Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunyi adalah gejala yang umum dalam kehidupan sehari-hari, sehingga jarang
dihargai kegunaannya. Bunyi yang tidak nyaman atau tidak dikehendaki, dinamakan
kebisingan. Besar kecilnya kebisingan tergantung pada kualitas bising, selain itu juga
bagaimana sikap terhadap kebisisngan itu sendiri dan ini bersifat subjektif. Pada saat
sekarang ini kebisingan yang dominan adalah kebisinga lalu lintas. Dalam makalah
ini akan di bahas tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kepadatan dan kecepatan
(laju) lalu lintas dan selanjutnya dievaluasi sampai seberapa jauh tingkat kebisingan
yang terjadi.
Kebisingan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu bunyi
yang tidak diinginkan, termasuk bunyi yang merupakan efek samping dari kegiatan-
kegiatan seperti kegiatan industri dan transportasi. Bunyi yang dianggap
mengganggu, termasuk di dalamnya kegiatan berbicara dan musik yang tidak
dikehendaki oleh pendengar juga dapat disebut sebagai kebisingan (Wilson, 1989).
Menurut Doelle (1986), kebisingan adalah semua bunyi yang mengganggu,
mengalihkan perhatian, atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, belajar,
istirahat atau hiburan).
Sumber-sumber bising pada dasarnya dibagi menjadi tiga macm yaitu : sumber
titik, sumber bidang, dan sumber garis. Kebisingan lalu lintas termasuk dalam kriteria
sumber garis. Kebisingan ini ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan bermotor yang
semakin meluas, hal ini bisa ditunjukkan oleh semakin padatnya lalu lintas kendaraan
di jalan raya penyebab kebisingan dari kendaraan bermotor, ditentukan oleh sebagai
berikut: mesin kendaraan jenis motor bakar, jenis kipas angin pendingin, sistem
pembuangan gas sisa, jenis ban, dan bentuk kendaraan. Selain kebisingan yang
disebabkan oleh seperti tersebut di atas, maka kebisingan juga ditentukan oleh
beberapa parameter keadaan lalu lintas itu sendiri. Parameter-parameter lalu lintas
meliputi: kecepatan dan kepadatan kendaraan, komposisi kendaraan, kelakuan/tabiat
pengemudi dan ketidakstabilan lalu lintas.
Jalan Abunawas No. 24, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, merupakan kawasan
sentral bisnis, terlebih dengan adanya kedai. Kondisi ini semakin memperparah
volume lalu lintas yang ada, sehingga jika tidak dilakukan penanganan maka dapat
berdampak negative bagi pengguna maupun masyarakat yang berada di sekitar jalan
tersebut. Dampak negative yang terjadi tergantung dari intensitas kebisingan dan
emisi gas buang yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Oleh karena itu, walaupun
terjadi kebisingan dan pencemaran emisi kendaraan bermotor, tetapi harus berada di
bawah dari persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, Berdasarkan hal
tersebut, tingkat kebisingan dan kadar polutan yang terjadi pada Jl. Abunawas No. 24,
diakibat oleh perubahan variable (volume lalu lintas, perambatan, dan tata letak atau
lay out), mengetahui efektivitas perubahan jarak terhadap besaran kadar polutan, dan
merekomendasikan kebijakan untuk mengurangi kebisingan dan polusi udara pada
kawasan tersebut.
Oleh karena itu, kami dari Prodi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan,
Jurusan Teknik Sipil Universitas Halu Oleo kelompok 6 melakukan pengukuran
kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter di Jl. Abunawas No. 24,
yang lebih tepatnya di depan Kantor Pekejaan Umum Daerah yang mana kendaraan
di daerah itu sangat padat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Praktikum Uji Kebisingan adalah sebagai
berikut
1. Bagaimana menentukan nilai Kebisingan suatu area dengan alat Sound Level
Meter sesuai SNI 7231:2009?
2. Bagaimana membandingkan nilai Kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu Kebisingan?
3. Bagaimana mengetahui cara mengendalikan Kebisingan yang sudah melewati
ambang batas yang telah ditetapkan?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum Uji Kebisingan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan nilai Kebisingan suatu area dengan alat sound level meter
sesuai SNI 7231:2009
2. Untuk membandingkan nilai Kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan
3. Untuk mengetahui cara mengendalikan Kebisingan yang sudah melewati
ambang batas yang telah ditetapkan

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum Uji Kebisingan adalah sebagai berikut :
1. Dapat menentukan nilai Kebisingan suatu area dengan alat sound level meter
sesuai SNI 7231:2009?
2. Dapat membandingkan nilai Kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan?
3. Dapat mengetahui cara mengendalikan Kebisingan yang sudah melewati
ambang batas yang telah ditetapkan?

Anda mungkin juga menyukai