Anda di halaman 1dari 29

PENGENDALIAN BISING

LALU LINTAS DI JALAN RAYA


PENGENDALIAN BISING DAN BAU

ARNALDO TUKUSAN 18021107033


Pengertian Kebisingan

Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
Sedangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
“Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran”. Dari kedua definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah semua bunyi atau suara
yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan.
Kepmen LH No 48. tahun 1996 juga
menjelaskan bahwa kebisingan
merupakan bunyi yang tidak diinginkan
dari suatu usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.

Sedangkan menurut Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor
718/Menkes/Per/XI/1987, kebisingan
dapat diartikan sebagai terjadinya
bunyi yang tidak diinginkan sehingga
menganggu dan atau dapat
membahayakan kesehatan.
Jenis kebisingan yang terjadi di sekitar manusia dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu
1. Kebisingan latar belakang adalah tingkat kebisingan yang terpapar
terus menerus pada suatu area, tanpa adanya sumbersumber bunyi
yang muncul secara signifikan.
2. Kebisingan ambien adalah total kebisingan yang terjadi pada suatu
area yang meliputi kebisingan latar belakang dan kebisingan lainnya
yang muncul pada suatu waktu dengan tingkat keras melebihi tingkat
keras kebisingan latar belakang dan merupakan hasil kompilasi
kebisingan, baik yang sumber bising dekat maupun jauh.
3. Kebisingan tetap adalah tingkat kebisingan yang tidak berubah-ubah,
namun memiliki fluktuasi (naik turun) bunyi maksimum sebesar 60
dB
Sumber Bising
Bentuk bising berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

1. Berbentuk titik. Bising yang keluar


dari sumber berbentuk titik dan
menyebar melalui udara dengan 2. Berbentuk garis. Bising yang keluar dari
kecepatan suara (1100 feet/detik) dan sumber berbentuk garis akan menyebar
penyebarannya berbentuk lingkaran. melalui udara dengan penyebaran suaranya
Contohnya mobil berhenti dan tidak berbentuk lingkaran, tapi bentuk
mesinnya tetap nyala, mesin silinder yang memanjang. Contohnya yaityu
pembangklit tenaga listrik dan lain- bising kendaraan yang sedang bergerak
lain. (jalan).
Sumber Kebisingan Dapat Diklasifikasikan
Menjadi:
• Lalu lintas jalan
Salah satu sumber kebisingan adalah suara lalu lintas jalan raya. Kebisingan lalu lintas di jalan
raya ditimbulkan oleh suara dari kendaraan bermotor dimana suara tersebut bersumber dari
mesin kendaraan, bunyi pembuangan kendaraan, serta bunyi dari interaksi antara roda
dengan jalan.

• Industri Kebisingan
Industri bersumber dari suara mesin yang digunakan dalam proses produksi. Intensitas
kebisingan ini akan meningkat sejalan dengan kekuatan mesin dan jumlah produksi dari
industri

• Pesawat Terbang
Kebisingan yang bersumber dari pesawat terbang terjadi saat pesawat akan lepas landas
ataupun mendarat di bandara.
Kereta Api
Pada umumnya sumber kebisingan Kebisingan konstruksi
pada kereta api berasal dari aktivitas Bangunan Berbagai suara timbul
pengoperasian kereta api, lokomotif, dari kegiatan konstruksi bangunan
bunyi sinyal di pelintasan kereta api, mulai dari peralatan dan
stasiun, dan penjagaan serta pengoperasian alat, seperti memalu,
pemeliharaan konstruksi rel. Namun, penggilingan semen, dan
sumber utama kebisingan kereta api sebagainya.
sebenarnya berasal dari gesekan
antara roda dan rel serta proses
pembakaran pada kereta api Kebisingan dalam ruangan
tersebut. Kebisingan dalam ruangan bersumber dari
berbagai sumber seperti Air Condition (AC),
tungku, unit pembuangan limbah, dan
sebagainya. Suara bising yang beraasal dari
luar ruangan juga dapat menembus ke dalam
ruangan sehingga menjadi sumber kebisingan di
dalam ruangan.
Tipe-tipe Kebisingan
• Kebisingan Kontinyu Kebisingan yang fluktuasi intensitas
• Steady-state noise Kebisingan
kebsingan tidak lebih dari 6 dB dengan spektrum frekuensi dengan tingkat tekana bunyi
yang luas. Contohnya misalnya seperti suara mesin gergaji. stabil terhadap perubahan
• Kebisingan terputus-putus Kebisingan yang dimana bunyi
waktu dan tak mengalami
mengeras dan melemah secara perlahan. Contohnya
misalnya seperti jalan raya dan bunyi yang dihasilkan dari kebisingan yang stabil.
kereta api. Contohnya seperti kebisingan
• Kebisingan impulsif berulang Kebisingan dimana waktu yang sekitar air terjun dan
dibutuhkan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari 65 ms
kebisingan pada interior
dan waktu yang dibutuhkan untuk penuruna intensitasnya
sampai 20 dBA dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 ms. pesawat terbang saat sedang
Contohnya seperti suara mesin tempa di pabrik. diudara.
• Fluctuating noise Kebisingan
yang kontinyu namun berubah-
ubah tingkat tekanan bunyinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kebisingan
1. Faktor Akustikal 2. Faktor non-akustikal
a. Tingkat kekerasan bunyi 9 a. Pengalaman terhadap kebisingan
b. Frekuensi bunyi b. Kegiatan
c. Durasi munculnya bunyi c. Perkiraan terhadap kemungkinan
d. Fluktuasi kekerasan bunyi munculnya kebisingan
e. Fluktuasi frekuensi bunyi d. Manfaat objek yang menghasilkan
f. Waktu munculnya bunyi kebisingan
e. Kepribadian
f. Lingkungan dan keadaan
Baku Mutu Kebisingan
• Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun
1996, baku mutu tingkat kebisingan bisa dilihat pada gambar
dibawah ini
Dampak Kebisingan
Dari segi kesehatan, tingkat kebisingan yang
dapat diterima tergantung pada bebarapa
lama kebisingan tersebut diterima. Berbagai
penelitian di beberapa negara mendapatkan
tingkat kebisingan yang dapat diterima
dipemukiman. Tingkat kebisngan yang dapat
ditolerir oleh seseorang tergantung pada
kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh
orang tersebut. Seseorang yang sedang sakit
atau beribadah akan terganggu oleh
kebisingan yang rendah sekalipun.
Sebaliknya seseorang yang berada di pasar
akan dapat menerima kebisingan yang lebih
tinggi.
Kebisingan Lalu Lintas di Jalan Raya
Suara bising merupakan salah satu polusi
suara yang saat ini semakin tidak
terkendali. Bising dapat diartikan sebagai
suara yang tidak dikehendaki dan
mengganggu aktivitas manusia. Salah satu
sumber bising yang sering kali kita dengar
adalah bising dari kendaraan bermotor di
jalan raya. Bising yang ditimbulkan bukan
hanya karena bunyi knalpot kendaraan
bermotor yang melintas tetapi juga dapat
disebabkan oleh gesekan antara jalan dan
ban kendaraan bahkan bunyi klakson
kendaraan.
Disadari atau tidak bising dapat berpengaruh pada
manusia baik dari segi kesehatan maupun aktivitas.
Terhadap pendengaran manusia bising dapat
menyebabkan kenaikan batas ambang pendengaran yang
dapat menyebabkan penurunan daya pendengaran
manusia. Penurunan daya pendengaran ini dapat terjadi
sementara dan dapat terjadi secara permanen tergantung
pada lama dan sering tidaknya berada di tempat bising
tersebut. Selain itu bising ini juga dapat mengganggu
percakapan terutama untuk tempat pendidikan dan
mengganggu istirahat terutama di rumah sakit yang
terletak di tepi jalan. Selain itu bising juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia seperti
pusing, mual, dan tegang apabila intensitas bising sudah
lebih dari 130 dB.
Secara garis besar pengendalian bising di jalan raya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Pengendalian terhadap sumber suara


2. Pengendalian terhadap jalur bising
3. Pengendalian terhadap penerima bising
Pengendalian terhadap sumber bunyi

Salah satu cara yang tepat untuk mengatasi bising adalah


dengan mengendalikan sumber bising itu sendiri. Seperti yang
telah dipaparkan diatas bahwa baku tingkat kebisingan harus
dipenuhi. Peraturan tersebut membatasi kebisingan yang
boleh dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat
dilakukan dengan membatasi modifikasi kendaraan bermotor
yang dapat berpotensi menimbulkan kebisingan seperti
mengganti knalpot atau klakson kendaraan bermotor yang
dapat mengganggu pendengaran.
Pengendalian terhadap jalur bising

Pengendalian bising ini juga dapat dilakukan dengan memblokir jalur bising sehingga bising
tidak sampai pada pendengar. Pemblokiran jalur bising ini bisa dilakukan dengan
menggunakan barrier seperti dengan membuat penghalang hidup/ pepohonan, sebab di
tengah kota saat ini tidak memungkinkan untuk membuat tembok penghalang ataupun
gundukan tanah. Kondisi akustik dalam gedung-gedung yang terletak bersebelahan dengan
jalan haruslah dapat mengurangi bising tersebut. Oleh karena itu gedung-gedung yang
berada tepat di tepi jalan harus dibuat tertutup untuk mengurangi bising dari lingkungan.
Namun dengan kondisi yang tertutup demikian sistem tata udara gedung juga perlu
diperhatikan.
Perkembangan teknologi saat ini juga menghasilkan banyak penemuan-penemuan di bidang
akustik. Pemilihan dan pemakaian bahan atau material dari bangunan juga sangat
mempengaruhi bising yang sampai ke dalam ruangan. Dalam perkembangannya saat ini
sudah banyak material-material yang cukup baik untuk menyerap atau bahkan memantulkan
total bunyi yang lewat. Sehingga diharapkan pemakaian bahan-bahan penyerap bunyi
tersebut dapat menghambat dan mengurangi bising yang masuk ke dalam gedung.
Pengendalian terhadap penerima bising

Salah satu hal yang paling penting adalah mengendalikan


penerima bising itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara perencanaan yang baik terhadap tata guna lahan.
Misalkan dengan menempatkan tempat-tempat yang tidak
boleh terdapat bising sperti sekolah, tempat ibadah dan
rumah sakit di tempat yang tingkat kebisingannya tidak
tinggi namun akses jalan harus tetap diperhatikan.
Pengendalian Kebisingan
Pengendalian kebisingan secara umum harus merujuk pada
penataan bunyi yang akan melibatkan 4 elemen, yaitu sumber
suara, media, penerima bunyi dan gelombang bunyi.
Pengurangan kebisingan dapat dilakukan pada 3 aspek yaitu
sumber, media dan penerima. Ada
tiga cara pengendalian kebisingan yaitu:

1. Mengurangi vibrasi sumber kebisingan, berarti mengurangi


tingkat kebisingan yang dikeluarkan sumbernya.
2. Menutupi sumber suara, berarti melemahkan kebisingan
dengan bahan penyerap suara/peredam suara.
3. Menanam pagar dan tanaman peredam suara.

Tingkat kebisingan lalulintas dipengaruhi


oleh jarak pengukuran, jumlah kendaraan dan berbagai jenis
penghalang.
Semakin tinggi pengguna jasa transportasi
di wilayah perkotaan menyebabkan
keramaian lalu lintas pada wilayah tersebut
semakin meningkat. Tingginya intensitas
kendaraan yang melintas di jalan raya kota
tentunya mempunyai dampak lingkungan
di sepanjang jalan yang dilewati kendaraan

Kendaraan bermotor apabila ditinjau


secara teliti penyebab kebisingannya
akan ditentukan oleh mesin kendaraan,
jenis motor bakar, jenis kipas angin
pendinginan, sistem pembuangan gas
sisa, hisapan dari karburator, jenis ban
(standar atau radial), dan bentuk
kendaraan
Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang
dihasilkan dari kendaraan bermotor, terutama dari
mesin kendaraan, knalpot serta akibat interaksi antara
roda dengan jalan. Kendaraan berat (truk, bus) dan
mobil penumpang merupakan sumber kebisingan
utama di jalan raya. Kebisingan akibat lalu lintas
adalah salah satu bunyi yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan modern dan juga salah satu bunyi yang
tidak dikehendaki, faktor-faktor yang mempengaruhi
kebisingan akibat lalu lintas diantaranya adalah:
1. Pengaruh Volume Lalu Lintas (Q)
Volume lalu lintas (Q) terhadap kebisingan sangat berpengaruh. Hal ini
bisa dipahami karena tingkat kebisingan lalu lintas merupakan harga total
dari beberapa tingkat kebisingan dimana masing-masing jenis kendaraan
mempunyai tingkat kebisingan yang berbeda-beda.

2. Pengaruh Kecepatan Rata–Rata Kendaraan (V)


Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan rata-rata kendaraan
bermotor berpengaruh terhadap tingkat kebisingan.

3. Pengaruh Kelandaian Memanjang Jalan


Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk kelandaian memanjang yang
lebih besar dari 2% akan menghasilkan koreksi terhadap tingkat
kebisingan
4. Pengaruh Jarak Pengamat (D) 6. Pengaruh Komposisi Lalu Lintas
Dari hasil penelitian menunjukan bila Arus lalu lintas di jalan umumnya terdiri dari
sumber bising berupa suatu titik berbagai tipe kendaraan antara lain: sepeda
(point source), maka dengan adanya motor, mobil penumpang, taksi, minibus, pick
penggandaan jarak terhadap sumber, up, bus, truk ringan dan kendaraan berat yang
mempunyai tingkat kebisingan masing-masing
nilai tingkat kebisingan akan
sehingga kebisingan lalu lintas dipengaruhi oleh
berkurang sebesar ± 6 dB dan akan
jenis kendaraan yang melintasi jalan
berkurang kira-kira 3 dB jika sumber tersebut.Tingkat kebisingan lalu lintas
bising suatu garis (line source). merupakan harga total dari tingkat kebisingan
5. Pengaruh Jenis Permukaan Jalan masing-masing kendaraan.
Gesekan antara roda kendaraan 7. Lingkungan sekitar
dengan permukaan jalan yang dilalui Keadaan lingkungan di sekitar jalan juga dapat
akan mempengaruhi tingkat kebisingan lalu lintas
menyebabkan koreksi terhadap yang terjadi, seperti adanya pohon ditepi jalan
kebisingan dari kendaraan tersebut. atau semak. Berdasarkan penelitian didapat
Besarnya koreksi tergantung dari bahwa pepohonan dan semak-semak dapat
jenis permukaan jalan yang dilalui. mengurangi kebisingan yang terjadi di sekitar
lingkungan tersebut sebesar 2 dB.
Ambang Batas Kebisingan (Sound Power)
Sound power yang dihasilkan dari kendaraan pada jalan raya akan
terakumulasi antara satu kendaraan dengan kendaraan lain dan
akan menyebabkan terjadinya kebisingan lalu lintas. Kebisingan
merupakan salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang dapat
mengganggu dan merusak pendengaran manusia.
Berdasarkan Keputusan Mentri No. 48/MENLH/l 1/1996 Tentang
Baku Mutu Kebisingan, kebisingan adalah suara yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan.
Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan
dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang
umum dipergunakan adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam
perencanaan dan kapasitas.

Kebisingan di jalan raya tidak dapat dihindari, mengingat semakin


banyaknya ruas jalan, tempat pemukiman, tempat umum, tempat ibadah
dan tempat belajar mengajar yang letaknya memang berada di tepi jalan
raya yang ramai.
Lalu lintas di jalan raya merupakan Kebisingan akan mengganggu manusia baik
sumber utama kebisingan yang berupa gangguan audiometric maupun
mengganggu sebagian besar berupa gangguan nonaudiometrik. Pengaruh
masyarakat perkotaan. Bukti yang utama dari kebisingan adalah gangguan
ada menunjukkan bahwa kebisingan audiometrik yaitu kerusakan pada sistem
lalu lintas adalah sumber utama indera pendengaran manusia,
ketergangguan lingkungan. Bunyi terlebih lagi jika tingkat kebisingan sudah
yang ditimbulkan oleh lalu lintas melampaui ambang batas tertentu.
dalah bunyi dengan tingkat suara Kerusakan pendengaran tidak hanya
yang tidak konstan. Tingkat tergantung pada tingkat kebisingan saja,
gangguan kebisingan yang berasal tetapi juga tergantung dari lamanya paparan
dari bunyi lalu lintas di pengaruhi oleh kebisingan tersebut. Jika tingkat kebisingan
tingkat kekuatan suara, berapa sering mencapai 140 dB atau lebih maka akan
terjadi dalam satu satuan waktu dan memecahkan gendang telinga.
frekuensi bunyi yang dihasilkannya. Beberapa tingkat gangguan pendengaran
akibat bising yaitu :
a. Hilang pendengaran sementara dan pulih kembali setelah waktu
tertentu.
b. Imun atau kebal terhadap bising, biasanya hal ini karena selalu
mendengar
bising tertentu.
c. Pendengaran berdengung
d. Kehilangan pendengaran permanen atau tetap dan tidak akan pulih
kembali.

Bising tidak hanya berpengaruh kepada sistem pendengaran manusia


saja, tetapi akan mengganggu organ tubuh lainya seperti adrenalin
meningkat, pembuluh darah mengkerut, tekanan darah naik, hormon
tiroid naik, jantung berdebar, reaksi otot, gerakan usus, pupil melebar
dan lain sebagainya
Mengatasi Kebisingan Lalu Lintas
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi atau mengurangi
kebisingan lalu lintas
1. Melakukan penarikan, atau menghancurkan kendaraan bermotor di atas
tahun 2000, dan membayar uang ganti rugi. Karena kebanyakan kendaraan
bermotor diatas tahun tersebut memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi.
2. Mengoptimalkan moda transportasi masal. Dengan melakukan
perbaikan(kenyamanan, keamanan) sarana dan prasarana moda transportasi
masal. maka akan sedikit mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,
khususnya kebisingan. Pengoptimalan moda transportasi masal memang
harus dilakukan agar kapasitas jalan bisa dioptimalkan. Karena menambah
kapasitas jalan bukan solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah
transportasi. Sebab jika kapasitas jalan selalu ditambah, maka moda
transportasi yang digunakan oleh masyarakat kota juga akan terus
bertambah.
3. Menaikan pajak yang dibebankan kepada moda transportasi pribadi, tidak
memperpanjang kelegalan moda transportasi pribadi agar bisa membatasi jumlah
moda transportasi pribadi yang berada di sistem pergerakan, membatasi pemilik
moda transportasi pribadi dengan cara satu jenis moda transportasi hanya boleh
dimiliki satu orang
4. Menaikan harga bahan bakar yang digunakan oleh moda transportasi pribadi
sehingga sumberdaya alam yang digunakan untuk bahan bakar juga bisa lebih
awet dan hemat dan tidak sampai kekurangan, dan juga memanfaatkan moda
transportasi pribadi untuk digunakan moda transportasi umum, misalnya dengan
mewajibkan satu moda transportasi pribadi(mobil) harus dinaiki minimal 3-4orang
untuk satu moda transportasi pribadi.
5. Membangun tempat bagi pejalan kaki atau pedestrian yang nyaman, ini akan
membantu dalam mengurangi dampak yang dihasilkan moda transportasi, dengan
begitu orang akan berjalan kaki dalam menempuh jarak yang relatif dekat.
Dampaknya penggunaan moda transportasi dalam melakukan aktivitas hidup juga
akan berkurang.
• Membuat peraturan perundang-undangan yang membatasi
tingkat kebisingan suatau kendaraan dan melakukan penarikan
atau penilangan kendaraan yang melampaui ambang batas
kebisingan yang telah di tentukan.
• Membuat jalan tol.
• Pemilihan lokasi bangunan yang tepat. penempatan gedung serta
pengaturan halaman sekeliling dapat mepengaruhi tingkat
kebisingan. Rumah sakit misalnya tidak baik di letakkan di tepi
jalan raya padat lalu.
• Menggunakan pagar hidup(pagar dari tanaman) seperti; pandan
bali.
• Menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik.

Anda mungkin juga menyukai