Anda di halaman 1dari 11

Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

KAJIAN MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN


PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)

Kodrat Insany Taqwim1,

1Engineerring Departement , Bina Darma University, Palembang, Indonesia


Email: 1kodratoi@email

Abstract

Tol Trans Sumatera merupakan jaringan penghubung dari Lampung sampai ke Aceh.
Adapun pembuatannya dilatarbelakangi betapa akses jalan menjadi sebuah kebutuhan
elementer bagi pemerintah dan masyarakat. Terlebih bagi mereka yang memiliki kebutuhan
niaga maupun kegiatan berbasis jual beli serta pelayanan agar dapat menghemat beban
logistik demi terus memuat roda ekonomi bagi banyak pihak terus berputar bahkan terus
berkembang. Pada pelaksanaannya, proyek kontruksi khususnya jalan tol selalu ada risiko
yang akan dialami. Untuk itu dibutuhkan kemampuan Manajemen risiko yang bisa menjadi
suatu pendekatan sistematis pengelolaan risiko meliputi proses identifikasi risiko dan
analisis risiko guna pencegahan serta kontrol terhadap risiko yang mungkin terjadi. Metode
pada penelitian ini antara lain survey, analisa terhadap identifikasi risiko dengan studi
pustaka, sebaran kuisioner kepada responden, untuk kemudian risiko dianalisa
menggunakan cara perkiraan terhadap berbagai kemungkinan serta dampaknya melalui
metode severity index (SI) serta metriks probabilitas dan dampak. Berdasarkan hasil analisa
diketahui risiko yang teridentifikasi sebanyak 54 jenis risiko, terdapat 5 variabel risiko
dominan yaitu keterlambatan pembebasan lahan, kurangnya dana finansial dari owner,
keterlambatan pembayaran pada vendor, perubahan desain akibat perubahan kondisi
lapangan dan pandemik covid 19.
Keywords: Tol Trans Sumatera, Prabumulih Muara Enim, Manajemen Risiko

1. PENDAHULUAN

Tol Simpang Indralaya – Muara Enim dengan panjang 119 km yang pengerjaannya
sudah 11,79% serta dibagi jadi 2 bagian. Pertama Seksi 1 dengan panjang 65 Km
di Simpang Indralaya – Prabumulih, kedua dengan panjang 54 Km di Prabumulih
- Muara Enim. Kehadiran akses pendukung tersebut pastinya dapat menghemat
laju kendaraan yang tadinya butuh 4 jam perjalanan dari wilayah Palembang –
Muara Enim jadi sekitar hanya 1,5 – 2 jam (BPJT, 2019).
Wiliam, Smith, & Young (1998) memaparkan bahwa manajemen risiko merupakan
sebuah sistematika pengelolaan kemungkinan risiko yang meliputi setiap aspek
organisasi terkait. Terdiri dari beberapa proses, antara lain identifikasi, penilaian,
pemahaman, tindakan serta komunikasi pada setiap hal terkait risiko. Kemudian
Thompson & Perry (1991) juga menjelaskan bahwa analisis risiko ialah proses
identifikasi serta assessment (penilaian), sedangkan manajemen risiko merupakan

Kodrat Insany Taqwim | 1085


Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

upaya tanggapan serta tindakan guna mitigasi dan kontrol dari setiap risiko yang
sudah dianalisis.
Metode yang digunakan antara lain severity index sebagai metode guna mencari
probability dan impact. Dari nilai probability dan impact tersebut dapat
dikombinasikan untuk memperoleh risiko dominan.
Mengingat proyek jalan tol merupakan proyek yang berskala besar maka risiko
yang mungkin terjadi akan besar pula. Dengan demikian diperlukan upaya
penelitian guna mengidentifkasi serta menganalisa kemungkinan terjadinya risiko
dalam proyek pengerjaan jalan tol Prabumulih – Muara Enim Zona 5. Karena
hasilnya akan bermanfaat guna mencari tahu serta memprediksi bagaimana risiko
yang mungkin muncul di kemudian hari.

2. METODE

Kuisioner merupakan pertanyaan-pertanyaan terdaftar yang ditujukan untuk


orang-orang yang mau memberi tanggapan (responden) meyesuaikan dengan yang
diminta pengguna. Adapun tujuan menyebar kuisioner adalah untuk mengetahui
secara lengkap sebuah informasi terkait masalah dari dengan tidak
mengkhawatirkan responden akan menjawabnya dengan tidak jujur saat mengisi
daftar pertanyaan yag diberikan. Selain itu dari responden, apabila diminta, bisa
didapatkan informasi tertentu.
Wawancara merupakan salah satu metode menghimpun data yang berguna untuk
mendapat informasi dari sumbernya secara langsung. Wawancara ini berguna pula
untuk mendapat informasi dengan lebih intensif dari responden, terlebih
responden yang dibutuhkan juga tidak sebanyak jika menggunakan metode
kuisioner. Faktor-faktor yang akan berpengaruh pada arus informasi dalam
wawancara antara lain: pewawancara, responden, pedoman wawancara, serta
situasi wawancara

2.1. Metode Analisis

1. Identifikasi Risiko
Dilaksanakan dengan studi literatur, observasi, serta wawancara melalui
membagikan kuisioner survey awal untuk responden yang telah ditentukan
2. Analisa Risiko diadakan lewat:
a.Pembagian kuisioner utama atas identifikasi risiko yang sudah dilakukan
b.Wawancara dengan koresponden yang telah ditentukan
c.Penilaian tahapan risiko pada frekuensi risiko serta dampak yang muncul akibat
risiko terkait.
d.Deskripsi atas hasil penilaian dengan diagram matriks dari frekuensi dan dampak
yang sudah ada.
Dalam perhitungan Severity Index, rumusnya adalah sebagai berikut:

1086 | Kajian Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)
Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Dimana:
ai = Konstanta penilaian
xi = Frekuensi responden
I = 0,1,2,3,4, … n
x0, x1, x2, x3, x4, adalah respon frekuensi responden
a0 = 0, a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, a4 = 4
x0 = frekuensi responden “sangat rendah’’ dari survey, maka a0 = 0
x1 = frekuensi responden “sangat rendah’’ dari survey, maka a1 = 1
x2 = frekuensi responden “rendah’’ dari survey, maka a2 = 2
x3 = frekuensi responden “tinggi’’ dari survey, maka a3 = 3
x4 = frekuensi responden “sangat tinggi’’ dari survey, maka a4 = 4
Data hasil survey kedua atas analisis secara simultan memakai skala

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data Penelitian


Data merupakan salah satu hasil penunjang dalam penelitian sebelum melakukan
pengolahan data maka diperlukan pengumpulan data terlebih dahulu. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner di Proyek yang
ditinjau sebanyak 24 responden diantaranya adalah Project Manager, Site
Operasional. Site Contract & Risk, Site Asministration, Site Engineering &
Standarization, site Procurement Logistic & Equipment dan Site Quality Healthy
& safety, Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil studi
literatur berupa jurnal penelitian sebelumnya dan buku yang berkaitan dengan
manajemen risiko proyek.

Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan survey pendahuluan, yang bertujuan untuk
memvalidasi variabel-variabel yang akan diolah menggunakan skala Guttman
untuk mengetahui variabel risiko yang relevan. Dalam hal ini ditetapkan jika 50%
dari total responden menyatakan relevan maka risiko tersbut dinyatakan relevan
datau variabel risiko tersebut dapat terjadi di proyek, dan apabila kurang dari 50%
maka variabel risiko tersebut dianggap tidak relevan. Hasil dari identifikasi awal
didapat 54 jenis risiko, didapat bahwa tingkat relevansi diatas 50 %, maka masing-
masing varibel tersebut dianggap relevan.

Tabel 1. Identifikasi Risiko

No Variabel Risiko Jawaban Presentase Ket Referensi

R TR R TR TR
A Risiko Force Majeur

Kodrat Insany Taqwim | 1087


Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

A1 Bencana alam 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soeharto, 1999


A2 epidemik 18 6 75,00% 25,00% Relevan Soeharto, 1999
A3 Kebakaran 18 6 75,00% 25,00% Relevan Soeharto, 1999
A4 Kerusuhan, perang dan huru hara 18 6 75,00% 25,00% Relevan Soeharto, 1999

B Risiko Kontraktual
B1 Dokumen dokumen tidak lengkap 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soeharto, 1999
B2 Keterlambatan pembebasan lahan 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soeharto, 1999
Perselisihan antara owner dengan
22 2 Relevan Soeharto, 1999
B3 kontraktor 91,67% 8,33%
Kenaikan biaya pelaksanaan
18 6 Relevan Soeharto, 1999
B4 dengan perencanaan 75,00% 25,00%
Ketidakjelasan pasal pasal dalam
24 0 Relevan Soeharto, 1999
B5 kontrak 100,00% 0,00%
Perbedaan intersepsi spesifikasi
22 2 Relevan Soeharto, 1999
B6 antara owner dan kontraktor 91,67% 8,33%
B7 Pengajuan klaim 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soeharto, 1999
B8 Penagihan termin sesuai rencana 22 2 91,67% 8,33% Relevan Soeharto, 1999

C Risiko Teknik
Ketidakpahaman pada dokumen
22 2 Relevan Sanggawuri, 2018
C1 kontrak & RKS 91,67% 8,33%
Keterlambatan proses administrasi
22 2 Relevan Sanggawuri, 2018
C2 dan perizinan 91,67% 8,33%
Perubahan desain akibat
20 4 Relevan Sanggawuri, 2018
C3 perubahan kondisi lapangan 83,33% 16,67%
C4 Desain tidak lengkap 20 4 83,33% 16,67% Relevan Soeharto, 1999
C5 Perubahan lingkup pekerjaan 22 2 91,67% 8,33% Relevan Hasil Pengamatan
Tidak diterimanya pekerjaan oleh
22 2 Relevan Hasil Pengamatan
C6 owner 91,67% 8,33%
Ketepatan waktu pekerjaan
22 2 Relevan Hasil Pengamatan
C7 kontruksi 91,67% 8,33%
Tidak lengkapnya dokumen
22 2 Relevan Hasil Pengamatan
C8 kelengkapan tagihan 91,67% 8,33%

D Risiko SDM & Financial


Adanya double job pada personil
sehingga mengurangi fokus 20 4 Relevan Sanggawuri, 2018
D1 personil 83,33% 16,67%
Perselisihan atau koordinasi buruk
17 7 Relevan Sanggawuri, 2018
D2 antar tenaga kerja 70,83% 29,17%

1088 | Kajian Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)
Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

D3 Keahlian tenaga kerja yang kurang 22 2 91,67% 8,33% Relevan Sanggawuri, 2018
D4 Produktivitas pekerja yang rendah 20 4 83,33% 16,67% Relevan Sanggawuri, 2018
adanya kesalahpahaman antara
17 7 Relevan Sanggawuri, 2018
D5 stakeholder 70,83% 29,17%
perubahan struktur organisasi
17 7 Relevan Sanggawuri, 2018
D6 owner 70,83% 29,17%
Keterlambatan pembayaran dari
22 2 Relevan Sanggawuri, 2018
D7 owner 91,67% 8,33%
Kurangnya dana finansial dari
20 4 Relevan Sanggawuri, 2018
D8 owner 83,33% 16,67%
Keterlambatan pembayaran pada
22 2 Relevan Sanggawuri, 2018
D9 vendor 91,67% 8,33%

E Risiko Pelaksanaan
Pegerjaan tidak sesuai desain dari
24 0 Relevan Hasil Pengamatan
E1 teknik 100,00% 0,00%
Peraturan safety tidak
22 2 Relevan Hasil Pengamatan
E2 dilaksanakan 91,67% 8,33%
Pelaksanaan yang tidak sesuai
20 4 Relevan Hasil Pengamatan
E3 intruksi kerja 83,33% 16,67%
Pembuatan request pekerjaan tidak
24 0 Relevan Hasil Pengamatan
E4 tertib 100,00% 0,00%
Kesalahan pembuatan rencana
22 2 Relevan Hasil Pengamatan
E5 kerja 91,67% 8,33%
Perhitungan kebutuhan material
24 0 Relevan Hasil Pengamatan
E6 tidak terukur 100,00% 0,00%
E7 Penggunaan material tidak terukur 20 4 83,33% 16,67% Relevan Hasil Pengamatan
Penggunaan alat overtime tidak
20 4 Relevan Hasil Pengamatan
E8 sesuai produktifitasnya 83,33% 16,67%
E9 Timbulnya kemacetan di proyek 18 6 75,00% 25,00% Relevan PMBOK, 2001
Kesulitan transportasi alat berat
20 4 Relevan Hasil Pengamatan
E10 kelokasi proyek 83,33% 16,67%
Kerusakan jalan akses selama masa
24 0 Relevan Hasil Pengamatan
E11 kontruksi 100,00% 0,00%

Risiko Material, Alat dan


F Pengadaan
F1 Ketersediaan material 22 2 91,67% 8,33% Relevan Soemarno, 2007
F2 kenaikan harga material 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soemarno, 2007
pemesanan material yang
22 2 Relevan Soemarno, 2007
F3 terlambat 91,67% 8,33%
F4 kerusakan atau kehilangan material 22 2 91,67% 8,33% Relevan Soemarno, 2007

Kodrat Insany Taqwim | 1089


Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

kekurangan tempat menyimpan


18 6 Relevan Soemarno, 2007
F5 material 75,00% 25,00%
F6 kerusaakan peralatan kerja 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soemarno, 2007
Volume material yang dikirim
20 4 Relevan Soemarno, 2007
F7 jumlahnya tidak tepat 83,33% 16,67%

G Risiko K3LMP
Kecelakaan kerja saat proyek
24 0 Relevan Sanggawuri, 2018
G1 berlangsung 100,00% 0,00%
G2 Ketidak sesuaian mutu 22 2 91,67% 8,33% Relevan Soemarno, 2007
G3 Pencemaran lingkungan 24 0 100,00% 0,00% Relevan Soemarno, 2007
Adanya limbah berbahaya yang
22 2 Relevan Soemarno, 2007
G4 ditimbulkan 91,67% 8,33%
gangguan warga sekitar lokasi
24 0 Relevan Soemarno, 2007
G5 proyek 100,00% 0,00%
Kerusakan selama masa
22 2 Relevan Soemarno, 2007
G6 pemeliharaan 91,67% 8,33%
G7 Pandemik covid 19 24 0 100,00% 0,00% Relevan Hasil Pengamatan

Analisa Risiko
Para responden menjawab pada kolom Frekuensi/Probability dan
Dampak/Impact dengan cara melingkari
jawaban berupa angka yang sudah disediakan. Untuk mengukur nilai
Frekuensi/Probability dan juga untuk
nilai Dampak/Impact penulis menggunakan metode skala likert.

Nilai skala likert pada Frekuensi/Probability terjadinya risiko adalah sebagai


berikut:
Sangat Jarang (SJ) = Jarang terjadi, hanya pada kondisi tertentu
Jarang (J) = kadang terjadi pada kondisi tertentu
Cukup (C) = Terjadi pada kondisi tertentu
Sering (S) = Sering terjadi pada kondisi tertentu
Sangat Sering (SS) = Selalu terjadi pada setiap kondisi

Nilai skala likert pada Dampak/Impact terjadinya risiko terhadap waktu adalah
sebagai berikut:

Sangat Kecil (SK) = < 10 hari dari durasi proyek


Kecil (K) = > 10 - 15 hari dari durasi proyek
Cukup (C) = > 15 - 20 hari dari durasi proyek
Besar (B) = > 20 - 25 hari dari durasi proyek
Sangat Besar (SB) = > 25 hari dari durasi proyek

1090 | Kajian Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)
Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Nilai skala likert pada Dampak/Impact terjadinya risiko terhadap biaya adalah
sebagai berikut:

Sangat Kecil (SK) = 1% < Cost Overruns < 1,5%


Kecil (K) = 1,5% < Cost Overruns < 2,5%
Cukup (C) = 2,5% < Cost Overruns < 3,5%
Besar (B) = 3,5% < Cost Overruns < 4,5%
Sangat Besar (SB) = 4,5% < Cost Overruns < 5%

Setelah nilai skala frekuensi/probability dan dampak/impact risiko yang terjadi


didapatkan dari hasil kuisioner
yang disebarkan kepada para responden pada proyek Proyek Jalan Tol Prabumulih
– Muara Enim Zona 5, dengan panjang 8 km dengan lokasi STA 95+800 sd STA
103+800.. Kemudian dilanjutkan dengan mengkalikan skala pada kolom
Probability dan kolom skala Impact maka dapat dilihat hasilnya pada table berikut:

Tabel 2. Analisa Risiko Dominan


Keterangan
No Identifikasi Risiko P I PxI
Risiko

A Risiko Dominan Terhadap Waktu


1 Keterlambatan pembebasan lahan 5 4 20 Tinggi
2 Kurangnya dana finansial dari owner 4 4 16 Tinggi
3 Keterlambatan pembayaran pada vendor 4 4 16 Tinggi
Perubahan desain akibat perubahan kondisi
4 lapangan 4 4 16 Tinggi
5 Pandemik covid 19 4 3 12 Sedang

B Risiko Dominan Terhadap Biaya


1 Keterlambatan pembebasan lahan 5 4 20 Tinggi
Perubahan desain akibat perubahan kondisi
2 lapangan 4 4 16 Tinggi
3 Kurangnya dana finansial dari owner 4 4 16 Tinggi
4 Keterlambatan pembayaran pada vendor 4 4 16 Tinggi
5 Pandemik covid 19 4 4 16 Tinggi

Mitigasi Risiko
Pengendalian risiko hanya dilakukan terhadap risiko-risiko yang memiliki nilai
Probability × Impact terbesar sesuai dengan tabel dan bisa disebut sebagai risiko
yang dominan terjadi pada proyek Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim

Kodrat Insany Taqwim | 1091


Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Zona 5. Dikarenakan risiko-risko tersebut memiliki kemungkinan dan dampak


yang lebih dominan dari risiko-risiko lainnya, dan dapat berpengaruh terhadap
anggaran biaya waktu dan kualitas pekerjaan. Respon pengendalian yang dilakukan
bersumber dari studi literatur dan wawancara terhadap staf/karyawan pada proyek
Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim Zona 5. Pengendalian terhadap risiko
yang paling dominan terjadi dapat dilihat sebagai berikut :
1.Keterlambatan pembebasan lahan
Penyebab :
Keterlambatan pembebasan lahan adalah tanggung jawab owner menyangkut
berbagai pihak yang terkait yaitu pihak apraisal, PPK lahan, BPN dan Pengadilan
Negeri setempat.
Dampak :
Dengan banyaknya instansi yang terkait tentunya prosedur yang harus dilewati
akan memakan waktu yang cukup lama sehingga berdampak pada keterlambatan
pembebasan lahan.
Mitigasi risiko wawancara dengan responden :
Bersurat ke owner mengajukan klaim Extension of Time (EOT) dan klaim biaya
Indirect Cost akibat risiko keterlambatan pembebasan lahan
Mitigasi risiko wawancara dengan studi literatur :
Menurut Nurcahyo budi santoso (2017), disarankan kepada kontraktor untuk
menyewa lahan sehingga lokasi-lokasi yang belum bebas tetap dapat dikerjakan
sambil menunggu pembebasan selesai.
2.Kurangnya dana finansial dari owner
Penyebab :
Pendanaan proyek dari owner yang tidak stabil dan tidak cukup, keterlambatan
pembayaran oleh owner, birokrasi owner yang rumit, tuntutan owner untuk
mempercepat proyek;
Dampak :
Cash flow terganggu, pemutusan kontrak sepihak oleh owner; keterlambatan
memulai proyek karena kesalahan owner; kontraktor menanggung beban bunga
selama owner belum membayar termin yang ditagihakan
Mitigasi risiko wawancara dengan responden :
Bersurat kepada owner perihal pengajuan pembayaran yang semula turnkey
menjadi termin dengan sertifikat bulanan (monthly certificate)
Mitigasi risiko wawancara dengan studi literatur :
Menurut Muhammad Salamun (2017) Melakukan pembayaran ke vendor dengan
cara back to back sesuai pembayaran owner ke kontraktor, Melakukan slow down
pekerjaan di lapangan dan Mengajukan payment bond ke bank.
3.Keterlambatan pembayaran pada vendor
Penyebab :
Alokasi dana mingguan dari divisi ke proyek yang tidak lancar
Dampak :
kesulitan keuangan kontraktor dapat menghambat cashflow vendor yang bisa
mengakibatkan turunya produktifitas atau melambatnya pekerjaan

1092 | Kajian Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)
Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Mitigasi risiko wawancara dengan responden :


Menunggu arahan dari Divisi terkait tindak lanjut yang harus dilakukan
Berkoordinasi dengan Divisi untuk mengusahakan agar subkon dengan Likuiditas
kuat tetap dapat bekerja
Mitigasi risiko wawancara dengan studi literatur :
Menurut Muhammad Salamun (2017) Membatasi penggunaan dana cash dan
mencari vendor yang mempunyai limit piutang besar
4.Perubahan desain akibat perubahan kondisi lapangan
Penyebab :
Perubahan desain merupakan tanggung jawab konsultan perencana apalagi desain
tersebut RTA (Rencana Teknik Akhir) namun hal ini sulit direalisasikan karena
perlu menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan proses pengajuan dokumen
tersebut sangat panjang hingga didapat digunakan di lapangan.
Dampak :
Karena menunggu desain yang lama maka berdampak pada mundurnya waktu
penyelesaian menunggu disahkan gambar pelaksanaan
Mitigasi risiko wawancara dengan responden :
Mengawal Proses permohonan tambah lingkup RTA (Rencana Teknik Akhir) ke
BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) sebagai dasar Pengajuan Addendum tambah
ruang lingkup ke Owner, proses saat ini tanda tangan berita acara RTA (Rencana
Teknik Akhir) oleh pejabat Bina Marga.
Mitigasi risiko wawancara dengan studi literatur :
Menurut Nurcahyo budi santoso (2017), langkah mitigasi yang ditembuh dengan
melakukan kerjasama expert dibidang perencanaan yang kredible sehingga desain
yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
5.Pandemik covid 19
Penyebab :
Penyebaran Covid - 19 semakin meningkat
Dampak :
Angka penyebaran covid-19 yang tinggi dan sistem penularan yang cepat dan dapat
menimbulkan kematian dan jika personil proyek terkena virus tersebut maka akan
menimbulkan lockdown pada proyek, maka apabila resiko ini mewabah ke
lingkungan proyek maka dampaknya berat
Mitigasi risiko wawancara dengan responden :
Jika penularan wabah pandemi terjadi di area proyek, Suspect Covid-19 segera
dilakukan isolasi mandiri jika kondisi pasien masih belum ada gejala
Pasien dibawa ke Rumah Sakit rujukan Covid-19 untuk di karantina dan mendapat
penanganan lebih intensif jika kondisi pasien dianggap melemah.
Melaksanakan protokol kerja WFO dengan cara mensterilkan lokasi pekerjaan
dengan disinfektan, pengecekan suhu pada pekerja, menyiapkan sarana alat cuci
tangan, membagikan masker kepada pekerja, menjaga jarak, menjauhi kerumunan
dan mengurangi mobilitas.
Mitigasi risiko wawancara dengan studi literatur :

Kodrat Insany Taqwim | 1093


Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Menurut surat edaran kemenkes, penerapan protokol covid 19, pembentukan


satgas pencegahan covid 19, penyedian fasilitas kesehatan di lapangan dan
pelaksanaan pencegahan covid 19 di lapangan.

4. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisa risiko maka dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Setelah dilakukan identifikasi risiko maka didapatkan 54 variabel risiko
yang relevan pada pelaksanaan pelaksanaan pembangunan Proyek Jalan Tol
Prabumulih – Muara Enim Zona 5.
2. Dari analisa risiko yang dilakukan didapat 5 variabel risiko yang dominan
sehingga memberikan dampak signifikan terhadap biaya dan waktu, berikut adalah
urutan risiko berdasarkan urutan tertinggi :
1. Keterlambatan pembebasan lahan
2. Kurangnya dana finansial dari owner
3. Keterlambatan pembayaran pada vendor
4. Perubahan desain akibat perubahan kondisi lapangan
5. Pandemik covid 19
3. Mitigasi risiko dilakukan terhadap risiko yang dominan diharapkan dapat
mencegah atau meminimalisir risiko, berikut adalah mitigasi risiko dominan
terhadap waktu dan biaya yaitu keterlambatan pembebasan lahan adalah dengan
cara melakukan Bersurat ke Owner mengajukan klaim Extension of Time (EOT).
Kurangnya dana finansial dari owner mitigasi dilakukan dengan bersurat kepada
owner perihal pengajuan pembayaran yang semulaturnkey menjadi termin dengan
sertifikat bulanan (monthly certificate). Keterlambatan vendor mitigasi dilakukan
dengan berkoordinasi dengan Divisi untuk mengusahakan agar subkon dengan
Likuiditas kuat tetap dapat bekerja. Perubahan desain akibat perubahan kondisi
lapangan mitigasi dilakukan dengan melakukan kerjasama expert dibidang
perencanaan yang kredibel sehingga desain yang dihasilkan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis. Pandemik Covid 19 mitigasi dilakukan dengan
Melaksanakan protokol kerja WFO dengan cara mensterilkan lokasi pekerjaan
dengan disinfektan, pengecekan suhu pada pekerja, menyiapkan sarana alat cuci
tangan, membagikan masker kepada pekerja, menjaga jarak, menjauhi kerumunan
dan mengurangi mobilitas

DAFTAR PUSTAKA

[1] Darmawi H. 2008. Manajemen Risiko, Bumi Aksara : Jakarta


[2] Dwi Wahyuningsih. 2020. Mitigasi Risiko Pada Proyek Jasa Kontruksi Studi
Kasus : Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona
1A, Tesis Universitas Sumatera Utara : Medan
[3] Evrianto, Wulfram. 2001. Manajemen Proyek Kontruksi, Andi : Yogyakarta
[4] Institute of Risk Management (IRM). 2002. A Risk Management Standard

1094 | Kajian Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
(Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Prabumulih – Muara Enim)
Bina Darma Conference on Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

[5] ISO 31000. 2009. Risk Management – Principles and guidelines


[6] Labombang, M. 2011. Manajemen Risiko pada Proyek Kontruksi, Jurnal
SMARTek Vol.9 No, 39-46
[7] Lazuardi G. M., Widi H., Sugiyarto. 2015. Analisa Pengaruh Risiko Pada
Kontrak Kerja Kontruksi Terhadap Biaya Pekerjaan (Studi Kasus : Proyek
Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi II A), e-Jurnal Matriks
Teknik Sipil
[8] Flanagan, R & Norman, 1993. Risk Managemeny and Construction. Blacwell
Science, London
[9] Harahap, K., Nurcahyono, B.C & Putri., E. Y 2010. Analisa Risiko pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa , Bali:
Jurnal Teknik Sipil FTSP ITS, 1-7.
[10] Project Management Institute, 2000, A Guide The Project Management Body
Knowledge (PMBOK Guide), Pensylvania
[11] Sanggawuri et al. 2018. Analisis Resiko pada Pelaksanaan Perpanjangan
Dermaga Log di Pelabuhan Dalam Tanjung Emas Semarang. Thesis Magister
Teknik Sipil Konsentrasi Universitas Diponegoro: Semarang
[12] Santosa, Budi. 2009. Manajemen Proyek . Graha Ilmu : Yogyakarta
[13] Soeharto,I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional,
Erlangga : Jakarta
[14] Soemarno. 1997. Risiko Penggunaan Lahan dan Analisanya, Laboratorium
PPJP Jurusan Tanah FPUB : Malang
[15] Tampubolon, Amos J. 2018. Analisa Fakor-Faktpr Risiko Dominan Pada
Pelaksanaan Proyek Kontruksi Dengan Metode Severity Index, Skripsi
Universitas Sumatera Utara : Medan
[16] Thompson,P., & Perry J. 1991. Engineering Construction Risk, Thomas
Telford Ltd : London
[17] Vaughan, Emmet J. 1978. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John
Willey : New York
[18] William, A. C., Smith,M., & Young, P. C. 1998. Risk Management and
Insurance, McGraw Hill : Boston

Kodrat Insany Taqwim | 1095

Anda mungkin juga menyukai