutar

kumparan.

Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk

memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan

magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut

kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor penting untuk mengerti apa

yang dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada

keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang

diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga

kelompok:

14
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran

energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque

nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah

conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.

Beban dengan variable torque adalah beban dengan torque yang

bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beben dengan

variable torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque

bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan

torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan.

Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-

peralatan mesin.

Gambar 2.5 Motor listrik

15
Tabel 2.1 spesifikasi motor listrik

Putaran
No. Type Daya (HP) Keterangan
(rpm)

Fetch motor
1. Fetch 7,5 HP 1450 rpm
Taiwan

Fetch motor
2. Fetch ½ HP 1420 rpm
Taiwan

3. MY1016 200 Watt 2750 rpm Unife

4. Ikame 1 phase 1 HP 1400 rpm Ikame

5. PR635 ¼ HP 1400 rpm Essen

2.6 Daya

Daya adalah laju energy yang dihantarkan selama melakukan usaha

dalam periode waktu tertentu. Satuan SI ( Satuan Nasional ) untuk Daya

adalah Joule / Sekon (J/s) = Watt (W). Satuan Watt digunakan untuk

menghormati kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang bernama

James Watt. Satuan Daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda

atau Horse Power (Hp), 1 Hp = 746 watt. Daya merupakan besaran skalar,

karena Daya hanya memiliki nilai, tidak memiliki arah. Dalam fisika, Daya

disimbolkan dengan persamaan berikut :

P = × .................................................................................. 2.1

16
P= ……………………………………………..………..… 2.2

×
Pp = …………………………………………………….. 2.3

P = F × V ……………………………………………………. 2.4
Dimana :

P = Daya listrik (w)

V = Tegangan listrik (v)


I = Arus listrik (A)
w = Usaha (J)

2.7 Perbandingan Putaran Dan Perbandingan Roda Gigi

Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm)

pada poros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter

lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm), dan jumlah gigi z1 dan z2, maka

perbandingan putaran u adalah :

×
u= = = = = ………………………….….. 2.5
×

z2/z1 = i …………………………………………………… 2.6


×
n2 = ……………………………………………….… 2.7

(sumber : Elemen Mesin.Ir.Sularso, hlm 215-216)

2.8 Gaya

17
Gaya, didalam ilmu fisika, adalah interaksi apapun yang dapat

menyebabkan sebuah benda yang bermasa mengalami perubahan gerak,

baik dalam bentuk arah, maupum kontruksi geometris. Dengan kata lain,

sebuah gaya dapat menyebabkan sebuah objek dengan masa tertentu untuk

mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau

berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya memiliki besaran (magnitude)

dan arah, sehingga merupakan kuantitas vector. Satuan SI yang digunakan

untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Gaya

sendiri dilambangkan dengan symbol F.

Hukum I Newton : Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus

beraturan apabila pada benda itu tidak bekerja. ∑ F = 0

Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang bekerja

pada suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah

terhadap waktu. Jika massa objek konstan, maka hukum ini menyatakan

bahwa percepatan objek berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada

objek dan arahnya juga searah dengan gaya tersebut, dinyatakan dengan :

∑F=m× ……………………………………………..… 2.8

Hukum III Newton : Untuk setiap gaya aksi, akan selalu terdapat gaya

reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.

FAB = − FBA ……..………………………………….…….. 2.9

1. Gaya normal

Rumus gaya normal bergantung pada posisi benda.

F = m × g …………………………………………………… 2.10

18
Dimana:

F = gaya normal (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)

2. Gaya sentrifugal

Gaya sentrifugal (Fs) adalah gaya gerak melingkar yang berputar

menjahui pusat lingkaran dimana nilainya adalah positif. Jika massa (m)

di gerakkan dengan kelajuan konstan (V) sehingga lintasannya

melingkar maka massa akan mengalami gaya sentrifuggal.

Fs = m. ………………………………………………….. 2.11

Dimana :

Fs = gaya sentrifuggal
m = masa
r = jari –jari
v = kecepatan (m/s)
3. Gaya gesek

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau

arah kecendrungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua

buah benda bersentuhan.

Fg = × ………………………………………………… 2.12

Dimana :

19
Fg = Gaya gerak (N)

= Koefisien gesekan

N = Gaya normal (N)

2.9 Gerak Melingkar

Gerak melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan

berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat

bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu

membelokkannya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan

gaya sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai

suatu gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan

yang besarnya tetap dengan arah yang berubah yang selalu merubah arah

gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran. Kecepatan sudut

disebut juga kecepatan angular. Satuan kecepatan sudut adalah rad/sekon.

Satuan lain yang dapat digunakan misalnya rad/menit atau rad/jam

Ciri-ciri gerak melingkar beraturan :

1. Besar kelajuan linearnya tetap

2. Besar kecepatan sudutnta tetap

3. Besar percepatan sentripetalnya tetap

4. Lintasannya berupa lingkaran

20
Kecepatan sudut adalah sudut tempuh dibagi dengan waktu tempuh.

Rumus menentukan kecepatan sudut (kelajuan sudut) dari suatu benda yang

bergerak melingkar adalah sebagai berikut.

= = = 2 × × ………………………………………. 2.13

f = …………………………………………………………….. 2.14

Dimana :

= Kecepatan sudut (rad/sekon)

= Konstanta lingkaran =22/7

r = Radius (jari-jari lingkaran)

f = Frekuensi (putaran/sekon)

T = periode (sekon)

2.9.1 Kecepatan Linear

Kecepatan linear adalah panjang lintasan suatu titik yang bergerak

melingkar per satuan waktu. Kecepatan linear disebut juga kecepatan

tangensial. Satuan kecepatan linear adalah meter/sekon. Satuan lain yang

dapat digunakan misalnya cm/ detik, meter/menit, meter/jam.

Kecepatan linear adalah jarak tempuh dibagi dengan waktu tempuh.

Jarak tempuh satu putaran adalah sama dengan keliling lingkaran yaitu 2.π.r

(r adalah radius atau jari-jari lingkaran). Rumus menentukan kecepatan

linear (kelajuan linear) dari suatu benda yang bergerak melingkar adalah

sebagai berikut.

21
v= = v = 2 × × …………………………………….. 2.15

f = …………………………………………….……………. 2.16

Dimana :

v = Kecepatan linear (rad/sekon)

= Konstanta lingkaran =22/7

r = Radius (jari-jari lingkaran)

f = Frekuensi (putaran/sekon)

T = periode (sekon)

2.10 Ulir

Ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuah batang baja / poros

dengan ukuran tertentu. Penggunaan ulir banyak sekali ditemui dalam

kehidupan, karena ulir berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga

berfungsi sebagai penggerak suatu benda.

Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai

berikut : ulir segi tiga, persegi, trapesium, gigi gergaji, dan bulat. Bentuk

persegi, trapesium, dan gigi gergaji, pada umumnya dipakai untuk

penggerak atau penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk

menghindari kemacetan karena kotoran. Tetapi yang paling banyak dipakai

adalah ulir segi tiga.

2.10.1 Hal Umum Tentang Ulir

Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga

digulung pada sebuah silinder, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.6 .

22
Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir dalam,

seperti dalam Gambar 2.7 . Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil

penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan

puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi.

Gambar 2.6 Ulir

Keterangan :

l : Kisar

d : Diameter efektif

: Sudut kisar

23
Gambar 2.7 Nama bagian-bagia ulir

Keterangan :

1. Sudut Ulir

2. Puncak ulir luar

3. Jarak bagi

4. Diameter inti dari ulir luar

5. Diameter luar dari ulir luar

6. Diameter dalam dari ulir dalam

7. Diameter luar dari ulir dalam

a. Jenis Ulir

Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai

berikutn : ulir segi tiga, persegi panjang, trapesium, gigi gergaji, dan bulat.

Bentuk persegi, trapesium, dan gigi gergaji, pada umumnya dipakai untuk

penggerak atau penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk

24
menghindari kemacetan karena kotoran. Tetapi bentuk yang paling banyak

digunakan adalah ulir segi tiga.

H = 0,866025P,

H1 = 0,541266P

d1 = d – 1,082532P,D2 = d2,D1………………………………...… 2.17

d2 = d – 0,64951P, D = d……………………………………..….. 2.18

(sumber : Elemen Mesin.Ir.Sularso,halaman,289)

Gambar 2.8 Ulir Metris

,!
P= …………………………………………………………….…. 2.19

25
d = (d) × 25,4 ……………………………………………………….... 2.20

",#$$"
H= × 25,4 ……………………………………………….... 2.21

", ! $$
H1 = × 25,4 ………………………………………………… 2.22

,"# %
d1 = d – × 25,4 …………………………………..………… 2.23

,"# %
d2 = d – × 25,4 …………………………………………….. 2.24

(sumber : Elemen Mesin.Ir.Sularso,halaman,291)

Tabel 2.2 Ukuran Standar Ulir Kasar UNC (JIS B 0206)

Ulir(2) Ulir dalam

Jumlah Jarak Tinggi Diameter Diamet Diameter

ulir bagi p kaitan luar D er dalam D1

(tiap H1 efektif

25,4 D2

mm)
Ulir luar

Diameter Diamet Diameter

luar d er dalam d1
1 2
efektif

d2

No.1-64 UNC 64 0,3969 0,215 1,854 1,598 1,425

No. 2-56 UNC 56 0,4536 0,246 2,184 1,890 1,694

No.3-48 UNC 48 0,5292 0,286 2,515 2,172 1,941

26
No. 4-40 UNC 40 0,6350 0,344 2,845 2,433 2,156

No. 5-40 UNC


40 0,6350 0,344 3,175 2,764 2,487
No. 6-32 UNC

32 0,7938 0,430 3,505 2,990 2,647

No. 8-32 UNC 32 0,7938 0,430 4,166 3,650 3,307

No. 12-24 24 1,0383 0,573 4,826 4,138 3,680


No. 10-24
UNC UNC
24 1,0583 0,573 5,486 4,798 4,341

¼-20 UNC 20 1,2700 0,687 6,350 5,524 4,976

5/16-18 UNC
18 1,4111 0,764 7,938 7,021 6,411
3/8-16 UNC

16 1,5875 0,859 9,525 8,494 7,805

7/16-14 UNC 14 1,8143 0,982 11,112 9,934 9,149

½-13 UNC
13 1,9538 1,058 12,700 11,430 10,584
9/16-12 UNC

12 2,1167 1,146 14,288 12,913 11,996

(sumber : Elemen Mesin.Ir.Sularso,halaman,291)

b. Kelas Ulir

Ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif

(diameter dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama),

dan diameter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan

diameter efektif, ukuran pembatas yang diizinkan, dantoleransi.

c. Pemilihan Baut Dan Mur

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk

mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur

sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan

ukuran yang sesuai.

27
Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus

diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja,

kekuatan bahan, kelas ketelitian, dll.

Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

a. Beban statis aksial murni.

b. Beban aksial, bersama dengan beban puntir.

c. Beban geser.

d. Beban tumbukan aksial.

Pertama-tama akan ditinjau kasus dengan pembebanan aksial murni.

Dalamhal ini, persamaan yang berlaku adalah.

( (
&t = = + ................................................................... 2.25
) *, - .

Dimana :

W = Beban (kg)

& = Tegangan tarik yang terjadi (kg/mm2 )

D = Diameter inti (mm)

Pada skrup atau baut yang mempunyai diameter luar d ≥ 3 (mm),

umumnya besar diameter inti 0 ≈ 0,8 0, sehingga (d1 /d )2 ≈ 0,64. Jika

&4 (kg/mm2 ) adalah tegangan yang diizinkan, maka

(
& = + ≤ &4 ………………………….……………. 2.26
* , -(",# )

28
Dari persamaan (2.25) dan (2.26) diperoleh

!( (
0 ≥ 8 atau 0 ≥ 8 ……………………………. 2.27
9: ×",$! 9:

(Sularso, 1997, hal 296)

Harga &4 tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC, atau SF. Jika
difinisi tinggi, faktor keamanan dapat diambil sebesar 6-8, dan jika difinisi
biasa, besarnya antara 8-10. Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon
0,2-0,3(%), tegangan yang diizinkan &4 umumnya adalah sebesar 6
(kg/mm2 ) jika difinisi tinggi, dan 4,8 (kg/mm2 ) jika difinisi biasa.

Dalam hal mur, jika tinggi profil yang bekerja menahan gaya adalah h
(mm), seperti pada gambar 2.8, jumlah lilitan ulir adalah z, diameter efektif
ulir luar d2, dan gaya tarik pada baut W (kg), maka besarnya tekanan kontak
pada permukaan ulir q (kg/mm2) adalah

Gambar 2.9 Tekanan Permukaan Pada Ulir

Dimana :

(1) = Ulir Dalam

(2) = Ulir Luar

29
2.11 Pengelasan

Sambungan tumpul adalah jenis sambungan yang palingb efesien.

Sambungan ini terbagi atas dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan

sambungan penetrasi sebagian. Namun yang digunakan dalam pembuatan

model mesin belot konveyor ini adalah sambungan penetrasi penuh.

1. Sambungan las tumpul

Gambar 2.10 Sambungan Las Tumpul

Adapun rumus perhitungan tegangan sambungan las tumpul adalah :

;
σt =
<=
……………………………………………………………… 2.28

Dimana :
P = beban tarikan patah ( kg )
h = tebal plat ( mm)
l = panjang lasan ( mm)

30
2. Sambungan las T

Pada sambungan ini secara garis besar dibagi atas dua jenis yaitu

jenis las dengan alur dan jenis las sudut. Hal – hal yang dijelaskan pada

sambungan tumpul diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini. Dalam

pelaksanaan pengelasan mungkin sekali ada bagian batang yang

menghalangi yang dalam hal ini sudut diatasi dengan memperbesar alur.

Gambar 2.11 Sambungan las T

31

Anda mungkin juga menyukai