Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

PAJAK PENGHASILAN III

Nama : Yulia Sulistyowati

NIM : 044064612

Prodi : D-III Perpajakan

SOAL:

1. Angelina adalah seorang aktris dari negara X yang selain berprofesi sebagai artis, juga
merupakan duta kebudayaan negara X. Pada tahun 2019, Kedutaan besar Negara X
mengadakan acara dengan misi budaya di Indonesia dan mengundang Angelina berkunjung ke
Indonesia dengan pembiayaan dari pemerintah negara X. Angelina sebagai duta budaya
memperoleh penghasilan Rp 200.000.000 dari acara tersebut. Indonesia dan negara X telah
memiliki P3B
2. Ho Yoon adalah seorang artis yang merupakan penduduk dari negara Y.Yoon merupakan artis
yang bergabung dengan label SM Corp yang berkedudukan di negara Y. Seluruh penghasilan
Yoon sebagai artis langsung diterima oleh SM Corp, yang kemudian akan memberikan hak
kepada Yoon sebesar 75% (setelah diperhitungkan biaya operasional & manajemen fee untuk
SM Corp). Pada bulan Januari 2019, Tones TV mengundang Yoon untuk hadir di acara
peringatan ulang tahun ke-4 TV nasional tersebut dan Tones TV membayar talent fee kepada
SM Corp sebesar Rp 500.000.000. Indonesia dan negara Y telah memiliki P3B

Instruksi: Sesuai ketentuan dalam P3B, jelaskan aspek perpajakan dari transaksi tersebut meliputi
hak pemajakan dan jumlah pajak yang harus dibayar dari kedua kasus diatas

Jawab:

1. Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan UU Nomor 36 Tahun 2008


sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan, Angelina merupakan Subjek Pajak Luar Negeri karena berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam 12 bulan dan menerima penghasilan dari Indonesia sebesar
Rp200.000.000. Tarif pajak yang digunakan untuk menghitung pajak atas penghasilan
Angelina tersebut mengacu pada tarif pajak PPh pasal 26 atau P3B, menggunakan tarif
mana yang lebih kecil. Pada soal menyebutkan bahwa Indonesia dengan negara X telah
memiliki P3B, tetapi karena tidak diketahui dimana negara X, maka diasumsikan tarif
pajak yang digunakan adalah tarif pajak PPh Pasal 26 sebesar 20%(final) dari jumlah bruto
penghasilan yang telah didapat. Sesuai dengan pasal 26 Undang-Undang PPh, imbalan atau
insentif sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan dikenakan tarif sebesar 20%
(final) atas jumlah bruto.
Hak pemajakan penggolongan distributive rules atas penghasilan Angelina termasuk
kedalam active income atau penghasilan yang diperoleh dari aktivitas pekerjaan atau
profesi yang ditekuni. Pembagian hak pemajakan suatu negara berdasarkan distributive
rules yang diatur dalam tax treaty adalah sebagai berikut:
a. Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada salah satu negara. Pada umumnya
diberikan kepada negara dimana subjek pajak tersebut terdaftar sebagai subjek pajak
dalam negeri (residence state)
b. Hak pemajakan dibagi antara negara domisili (residence state) dan negara sumber
penghasilan (source state).

Ketentuan-ketentuan yang ada dalam distributive rules dimaksudkan untuk membatasi hak
pemajakan negara sumber. Dalam pembagian hak pemajakan kepada suatu negara, dibagi
menjadi 2 model yaitu, tax treaty yang menggunakan model OECD (Organization for
Economic Co-operation and Development ) yang cenderung memberikan hak pemungutan
pajak sebanyak mungkin kepada negara domisili dan UN model (United Nation, PBB)
yang cenderung memberikan hak pemungutan pajak yang lebih luas kepada negara sumber.
OECD Model lebih diterapkan di negara maju sedangkan negara berkembang biasanya
menerapkan UN Model. Indonesia merupakan anggota negara PBB, sedangkan dalam
OECD status Indonesia merupakan mitra strategis yang menjadi bagian dari 11 badan
OECD, 15 instrumen legal diantaranya terkait UMKM, pertanian, perpajakan,
makroekonomi, dan ekonomi digital. Tax Treaty antara Indonesia dengan Negara Lain
dapat didesain sesuai UN Model atau OECD Model, tergantung pembicaraan bilateral
antara kedua Negara. Maka dapat disimpulkan, hak pemajakan atas penghasilan Angelina
dikenakan di Negara Indonesia, sedangkan di Negara X pajak yang telah dipotong di
Indonesia bisa dikreditkan.

Lalu perhitungan jumlah pajaknya adalah sebagai berikut:

Besarnya pajak = Tarif x Jumlah Bruto Penghasilan = 20% x Rp200.000.000 =


Rp40.000.000

Jadi jumlah pajak yang dipotong oleh negara Indonesia atas penghasilan Angelina tersebut
adalah sebesar Rp40.000.000 dan dapat dikreditkan di Negara X.

2. Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan UU Nomor 36 Tahun 2008


sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan, SM Corp merupakan subjek pajak luar negeri karena menerima penghasilan
dari Indonesia meskipun SM Corp bukan BUT yang didirikan di Indonesia. Objek pajaknya
adalah penghasilan yang diterima oleh SM Corp sebesar Rp500.000.000 dari Indonesia.
Penghasilan yang diterima oleh Yoon nantinya akan dipotong oleh peraturan yang berlaku
di Negara Y karena Yoon mendapatkan imbalan (fee) atau gaji dari SM Corp atas jasanya.
Pada soal menyebutkan bahwa Indonesia dengan negara Y telah memiliki P3B, tetapi
karena tidak diketahui dimana negara Y, maka diasumsikan tarif pajak yang digunakan
adalah tarif pajak PPh Pasal 26 sebesar 20%(final) dari jumlah bruto penghasilan yang
telah didapat. Sesuai dengan pasal 26 Undang-Undang PPh, imbalan atau insentif
sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan dikenakan tarif sebesar 20% (final) atas
jumlah bruto. Hak pemajakan penggolongan distributive rules, atas penghasilan SM Corp
termasuk kedalam active income atau penghasilan yang diperoleh dari aktivitas pekerjaan
atau profesi yang ditekuni. Pembagian hak pemajakan suatu negara berdasarkan
distributive rules yang diatur dalam tax treaty adalah sebagai berikut:
a. Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada salah satu negara. Pada umumnya
diberikan kepada negara dimana subjek pajak tersebut terdaftar sebagai subjek pajak
dalam negeri (residence state)
b. Hak pemajakan dibagi antara negara domisili (residence state) dan negara sumber
penghasilan (source state).

Ketentuan-ketentuan yang ada dalam distributive rules dimaksudkan untuk membatasi hak
pemajakan negara sumber. Dalam pembagian hak pemajakan kepada suatu negara, dibagi
menjadi 2 model yaitu, tax treaty yang menggunakan model OECD (Organization for
Economic Co-operation and Development ) yang cenderung memberikan hak pemungutan
pajak sebanyak mungkin kepada negara domisili dan UN model (United Nation, PBB)
yang cenderung memberikan hak pemungutan pajak yang lebih luas kepada negara sumber.
OECD Model lebih diterapkan di negara maju sedangkan negara berkembang biasanya
menerapkan UN Model. Indonesia merupakan anggota negara PBB, sedangkan dalam
OECD status Indonesia merupakan mitra strategis yang menjadi bagian dari 11 badan
OECD, 15 instrumen legal diantaranya terkait UMKM, pertanian, perpajakan,
makroekonomi, dan ekonomi digital. Tax Treaty antara Indonesia dengan Negara Lain
dapat didesain sesuai UN Model atau OECD Model, tergantung pembicaraan bilateral
antara kedua Negara. Maka dapat disimpulkan, hak pemajakan atas penghasilan SM Corp
dikenakan di Negara Indonesia, sedangkan di Negara X pajak yang telah dipotong di
Indonesia bisa dikreditkan.

Lalu perhitungan jumlah pajaknya adalah sebagai berikut:

Besarnya pajak = Tarif x Jumlah Bruto Penghasilan = 20% x Rp500.000.000 =


Rp100.000.000

Jadi jumlah pajak yang dipotong oleh negara Indonesia atas penghasilan SM Corp tersebut
adalah sebesar Rp100.000.000 dan dapat dikreditkan di Negara Y.
Sumber:

• BMP Pajak Penghasilan III


• https://ddtc.co.id/books/Perjanjian-Penghindaran-Pajak-
Berganda/files/basic html/page64.html
• https://ortax.org/pembagian-hak-pemajakan-atas-suatu-jenis-penghasilan-berdasarkan-
oecd model-tax-treaty
• https://ortax.org/forums/discussion/oecd-
vs un#:~:text=Indonesia%20adalah%20Negara%20Anggota%20UN,antara%20kedua%
20Peme rintah%20(Negara).
• https://fiskal.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-
pers detil/418#:~:text=Indonesia%20merupakan%20mitra%20strategis%20yang,basis%
20data%2 0OECD%20terkait%20Indonesia

Anda mungkin juga menyukai