Anda di halaman 1dari 8

HERMENEUTIKA J.E.

GRACIA
(Sebuah Pengantar)
Nablur Rahman Annibras
Dosen Luar Biasa Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia.
E-mail: blue_mumys@yahoo.co.uk
_________________________

Abstrak
The emergence of hermeneutics as an approach to understand the Qur’anic message has invited
many comments from Muslim scholars all over the world. Several of the Muslim scholars
supported this approach as a new and ‘fresh’ approach to develop Qur’anic studies and its
interpretation. Hermeneutics, they argued, can open up ‘the other side’ of Qur’anic
understanding which have not been uncovered by previous exegetes. However, many other
Muslim scholars rejected this hermeneutical approach to understand the Qur’an. They argued
that the Qur’an is different from any other ordinary texts and thus should be interprete differently
using different approach. Besides, the theological doctrin that the Qur’an is a God Speech is not
suitable to be understood by this approach. Especially so, this hermeneutical approach is usually
employed to understand the Bible and has made this approach is unacceptable. While there are
many controversies surrounding this approach, hermeneutics is still being discussed and studied
by many Muslim scholars and institutions. One of them is become a subject offered in State
Islamic Universities at the Qur’an and Hadith department. One thing should be noted, though,
before studying Hermenutics is mastering Arabic and its literature to balance the understanding.
Keywords:
Hermeneutics; Exegesis; the Qur’an.
__________________________
Abstrak
Kemunculan hermeneutika dalam dunia penafsiran al-Qur’an telah mengundang komentar-
komentar yang beragam dari para cendekiawan Muslim di seluruh dunia. Sebagian mendukung
ide tersebut karena menganggap hermeneutika sebagai “angin segar” dalam pengembangan
keilmuan al-Qur’an dan tafsirnya. Hermeneutika dianggap dapat mengungkap “sisi lain” dari
penafsiran al-Qur’an yang sebelumnya tak pernah tersentuh oleh para mufassir era terdahulu.
Namun sebagian lain menolak ide tersebut dengan tegas. Golongan ini berpendapat bahwa sifat
al-Qur’an yang berbeda dengan teks-teks lainnya tentu membutuhkan cara yang berbeda pula.
Terlebih al-Qur’an diimani sebagai Kalam Ilahi yang tak ada keraguan di dalamnya. Penggunaan
hermeneutika yang pada mulanya digunakan untuk memahami bibel dalam memahami al-Qur’an
dianggap sebagai sebuah hal yang tak dapat ditoleransi keberadaanya. Menyama ratakan antara
Allah SWT dengan “si pengarang” adalah sebuah kekeliruan yang besar. Kontroversi seputar
hermeneutika tak lantas membuat atensi para pengkaji al-Qur’an di Indonesia (terhadapnya)
surut. Kajian hermeneutika menjadi salah satu mata kuliah yang ditunggu-tunggu oleh sebagian
mahasiswa jurusan tafsir dan hadis di berbagai perguruan tinggi Islam termasuk didalamnya UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Namun demikian, penguasaan terhadap bahasa Arab dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan keislaman secara umum dan al-Qur’an secara khusus
menjadi modal utama yang harus dipenuhi sebelum terlebih dahulu agar terjadi objektifitas
pemikiran di dalamnya..
Kata Kunci:
Hermeneutika; tafsir; al-Qur’an.
__________________________
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

A. PENDAHULUAN dapat memberikan pencerahan baru di antara


Hermeneutika secara umum dapat kawan-kawan sekalian. Kritik dan saran
didefinisikan sebagai suatu teori atau filsafat merupakan masukan-masukan penting yang
tentang interpretasi makna. Kata hermeneutika akan membawa makalah ini ke arah yang
itu sendiri berasal dari kata kerja Yunani lebih baik.
hermeneuien, yang memiliki arti menafsirkan,
mengeinterpretasikan atau B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1
menerjemahkan. Jika asal katanya dirunut, 1. Sketsa Biografi Jorge J.E. Gracia
maka kata hermeneutika merupakan derivasi Namanya adalah Jorge J.E Gracia. Ia adalah
dari kata Hermes, seorang dewa dalam seorang filosof yang secara antusias menekuni
mitologi Yunani yang bertugas menyampaikan bidangnya dengan sangat mendalam.
dan menjelaskan pesan (message) dari Sang Dilahirkan pada tahun 1942 di negara Kuba, ia
Dewa kepada manusia. Menurut versi lain, menempuh takdir pendidikannya dengan
dikatakan bahwa Hermes adalah seorang menyelesaikan undergraduate progam (B.A)
utusan yang memiliki tugas menyampaikan dalam bidang filsafat di Wheaton College
pesan Yupiter kepada manusia. Tugas utama pada tahun 1965. Selanjutnya ia melanjutkan
Hermes – yang digambarkan sebagai pendidikannya dengan menempuh graduate
seseorang yang memiliki kaki bersayap dan progam (M.A) dalam bidang yang sama pada
lebih dikenal dengan sebutan Mercurius – tahun 1966 di University of Chicago. Pada
adalah menerjemahkan pesan-pesan dari tahun 1971, ia menyelesaikan progam
gunung Olimpus ke dalam bahasa yang dapat doctoral di University of Toronto dalam
dimengerti oleh manusia.2 bidang filsafat.3
Berawal dari pengertian di atas, kajian- Kedalaman ilmunya mengenai filsafat
kajian mengenai hermeneutika belakangan ini mengantarkannya menjadi seorang professor
menjadi daya tarik tersendiri di kalangan di Departemen Filsafat Universitas Buffalo di
ilmuwan-ilmuwan yang ada. Dari kota New York. Di samping itu semua,
Schleieirmacher, Emilio Betti, Hans-Georg. ketertarikan pada bidang filsafat membuatnya
Gadamer, atau Paul Ricoeur dari dunia barat, menguasai dengan mendalam berbagai hal
hingga Fazlur Rahman, atau Hassan Hanafi di dalam bidang filsafat, seperti
belahan dunia timur merupakan contoh metafisika/ontologi, historiografi filosofis,
tentang bagaimana luar biasanya concern para filsafat bahasa/hermeneutika, filsafat skolastik
ilmuwan terhadap ilmu hermeneutika ini. dan filsafat Amerika Latin/ Hispanik. Selain
Di antara tokoh-tokoh yang telah penulis sebagai filosof, Gracia juga memberikan
sebutkan di atas, terselip sesosok manusia perhatian yang cukup besar terhadap masalah-
bernama Jorge J.E. Gracia yang juga masalah etnisitas, identitas, nasionalisme dan
merupakan salah seorang yang antusias lain sebagainya.4
terhadap kajian filsafat (termasuk di dalamnya Sebagai seorang akademisi, Gracia
kajian mengenai hermeneutika). Dalam turut menyumbangkan ide-ide segarnya dalam
makalah sederhana ini, penulis akan berusaha bentuk tulisan baik itu buku, artikel seminar,
memaparkan bagaimana pandangan Gracia
terhadap hermeneutika yang dalam
kesempatan ini penulis batasi hanya berputar 3
Sahiron Syamsuddin, “Hermeneutikan Jorge J.E.
sekitar interpretasi teks. Semoga makalah ini Gracia dan Kemungkinan Dalam Pengembangan
Studi dan Penafsiran Al-Qur’an”, dalam Syafa’atun
Almirzanah dan Sahiron Syamsuddin, ed., Upaya
1
Ahmala, “Hermeneutika: Mengurai Kebuntuan Integrasi Hermeneutika dalam Kajian Qur’an dan
Metode Ilmu-Ilmu Sosial”, dalam Edi Mulyono, Hadis: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Lembaga
Belajar Hermeneutika, (Yogyakarta: IRCiSoD, Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2011), 144-145
4
2013), 15. Syamsuddin, Hermeneutikan Jorge J.E. Gracia dan
2
Ahmala, Hermeneutika: Mengurai Kebuntuan Kemungkinan Dalam Pengembangan Studi dan
Metode Ilmu-Ilmu Sosial, 2013, 15-16. Penafsiran Al-Qur’an, 145.

72 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

ontologi maupun jurnal ilmiah. Diantara 15. History/Historiography Of Philosophy,


tulisan-tulisannya adalah sebagai berikut: dalam encyclopedia of philosophy
1. A Theory Of Textuality: The Logic (new York?: macmillan, dalam
And Epistemology (Albany: State persiapan).
University Of New York Press, 1995). 16. From Horror To Hero: film
2. Text: Ontological Status, Identity, interpretations of stoker’s Dracula, in
Author, Audience (Albany: State William Irwin dan Jorge J. gracia, eds,
University Of New York Press, 1996). philosophy and the interpretation of
3. Texts and Their Interpretation, review popular culture (dalam persiapan).
of metaphysics 43 (1990) The Good And Bad: the quests of sam
4. Can There Be Texts Without Historical gamgee and smeagol (alias Gollum)
Authors? American Philosophical for the happy life, dalam G. bassham
Quarterly (1994) dan eric Bronson (eds.), philosophy
5. Can There Be Texts Without Historical and the lord of the rings (lasalle, IL:
Audiences? The identity and function open court, 2003).
of audiences, review of metaphysics 2. Interpretasi ala Gracia
(1994) Eksistensi manusia di bumi ini ditandai
6. Can There Be Definitive dengan adanya tulisan atau teks. Tulisan atau
Interpretations? In European teks merupakan sebuah bukti akan tingginya
philosophy and the American peradaban yang dimiliki oleh komunitas
academy, ed. B. smith (la sale, IL: manusia dimanapun ia berada. Dengan adanya
heeler institute, 1994) tulisan atau teks, manusia dapat menceritakan
7. Author and repression, contemporary akan apa yang terjadi di masanya kepada
philosophy (1994) seluruh manusia yang menjadi generasi
8. Textual identity, sorties (1995) setelahnya. Hieroglif pada dinding-dinding
9. Relativism and The Interpretation Of pyramid di Mesir atau batu bertuliskan huruf
Texts, metaphilosophy (2000) Palawa yang ditemukan di bumi Nusantara
10. Borges Pierre Menard: Philosophy Of menjadi salah satu contoh bagaimana sebuah
Literature, journal of aesthetics and art kaum meninggalkan bukti akan eksistensinya
criticism 59, 1 (2000) kepada generasi setelahnya.
11. The Ethics of Interpretation, in volume Adanya jarak antara produksi sebuah teks
of the international academy for dengan para audiens di masa setelahnya,
philosophy, Liechtenstein, menimbulkan kemungkinan adanya distorsi
forthcoming? akan makna yang terkandung dalam teks
12. A Theory of Author, dalam W. Irwin, tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
(ed.), the death and resurrection of the aksi nyata dalam mengungkapkan akan apa
author (Westport, CN: Greenwood yang terkandung dalam teks tersebut. Aksi
Press, 2002) tersebut kita kenal dengan nama tafsir atau
13. The Uses And Abuses Of The Classics: interpretation.
Interpreting Interpretation In Antara tafsir atau interpretation secara
Philosophy, dalam J.J.E. Gracia dan umum mengandung maksud yang sama. Kata
Jiyuan Yu (eds). Uses and abuses of tafsir berasal dari bahasa Arab yang secara
the classics: interpretation in etimologi bermakna sebagai penerang atau
philoshophy. penjelas.5Sedangkan kata interpretation
14. Meaning, dalam dictionary for adalah sebuah kosakata dalam bahasa Inggris
theological interpretation of scriptures, yang diambil dari kata interpretatio dalam
diedit oleh Kevin J. vanhoozer, Daniel
j. treier, et al. 5
Muhammad Husein al-Dzahaby, Al-Tafsir wal
Mufassirun Juz ke-I, (Cairo: Dar el-Hadith, 2005),
17.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78 73
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

bahasa Latin yang berasal dari kata interpres Menurut Gracia, saat ini ada tiga cara
yang bermakna “to spread abroad” atau pokok dimana istilah “interpretasi” digunakan
“penyebaran dengan luas.”6 Makna tersebut dalam hubungannya dengan teks. Tiga cara
selaras dengan apa yang penulis sebut sebagai pokok inilah yang kemudai memunculkan tiga
sinonim dari kata tafsir. Keduanya memiliki macam hal yang dapat didiskusikan ketika
kesamaan misi sebagai penerang dan penjelas membahas interpretasi, yaitu:10 a) Interpretasi
dari suatu kajian, baik itu berupa teks maupun pada dasarnya sama dengan pemahaman
oral. (understanding) akan pemaknaan sebuah teks.
Dalam bahasa Inggris, kata interpretation Dalam konteks ini, dapat kita ambil contoh
rupanya tidak hanya diartikan sebagai sebuah tentang adanya dua pemahaman yang sama-
penafsiran saja, melainkan juga memiliki sama benar tentang satu kasus.11b) Istilah
beberapa term yang dapat disesuaikan dengan ‘interpretasi’ biasa digunakan untuk menunjuk
permasalahan yang ada. Kata interpretation pada proses atau aktifitas di mana seseorang
kadang bermakna sebagai meaning, atau mengembangkan pemahaman terhadap teks. c)
memberi arti dari segala sesuatu yang Istilah ‘interpretasi’ juga digunakan untuk
ditafsirkan. Kadang dapat dimaknai merujuk pada kajian tentang teks.
translation, atau menerjemahkan sesuatu dari Dari penjelasan di atas, dapatlah kita
suatu bahasa ke bahasa lainnya. Interpretation simpulkan bahwa interpretasi memiliki tiga
juga dapat dimaknai sebagai explanation, atau faktor yang saling terkait: teks yang akan
menjelaskan atas segala sesuatu tentang apa diinterpretasikan – penafsir – teks
yang berada di balik sebuah teks atau lain (keterangan) yang ditambahkan kepada teks
sebagainya dari samar menjadi jelas, dari tak yang ditafsirkan. Akan tetapi, yang dimaksud
beraturan menjadi tertata rapi, atau dari global dengan ‘tambahan keterangan’ tersebut
menjadi terperinci.7Hal yang sama tidak tidaklah dapat dikatakan sebagai sebuah
terjadi dalam kata tafsir. Tafsir dalam bahasa produk interpretasi jikalau hal tersebut berdiri
Arab hanyalah merujuk pada interpretation dengan mandiri. Penambahan keterangan baru
saja. Sedangkan translation lebih mengarah dapat dikatakan sebagai interpretasi jika
pada tarjamah dalam bahasa Arab.8 digabungkan dengan ‘teks asli’ yang menjadi
Dari penjelasan tersebut, dapat kita pahami sumber bahan kajian. Sebagai contoh adalah
bahwa semua makna di atas merujuk pada tiga penafsiran Imam al-Thabary mengenai ayat-
faktor berbeda-beda sedang memainkan ayat al-Qur’an. Tambahan keterangan dari
perannya masing-masing dalam sebuah Imam al-Thabary yang menjelaskan ayat-ayat
aktifitas interpretasi yaitu: a) Teks atau apapun al-Qur’an tidaklah dapat dikatakan sebagai
yang sedang diinterpretasikan, b) Keterangan ‘Tafsir al-Thabary’ jikalau tidak disertakan di
tambahan bagi sesuatu yang sedang dalamnya teks asli dari ayat-ayat al-Qur’an
diinterpretasikan, c) Seorang interpreter yang tersebut. Penafsiran beliau baru dapat
dengan kemampuannya menghasilkan suatu dikatakan sebagai produk interpretasi tatkala
produk interpretation tentang sebuah teks atau beliau menyematkan teks asli yang menjadi
hal lain.9 titik tumpu kajiannya.12

10
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 121-124.
6 11
Jorge .E. Gracia, A Theory of Textuality, (Albany: Sebagai contoh adalah pemahaman antara para
State University of New York Press, 1995), 147. sahabat dan Ibnu Abbas tentang tafsir surat al-
7
Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 147. Nashr. Para sahabat memaknainya sebagai sebuah
8
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an, janji akan kemenangan Islam yang gilang gemilang.
(Cairo: Maktabah Wahbah, 2007), 307. Akan tetapi, Ibnu Abbas memahaminya sebagai
9
Sahiron Syamsuddin, “Interpretasi”, dalam sebuah sinyal atau pertanda akan segera selesainya
Syafa’atun Al-Mirzanah dan Sahiron Syamsuddin, misi kenabian Rasulullah. Dua pemahaman ini
ed., Pemikiran Hermeneutika Dalam Tradisi Barat: adalah pemahaman yang sama-sama benar
Reader, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN mengenai satu permasalahan.
12
Sunan Kalijaga, 2011), 120-121. Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 148-149.

74 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

Sebagai perbandingan dari pemikirannya membebaskan dirinya dari kukungan struktur


mengenai interpretasi, Gracia memberikan maupun bentuk dari teks aslinya.15
komparasi sederhana antara interpretasi dan Menariknya, ia tidak membatasi akan
definisi. ia menyampaikan bahwa sebuah komponen dari interpretation itu sendiri.
interpretasi sangat mirip dengan definisi dari Baginya, komponen dari suatu penafsiran
segi struktur yang terkandung di dalamnya. tidaklah serta merta harus terdiri dari unsur
Definisi dikatakan terdiri dari definiendum yang sama, baik itu sesuatu yang dikatakan
atau sebuah istilah yang didefinisikan, dan (spoken) atau sesuatu yang tertulis (written).
definiens, ungkapan yang mendefinisikan Interpretandum yang berbentuk spoken dapat
sesuatu. Begitupula dengan interpretasi, disandingkan dengan interpretans yang
interpretasi terdiri atas interpretandum atau berbentuk written, ataupun sebaliknya. Juga
teks yang diinterpretasikan, dan interpretans, dalam hal ini, Gracia tidak membatasi bentuk-
yaitu suatu tambahan/komentar yang diberikan bentuk dari komponen interpretation itu
kepada sebuah teks.13 sendiri.16
Lebih lanjut, dalam pandangan Gracia Perhatian Gracia terhadap dunia
sebuah interpretasi akan dikatakan sebagai interpretasi sungguh sangatlah dalam. Ia tidak
interpretation jika seorang penafsir melakukan hanya mengkaji apa itu interpretasi secara
analisis yang mendalam terhadap sebuah teks umum, melainkan juga mencermati bagaimana
yang kemudian diarahkan menuju konsep- proses seseorang memahami akan pemaknaan
konsep atau terma-terma yang tidak sebuah teks. Maka dari itu, tak heran jika
disebutkan secara eksplisit dalam teks Gracia membagi teks ke dalam lima bentuk
tersebut. Sebagai contoh adalah mereproduksi yang berbeda. Kelima bentuk inilah yang
ayat al-Qur’an yang berbunyi : “ Alhamdu sesungguhnya dihadapi oleh para penafsir
lillahi Rabbi al-‘Alamiin” tidaklah disebut dalam memahami teks.
sebagai sebuah intepretasi. Akan tetapi, ketika Kelima bentuk teks yang berbeda, oleh
kita menerjemahkannya ke dalam ungkapan : Gracia dirumuskan sebagai berikut:17
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”,  Actual text atau teks-teks aktual/nyata.
maka itu merupakan satu bentuk dari Bentuk teks ini pada prakteknya lebih
penafsiran. Perubahan pernyataan orisinal mengarah pada historical text atau teks
dengan seperangkat terma-terma linguistik ke historis.
dalam bahasa lain, dalam pandangan Gracia  Intermediary text atau teks perantara.
merupakan sebuah bentuk penafsiran dengan  Contemporary text, atau teks kontemporer.
alasan adanya kemungkinan perbedaan makna  Intended text, atau ‘teks yang dimaksud’
denotasi dan konotasi antara bahasa satu  Ideal text, atau ‘teks ideal’.
dengan bahasa lainnya. Oleh karena itu, Sekilas jika melihat kelima bentuk teks di
terjemahan dikatakan sebagai interpretans, atas, para pembaca sering terjebak pada
sedangkan terjemahan teks dapat kita sebut pemahaman bahwa kelima bentuk di atas
sebagai interpretasi.14Akan tetapi, Gracia adalah terpisah antara satu dengan lainnya.
menegaskan bahwa ada perbedaan mendasar Akan tetapi, di sini penulis memahami bahwa
antara terjemahan dan interpretasi itu sendiri maksud dari pembagian teks ke dalam lima
(meskipun secara sekilas ia menyatakan bentuk adalah semacam suatu proses
sebagai suatu hal yang sama). Terjemahan interpretasi yang dilalui oleh seorang penafsir.
secara hati-hati ‘menggantungkan diri’ pada Bentuk pertama yang berupa actual text
orisinilitas teks, baik itu secara struktur kata- adalah objek dari penelitian para penafsir yang
kata maupun bentuk. Akan tetapi interpretasi lebih cenderung mengarah pada teks historis,
melakukan hal yang sebaliknya. Interpretasi

15
Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 159.
13 16
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 125-126. Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 127.
14 17
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 126-127. Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 150.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78 75
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

meskipun tidak menafikan untuk menafsirkan ini tidaklah mempunyai fungsi langsung untuk
teks-teks kontemporer. Akan tetapi, perlu bisa berperan dalam proses epistemologis
diingat bahwa tujuan umum dari sebuah penafsiran. Agar ia dapat berfungsi, maka ia
interpretasi adalah menyediakan penafsiran harus ‘hadir’ pada audiens kontemporer yang
terhadap teks-teks historis.18 ingin menafsirkan teks tersebut. Namun,
Yang menarik pada bagian ini, seringkali dalam pandangan Gracia ‘teks perantara’
seorang penafsir tidak memiliki akses adalah teks yang telah musnah atau hilang.
langsung terhadap teks-teks historis. Akan tetapi jika ada informasi tentang
Akibatnya, para penafsir lebih sering keberadaannya, maka dalam pandangan
menggunakan teks-teks yang secara subtansial Gracia hal tesebut dapat membantu
merujuk pada teks-teks historis tersebut. menjelaskan gap-gap antarteks kontemporer
Sebagai contoh adalah hilangnya karya-karya yang dihasilkan pada waktu yang berbeda-
para filosof pra-Sokrates yang membuat para beda.21
penafsir terpaksa menggunakan dengan apa 3. Dilema Penafsir dan Fungsi Interpretasi
yang mereka miliki, termasuk di dalamnya Dalam menghadapi teks-teks historis, para
teks-teks yang secara subtansial merujuk pada penafsir seringkali terjebak pada asumsi
teks-teks historis yang telah hilang tersebut.19 pribadi yang justru membuat makna dari teks
Adapun mengenai intended text dan ideal tersebut menjadi kabur. Sebuah penafsiran
text, peran keduanya dalam proses interpretasi yang pada hakikatnya membantu para audiens
alangkah lebih baik jika keberadaan keduanya dalam memahami teks historis secara utuh,
tidak dijadikan sebagai sesuatu yang justru telah melenceng dari teks aslinya akibat
membingungkan. Keduanya berperan sebagai dari penambahan-penambahan keterangan
penguat ketika seorang penafsir mengalami yang tidak perlu. Dari kasus ini, lalu muncul
keragu-raguan dalam memaknai teks tatkala pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar
menemukan data-data yang tak dapat interpretasi. Dapatkah seorang penafsir
meyakinkannya. Oleh karena itu, fungsi aktual menambah keterangan dalam penafsirannya
dari keduanya hanyalah bersifat regulative untuk membantu audiens kontemporer dalam
(membuat sesuatu sesuai dengan memahami teks sesuai dengan teks
tatanan/aturan yang berlaku) dan instrumental. historisnya? Dapatkah kita memahami teks
Dari situ, dapat dipahami bahwa peran historis dan menambahkan keterangan di
keduanya sebagai bantuan dalam mengoreksi dalamnya tanpa benar-benar merubahnya?
dari apa yang tampak salah dan membubuhi Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul secara
bagian-bagian yang hilang dalam usaha alami ketika kita membahas secara mendetail
mereka (para penafsir) memahami teks tentang apa itu interpretasi. Pertanyaan-
historis. Namun, para penafsir harus tetap pertanyaan tersebut - dalam pandangan Gracia
ingat bahwa tugas mereka adalah membangun – inilah yang disebut sebagai ‘dilema seorang
sebuah penafsiran terhadap teks historis. penafsir’.
Mereka harus senantiasa menghindari godaan Dilema yang dialami oleh seorang penafsir,
untuk memandang tugas mereka ini sebagai jika ingin disederhanakan berputar sekitar
rekontruksi terhadap intended atau ideal text. boleh atau tidaknya ia menambahkan
Terjerembab ke dalam posisi yang disebut keterangan dalam teks historis untuk
terakhir (rekontruksi intended atau ideal text) mendapatkan pemahaman yang sesuai. Di satu
dapat mendorong terjadinya distorsi-distorsi sisi, jika ia membolehkannya maka akan
atas makna teks historis.20 terbuka kemungkinan distorsi-distorsi dari
Adapun mengenai intermediary text atau makna sesungguhnya yang justru
bisa juga disebut sebagai teks perantara, jenis mengaburkan akan makna teks. Sedangkan di
sisi lain, jika ia tidak membolehkannya maka
18
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 128.
19
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 128.
20 21
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 129-133. Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, 130.

76 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

seorang penafsir tidaklah dikatakan dapat dilema yang dialaminya. Perlu diingat, bahwa
memahamkan para audiens kontemporer fungsi-fungsi tersebut tidak hanya dapat
sesuai dengan dimensi historis teks tersebut.22 berdiri sendiri, melainkan dapat juga
Mengenai hal ini, Gracia berpendapat bahwa digunakan secara bersama-sama. Meskipun
dilema itu terjadi karena adanya demikian, banyak kasus yang dialami oleh
kesalahpahaman akan fungsi dari interpretasi para penafsir terkait digunakannya ketiga
itu sendiri. “I believe one can because the fungsi tersebut secara bersamaan justru
dilemma is based on a misunderstanding of menghasilkan kebingungan alih-alih
the function of interpretations.23” pemahaman dari suatu teks.
Untuk bisa keluar dari dilema yang
berkepanjangan, para penafsir harus paham 4. Refleksi Interpretasi ala Gracia
terlebih dahulu akan apa itu fungsi-fungsi dari Adanya karya-karya Gracia mengenai text,
interpretasi. Gracia menyebutkan sedikitnya author-reader, understanding, dan
ada tiga fungsi yang berkaitan dengan interpretation menunjukkan akan
interpretasi. Ketiga fungsi itu adalah:24 kesungguhan serta perhatiannya mengenai
 Historical Function, yaitu menciptakan dunia hermeneutika. Hermeneutika modern
kembali dalam benak audiens kontemporer yang dirintis oleh Schleiermacher terus
pemahaman yang dimiliki oleh ‘pengarang menerus mengalami rekontruksi yang salah
historis’ atau pengarang asli dari teks satunya dilakukan oleh Gracia.
historis dan ‘audiens historis’. Fungsi ini Berbeda dengan Hans-Georg Gadamer
bertujuan membantu audiens yang memberikan sentuhan pemikiran
(kontemporer/masa kini) memahami teks, hermeneutikanya pada konsep pre-
sebagaimana yang dipahami oleh understanding nya, Gracia justru menjelaskan
pengarang dan audiens historis. Parameter secara detil bagaimana seorang penafsir
dari pemahaman dalam fungsi ini adalah menjalani proses interpretasi dengan
dengan tidak melampaui apa yang dipahami menghadapi lima jenis teks yang berbeda. Di
oleh pengarang dan audiens historis. samping itu, rupanya Gracia pun
 Meaning Function, yaitu menciptakan memperhatikan bagaimana sisi psikologis si
dalam benak audiens kontemporer suatu penafsir ketika menafsirkan sebuah teks.
pemahaman yang mungkin melampaui Perhatiannya tentang hal ini dibuktikan
pemahaman yang dimiliki oleh pengarang dengan analisisnya mengenai dilema yang
dan audiens historis dari suatu teks. dihadapi oleh para penafsir ketika menafsirkan
Pelampauan pemahaman tersebut dapat teks-teks. Sebuah dilema yang berpangkal dari
dimunculkan dengan membahas aspek- ketidak pahaman penafsir mengenai fungsi
aspek yang mungkin belum diketahui oleh yang dimiliki oleh interpretasi itu sendiri.
pengarang dan audiens historis tersebut. Dalam konsep ini, penulis melihat adanya
 Implicative Function, yaitu menciptakan kemungkinan untuk mengaplikasiannya ke
dalam benak audiens kontemporer suatu dalam teks suci yang berdasarkan wahyu
pemahaman mengenai implikasi-implikasi (baca: al-Qur’an). Bentuk dari aplikasinya
makna, terlepas apakah implikasi-implikasi konsep ini lebih mengarah pada historical
makna tersebut telah diketahui atau belum function yang dimiliki oleh interpretasi itu
oleh sang pengarang dan audiens historis sendiri meskipun tidak mutlak one hundred
itu sendiri. percent. Akan tetapi dalam prakteknya,
Dengan mengetahui fungsi-fungsi dari konsep ini dapat berjalan jika ditunjang
interpretasi sebagaimana telah Gracia jelaskan dengan berbagai disiplin ilmu yang mengitari
di atas, maka para penafsir dapat terbebas dari teks suci tersebut, seperti ilmu bahasa, ilmu-
ilmu al-Qur’an, ushul fiqh, dan lain
22
Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 153. sebagainya.
23
Jorge J.E. Gracia, A Theory of Textuality, 153.
24
Sahiron Syamsuddin, Interpretasi, h 137.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78 77
Muslih Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi
Teks Al-Fa<tihah (Kajian Ortografi Dan Resitasi
Terhadap Variasi Teks Al-Fa<tihah)

Pemahaman mengenai interpretasi ala


Gracia menurut hemat penulis memiliki nilai DAFTAR PUSTAKA
plus tersendiri di antara pemikiran para tokoh Ahmala, “Hermeneutika: Mengurai
hermeneutic lainnya. Terlihat bagaimana Kebuntuan Metode Ilmu-Ilmu Sosial”,
usaha Gracia dalam menyeimbangkan porsi dalam Edi Mulyono, Belajar
objektifitas dan subjektifitas para penafsir Hermeneutika, Yogyakarta: IRCiSoD,
dengan menjelaskan akan fungsi dari 2013.
interpretasi itu sendiri. Dengan adanya Al-Dzahaby, Muhammad Husein, Al-Tafsir
penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut, wa al Mufassirūn Juz ke-I, Cairo: Dar el-
Gracia ingin menyerukan tentang pentingnya Hadith, 2005.
menghormati keragaman penafsiran di antara Al-Qaththan, Manna’, Mabahits fi Ulum Al-
para penafsir. Gracia ingin menekankan Qur’an, Cairo: Maktabah Wahbah, 2007.
tentang relatifnya nilai kebenaran yang Gracia,Jorge J.E.. A Theory of Textuality,
dimiliki oleh para penafsir. Dengan demikian, Albany: State University of New York
maka tidak ada suatu klaim kebenaran absolut Press, 1995.
terhadap sebuah penafsiran.25 Shihab, M. Quraisy, Kaidah Tafsir, Jakarta:
Lentera Hati, 2015.
C. SIMPULAN Syamsuddin, Sahiron, “Hermeneutikan Jorge
Keberadaan sosok Jorge J.E. Gracia dalam J.E. Gracia dan Kemungkinan Dalam
dunia hermeneutic menjadi bukti tersendiri Pengembangan Studi dan Penafsiran Al-
tentang bagaimana ilmu hermeneutika telah Qur’an”, dalam Syafa’atun Almirzanah
berkembang sedemikian rupa daripada asal dan Sahiron Syamsuddin, ed., Upaya
mulanya. Hermeneutika pada masa kini Integrasi Hermeneutika dalam Kajian
tidaklah sama dengan hermeneutika di masa Qur’an dan Hadis: Teori dan Aplikasi,
lalu. Bahkan, hermeneutika yang dibawa oleh Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN
Gracia misalnya telah jauh berbeda dengan Sunan Kalijaga, 2011.
apa yang dicetus oleh Schleiermacher yang _______ “Interpretasi”, dalam Syafa’atun Al-
merupakan bapak hermeneutika modern. Mirzanah dan Sahiron Syamsuddin, ed.,
Pada masa kini, hermeneutika sudah tidak Pemikiran Hermeneutika Dalam Tradisi
lagi ekslusif hanya untuk menginterpretasikan Barat: Reader, Yogyakarta: Lembaga
bible saja, melainkan juga dapat digunakan Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2011.
untuk teks-teks lain seperti sastra, filsafat, dan
lain sebagainya. Hermeneutika yang telah
berkembang sedemikian rupa mampu menarik
peminat di antar para ilmuwan untuk mengkaji
lebih luas mengenai seluk beluk dunia
interpretasi teks. Penggunaan hermeneutika
dalam kajian keislaman pun menjadi perhatian
tersendiri di kalangan para sarjana Muslim,
terlepas apakah hasil akhir dari
penggunaannya ditolak, diterima, atau
diterima dengan berbagai catatan yang
menyertainya. Wallahu a’lam bi al-shawwab.

25
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutikan Jorge J.E.
Gracia dan Kemungkinan Dalam Pengembangan
Studi dan Penafsiran Al-Qur’an, 157

78 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 71-78

Anda mungkin juga menyukai