TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kentang
bersifat semusim dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman
5
Kerajaan/kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta/Spermatophyte
Kelas : Magnoliaopsida/Dicotiledonae
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae (Berumbi)
Famili : Solanaceae (berbunga terompet)
Genus : Solanum
Seksi : Petota
Spesies : Solanum tuberosum
Nama binomial : Solanum tuberosum L
gandum, jagung, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi
Menurut Setiadi (2009), kentang salah satu komoditas umbi yang kaya
cukup tinggi, hanya dengan mengkonsumsi 200 gram umbi kentang per
ukuran suatu bahan baik dengan pisau atau dengan alat pemotong lainnya
pada arah melintang panjang bahan melintang serat bahan. Ukuran dari
6
mendapatkan ukuran panjang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang
1. Memotong
memar.
2. Mengiris
2001).
7
Menurut Wiratmaja (1995), kapasitas pengirisan ialah
ini dilengkapi 2 buah pisau ukuran kecil dan ukuran besar. Pisau
8
Gambar 2.2 Potato Chipper
2.3.2 Prefect Fries
alat ini menutupi pisau pemotong tersebut dari plastic sehingga aman
Alat pemotong kentang perfect fries dapat dilihat pada Gambar 2.3
3.
9
2.3.3 Mechine RG-400
seperti tomat, wortel, apel, kubis, nanas, selada, dan lain sebagainya.
komoditas dan hasil yang diinginkan. bisa dilihat pada gambar 2.4
Para ahli telah banyak mengemukakan teori merancang suatu alat atau
10
1. Menyelidiki dan menemukan masalah yang ada dimasyarakat.
Meskipun prosedur atau langkah desain telah dilalui, akan tetapi hasil
yang sempurna sebuah desain permulaan sulit tercapai, untuk itu perlu
desain sampai mencapai taraf tertentu, yaitu hambatan yang timbul, cara
1. Bentuk rancangan yang harus dibuat, hal ini berkaitan dengan desain
bentuk konstruksinya.
perhitungan kasar.
dengan fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin yang efektif,
11
4. Memilih bahan, hal ini sangat berkaitan dengan kehalusan permukaan
assembling dan ukuran luar setiap elemen diberi nomor sesuai daftar.
golongan, yaitu:
12
1. Motor bakar pembakaran luar
terjadi diluar dari mesin itu sendiri. Misalnya mesin uap dimana
sebagai fluida kerja mesin. Motor bakar itu sendiri dibagi menjadi
torak, motor bakar turbin gas, dan motor bakar propulsi pancar gas.
Untuk motor bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu motor
dibagi menjadi mesin dengan proses dua langkah dan mesin dengan
13
bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga di rumah
(mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industry. Motor
berlawanan.
kumparan.
kumparan medan.
kelompok:
14
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
peralatan mesin.
15
Tabel 2.1 spesifikasi motor listrik
Putaran
No. Type Daya (HP) Keterangan
(rpm)
Fetch motor
1. Fetch 7,5 HP 1450 rpm
Taiwan
Fetch motor
2. Fetch ½ HP 1420 rpm
Taiwan
2.6 Daya
adalah Joule / Sekon (J/s) = Watt (W). Satuan Watt digunakan untuk
James Watt. Satuan Daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda
atau Horse Power (Hp), 1 Hp = 746 watt. Daya merupakan besaran skalar,
karena Daya hanya memiliki nilai, tidak memiliki arah. Dalam fisika, Daya
P = × .................................................................................. 2.1
16
P= ……………………………………………..………..… 2.2
×
Pp = …………………………………………………….. 2.3
P = F × V ……………………………………………………. 2.4
Dimana :
pada poros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter
lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm), dan jumlah gigi z1 dan z2, maka
×
u= = = = = ………………………….….. 2.5
×
2.8 Gaya
17
Gaya, didalam ilmu fisika, adalah interaksi apapun yang dapat
baik dalam bentuk arah, maupum kontruksi geometris. Dengan kata lain,
sebuah gaya dapat menyebabkan sebuah objek dengan masa tertentu untuk
Hukum I Newton : Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus
pada suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah
terhadap waktu. Jika massa objek konstan, maka hukum ini menyatakan
bahwa percepatan objek berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada
objek dan arahnya juga searah dengan gaya tersebut, dinyatakan dengan :
Hukum III Newton : Untuk setiap gaya aksi, akan selalu terdapat gaya
1. Gaya normal
F = m × g …………………………………………………… 2.10
18
Dimana:
2. Gaya sentrifugal
menjahui pusat lingkaran dimana nilainya adalah positif. Jika massa (m)
Fs = m. ………………………………………………….. 2.11
Dimana :
Fs = gaya sentrifuggal
m = masa
r = jari –jari
v = kecepatan (m/s)
3. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
Fg = × ………………………………………………… 2.12
Dimana :
19
Fg = Gaya gerak (N)
= Koefisien gesekan
berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat
yang besarnya tetap dengan arah yang berubah yang selalu merubah arah
20
Kecepatan sudut adalah sudut tempuh dibagi dengan waktu tempuh.
Rumus menentukan kecepatan sudut (kelajuan sudut) dari suatu benda yang
= = = 2 × × ………………………………………. 2.13
f = …………………………………………………………….. 2.14
Dimana :
f = Frekuensi (putaran/sekon)
T = periode (sekon)
Jarak tempuh satu putaran adalah sama dengan keliling lingkaran yaitu 2.π.r
linear (kelajuan linear) dari suatu benda yang bergerak melingkar adalah
sebagai berikut.
21
v= = v = 2 × × …………………………………….. 2.15
f = …………………………………………….……………. 2.16
Dimana :
f = Frekuensi (putaran/sekon)
T = periode (sekon)
2.10 Ulir
Ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuah batang baja / poros
kehidupan, karena ulir berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga
berikut : ulir segi tiga, persegi, trapesium, gigi gergaji, dan bulat. Bentuk
Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga
22
Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir dalam,
seperti dalam Gambar 2.7 . Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil
penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan
Keterangan :
l : Kisar
d : Diameter efektif
: Sudut kisar
23
Gambar 2.7 Nama bagian-bagia ulir
Keterangan :
1. Sudut Ulir
3. Jarak bagi
a. Jenis Ulir
berikutn : ulir segi tiga, persegi panjang, trapesium, gigi gergaji, dan bulat.
Bentuk persegi, trapesium, dan gigi gergaji, pada umumnya dipakai untuk
24
menghindari kemacetan karena kotoran. Tetapi bentuk yang paling banyak
H = 0,866025P,
H1 = 0,541266P
,!
P= …………………………………………………………….…. 2.19
25
d = (d) × 25,4 ……………………………………………………….... 2.20
",#$$"
H= × 25,4 ……………………………………………….... 2.21
", ! $$
H1 = × 25,4 ………………………………………………… 2.22
,"# %
d1 = d – × 25,4 …………………………………..………… 2.23
,"# %
d2 = d – × 25,4 …………………………………………….. 2.24
(tiap H1 efektif
25,4 D2
mm)
Ulir luar
luar d er dalam d1
1 2
efektif
d2
26
No. 4-40 UNC 40 0,6350 0,344 2,845 2,433 2,156
5/16-18 UNC
18 1,4111 0,764 7,938 7,021 6,411
3/8-16 UNC
½-13 UNC
13 1,9538 1,058 12,700 11,430 10,584
9/16-12 UNC
b. Kelas Ulir
(diameter dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama),
dan diameter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk
mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur
27
Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja,
c. Beban geser.
( (
&t = = + ................................................................... 2.25
) *, - .
Dimana :
W = Beban (kg)
(
& = + ≤ &4 ………………………….……………. 2.26
* , -(",# )
28
Dari persamaan (2.25) dan (2.26) diperoleh
!( (
0 ≥ 8 atau 0 ≥ 8 ……………………………. 2.27
9: ×",$! 9:
Harga &4 tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC, atau SF. Jika
difinisi tinggi, faktor keamanan dapat diambil sebesar 6-8, dan jika difinisi
biasa, besarnya antara 8-10. Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon
0,2-0,3(%), tegangan yang diizinkan &4 umumnya adalah sebesar 6
(kg/mm2 ) jika difinisi tinggi, dan 4,8 (kg/mm2 ) jika difinisi biasa.
Dalam hal mur, jika tinggi profil yang bekerja menahan gaya adalah h
(mm), seperti pada gambar 2.8, jumlah lilitan ulir adalah z, diameter efektif
ulir luar d2, dan gaya tarik pada baut W (kg), maka besarnya tekanan kontak
pada permukaan ulir q (kg/mm2) adalah
Dimana :
29
2.11 Pengelasan
Sambungan ini terbagi atas dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan
;
σt =
<=
……………………………………………………………… 2.28
Dimana :
P = beban tarikan patah ( kg )
h = tebal plat ( mm)
l = panjang lasan ( mm)
30
2. Sambungan las T
Pada sambungan ini secara garis besar dibagi atas dua jenis yaitu
jenis las dengan alur dan jenis las sudut. Hal – hal yang dijelaskan pada
sambungan tumpul diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini. Dalam
menghalangi yang dalam hal ini sudut diatasi dengan memperbesar alur.
31