Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
Sedangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
“Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran”. Dari kedua definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah semua bunyi atau suara
yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan.
Kepmen LH No 48. tahun 1996 juga
menjelaskan bahwa kebisingan
merupakan bunyi yang tidak diinginkan
dari suatu usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.
• Industri Kebisingan
Industri bersumber dari suara mesin yang digunakan dalam proses produksi. Intensitas
kebisingan ini akan meningkat sejalan dengan kekuatan mesin dan jumlah produksi dari
industri
• Pesawat Terbang
Kebisingan yang bersumber dari pesawat terbang terjadi saat pesawat akan lepas landas
ataupun mendarat di bandara.
Kereta Api
Pada umumnya sumber kebisingan Kebisingan konstruksi
pada kereta api berasal dari aktivitas Bangunan Berbagai suara timbul
pengoperasian kereta api, lokomotif, dari kegiatan konstruksi bangunan
bunyi sinyal di pelintasan kereta api, mulai dari peralatan dan
stasiun, dan penjagaan serta pengoperasian alat, seperti memalu,
pemeliharaan konstruksi rel. Namun, penggilingan semen, dan
sumber utama kebisingan kereta api sebagainya.
sebenarnya berasal dari gesekan
antara roda dan rel serta proses
pembakaran pada kereta api Kebisingan dalam ruangan
tersebut. Kebisingan dalam ruangan bersumber dari
berbagai sumber seperti Air Condition (AC),
tungku, unit pembuangan limbah, dan
sebagainya. Suara bising yang beraasal dari
luar ruangan juga dapat menembus ke dalam
ruangan sehingga menjadi sumber kebisingan di
dalam ruangan.
Tipe-tipe Kebisingan
• Kebisingan Kontinyu Kebisingan yang fluktuasi intensitas
• Steady-state noise Kebisingan
kebsingan tidak lebih dari 6 dB dengan spektrum frekuensi dengan tingkat tekana bunyi
yang luas. Contohnya misalnya seperti suara mesin gergaji. stabil terhadap perubahan
• Kebisingan terputus-putus Kebisingan yang dimana bunyi
waktu dan tak mengalami
mengeras dan melemah secara perlahan. Contohnya
misalnya seperti jalan raya dan bunyi yang dihasilkan dari kebisingan yang stabil.
kereta api. Contohnya seperti kebisingan
• Kebisingan impulsif berulang Kebisingan dimana waktu yang sekitar air terjun dan
dibutuhkan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari 65 ms
kebisingan pada interior
dan waktu yang dibutuhkan untuk penuruna intensitasnya
sampai 20 dBA dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 ms. pesawat terbang saat sedang
Contohnya seperti suara mesin tempa di pabrik. diudara.
• Fluctuating noise Kebisingan
yang kontinyu namun berubah-
ubah tingkat tekanan bunyinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kebisingan
1. Faktor Akustikal 2. Faktor non-akustikal
a. Tingkat kekerasan bunyi 9 a. Pengalaman terhadap kebisingan
b. Frekuensi bunyi b. Kegiatan
c. Durasi munculnya bunyi c. Perkiraan terhadap kemungkinan
d. Fluktuasi kekerasan bunyi munculnya kebisingan
e. Fluktuasi frekuensi bunyi d. Manfaat objek yang menghasilkan
f. Waktu munculnya bunyi kebisingan
e. Kepribadian
f. Lingkungan dan keadaan
Baku Mutu Kebisingan
• Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun
1996, baku mutu tingkat kebisingan bisa dilihat pada gambar
dibawah ini
Dampak Kebisingan
Dari segi kesehatan, tingkat kebisingan yang
dapat diterima tergantung pada bebarapa
lama kebisingan tersebut diterima. Berbagai
penelitian di beberapa negara mendapatkan
tingkat kebisingan yang dapat diterima
dipemukiman. Tingkat kebisngan yang dapat
ditolerir oleh seseorang tergantung pada
kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh
orang tersebut. Seseorang yang sedang sakit
atau beribadah akan terganggu oleh
kebisingan yang rendah sekalipun.
Sebaliknya seseorang yang berada di pasar
akan dapat menerima kebisingan yang lebih
tinggi.
Kebisingan Lalu Lintas di Jalan Raya
Suara bising merupakan salah satu polusi
suara yang saat ini semakin tidak
terkendali. Bising dapat diartikan sebagai
suara yang tidak dikehendaki dan
mengganggu aktivitas manusia. Salah satu
sumber bising yang sering kali kita dengar
adalah bising dari kendaraan bermotor di
jalan raya. Bising yang ditimbulkan bukan
hanya karena bunyi knalpot kendaraan
bermotor yang melintas tetapi juga dapat
disebabkan oleh gesekan antara jalan dan
ban kendaraan bahkan bunyi klakson
kendaraan.
Disadari atau tidak bising dapat berpengaruh pada
manusia baik dari segi kesehatan maupun aktivitas.
Terhadap pendengaran manusia bising dapat
menyebabkan kenaikan batas ambang pendengaran yang
dapat menyebabkan penurunan daya pendengaran
manusia. Penurunan daya pendengaran ini dapat terjadi
sementara dan dapat terjadi secara permanen tergantung
pada lama dan sering tidaknya berada di tempat bising
tersebut. Selain itu bising ini juga dapat mengganggu
percakapan terutama untuk tempat pendidikan dan
mengganggu istirahat terutama di rumah sakit yang
terletak di tepi jalan. Selain itu bising juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia seperti
pusing, mual, dan tegang apabila intensitas bising sudah
lebih dari 130 dB.
Secara garis besar pengendalian bising di jalan raya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
Pengendalian bising ini juga dapat dilakukan dengan memblokir jalur bising sehingga bising
tidak sampai pada pendengar. Pemblokiran jalur bising ini bisa dilakukan dengan
menggunakan barrier seperti dengan membuat penghalang hidup/ pepohonan, sebab di
tengah kota saat ini tidak memungkinkan untuk membuat tembok penghalang ataupun
gundukan tanah. Kondisi akustik dalam gedung-gedung yang terletak bersebelahan dengan
jalan haruslah dapat mengurangi bising tersebut. Oleh karena itu gedung-gedung yang
berada tepat di tepi jalan harus dibuat tertutup untuk mengurangi bising dari lingkungan.
Namun dengan kondisi yang tertutup demikian sistem tata udara gedung juga perlu
diperhatikan.
Perkembangan teknologi saat ini juga menghasilkan banyak penemuan-penemuan di bidang
akustik. Pemilihan dan pemakaian bahan atau material dari bangunan juga sangat
mempengaruhi bising yang sampai ke dalam ruangan. Dalam perkembangannya saat ini
sudah banyak material-material yang cukup baik untuk menyerap atau bahkan memantulkan
total bunyi yang lewat. Sehingga diharapkan pemakaian bahan-bahan penyerap bunyi
tersebut dapat menghambat dan mengurangi bising yang masuk ke dalam gedung.
Pengendalian terhadap penerima bising