Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

PAJAK PENGHASILAN III (PAJA3332


PAJA3332)

NAMA : MUHAMMAD JUPRIYANTO


NIM : 031296804
JURUSAN : D3 PERPAJAKAN

UPBJJ UT-SURABAYA
UT

This study source was downloaded by 100000855048877 from CourseHero.com on 11-20-2022 22:07:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/71551927/MUHAMMAD-JUPRIYANTO-TUGAS-3-PAJAK-PENGHASILAN-IIIpdf/
1. Angelina adalah seorang aktris dari negara X yang selain berprofesi sebagai
artis, juga merupakan duta kebudayaan negara X. Pada tahun 2019,
Kedutaan besar Negara X mengadakan acara dengan misi budaya di
Indonesia dan mengundang Angelina berkunjung ke Indonesia dengan
pembiayaan dari pemerintah negara X. Angelina sebagai duta budaya
memperoleh penghasilan Rp 200.000.000 dari acara tersebut. Indonesia dan
negara X telah memiliki P3B
2. Ho Yoon adalah seorang artis yang merupakan penduduk dari negara
Y.Yoon merupakan artis yang bergabung dengan label SM Corp yang
berkedudukan di negara Y. Seluruh penghasilan Yoon sebagai artis langsung
diterima oleh SM Corp, yang kemudian akan memberikan memberikan hak
kepada Yoon sebesar 75% (setelah diperhitungkan biaya operasional &
manajemen fee untuk SM Corp). Pada bulan Januari 2019, Tones TV
mengundang Yoon untuk hadir di acara peringatan ulang tahun ke-4 TV
nasional tersebut dan Tones TV membayar talent fee kepada SM Corp
sebesar Rp 500.000.000. Indonesia dan negara Y telah memiliki P3B

Instruksi:

Sesuai ketentuan dalam P3B, jelaskan aspek perpajakan dari transaksi tersebut
meliputi hak pemajakan dan jumlah pajak yang harus dibayar dari kedua kasus
diatas

Jawab:

1. Diketahui:

Angelina merupakan Orang Pribadi, artis yang merangkap duta budaya negara X.

Angelina memperoleh penghasilan Rp. 200.000.000 dari Indonesia pada tahun


2019.

Maka:

Sesuai UU PPh, Angelina merupakan Subjek Pajak Luar Negeri karena berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam 12 bulan dan menerima penghasilan di
Indonesia.

Objek Pajak dalam soal ini adalah penghasilan yang diterima di Indonesia yaitu
sebesar Rp. 200.000.000

Tarif Pajak menggunakan PPh 26 atau P3B, menggunakan mana tarif yang lebih
kecil. Karena P3B tidak disebutkan secara detail, maka diasumsikan menggunakan
tarif PPh 26 yaitu sebesar 20% dari Jumlah Bruto penghasilan. Hal ini karena
sesuai pasal 26 UU PPh, imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegaiatan.

Inilah fungsi tax treaty, yaitu pembatasan hak pemajakan negara sumber dan negara
domisili.

This study source was downloaded by 100000855048877 from CourseHero.com on 11-20-2022 22:07:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/71551927/MUHAMMAD-JUPRIYANTO-TUGAS-3-PAJAK-PENGHASILAN-IIIpdf/
Hak Pemajakan

Penggolongan distributive rules penghasilan Angelina, maka termasuk dalam active


income, karena merupakan penghasilan yang berasal dari kegiatan usaha dan
pekerjaan.

Adapun pembagian hak pemajakan suatu negara berdasarkan distributive rules


yang diatur dalam tax treaty pada dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada salah satu negara. Pada


umumnya diberikan kepada negara di mana subjek pajak tersebut terdaftar
sebagai subjek pajak dalam negeri (residence state).
2. Hak pemajakan dibagi antara negara domisili (residence state) dan negara
sumber penghasilan (source state).

Dalam pembagian hak pemajakan kepada suatu negara, tax treaty yang
dikembangkan oleh OECD Model cenderung untuk memberikan hak pemungutan
pajak sebanyak mungkin kepada negara domisili. Dengan kata lain, ketentuan-
ketentuan yang ada dalam distributive rules dimaksudkan untuk membatasi hak
pemajakan negara sumber.

Terminologi ”Shall be Taxable Only in..” dan “Maybe Taxed in…” adalah
Penghasilan yang Hanya Dikenakan Pajak di Negara Domisili (Shall be Taxable
Only in..) dan Penghasilan yang Dapat Dikenakan Pajak di Negara Sumber (Maybe
Taxed in..).

Maka, hak pemajakan atas penghasilan Angelina dikenakan di Negara Indonesia,


sedangkan di Negara X pajak yang telah dipotong di Indonesia bisa dikreditkan.

Jumlah Pajak

Besarnya Pajak = Tarif x Jumlah Bruto Penghasilan

= 20% x Rp.200.000.000

= Rp. 40.000.000

Besarnya pajak yang dipotong di Indonesia dan yang bisa dikreditkan di Negara X
adalah Rp. 40.000.000

2. Diketahui:

Ho Yoon artis negara Y yang tergabung dalam perusahaan label SM Corp.


Penghasilan Ho Yoon sebesar 75% dari jumlah penghasilan netto.

Tones TV, merupakan TV nasional di Indonesia, mengundang Ho Yoon melalui


perusahaan label rekaman SM Corp.

This study source was downloaded by 100000855048877 from CourseHero.com on 11-20-2022 22:07:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/71551927/MUHAMMAD-JUPRIYANTO-TUGAS-3-PAJAK-PENGHASILAN-IIIpdf/
SM Corp memperoleh penghasilan Rp. 500.000.000 dari Tones TV.

Maka:

Sesuai UU PPh, SM Corp merupakan Subjek Pajak Luar Negeri karena meskipun
bukan BUT di Indonesia tetapi menerima penghasilan di Indonesia.

Objek Pajak dalam soal ini adalah penghasilan yang diterima di Indonesia yaitu
sebesar Rp. 500.000.000, karena objek pajak berdasarkan penghasilan yang
diterima dari subjek pajak dalam negeri di Indonesia. Sedangkan penghasilkan
Ho Yoon akan dikenakan Pajak sesuai yang berlaku di Negara Y.

Tarif Pajak menggunakan PPh 26 atau P3B, menggunakan mana tarif yang lebih
kecil. Karena P3B tidak disebutkan secara detail, maka diasumsikan menggunakan
tarif PPh 26 yaitu sebesar 20% dari Jumlah Bruto penghasilan. Hal ini karena
sesuai pasal 26 UU PPh, imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegaiatan.

Inilah fungsi tax treaty, yaitu pembatasan hak pemajakan negara sumber dan negara
domisili.

Hak Pemajakan

Penggolongan distributive rules penghasilan Angelina, maka termasuk dalam active


income, karena merupakan penghasilan yang berasal dari kegiatan usaha dan
pekerjaan.

Adapun pembagian hak pemajakan suatu negara berdasarkan distributive rules


yang diatur dalam tax treaty pada dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada salah satu negara. Pada


umumnya diberikan kepada negara di mana subjek pajak tersebut terdaftar
sebagai subjek pajak dalam negeri (residence state).
2. Hak pemajakan dibagi antara negara domisili (residence state) dan negara
sumber penghasilan (source state).

Dalam pembagian hak pemajakan kepada suatu negara, tax treaty yang
dikembangkan oleh OECD Model cenderung untuk memberikan hak pemungutan
pajak sebanyak mungkin kepada negara domisili. Dengan kata lain, ketentuan-
ketentuan yang ada dalam distributive rules dimaksudkan untuk membatasi hak
pemajakan negara sumber.

Terminologi ”Shall be Taxable Only in..” dan “Maybe Taxed in…” adalah
Penghasilan yang Hanya Dikenakan Pajak di Negara Domisili (Shall be Taxable
Only in..) dan Penghasilan yang Dapat Dikenakan Pajak di Negara Sumber (Maybe
Taxed in..).

Maka, hak pemajakan atas penghasilan SM Corp dikenakan di Negara Indonesia,


sedangkan di Negara Y pajak yang telah dipotong di Indonesia bisa dikreditkan.

This study source was downloaded by 100000855048877 from CourseHero.com on 11-20-2022 22:07:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/71551927/MUHAMMAD-JUPRIYANTO-TUGAS-3-PAJAK-PENGHASILAN-IIIpdf/
Jumlah Pajak

Besarnya Pajak = Tarif x Jumlah Bruto Penghasilan

= 20% x Rp.500.000.000

= Rp. 100.000.000

Besarnya pajak yang dipotong di Indonesia dan yang bisa dikreditkan di Negara Y
adalah Rp. 40.000.000

Referensi:

1. Pasal 26 UU PPh
2. Danny darussalam Tax Centre

This study source was downloaded by 100000855048877 from CourseHero.com on 11-20-2022 22:07:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/71551927/MUHAMMAD-JUPRIYANTO-TUGAS-3-PAJAK-PENGHASILAN-IIIpdf/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai