Anda di halaman 1dari 18

UTS HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

1. Jelaskan apa yang menjadi dasar terjadinya Hukum Pajak Internasional?


Ketentuan dasar Hukum pajak internasional mengacu pada Konvensi Wina.
Pada dasarnya Indonesia sudah menandatangani konvensi wina, dalam konvensi
tersebut tercantum kekuatan hukum yang mengikat diantara negara-negara yang
juga menandatangani konvensi tersebut. 
Pajak yang dikenakan akan berkaitan dengan subjek dan objek yang berada di luar
wilayah Indonesia yang memiliki hubungan yang cukup dekat terkait dengan
perekonomian dan hubungan kenegaraan dengan Indonesia sendiri. Hal ini sudah
tercantum dalam Peraturan Perpajakan Nasional yang mengatur tentang P3B
dalam Undang Undang PPh pada Pasal yang ke 32A yang membahas tentang
adanya kewenangan pemerintah untuk melakukan segenap perjanjian dengan
pemerintahan negara lain guna untuk menghindari pajak berganda dan
pencegahan pengelakan pajak, dan diatur dalam Peraturan Perpajakan Nasional
UU PPh pada Pasal  yang ke 3 yang membahas tentang apa saja yang  tidak
termasuk dalam subjek pajak, serta ketentuan-ketentuan lainnya.

2. Berikan contoh aspek internasional dari Undang-Undang Pajak Penghasilan


serta pasal yang mengaturnya..
Contoh : City Developments Limited mendapat proyek konstruksi di PT AVC
selama 2 bulan (Agustus-September 2010). Ternyata dalam perjalanannya proyek
itu mengalami kemunduran jadwal waktu sehingga penyelesaiannya s.d. bulan
Oktober 2010. Apakah City Developments Limited tersebut sudah menjadi SPDN
atau masih sebagai SPLN?
Jawab : Jika mengacu ke Pasal 2 ayat 5 UU PPh, City Developments Limited
tersebut sudah menjadi SPDN dalam bentuk BUT. Bila mengacu Pasal 5 ayat 2
huruf h P3B Indonesia-Malaysia, timetest untuk proyek konstruksi adalah 6
bulan. Karena proyek City Developments Limited hanya berlangsung selama 4
bulan, proyek tersebut belum mengakibatkan adanya BUT. Dalam hal ini PT
AVC perlu SKD dari City Developments Limited agar kedua perusahaan
tersebut bisa menerapkan ketentuan yang tercantum di dalam P3B Indonesia-
Malaysia. Jika tidak ada SKD, pengenaan pajaknya mengacu pada pasal 26 UU
PPh (20%).
3. Bagaimana usaha pemerintah dalam meminimalkan pajak yang dapat
menghambat perdagangan dan investasi?
Beberapa usaha pemerintah untuk meminimalkan pajak yang dapat
menghambat perdagangan dan invesatasi yaitu dengan melakukan penghindaran
pajak berganda internasional. Penghindaran pajak berganda memiliki tujuan
sebagai berikut:
 Tidak terjadi pemajakan ganda yang dapat memberatkan iklim usaha dunia.
 Pertukaran informasi untuk mencegah penghindaran pajak
 Keadilan dalam perpajakan penduduk dari negara yang terlibat dalam
perjanjian
 Meningkatkan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri
 Meningkatkan sumber daya manusia

4. Dalam menghitung penghasilan kena pajak, kerugian yang diderita oleh


wajib pajak di luar negeri tidak dapat digabungkan atau dikompensasikan
dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Indonesia, apa yang
menjadi dasar pertimbangannya?
Sejauh yang saya ketahui, kerugian yang diderita oleh Wajib Pajak di luar
negeri tidak boleh dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari Indonesia dilakukan demi keadilan dalam perpajakan penduduk
dari negara yang terlibat dalam perjanjian.

5. Bagaimana kebijakan pemerintah terkait fasilitas pajak bagi perusahaan


PMA?
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
menjelaskan, Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanamkan
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanan modal asing yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang melakukan kerja sama modal dengan penanam modal dalam negeri.
Pemerintah memberikan beberapa fasilitas bagi warga negara asing sebagai
penanam modal asing, yaitu:

 Pemberian izin tinggal terbatas selama 2 tahun.


 Pemberian alih status izin tinggal terbatas menjadi izin tinggal tetap jika
sudah tinggal di Indonesia selama 2 tahun berturut-turut.
 Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi
pemegang izin tinggal terbatas dengan masa berlaku 1 tahun terhitung
sejak izin tinggal terbatas diberikan.
 Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi
pemegang izin tinggal terbatas dengan masa berlaku 2 tahun terhitung
sejak izin tinggal terbatas diberikan.
 Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi
pemegang izin tinggal tetap dengan masa berlaku 2 tahun terhitung sejak
izin tinggal tetap diberikan.

6. Mr. Genze berstatus sebagai subjek pajak luar negeri. Mr. Genze berprofesi
sebagai seorang konsultan manajemen. Pada taun 2021 Mr. Genze
memperoleh penghasilan dari luar negeri sebesar Rp. 300.000.000 dan
penghasilan dari pemberian jasa konsultasi Indonesia sebesar Rp.
150.000.000. dengan biaya operasional selama memberikan jasa konsultasi
di Indonesia sebesar Rp. 50.000.000. Berapa penghasilan yang akan
dikenakan pajaknya di Indonesia?
Apabila karyawan asing termasuk SPLN, maka dikenai PPh Pasal 26.
Potongan pajaknya adalah 20% dari penghasilan bruto. Apabila karyawan WNA
berasal dari negara yang melakukan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dengan Indonesia, maka dikenai tarif pajak lebih rendah, dan bisa sampai
0%.
Dalam kasus diatas Mr. Genze tidak diketahui berasal dari negara yang
melakukan P3B dengan Indonesia atau tidak, sehingga sesuai PPh pasal 26
Potongan pajaknya adalah 20% dari penghasilan bruto.

Penghasilan dari pemberian jasa konsultasi Indonesia sebesar Rp.


150.000.000.
+
Biaya operasional selama memberikan jasa konsultasi di Indonesia sebesar
Rp. 50.000.000.
= Rp 150.000.000 +Rp 50.000.000 = Rp 200.000.000 (Bruto)

 PPh 26 = 20% x penghasilan Bruto (Rp 200.000.000) = Rp 40.000.000

Jadi dari penghasilan Bruto 200 Juta Rupiah, Mr. Genze harus
mengeluarkan pajak sebesar 40 Juta Rupiah.
7. Mr. Hari seorang penduduk Indonesia yang terdaftar sebagai wajib pajak di
KPP Tanggerang. Pada suatu waktu Mr. Hari menandatangani kontrak
untuk bekerja untuk perusahaan dagang yang berlokasi di Singapura. Di
dalam kontrak di sepakati bahwa Mr. Hari bekerja di Singapura selama 2
tahun dengan mendapat gaji dari perusahaan tersebut sebesar
50.000.000/bulan dan dipotong pajak sesuai ketentuan yang berlaku di
Singapura selama 300 hari tiap tahunnya, sisanya dihabiskan di Indonesia
mengambil cuti dan hari raya Idul Fitri. Bagaimana dari sudut pandang UU
perpajakan Indonesia terkait penghasilan yang di dapat Mr. Hari dari
bekerja di Singapura?
Mr. Hari telah memenuhi semua syarat menurut PERATURAN DIREKTUR
JENDERAL PAJAK. NOMOR 02/PJ/2009. TENTANG. PERLAKUAN
PAJAK PENGHASILAN BAGI PEKERJA INDONESIA DI LUAR
NEGERI., yaitu para pekerja di luar negeri tidak dikenakan PPh di Indonesia jika
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. WNI bekerja di luar negeri
b. Lebih dari 183 hari dalam 12 bulan.
c. Memperoleh penghasilan hanya dari luar negeri saja.
d. Telah dikenakan dan membayarkan pajak di luar negeri
e. Tidak memperoleh penghasilan dari dalam negeri

Maka dengn demikian Mr. Hari tidak dikenakan PPh di Indoensia dan tidak
berkewajiban penyampaian SPT Tahunan. Mr. Hari juga seorang warga negara
Indonesia yang bekerja di Singapura, dimana kedua negar tersebut melakukan
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), maka Mr. Hari terhindar dari
Pajak Berganda.

8. Jelaskan bagaimana P3B OECD Model, P3B UN Model dan P3B Indonesia
Serta adakah perbedaan masing-masing ketiga model tersebut?
 Dalam OECD Model, tujuan utama dari suatu P3B adalah untuk
meningkatkan perdagangan antara negara-negara yang menandatangani
P3B dengan cara menghilangkan pajak berganda secara internasional,
OECD Model jug dibuat berdasarkan perspektif atau kepentingan negara-
negara maju.
 Dalam UN Model, tujuan P3B lebih luas, yaitu untuk meningkatkan
investasi asing ke negara-negara berkembang, dan UN Model dibuat
berdasarkan perspektif atau kepentingan negara-negara berkembang.
 Sedangkan Model P3B Indonesia adalah merupakan modifikasi dari UN
Model. Indonesia juga mempunyai Model P3B sendiri, yaitu Model P3B
Indonesia. P3B merupakan kanal yang berisi daftar perjanjian
penghindaran pajak berganda (P3B) antara negara Indonesia dengan
negara mitra. Terdapat fitur untuk memahami P3B secara komprehensif
yaitu melalui perbandingan antara dua (2) P3B secara sekaligus.
UTS HUKUM LINGKUNGAN

1. Apa yang saudara pahami terkait ilmu lingkungan, ekologi, dan ekosistem?
Sejauh yang saya pahami, Ilmu lingkungan adalah disiplin ilmiah yang
menggabungkan ilmu fisika, biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains
atmosfer, dan geografi untuk mempelajari lingkungan dan solusi dari
permasalahan lingkungan, lalu ilmu lingkungan mempelajari tempat dan peranan
makhluk hidup. Ilmu lingkungan menjadi bagian
dari ekologi terapan. Ekologi mempelajari susunan serta peran seluruh makhluk
hidup dan komponen kehidupannya, Ekologi juga adalah dasar pokok ilmu
lingkungan., sedangkan Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara menyeluruh
antar segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

2. Apa yang saudara pahami terkait teori etika lingkungan?


Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Kesimpulan terkait LO mengenai pasal 66 UU No. 32 tahun 2009. Mengenai


penggiat yang dilaporkan tuntutan, menurut pasal 66 apakah harus ditindak
lanjuti/dihapuskan, menyangkut tindakan eksekusi nya yang susah.
4. Menyangkut video pendek terkait PT. Corindo yang ada di Papua (UU
Kehutanan, Perkebunan)..

5. Terkait dengan Covid, dampak positif & negatifnya? Dalam perspektif


lingkungan..
Berdasarkan berbagai studi yang ditinjau, pandemi Covid-19 ini membawa
dampak positif. Di antara dampak – dampak positif itu adalah sebagai berikut.

 Berkurangnya Pembakaran Bahan Bakar Minyak


 Berkurangnya Konsumsi Sumber Daya Dan Pembuangan Sampah
 Berkurangnya Transportasi Dan Aktivitas Industri
 Berkurangnya Tekanan Pada Bidang Pariwisata

Selain dampak positif, pandemi Covid-19 ini juga membawa dampak negatif,
di antaranya sebagai berikut.

 Bertambahnya Limbah Medis


 Terjadinya Banyak Kesalahan Pembuangan Alat Pelindung Diri (Apd)
 Bertambahnya Produksi Sampah Perkotaan
 Berkurangnya Aktivitas Daur Ulang
UTS FILSAFAT HUKUM

1. Jelaskan dan uraikan :


a. Manfaat mempelajari filsafat hukum?
Manfaat filsafat hukum yaitu dapat dapat menjelaskan secara praktis
peran hukum dalam pembangunan yang berfokus pada ajaran sociological
jurisprudences dan legal realisme. Dan perlu diketahui bahwa filsafat
hukum dapat membimbing dan menjadi pelengkap bagi ilmu hukum yang
dimiliki oleh seseorang dalam menggeluti profesinya.

Filsafat hukum memiliki tiga hal yang sangat bermanfaat, antara lain:
 Karakteristik yang bersifat menyeluruh sehingga seseorang yang
memiliki ilmu hukum tidak berrsikap arogan dan apriori terhadap
disiplin ilmu lainnya karena telah belajar untuk berpikir holistik dan
terbuka.
 Bersifat mendasar yang bermanfaat untuk melatih seseorang berpikir
kritis dan radikal dalam menganalisa suatu masalah hukum yang
dihadapi.
 Bersifat spekulatif yang bermanfaat untuk melatih seseorang berpikir
kreatif dan inovatif. Spekulatif yang dimaksud tersebut adalah
spekulatif dalam makna menyusun tindakan yang terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

b. Kontribusi filsafat hukum dalam perspektif pembangunan hukum


nasional?
Filsafat hukum berperan sebagai arah pembentukan hukum di
Indonesia dan juga sebagai hal yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
Berperan dalam menerangkan dasar nilai hukum yang filosofis dimana
mampu mewujudkan cita cita keadilan, ketertiban di dalam masyarakat
yang berhubungan dengan kenyataan hukum yang berlaku.
2. Jelaskan dan uraikan bagaimana kedudukan filsafat hukum serta
hubungannya dengan teori hukum dan dogmatic hukum?
Tugas utama filsafat hukum adalah menjelaskan nilai-nilai dasar dan
kaidah hukum secara filosofis yang mampu mewujudkan cita-cita keadilan,
kebenaran dan ketertiban di dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, hubungan antara teori hukum dan filsafat hukum adalah
suatu hubungan dari disiplin meta (filsafat hukum) dengan disiplin objek (teori
hukum) dimana filsafat hukum memperhatikan secara esensial pemikiran yang
bersifat spekulatif, sedangkan teori hukum berusaha kearah pendekatan
gejala hukum secara positif keilmuan.
Sedangkan filsafat hukum memiliki karakteristik yang menyeluruh, artinya
bahwa filsafat memandang suatu perosalan dari segala sesuatu sudut, luas dan
universal sementara dogamtika hukum saja hanya
mempelajari hukum sekedar hukum positif/peraturan perundang-undangan.

3. Jelaskan dan uraikan pokok-pokok pikiran Mazhab/aliran hukum alam


dalam filsafat hukum, serta pengaruhnya dalam praktik hukum di
Indonesia?
Hukum alam adalah hukum yang digambarkan belaku abadi sebagai hukum
yang norma-normanya berasal dari Tuhan Yang Maha Adil, dari alam semesta
dan dari akal budi manusia, sebagai hukum yang kekal dan abadi yang tidak
terikat oleh waktu dan tempat sebagai hukum yang menyalurkan kebenaran dan
keadilan dalam tingkatan semutlak-mutlaknya kepada segenap umat manusia.
Menurut sumbernya, aliran hukum alam dapat dibagi dua macam yaitu: Irasional
dan Rasional. Aliran hukum yang irasional berpendapat bahwa hukum yang
berlaku universal dan abadi itu bersumber dari tuhan secara langsung. Sebaliknya,
aliran hukum alam yang rasional berpendapat bahwa sumber hukum yang
universal dan abadi itu adalah rasio manusia.
Hukum Alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja dibentuk oleh
manusia, sehingga hukum yang berlaku di masyarakat tidak boleh bertentangan
dengan Hukum Alam. Sehingga hukum yang berlaku di Indonesia pun tidak
boleh bertentangan dengan Hukum alam.
4. Jelaskan dan uraikan pokok-pokok pikiran Mazhab/Aliran
Utility/Utilitarianisme dalam filsafat hukum serta pengaruhnya dalam
praktik hukum di Indonesia?
Utilitarianisme adalah aliran hukum yang menempatkan kemanfaatan sebagai
tujuan utama hukum. Kemanfaatan yang dimaksud dalam aliran ini adalah
kebahagiaan (happiness). Utilitarianisme memandang baik buruk atau adil
tidaknya suatu hukum bergantung pada apakah hukum itu memberikan
kebahagiaan kepada manusia atau tidak.
Pandangan utilitarianisme pada dasarnya merupakan suatu paham etis-etika
yang menempatkan tindakan-tindakan yang dapat dikatakan baik adalah yang
berguna, memberikan faedah (manfaat), dan menguntungkan, sedangkan
tindakan-tindakan yang tidak baik adalah yang memberikan penderitaan dan
kerugian.
Secara konsepsi aliran ini termasuk bagian dalam hukum positif. Aliran ini
terus berkembang hingga ke Indonesia. Melahirkan peraturan salah satunya
penggunaan helm SNI sebagai helm wajib bagi pengendara sepeda motor di
Indonesia. Secara aplikatif di lapangan peraturan ini memberikan efek aman dan
kebahagiaan kepada individu pengendara motor itu sendiri.
UTS METODE PENELITIAN HUKUM

a. Ruang Lingkup Penelitian Hukum?


Secara umum ada 3 (tiga) jenis metode penelitian hukum yang digunakan
yakni; metode penelitian hukum normatif, metode penelitian hukum empiris
dan metode penelitian hukum normatif-empiris.
 Metode penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum kepustakaan
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau data
sekunder belaka.
 Objek kajian penelitian empiris adalah fakta sosial. Penelitian lapangan
ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif latarbelakang keadaan
sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok,
lembaga atau masyarakat.
 Objek kajian dalam penelitian hukum normatif-empiris, hampir sama
dengan penelitian hukum empiris, diantaranya meliputi pengaturan dan
efektivitas pelaksanan aturan hukum, pegaturan dan kepatuhan terhadap
hukum, pengaturan dan peranan lembaga atau institusi hukum di dalam
penegakan hukum, pengaturan dan implemetasi (pelaksanaan) aturan
hukum, pengaturan dan pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial
tertentu atau sebaliknya, pengaturan dan pengaruh masalah sosial terhadap
aturan hukum.

b. Pendekatan penelitian Hukum?


Pendekatan pendekatan yang digunakan didalam penelitian hukum adalah
pendekatan undang undang (statute approach), pendekatan komparatif
(comparative approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis
(historical approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach).

c. Pengertian Penelitian Hukum


Penelitian Hukum adalah proses analisa yang meliputi metode, sistematika
dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari gejala hukum tertentu,
kemudian mengusahakan pemecahan atas masalah yang timbul.

d. Soal-soal di E-learing?
I. Bagaimana proses menemuan hakekat kebenaran menurut pendapat
saudara dan bagaimana relevansi ilmu pengetahuan dengan
penelitian?
Manusia hidup di dunia ini pada hakekatnya mempunyai keinginan
untuk mencari pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan menurut arti sempit
sebuah keputusan yang benar dan pasti. Cara menemukan sebuah kebenaran
itu berbeda-beda. Dari berbagai cara untuk menemukan kebenaran dapat
dilihat cara yang ilmiah dan non ilmiah. Cara-cara utuk menemukan
kebenaran adalah Penemuan Secara Kebetulan, Penemuan "Coba dan Ralat
alias Trial dan Error", Penemuan Secara Spekulatif, Penemuan Kebenaran
Lewat Cara Berfikir Kritis dan Rasional, Penemuan Kebenaran Melalui
Penelitian Ilmiah
Selanjutnya, bagaimana relevansi ilmu pengetahuan dengan penelitian?
Ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian atau
kajian, ilmu pengetahuan dapat maju dan berkembang karena adanya
penelitian, sedangkan cara – cara penelitian dapat berkembang karena
adanya pengembangan dalam ilmu pengetahuan.
Keduanya yakni ilmu dan penelitian itu mempunyai tugas akhir yang sama,
yaitu menunjukkan kebenaran yang disbut kebenara ilmiah, kebenaran yang
diperoleh berdasarkan data empiris serta dilakukan berdasarkan atau
menurut caraatau prosedur ilmiah.
II. Sebutkan dan jelaskan macam- macam penelitian Hukum yang saudara
ketahui.! Kemukakan karakteristik penelitian hukum Normatif dan
penelitian hukum Empiris !
Jawaban penelitian hukum ada di nomor 1 atas.
Penelitian Hukum Normatif :
Logika Berpikir yang Digunakan dalam Penelitian Hukum Normatif Demi
mencapai suatu kesimpulan, maka logika yang digunakan pada penelitian ini
adalah “logika berpikir deduktif, dengan perincian sebagai berikut; Norma,
yurisprudensi dan Doktrin, ditempatkan sebagai premis mayor, Data sekunder
(dan pada taraf tertentu juga data primer)yang terkumpul dan telah diolah
ditempatkan sebagai premis minor, Konklusi akan diperoleh dengan cara
mendiskusikan data sekunder (premis minor) dengan norma, yurisprudensi dan
doktrin (premis mayor). Sehingga pada tahap akhirnya peneliti dapat
mengambil suatu keputusan”.
Penelitian Hukum Empiris :
Pengumpulan data hukum dalam penelitian hukum empiris dilakukan dengan
cara survey. Survey merupakan sarana untuk mengumpulkan data dari nara
sumber atau informan penelitian untuk melakukan pengamatan dan wawancara
pada pendekatan empiris (penelitian hukum non doktrinal). Survey riset
dikembangkan sebagai bentuk pendekatan positivist pada ilmu-ilmu sosial.
Sebagaimana dikatakan oleh Robert Groves, seorang ahli survey terkemuka,
“survey menghasilkan informasi yang secara alami bersifat statistik”. Survey
merupakan bentuk dasar kuantitatif”. Penelitian survey menanyakan kepada
beberapa responden tentang kepercayaannya, pendapat-pendapat, karakteristik,
dan perilaku yang telah atau sedang terjadi. Berdasarkan doktrin di atas
diketahui bahwa cara pengumpulan data hukum dalam penelitian hukum
empiris dilakukan dengan survey, terhadap kepercayaan, fakta, pendapat,
perilaku masyarakat di kehidupan nyata masyarakat.

III. Mengapa pada penelitian hukum empirik/sosiologi diperlukan adanya


lokasi penelitian. Kemukakan alasan saudara ! Kemukakan karakteristik
penelitian hukum Normatif dan penelitian hukum Empiris !
Penelitian hukum empirik/sosiologi diperlukan adanya lokasi penelitian
karena, Penelitian hukum empiris menggunakan studi kasus hukum empiris
berupa perilaku hukum masyarakat. Pokok kajiannya adalah hukum yang
dikonsepkan sebagai perilaku nyata (actual behavior) sebagai gejala sosial yang
sifatnya tidak tertulis, yang dialami setiap orang dalam hubungan hidup
bermasyarakat. Sumber data penelitian hukum empiris tidak bertolak pada
hukum postif tertulis, melainkan hasil observasi di lokasi penelitian. Oleh
karena itu lokasi penelitian sangat penting untuk melakukan penelitian ini.
Selanjutnya, Kemukakan karakteristik penelitian hukum Normatif dan
penelitian hukum Empiris !

 Metode Penelitian Hukum Normatif , karakteristiknya yaitu :


penelitian hukum doktriner atau penelitian perpustakaan, ditujukan
pada peraturan-peraturan tertulis, membutuhkan data-data yang
bersifat sekunder pada perpustakaan
 Metode Penelitian Hukum Empiris, karakteristiknya yaitu : meneliti
bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat, mengambil
fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum, atau
badan pemerintah.

IV. Jelaskan ragam metode pendekatan penelitian dan tentukan pendekatan


penelitian yang paling relevan digunakan pada wacana diatas?

Ragam metode pendekatan penelitian terdiri dari :


a. Pendekatan perundang-undangan (statute approach) : pendekatan
penelitian yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan
regulasi yang terkait dengan masalah / isu hukum yang sedang ditangani.
b. Pendekatan kasus (case approach) : dilakukan dengan cara melakukan
telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi
yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
c. Pendekatan konseptual (conseptual approach) : pendekatan ini dilakukan
saat peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada.
d. Pendekatan historis (historical approach) : dilakukan dengan menelaah
latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan pengaturan
mengenai isu yang dihadapi.
e. Pendekatan perbandingan (comparative approach) : membandingkan
undang-undang suatu negara dengan undang-undang dari satu atau lebih
negara lain mengenai hal yang sama.
f. Sesuai dengan jurnal “Proses Pembentukan UU: Studi Tentang
Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembentukan UU” maka
pendekatan yang paling relevan adalah menggunakan metode
pendekatan Pendekatan perundang-undangan (statute approach) yaitu
pendekatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah semua undang-
undang dan regulasi yang terkait dengan masalah / isu hukum yang
sedang ditangani. Pendekatan undang-undang ini akan mengkaji adakah
konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-
undang lainnya seperti jurnal diatas yang mana dalam penelitian
dilakukan kajian terhadap tiga UU yaitu UU Sisdiknas, UU Pemilu dan
UU Ketenagakerjaan.
V. Dari Abstrak diatas, silahkan anda rumuskan 2 (dua) Rumusan masalah
apa yang bisa diangkat dan jelaskan? 
1. Apa saja potensi permasalahan yang timbul akibat pemisahan kewenangan
pengujian peraturan yang dilakukan oleh dua lembaga peradilan, yaitu
Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA) ?
2. Perlu disebutkan dan dijelaskan agar diketahuinya potensi-potensi
permasalahan yang timbul akibat penyelenggaraan pengujian yang
dilakukan.

Bagaimana konsep penyelenggaraan kewenangan judicial review dalam


satu atap ?

Perlu dijelaskannya tentang bagaimana konsep tentang penyelenggaraan


judicial review dalam satu atap serta landasan teori-teori hukum yang
digunakan sebagai landasan filosofis yang mendukung penyelenggaraan ini.

VI. Jelaskan, isu hukum apa yang diangkat dari permasalahan diatas ?
Jelaskan Penalaran Hukum (legal Reasoning) apa yang digunakan dalam
penelitian tersebut? Buatlah Bahan Hukum apa saja yang dapat
digunakan dalam penelitian tersebut ?
Isu hukum yang diangkat dari permasalahan di atas :
a. Mengenai pemilu di Indonesia yang merupakan salah satu Pemilu yang
dianggap paling demokratis di seluruh dunia, akan tetapi sebenarnya
menyimpan hal-hal yang masih banyak permasalahan didalamnya.
b. Fenomena politik uang (money politic) dalam proses pelaksanaan pemilu
di Indonesia.
Buatlah Bahan Hukum apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian
tersebut ?
a. Pertama, bahan hukum primer, misal peraturan perundang-undangan,
yurisprudensi, dan perjanjian internasional.
b. Kedua, bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer. Sebagai contoh, rancangan
undang-undang, hasil-hasil penelitian, dan hasil karya dari kalangan
hukum.
c. Ketiga, bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti
kamus, ensiklopedia, dan indeks kumulatif.

VII. Diskusikanlah dan jelaskanlah mengenai norma hukum umum yang


berlaku dalam asas perundang-undangan?
Norma hukum umum adalah suatu norma hukum yang ditujukan untuk orang
banyak (addressatnya) umum dan tidak tertentu. Selanjutnya, Suatu peraturan
perundang-undang dalam proses pembentukannya maupun dalam materi muatan
diperlukan suatu asas peraturan perundang - undangan. 

Asas-asas formal dalam pembentukan peraturan negara yang baik meliputi :


a. Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling);
Untuk dapat menyatakan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai pembuat
undang-undang perlu memberikan uraian yang cukup mengenai keadaan-
keadaan nyata yang ingin diatasi oleh suatu peraturan.
b. Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste organ);
Asas ini bertujuan menjalankan pembagian kewenangan sebagaimana yang
telah ditetapkan secara konstitusional dalam undangundang.
c. Asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel);
Apakah peraturan itu memang mendesak (urgent) untuk dibuat, dan jika
jawabannya ya, dalam bentuk apa peraturan itu harus dibuat. Pembuatan
suatu peraturan dirasakan berlebih-lebihan jika tujuan yang diinginkan
dapat pula dicapai tanpa peraturan tersebut.
d. Asas dapat dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid);
Asas ini menyangkut jaminan dapat dilaksanakannya hal-hal yang dimuat
dalam suatu peraturan, antara lain harus ada dukungan sosila yang cukup,
sarana yang memadai bagi organ atau dinas yang akan melaksanakan
peraturan, dukungan keuangan (biaya aparat pemerintah dan biaya bagi
masyarakat) yang cukup dan sanksi-sanksi yang sesuai.
e. Asas consensus (het beginsel van consensus).
Menurut asas ini perlu diusahakan adanya consensus antara pihakpihak
yang bersangkutan dan pemerintah mengenai pembuatan suatu peraturan
dan isinya.

Asas-asas material dalam pembentukan peraturan negara yang baik


meliputi :

a. Asas terminology dan sistematika yang benar (het beginsel van duidelijke
terminology en duidelijke sytematiek).
Suatu peraturan harus jelas baik kata-kata yang digunakan maupun
strukturnya. Perlu adanya konsisteni peristilahan di dalam keseluruhan
proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
b. Asas dapat dikenali (het beginsel van de kenbaarheid).
Suatu peraturan harus dapat diketahui oleh setiap orang yang perlu
mengetahui adanya peraturan itu.
c. Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het rechtgelijkheidbeginsel).
Peraturan tidak beoleh ditujukan kepada suatu kelompok tertentu yang
dipilih secara semaunya, di dalam suatu peraturan tidak boleh ada
pembedaan semaunya.
d. Asas kepastian hukum (het rechtzekerheidsbeginsel).
Suatu peraturan harus memuat rumusan norma yang tepat. Suatu peraturan
tidak diubah tanpa adanya aturan peralihan yang memadai, dan suatu
peraturan tidak boleh diberlakukan surut tanpa alasan yang mendesak.
e. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (het beginsel
van de individuale rechtsbedeling).

Anda mungkin juga menyukai