Anda di halaman 1dari 15

PENGENAAN PAJAK GAJI KEPADA TENAGA KERJA ASING YANG BEKERJA

DI INDONESIA
(IMPOSITION OF WALARY TAX ON FOREIGN EMPLOYEES WORKING IN INDONESIA)
Oleh

KURNIAWAN
Iwan.kurniawan0599@gmail.com

Fakultas Hukum, Universitas Tarumanegara


Jl. Letjen S.Parman No.1 RT.3/RW.8, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan,
DKI Jakarta 11440

Abstrak
Tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia diwajibkan untuk membayar pajak terkhususnya
pajak dari gaji yang di dapatkannya. Namun seringkali pemungut pajak dianggap merugikan
tenaga kerja asing, karena mengurangi penghasilan dari gaji yang didaparkan. Padahal tujuan
utama dari memungut pajak bukan untuk mengurangi adanya penghasilan yang dimiliki oleh
tenaga kerja asing, melainkan untuk dimaksudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Daerah yang dikelola oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya teruntuk
kepentingan umum. Oleh karenanya penulis tertarik untuk mengangkat beberapa permasalahan
seperti bagaimanakah pengaturan-pengaturan pengenaan pajak gaji terhadap warga negara
asing yang bekerja di wilayah Indonesia? Dan bagaimanakah sanksi yang dapat diberikan
kepada warga negara asing yang tidak membayar pajak dari gajinya? Metode penelitian pada
jurnal ilmiah ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan memakai data-data yang
ada melalui Open Source. Hasil dari penelitian menemukan dasar hukum paling utama untuk
pengenaan pajak kepada tenaga kerja asing telah berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2021 tentang Harmonisasi Perpajakan, yang menyatakan bahwasanya warga negara asing yang
telah mendapatkan izin untuk menjadi tenaga kerja asing secara otomatis dapat dikatakan
sebagai wajib pajak. Adapun pengenaan pajak penghasilan PPH 21 untuk gaji bagi pekerja
tenaga asing dalam penghasilan tetap dimana besaran penghasilan yang dikenakan pajak di
dalam peraturan menteri keuangan nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk tenaga kerja asing. Adapun sanksi-sanksi hukum yang
dapat diberikan kepada warga negara asing yang tidak membayar pajak gajinya, dapat
dikenakan sanksi seperti sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi pajak yang dinaikkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Saran kedepannya kepada Direktorat pajak
kepada tenaga kerja asing berstatus wajib pajak, dapat melakukan audit pada setiap perusahaan
yang memperkerjakan tenaga kerja asing, agar uang pajak gaji dapat dimaksimalkan
pemungutannya kepada tenaga kerja asing.

Kata Kunci: Hukum Pajak, Peraturan Perpajakan, Tenaga Kerja Asing

Abstrack
Foreign workers who work in Indonesia are required to pay taxes, especially taxes on the
salaries they receive. However, tax collectors are often considered to be detrimental to foreign
workers, because they reduce the income from their salaries. In fact, the main purpose of
collecting taxes is not to reduce the income owned by foreign workers, but rather to be intended
in the State and Regional Revenue and Expenditure Budget which is managed by the state and
used as much as possible for the public interest. Therefore, the author is interested in raising
several issues, such as what are the regulations for imposing salary tax on foreign nationals
who work in Indonesian territory? And what sanctions can be given to foreign citizens who do
not pay taxes from their salaries? The research method in this scientific journal uses a
normative juridical approach using data available through Open Source. The results of the
research found that the main legal basis for imposing taxes on foreign workers is based on
Law Number 7 of 2021 concerning Tax Harmonization, which states that foreign citizens who
have obtained permission to become foreign workers can automatically be said to be taxpayers.
. As for the imposition of PPH 21 income tax for salaries for foreign workers on fixed income,
the amount of income subject to tax is in the Minister of Finance regulation number
101/PMK.010/2016 concerning Adjustments to the Amount of Non-Taxable Income for foreign
workers. As for the legal sanctions that can be given to foreign citizens who do not pay their
salary tax, they can be subject to sanctions such as fines, interest sanctions and increased tax
sanctions in accordance with tax laws and regulations. Future suggestions to the Tax
Directorate for foreign workers with taxpayer status could be to carry out audits on every
company that employs foreign workers, so that salary tax money can be maximized from
foreign workers.
Keywords: Tax Law, Tax Regulations, Foreign Workers

A. PENDAHULUAN
Negara Indonesia saat ini berposisi sebagai negara berkembang di tataran dunia yang
mana saat ini juga negara sedang melakukan pembangunan-pembangunan yang sangat masif
dan diperlukan dukungan-dukungan dari peran masyarakat. Pembangunan itu dibutuhkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kuat dan banyak agar dapat
melaksanakan pembangunan dan pertanggungjawaban sebagai penopang kegiatan
pembangunan bagi suatu negara. Hal tersebut dilakukan dalam mewujudkan adanya
kemandirian suatu bangsa dengan memaksimalkan sumber pendapatan negara yang mana salah
satunya berasal dari dalam negeri seperti pendapatan dari pajak yang dikenakan kepada
masyarakat Indonesia. Saat ini negara Indonesia memang tidak dapat dipungkiri bahwasanya
dalam mewujudkan adanya kemandirian di dalam hal pembiayaan-pembiayaan kegiatan atau
pembangunan negata sangat bergantung kepada adanya penerimaan yang terdapat di dalam
negeri yang bersumber dari adanya pajak termasuk pajak penghasilan dari suatu gaji yang
diterima seseorang. Adanya sektor di dalam penerapan pajak yang dapat untuk dijadikan
sebagai sumber dalam peluang bagi pemerintah untuk mendongkrak anggaran pendapatan
belanja negara (APBN). Agar dapat menjadi dukungan dan mengumpulkan hasil dari
perpajakan yang mana semakin tahun semakin meningkat jumlahnya yang tentunya akan
meningkat jumlahnya apalagi dengan semakin banyaknya angkatan tenaga kerja yang menjadi
wajib pajak dalam melakukan pemenuhan-pemenuhan dari adanya kewajiban perpajakannya,
yang tentunya akan didukung dengan sistem-sistem dari adanya anggaran yang sehat dan
sistem pengelolaan dari suatu perpajakan yang sangat komprehensif serta adanya instrumen-
instrumen hukum yang dapat memberikan adanya rasa keadilan dan legalitas yang jelas dalam
pemungutan pajak penghasilan di Indonesia (Ramadhan, 2019). Menurut pendapat dari
Direktorat Jenderal Pajak, pajak dapat diartikan sebagai suatu kontribusi yang wajib kepada
suatu negara yang terutang oleh seseorang pribadi yang mana bersifat memaksa berdasarkan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan mana seseorang yang dikenakan
pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung karena hasil pajak tersebut untuk keperluan
negara dan dipergunakan sebagai kemakmuran rakyat Indonesia.

Hukum pajak terbagi menjadi dua yaitu hukum pajak material dan hukum pajak formal,
adapun hukum pajak material ialah yang memuat norma-norma yang dapat menerangkan
adanya keadaan-keadaan dari suatu peristiwa yang telah terjadi dan peristiwa tersebut harus
dikenakan pajak kepada seseorang wajib pajak dengan besaran tertentu sesuai dengan peraturan
perpajakan. Sedangkan yang diartikan sebagai hukum pajak formal dapat diartikan sebagai
suatu peraturan-peraturan mengenai cara untuk dapat mewujudkan keadaan hukum material
tersebut menjadi suatu kenyataan dengan meliputi kegiatan penyelenggaraannya mengenai
pendapatan suatu penghasilan yang dikenakan pajak sebagai kewajiban seseorang dalam
membayar pajak sampai pada kewajiban dari pihak ketiga dalam melakukan pemungutan pajak
untuk disumbangsihkan ke dalam pendapatan anggaran negara. Adanya pendapatan negara dari
pajak termasuk Pajak Penghasilan merupakan salah satu pendapat negara yang besar,
terkhususnya yang dibahas dalam pada jurnal ilmiah ini ialah pajak penghasilan atau gaji. Gaji
dapat diartikan sebagai upah kerja yang telah dibayar dalam jangka waktu yang tetap atau
adanya balas jasa yang telah di terima oleh pekerja dalam bentuk kompensasi uang berdasarkan
jangka waktu yang telah ditentukan (Redakksi, 2022). Perlu untuk diketahui bahwasanya pajak
gaji ini ialah pajak yang harus dibayarkan oleh seorang Subjek Pajak atas penghasilan yang
telah diterimanya oleh subjek pihak pada satu periode per tahun. Pajak penghasilan atau gaji
ini dapat untuk dibebankan kepada orang pribadi atau bahkan badan hukum atas pendapatan
yang telah diperolehnya dalam per satu tahun pajak. Pada hakikatnya setiap orang secara
pribadi baik itu warga negara Indonesia sampai dengan warga negara asing yang mana telah
bertempat tinggal di Indonesia dapat dianggap sebagai seseorang atau sekelompok orang wajib
pajak kecuali ditentukan lain orang peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Pajak
yang mengingat sifatnya sangat mengikat dan memilki daya paksaan maka seseorang atau
sekelompok orang harus dapat membayar bajak yang telah ditentukan ke dalam hukum yang
berlaku di Indonesia. Paksaan tersebut dapat terlihat atau tersirat di dalam pengaturan Pasal 23
Undang-Undang Dasar 1945 dimana dikatakan dengan jelas pajak dan pungutan lainnya
bersifat memaksa untuk keperluan sepenuhnya dari negara. Selain sifatnya yang memang
memaksa, pajak penghasilan atau pajak dari gaji juga memiliki peran yang sangat penting
sebagai bagian dari salah satu faktor penunjang perekonomian negara sebagai pusat dari
berjalannya perputaran keuangan bagi masyarakat-masyarakat miskin Indonesia. Oleh
karenanya wajar jikalau pemerintah terus-terusan untuk berupaya dalam penentuan dari
keabsahan pembayaran pajak oleh subjek hukum seperti warga negara asing yang sudah
menjadi tenaga kerja asing untuk dapat berupaya dalam meningkatkan adanya penerimaan-
penerimaan kepada masyarakat (melalui pajak) (Ricky, 2023). Pengenaan pajak kepada warga
negara asing, telah diatur di dalam Undang-Undang Perpajakan terkhususnya pada Pasal 3 ayat
3 dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 Tahun 2011 yang
menyebutkan wajib pajak ialah orang pribadi yang sudah berstatus wajib pajak dalam negeri
yang apabila telah menerima atau dapat memperoleh penghasilan yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar negeri dengan besaran penghasilan diatas PTKP. Maka secara otomatis warga
negara asing yang telah mendapatkan penghasilan di Indonesia telah memenuhi kriteria sebagai
subjek pajak di Indonesia yang mana dapat dikenakan pajak penghasilan berupa pajak gaji
(Dian Dwi Jayanti, 2023).

Pajak dari gaji ini tentunya paling sering dikenakan kepada seseorang yang bekerja di
bidang industri yang paling banyak mengambil tenaga kerja termasuk tenaga kerja asing yang
mana pengambilan ini harus berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 Tentang Cipta Kerja. Di dalam Undang-Undang ketenagakerjaan juga diatur adanya
tenaga kerja asing yang diartikan sebagai warga negara asing yang memiliki visa dengan tujuan
untuk melakukan pekerjaan pada wilayah negara Indonesia, karena status dari warga negara
asing tersebut masuk ke Indonesia dengan tujuan bekerja maka dengan sendirinya warga
negara asing disebut dengan tenaga kerja asing yang telah bekerja di wilayah Indonesia,
sehingga hak dan kewajibannya telah diatur langsung dan merujuk kepada peraturan
perundang-undangan Indonesia terkhususnya mengenai Undang-Undang ketenagakerjaan dan
Undang-Undang mengenai perpajakan, termasuk peraturan perpajakan. Dengan adanya
peraturan di tingkatan undang-undang sampai dengan peraturan direktorat jenderal perihal
perpajakan, jelas sudah bahwasanya warga negara asing merupakan subjek pajak di area
wilayah Indonesia atas profesi ataupun pekerjaannya yang mana mendapatkan penghasilan dari
memberikan jasa atau tenaga di dalam wilayah Indonesia, sehingga atas penghasilan yang
dalam jurnal ilmiah ini disebut dengan gaji maka, gaji tersebut wajib untuk dikenakan pajak
penghasilan (Faisol & Rahmawati, 2022). Namun adanya peraturan-peraturan ini masih belum
bisa dipahami secara lebih mendalam oleh seseorang warga negara asing sehingga tidak jarang
menimbulkan permasalahan-permasalahan hukum yang muncul di dalam bidang perpajakan,
terkhususnya bagi wajib pajak sebagai warga negara asing yang menjadi pembayar pajak justru
dianggap merugikan, karena memungut pajak dari pemerintah justru dianggap mengurangi
penghasilan seseorang warga negara asing. Membayar pajak penghasilan atau gaji, padahal
yang perlu diketahui tujuan dari memungut pajak bukan untuk mengurangi adanya penghasilan
yang dimiliki oleh wajib pajak berwarganegara asing, melainkan untuk dimaksudkan dalam
mengisi atau membantu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah yang dikelola
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya teruntuk kepentingan umum. Oleh karena
uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat beberapa permasalahan seperti
bagaimanakah pengaturan-pengaturan pengenaan pajak gaji terhadap warga negara asing yang
bekerja di wilayah Indonesia? Dan Bagaimanakah sanksi yang dapat diberikan kepada warga
negara asing yang tidak membayar pajak dari gajinya? Adapun tujuan penelitian ini untuk
mencari lebih dalam kekuatan hukum dan potensi masalah dari pengenaan pajak gaji kepada
warga negara asing yang bekerja di Indonesia.

B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang mana berbasis hukum pada dasarnya ialah kegiatan yang secara
ilmiah dilakukan dengan berdasarkan suatu metode secara ilmiah, tersistematika dan memiliki
pemikiran-pemikiran tertentu yang bermaksud untuk mencari kebenaran secara materiil dan
formil atas dasar ilmu pengetahuan (Maiyestati, 2022). Menurut pandangan Erlies Septiana
Nurbani dan Salim HS mengungkapkan secara lebih jelas bahwasanya metode penelitian secara
hukum ialah suatu penelitian yang dapat mengkaji dan dapat untuk menganalisisnya secara
norma dan peraturan hukum yang harus berdasarkan dengan sistematika, metode, dan
pemikiran-pemikiran tertentu dengan analisis tajam secara hukum dalam memecahkan suatu
permasalahan hukum (Hehanussa & Sopacua, 2023). Oleh karena pendapat tersebut penulis
menerapkan cara metode penelitian pada jurnal ilmiah ini dengan metode penelitian secara
yuridis normatif. Penelitian dengan metode yuridis normatif ini menggunakan data-data yang
dapat diperoleh melalui open source baik itu dari literatur-literatur buku, jurnal ilmiah hukum,
media yang telah terakreditasi, serta peraturan perundang-undangan secara hukum nasional.
Setelah seluruh data-data informasi telah dikumpulkan maka, penulis dalam melakukan
penelitian ini akan melakukan analisis secara hukum dan melakukan evaluasi-evaluasi secara
kualitatif dengan memecah suatu informasi menjadi suatu kalimat-kalimat yang terstruktur,
berurutan, masuk akal, konsisten, dan efektif yang nantinya akan dijelaskan secara deskriptif
analitis dalam bentuk tulisan hukum (Agung et al., 2021) dengan tujuannya agar
mempermudah pemahaman pembaca dari hasil analisis hukum penulis tentang pengaturan
pengenaan pajak gaji kepada warga negara asing yang bekerja di Indonesia.

C. KERANGKA TEORI
Penulis akan memberikan beberapa pandangan teori yang pernah diungkapkan oleh
para ahli pada penulisan jurnal ilmiah ini seperti pandangan dari teori penegakan hukum, teori
penegakan hukum dapat untuk diartikan sebagai penyelenggaraan yang dilakukan oleh aparatur
penegak hukum termasuk petugas pajak atau siapapun yang memiliki kewenangan untuk
melakukan penegakan hukum yang kewenangannya telah diberikan langsung oleh peraturan
perundang-undangan. Penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai suatu sistem upaya untuk
dapat menegakkan atau dapat untuk memfungsikan hukum dengan optimal dengan cara yang
nyata sebagai suatu pedoman dalam manusia berperilaku di kehidupan masyarakat yang
berkaitan erat dengan hubungan-hubungan secara hukum di dalam kehidupan di masyarakat.
Merunut pandangan ahi dari Soerjono Soekanto yang menyatakan bahwasanya penegakan
hukum ialah seuatu kegiatan dalam menyerasikan adanya hubungan dari nilai-nilai yang telah
terkabarkan di dalam adanya kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh negara dam sikap dari
sebagai suatu tindakan dalam melakukan rangkaian sikap penjabaran dari tahap terakhir dalam
menciptakan dan mempertahankan kehidupan yang damai di dalam kehidupan bermasyarakat
(Soekanto, 2010). Dilihat dari adanya pengertian-pengertian mengenai penegakan hukum
tersebut maka, penegakan hukum bisa ditarik secara garis besarnya ialah dapat menjalankan
tugas yang berbeda-beda dan dapat diartikan sebagai upaya penegakan hukum yang berkaitan
dengan segala permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan hukum. Pada konteks
penegakan hukum di bidang pajak dimana adanya tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh
pejabat terkait untuk dapat menjamin adanya upaya-upaya untuk memenuhi pembayaran dari
wajib pajak atau pendataan calon wajib pajak dalam memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam
Undang-Undang perpajakan. Seperti pada hal penyampaian SPT pembukuan, dan adanya
pemenuhan informasi-informasi lainnya yang relevan, serta wajib pajak dapat untuk membayar
pajak dalam waktu yang telah ditentukan. Upaya dalam melakukan penegakan hukum
berdasarkan dengan teori yang penulis pakai pada jurnal ini ialah penegakan hukum yang dapat
berupa pengenaan sanksi-sanksi atas kegagalan atau penghindaran dalam menyampaikan SPT,
pengenaan sanksi tersebut bisa dikenakan bunga atas adanya keterlambatan-keterlambatan
dalam pembayaran pajak, dan bahkan dapat menjurus kepada sanksi yang lebih berat lagi
apabila adanya penghindaran pajak (Nurfazilah, 2018). Dalam artinya jika dilihat dari sudut
pandang subjek, penegakan hukum secara sederhana diartikan sebagai upaya sebagian aparat
penegak hukum untuk melindungi dan menjamin penegakan hukum, jikalau diperlukan aparat
dari penegak hukum mempunyai kewenangan-kewenangan untuk menggunakan upaya yang
bersifat memaksa dalam penagihan pajak termasuk kepada warga negara asing yang bekerja
dan mendapatkan gaji di wilayah negara Indonesia.
Teori selanjutnya penulis juga memakai teori hukum pajak yang dapat diartikan sebagai
hukum fiskal yang dapat diartikan sebagai kumpulan aturan-aturan yang mana dapat meliputi
suatu kewenangan atau hak dari pemerintah sebagai suatu pemungut pajak dan rakyat memilik
kewajiban sebagai pembayar pajak. Dahulunya pajak sebagai pemberian yang hanya bersifat
cuma-cuma dan wajib bagi setiap orang, sekarang telah diatur atau telah diciptakan dengan
nilai-nilai kebaikan yang lebih memperhatikan aspek-aspek keadilan. Oleh karenanya
masyarakat dilibatkan dalam pengembangan peraturan untuk pemungutan pajak, karena
penerimaan pajak akan digunakan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada. Hukum pajak dapat diartikan juga sumbangan yang
telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang mana sumbangan tersebut akan diberikan
kepada negara yang mana besaran dari wajib pajak harus dibayarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkhususnya Undang-Undang pajak tanpa memperoleh adanya
pengembalian yang dapat untuk dipilih dan dapat untuk dipergunakan dalam membiayai
pengeluaran-pengeluaran secara umum yang dapat berkaitan dengan adanya pekerjaan-
pekerjaan negara dan dalam penyelenggaraan pemerintahan (Waid, 2020). Adapun menurut
pandangan dari Profesor. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. yang mana diartikan adanya suatu iuran
yang dikenakan kepada masyarakat selaku wajib pajak yang akan disetorkan kepada negara
dengan pengambilan pajak ini dilakukan dengan upaya paksa dengan tetap melihat kemampuan
dari status seseorang wajib pajak oleh mereka yang harus membayar sesuai dengan peraturan
perundang-undang, yang mana wajib pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung atas
pengenaan bayaran pajak penghasilan tersebut, yang tujuannya ialah mendorong pekerjaan
negara dan penyelenggaraan pemerintahan dengan bantuan uang dari iuran-iuran wajib pajak
itu sendiri.

D. KERANGKA KONSEP
Jurnal ilmiah ini memakai beberapa kerangka konsep yang akan menjelaskan
pengertian-pengertian yang berkenaan dengan judul atau tema yang penulis angkat, sehingga
tidak terjadi adanya salah tafsiran dari kalimat atau kata yang diangkat oleh penulis pada jurnal
ilmiah ini. Pertama konsep dari pengenaan pajak ialah suatu nilai yang mana telah dipakai
sebagai dasar dalam hal melakukan perhitungan seberapa besar atau seberapa banyaknya pajak
yang terutang yang akan dikenakan kepada seseorang wajib pajak. Kedua konsep gaji yang
dalam jurnal ilmiah ini dapat diartikan sebagai upah kerja yang telah dibayar dalam jangka
waktu yang tetap atau adanya balas jasa yang telah di terima oleh pekerja dalam bentuk
kompensasi uang berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan (Redakksi, 2022). Ketiga
konsep tenaga kerja asing ialah seseorang atau sekelompok orang yang bukan
berkewarganegaraan Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik di
dalam maupun di luar dari adanya hubungan kerja, guna mendapatkan penghasilan atau uang
dari hasil kerajaannya, dari segi peraturan penggunaan tenaga kerja asing telah disebutkan
bahwasanya tenaga kerja asing ialah warga negara yang bukan berkebangsaan Indonesia
namun memegang visa yang memiliki maksud dan tujuan agar bisa kerja di wilayah Indonesia
untuk mendapatkan gaji. Tujuan penggunaan tenaga kerja asing adalah untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja profesional dan spesialis di beberapa bidang yang belum dimiliki oleh
tenaga kerja Indonesia dan merupakan langkah untuk meningkatkan proses pembangunan
negara dan daerah melalui peningkatan keilmuan dan ketrampilan teknis serta peningkatan
investasi asing (Shadiqin, 2019).

E. PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum Pengenaan Pajak Gaji Terhadap Warga Negara Asing Yang Bekerja
Di Wilayah Indonesia
Dasar hukum dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan dari peraturan perundang-
undangan yang mana dasar hukum tersebut akan melandasi suatu penerapan-penerapan dari
suatu tindakan dari penyelenggaraan pengenaan penagihan pajak kepada seseorang yang
dikenakan status sebagai wajib pajak oleh penyelenggaraan badan atau orang agar tidak dapat
diketahui batasan pengenaan pajak, posisi status orang yang dikenakan pajak sampai pada
adanya penegakan berupa hukuman kepada wajib pajak yang tidak membayarkan pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang hukum pajak (Sayap Bening, 2022).
Adapun dasar hukum pengenaan pajak gaji yang dikenakan kepada warga negara asing masih
memakai peraturan lama dimana adanya dasar hukum pengenaan pajak gaji saat ini masih
berlandaskan kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
saat ini telah mengalami beberapa perubahan yang tertuang di dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Pajak. Dengan penjelasannya pejak penghasilan yang dikenakan
kepada subjek pajak yang berkenaan dengan adanya penghasilan yang diterima atau yang telah
diperolehnya dalam satu tahun pajak. Subjek hukum pajak dapat dikenai nilai besaran pajak
jikalau telah menerima atau telah mendapatkan hasil salah satu hasilnya dari gaji yang telah
diberikan oleh seseorang kepadanya dikarenakan wajib pajak tersebut telah bekerja yang pada
akhirnya akan dikenakan pajak (Online, 2022). Pengenaan pajak penghasilan merupakan salah
satu komponen yang telah menjadi salah satu sumber pemasukan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (ABPN) yang dimana rata-rata per porsi penerimaan perpajakannya
mencapai lebih dari 30% , sumber pemungutan pajak tersebut tidak terlepas pada pemungutan
pajak gaji dari pekerja yang berasal dari tenaga kerja asing, dimana sebelum adanya
pemungutan pajak warga negara asing tersebut wajib untuk mendapatkan suatu izin secara
tertulis dari pejabat yang memiliki kewenangan dalam pengeluaran izin kerja di wilayah
Indonesia yang mana izin tersebut sering disebut dengan IMTA atau kepanjangannya ialah Izin
Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing).
Penggunaan dari tenaga kerja asing telah diatur secara khusus pada Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang mana tenaga
kerja asing hanya dapar untuk dipekerjakan oleh pemberi kerja dalam waktu yang telah
ditentukan dengan menunjukan kompetensi sesuai dengan pekerjaan yang dijalaninya. Setelah
warga negara asing mendapatkan izin untuk bekerja dalam mendapatkan penghasilan tersebut
maka dapat dikenakan pajak berdasarkan ketentuan hukum dari Pasal 4, Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Perpajakan, yang menyatakan bahwasanya warga
negara asing yang telah mendapatkan izin untuk menjadi tenaga kerja asing secara otomatis
dapat dikenakan sebagai wajib pajak dalam negeri dari adanya gaji yang diterimanya atau
diperolehnya dari bekerja di wilayah Indonesia, dengan ketentuan tenaga kerja asing tersebut
telah memiliki keahlian-keahlian tertentu sesuai dengan adanya ketentuan peraturan
perundang-undangan dan berlaku selama empat tahun pajak yang mana dihitung sejak
seseorang atau sekelompok orang tersebut menjadi subjek pajak dalam negeri. Warga negara
asing yang dijadikan subjek hukum pajak telah diatur di dalam aturan hukum sebagaimana
yang telah dituangkan pada Pasal 3 ayat 3 dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
43/PJ/2011 Tahun 2011 yang menyebutkan wajib pajak ialah orang pribadi yang sudah
berstatus wajib pajak dalam negeri yang apabila orang tersebut telah menerima atau telah
memperoleh penghasilan yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri dengan besaran
penghasilan diatas PTKP makan secara otomatis dapat dikenakan pajak dari gaji warga negara
asing tersebut. Maka dapat dilihat dengan aturan perpajakan maka secara otomatis warga
negara asing yang telah mendapatkan penghasilan di Indonesia telah memenuhi kriteria sebagai
subjek pajak di Indonesia yang mana dapat dikenakan pajak penghasilan berupa pajak gaji
(Dian Dwi Jayanti, 2023).
Pendapat lainnya yang berkaitan dengan status dari warga negara asing, maka negara
asing yang mana telah memperoleh penghasilan dari atau Indonesia, warga negara asing
tersebut dapat dikenakan atau dapat dibebani kewajiban pajak dan mereka ialah termasuk ke
dalam subjek pajak penghasilan. Penetapan status wajib pajak kepada negara asing ini juga
berkenaan dengan sistem hukum perpajakan secara internasional yang merupakan suatu
norma-norma yang telah mengatur perpajakan karena suatu adanya suatu unsur-unsur asing
baik itu mengenai objek maupun mengenai subjek hukum pajaknya. Hubungan dengan adanya
seorang atau sekelompok warga negara asing tersebut berkaitan erat dengan adanya
pemungutan-pemungutan pajak daerah di suatu negara, hal tersebut berdasarkan dengan asas
sumber atau pendapatan yang diperoleh dari suatu negara. Apabila sumbernya ada di Indonesia
maka, dapat dikatakan bahwasanya negara yang telah bersangkutan berhak untuk mengenakan
pajak kepada siapa pun termasuk warga negara asung yang telah menerima suatu penghasilan
dari tempat atau sumber penghasilan tersebut. Selain itu juga berlaku pada asas tempat tinggal,
yaitu asas yang telah didasarkan pada suatu tempat tinggal seseorang termasuk warga negara
asing. Suatu negara dapat untuk mengambil pajak kepada seluruh penduduk atau penduduk
suatu negara yang bersangkutan atas seluruh penghasilannya, apapun kewarganegaraan nya
termasuk warga negara asing yang memperoleh penghasilan di Indonesia atau bekerja di
Indonesia, sehingga dapat dikenakan pajak dan dikenakan pajak penghasilan menurut hukum
yang berlaku di Indonesia (Pradhana, 2019).
Pajak tersebut yang ditunjukkan dengan perhitungan penghasilan bersih, pencantuman
angka kontinu, penetapan penghasilan kena pajak, dan penetapan penghasilan yang belum
dibayar berdasarkan dengan adanya prinsip tempat tinggal menentukan subjek pajak.
Tergantung pada status domisili atau tempat tinggal, suatu kota dapat mengenakan pajak
terhadap orang yang tinggal di wilayahnya. Berdasarkan prinsip ini, pos-pos yang berkaitan
dengan perpajakan dikelompokkan menjadi SPDN dan SPLN. Bagian ini berfokus pada
keberadaan fisik (bagi perorangan) dan status perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja
dari warga negara asing atau menetap di Indonesia. Selain itu juga diselenggarakan pelayanan
tersendiri bagi Wajib Pajak dalam dan luar negeri yang terbagi menjadi pelayanan perpajakan
penuh untuk SPDN dan pelayanan perpajakan-perpajakan yang terbatas untuk SPLN
(Mustaqiem, 2014).

Adapun dasar perhitungan kena pajak terhadap warga negara asing yang bekerja di
Indonesia dan telah berstatus wajib pajak dapat di lihat di dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pajak Penghasilan, disebutkan bahwasanya pajak penghasilan
Pasal 21 ialah pajak penghasilan yang berhubungan langsung dengan adanya pekerjaan yang
diterima dengan pekerjaan tersebut menghasilkan uang berupa gaji dalam bentuk apapun yang
mana telah diterima pekerja tenaga asing sebagai wajib pajak orang pribadi yang bekerja di
wilayah Indonesia. Adapun pengenaan pajak penghasilan PPH 21 untuk gaji dan adanya
tunjangan bagi pekerja tenaga asing dalam penghasilan tetap dimana besaran penghasilan yang
dikenakan pajak di dalam peraturan menteri keuangan nomor 101/PMK.010/2016 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk tenaga kerja asing yang belum
menikah dikenakan pajak jika tenaga kerja asing tersebut berpenghasilan Rp.54.000.000,-
(Lima Puluh Empat Juta Rupiah) atau lebih dari itu untuk wajib melaporkan pajaknya kepada
kementerian keuangan, namun akan ditambahkan lagi setiap orangnya jikalau tenaga kerja
asing tersebut menikah di Indonesia, penambahan setiap orangnya menjadi Rp.4.500.000,-
(Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) yang mana tambahan tersebut hanya mencakup tiga
orang penambahan saja pada setiap keluarga yang sudah menjalankan pernikahannya.
Pemungutan Pajak Penghasilan berupa gaji ialah pajak yang bersifat subjektif, yang dapat
diartikan pajak yang telah bertumpu pada aspek subjeknya saja. Pajak penghasilan dari gaji ini
memperhatikan adanya aspek-aspek kemampuan dalam membayarkannya (abilroi so payy)
dari wajib pajak yang membayarkannya terkhusus dalam jurnal ini ialah pekerja tenaga kerja
asing. Adapun persentase lapisan dari pengenaan pajak penghasilan dari gaji yang telah
didapatkan seperti penghasilan dengan jumlah gaji sebesar Rp.54.000.000, sampai dengan
penghasilan gaji Rp.60.000.000,- pertahunnya maka dapat dikenakan pajak progresif sebesar
lima persen. Lapisan kedua yang dapat dikenakan pajak terhadap pekerja yang
berkewarganegaraan asing yang penghasilannya sebesar Rp.60.000.000,- sampai
denganRp.250.000.000,- pertahunnya maka, dapat dikenakan pajak progresif sebesar lima
belas persen dari hasil gaji tersebut. Lapisan ketiga yang dapat dikenakan pajak terhadap
pekerja yang berkewarganegaraan asing yang penghasilannya sebesar Rp.250.000.000,-
sampai dengan Rp.500.0000,- pertahunnya maka, dapat dikenakan pajak penghasilan sebesar
dua puluh lima persen dari gaji tersebut. Lapisan keempat yang dapat dikenakan pajak terhadap
pekerja yang berkewarganegaraan asing yang penghasilannya sebesar Rp.500.000.000,-
sampai dengan Rp.5.000.000.000.- pertahunnya maka dapat dikenakan pajak progresif gaji
sebesar tiga puluh persen. Lapisan kelima yang dapat dikenakan pajak terhadap pekerja yang
berkewarganegaraan asing yang penghasilannya sebesar Rp.5.000.000.000,- sampai dengan ke
atas maka secara otomatis dapat dikenakan pajak sebesar tiga puluh lima persen pertahunnya
kepada tenaga kerja asing atau warga negara asing yang bekerja di wilayah Indonesia (Online,
2022).
Warga negara asing yang telah ditetapkan sebagai wajib pajak maka akan dikenakan
PPh hanya atas dasar penghasilan yang telah diperoleh atau diterimanya sewaktu atau selaku
bekerja di Indonesia dengan mana, warga negara asing selaku tenaga kerja asing tersebut harus
mengajukan terlebih dahulu adanya permohonan-permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak
didaerah setempat. Kepala KPP atas nama kepala administrasi perpajakan, berdasarkan hasil
penggeledahan, memberikan surat dukungan atau memberikan surat penolakan apabila syarat
tidak dipenuhi. Selanjutnya warga negara asing menyatakan secara jujur penghasilannya
melalui adanya surat-surat pernyataan tahunan atas dasar suatu penghasilan yang telah
diperoleh atau telah diterimanya di Indonesia, apabila atas permintaannya tersebut telah
disediakan suatu dokumen-dokumen pendukung. Sebelum menyatakan penghasilannya,
ekspatriat menghitung penghasilannya sesuai dengan peraturan perundang Undang-Undang
yang berkaitan langsung dengan pajak penghasilan (Mulyodiwarno, 2021). Dengan begitu
dapat untuk ditarik secara garis besarnya bahwasanya warga negara asing yang bekerja di
Indonesia yang telah mendapatkan izin kerja dari kementerian terkait maka dapat dijadikan
subjek pajak dan dikenakan pajak penghasilan dari gaji yang diterimanya pada suatu kegiatan
jasa atau kegiatan menjadi karyawan disuatu perusahaan berdasarkan dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan seperti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Perpajakan, yang menyatakan bahwasanya warga negara asing yang telah
mendapatkan izin untuk menjadi tenaga kerja asing secara otomatis dapat dikenakan sebagai
wajib pajak, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 Tahun 2011 dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pajak Penghasilan, disebutkan
bahwasanya pajak penghasilan Pasal 21 ialah pajak penghasilan yang berhubungan langsung
dengan adanya pekerjaan yang diterima dengan pekerjaan tersebut menghasilkan uang berupa
gaji dalam bentuk apapun yang mana telah diterima pekerja tenaga asing sebagai wajib pajak
orang pribadi yang bekerja di wilayah Indonesia. Adapun pengenaan pajak penghasilan PPH
21 untuk gaji dan adanya tunjangan bagi pekerja tenaga asing dalam penghasilan tetap dimana
besaran penghasilan yang dikenakan pajak di dalam peraturan menteri keuangan nomor
101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk
tenaga kerja asing.

2. Sanksi Hukum Kepada Warga Negara Asing Yang Tidak Membayar Pajak Dari
Gajinya
Sumber daya untuk pembiayaan negara dalam melakukan pembangunan dan
penyelenggaraan aktivitas pemerintah dalam menyalurkan bantuan ke pada masyarakat ialah
berasal dari pajak masyarakat terkhususnya pajak penghasilan yang sangat paling
memungkinkan sekaligus menunjukkan adanya kemandirian pembangunan dari negara
Indonesia dari tahun ke tahun sehingga tidak dapat dipungkiri pengaturan regulasi terkait
perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Untuk mempertahankan peningkatan
pendapatan negara dari hasil pemungutan pajak penghasilan salah satunya berupa gaji dari
warga negara asing maka, diperlukan pengaturan hukum perpajakan secara komprehensif dan
melakukan sosialisasi yang masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang bekerja di
Indonesia untuk taat dalam membayar pajak sebagai pemenuhan kewajiban wajib pajak. Pajak
sendiri memiliki peranan yang sangat strategis yang tidak semata-mata sebagai sumber dari
pendapatan negara melainkan juga sebagai bentuk dari tanggungjawab dan kebersamaan semua
masyarakat yang berada di Indonesia untuk bersama-sama membangun upaya sadar dalam
melakukan kewajiban pembayaran pajak (AS & Kurnia, 2023). Upaya sadar dari masyarakat
tersebut akan diiringi oleh penagihan pajak penghasilan berupa gaji yang pemungutannya
dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Penagihan dari pajak penghasilan yang paling efektif
dapat untuk dilakukan secara adil dan dengan adanya usaha sekecil mungkin yang dilakukan
terhadap adanya pembayaran-pembayaran pajak yang berbeda, melainkan untuk saling
melengkapi satu dengan yang lainnya. Namun jikalau cara tersebut dirasa masih saja tidak
efektif atau cenderung wajib pajak tidak mau membayarkan pajak dari penghasilannya maka,
dapat untuk dikenakan sanksi-sanksi yang mau tidak mau akan diterima oleh wajib pajak warga
negara asing yang tidak kooperatif dalam membayarkan pajak dari gaji yang tela diterimanya
dengan ditandai wajib pajak tidak melaporkan atau tidak membayarkanya maka sanksi tersebut
dapat berupa sanksi denda, sanksi kenaikan bunga atau sanksi berupa teguran administrasi
(Alessandro et al., 2021).

Sanksi ini sebagai bukti nyata adanya penegakan hukum di bidang hukum perpajakan
terkhsusnya pada warga negara asing yang tidak membayarkan pajak dari gaji yang didapatkan
selama bekerja di wilayah Indonesia, yang maa kita tahu bahwasanya penegakan hukum pajak
menjadi hal yang wajib dilakukan negara yang diwakilkan pelaksanaannya pada Direktorat
Jenderal Pajak yang akan melakukan penerapan penegakan hukum. Dilakukannya penegakan
hukum pemungutan pajak yang dalam konteks ini hanya dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok wajib pajak yang melakukan pelanggaran seperti tidak melaporkan atau tidak
memberikan pajak penghasilan berupa gaji kepada negara. Pelanggaran wajib pajak terutama
kepada negara asing ini dapat disebabkan oleh ketidaktahuan aturan yang berlaku di Indonesia
atau memang disengaja untuk tidak disetorkannya pajak kepada negara sehingga terjadinya
hambatan-hambatan yang dapat disebabkan oleh masyarakat wajib pajak itu sendiri atau karena
usaha Wajib Pajak sembunyi-sembunyi sehingga menyulitkan pemungutan pajak sebagai
sumber pendapatan anggaran pendapatan dan belanja negara. Sanksi dapat diartikan sebagai
bentuk dari imbalan atas perbuatan yang telah dilakukan oleh warga negara asing yang tidak
melakukan pembayaran pajak dari gajinya. Sanksi tersebut dapat untuk diterapkan kepada
warga negara asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk menjamin
perbuatannya tersebut harus sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Sanksi perpajakan
adalah sanksi berupa sanksi administratif dan pidana yang dikenakan kepada setiap orang yang
melakukan pelanggaran perpajakan yang diatur secara jelas dalam Undang-Undang. Sanksi
perpajakan sebagai suatu jaminan bahwasanya ketentuan dari peraturan perundang-undangan
mengenai perpajakan akan dipatuhi oleh warga negara asing atau dengan kata lain sanksi
perpajakan merupakan suatu upaya secara preventif agar mana seseorang atau sekelompok
wajib pajak tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum perpajakan yang berlaku di
Indonesia (Ramadhan, 2019).
Warga negara asing yang sudah ditetapkan sebagai tenaga kerja asing secara otomatis
akan menjadi subjek pajak dengan memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara
melalui direktorat jenderal pajak. Pembayaran pajak tersebut merupakan salah satu upaya
untuk mendorong kontribusi dalam menunjang perbelanjaan negara setiap tahunnya. Yang
akan dimaksudkan dalam melakukan pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan
lain-lain yang uangnya akan dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,
karenanya pemerintah pusat dan daerah memberlakukan beberapa ketentuan sanksi-sanksi
kepada warganegaranya dan warga negara asing yang tidak taat untuk melakukan pembayaran
pajak penghasilan yang telah diterimanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perpajakan. Sanksi kepada warga negara asing yang sudah menjadi wajib
pajak apabila tidak melaporkan atau tidak menyetorkan uang makan akan dikenakan sanksi
seperti sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi pajak yang dinaikkan. Sanksi pajak dapat untuk
diberikan kepada warga negara asing yang melanggar aturan pajak yang telah diberlakukan
yang besaran pajaknya ditentukan dari penghasilannya masing-masing. Selanjutnya sanksi
berupa pajak bunga, sanksi ini dapat diberikan kepada wajib pajak berkewarganegaraan asing
yang telat atau tidak membayar pajak gajinya sesuai dengan aturan pajak atau telah lewat dari
tempo yang telah ditentukan, adapun besaran bunga yang dikenakan kepada wajib pajak
sebesar 2% perbulannya. Terakhir adanya pengenaan sanksi pajak berupa kenaikan, yang mana
sanksi kenaikan ini dapat diberitahukan atau dapat diberikan keadaan wajib pajak jikalau warga
negara asing melakukan pelanggaran pajak seperti perbuatan pemalsuan data pajak, manipulasi
jumlah pendapatan hingga kecurangan lainnya (Hukman, 2022).
Penegakan hukum dengan pengenaan sanksi ini pada hakikatnya ialah sebagai upaya-
upaya untuk melakukan harmonisasi dari nilai-nilai hukum yang telah tercermin dalam sikap
dan tindakan guna mewujudkan suatu nilai keadilan, nilai kepastian hukum, dan adanya nilai-
nilai kemanfaatan dengan mana menerapkan suatu sanksi-sanksi bagi seorang atau sekelompok
pelanggar aturan hukum perpajakan yang berlaku saat ini. Pengenaan sanksi kepada warga
negara asing di bidang perpajakan juga memiliki tujuan untuk dapat menciptakan adanya
kepatuhan-kepatuhan bagi wajib pajak dalam membayarkan uang hasil gaji yang diterimanya
(Widyaningsih, 2018). Adapun mengenai pengenaan pajak tersebut menurut dari Keputusan
Menteri Keuangan nomor 544/KMK.04/2000, kepatuhan perpajakan berarti perilaku Wajib
Pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan di dalam negeri, yang mana
kepatuhan wajib pajak oleh warga negara asing ini dapat diartikan sebagai suatu keadaan-
kedaan dimana wajib pajak sebagai warga negara asing mampu untuk memenuhi seluruh
kewajiban-kewajiban dari perpajakannya dan warga negara asing juga dapat dijamin haknya
dari uang pajak yang disetorkannya seperti dapat menikmati fasilitas publik.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian untuk menjawab permasalahan yang penulis cari
melalui open source maka, penulis membuat suatu kesimpulan bahwasanya warga negara asing
yang bekerja di Indonesia yang telah mendapatkan izin kerja dari kementerian terkait maka
dapat dijadikan subjek pajak dan dikenakan pajak penghasilan dari gaji yang diterimanya pada
suatu kegiatan jasa atau kegiatan menjadi karyawan di suatu perusahaan dengan dasar hukum
peraturan perundang-undangan perpajakan seperti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Perpajakan, yang menyatakan bahwasanya warga negara asing yang telah
mendapatkan izin untuk menjadi tenaga kerja asing secara otomatis dapat dikenakan sebagai
wajib pajak, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 Tahun 2011 dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pajak Penghasilan, disebutkan
bahwasanya pajak penghasilan Pasal 21 ialah pajak penghasilan yang berhubungan langsung
dengan adanya pekerjaan yang diterima dengan pekerjaan tersebut menghasilkan uang berupa
gaji dalam bentuk apapun yang mana telah diterima pekerja tenaga asing sebagai wajib pajak
orang pribadi yang bekerja di wilayah Indonesia. Adapun pengenaan pajak penghasilan PPH
21 untuk gaji dan adanya tunjangan bagi pekerja tenaga asing dalam penghasilan tetap dimana
besaran penghasilan yang dikenakan pajak di dalam peraturan menteri keuangan nomor
101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk
tenaga kerja asing. Adapun sanksi-sanksi hukum yang dapat diberikan kepada warga negara
asing yang tidak membayar pajak gajinya, warga negara asing yang tidak taat untuk melakukan
pembayaran pajak penghasilan yang telah diterimanya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan perpajakan. Sanksi kepada warga negara asing yang sudah
menjadi wajib pajak apabila tidak melaporkan atau tidak menyetorkan uang makan akan
dikenakan sanksi seperti sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi pajak yang dinaikkan.
Pengenaan sanksi kepada warga negara asing di bidang perpajakan juga memiliki tujuan untuk
dapat menciptakan adanya kepatuhan-kepatuhan bagi wajib pajak dalam membayarkan uang
hasil gaji yang diterimanya. Adapun mengenai pengenaan pajak tersebut menurut dari
Keputusan Menteri Keuangan nomor 544/KMK.04/2000, kepatuhan perpajakan berarti
perilaku Wajib Pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan di dalam negeri. Saran
kedepannya kepada Direktorat pajak kepada tenaga kerja asing berstatus wajib pajak, dapat
melakukan audit pada setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing, agar uang
pajak gaji dapat dimaksimalkan pemungutannya kepada tenaga kerja asing.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, R., A Satria, F. S., & Saleh, D. (2021). Penagantar Analisis Data. Trade Union Rights
Center. https://wageindicator-data-academy.org/countries/data-akademi-garmen-
indonesia-bahasa/teknis-menganalisa-data-hasil-survei/pentingnya-analisis-data,
Alessandro, J., R, S. A., & Pongkorung, F. (2021). Sanksi Administrasi Bagi Wajib Pajak Yang
Lali Membayar Pajak Dalam Perspektif Hukum Perpajakan Di Indonesia. Hukum Ihwal,
2(1).
AS, B., & Kurnia, M. L. (2023). Penerapan Sanksi Administratif Bagi Wajib Pajak Yang
Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah
Kota Padang. Unes Journal Of Swara Justisia, 7(2).
Dian Dwi Jayanti. (2023). WNA Kena Pajak Penghasilan? Begini Aturannya. Hukum Online.
https://www.hukumonline.com/klinik/a/wna-kena-pajak-penghasilan-begini-aturannya-
cl236/
Faisol, I. A., & Rahmawati, E. (2022). Analisis Persepksi Wajib Pajak dan Implementasi
Undang-Undang Cipta Kerja Segmen Kemudahan Berusaha Bidang Perpajakan.
InFestasi, 18(1), 2022.
Hehanussa, D. J. A., & Sopacua, M. G. (2023). Metode Penelitian Hukum. Widina Bhakti
Persada Bandung.
Hukman. (2022). Sanksi Adminstratif Bagi Wajib Pajak Tidak Taat. Pajakku.
https://www.pajakku.com/read/60b6fd81eb01ba1922ccacfe/Sanksi-Administratif-bagi-
Wajib-Pajak-Tidak-Taat

Maiyestati. (2022). Metode Penelitian Hukum. LPPM Universitas Bung Hatta.


Mulyodiwarno, N. (2021). Catatan Tentang Ketentuan Pelaksanaan Undang-Undang
Perpajakan. Gramedia Pustaka Utama.
Mustaqiem. (2014). Perpajakan Dalam Konteks Teori Dan Hukum Pajak Di Indonesia. Buku
Litera Yogyakarta.
Nurfazilah, R. (2018). Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perpajakan Dalam
Undang-Undang Perpajakan Di Kantor Wilayah Ditrektorat Jenderal Pajak Riau dan
Kepulauan Riau. JOM Fakultas Hukum, 5(2).
Online, T. H. (2022). Dasar Hukum PPH dan Sejumlah Ketentuan Yang Berlaku. Hukum
Online. Com. https://www.hukumonline.com/berita/a/dasar-hukum-pph-dan-sejumlah-
ketentuan-yang-berlaku-lt62ac166b9710f/
Pradhana, P. A. (2019). Tinjauan Yuridis Terhadap Konsep Pemungutan Pajak Penghasilan
Atas Warga Negara Asing Di Indonesia. Jurnal Bedah Hukum, 3(1).
Ramadhan, H. (2019). Pajak Penghasilan Terhadap Tenaga Kerja Asing Sebagai Subyek
Hukum Pajak. Media Iuris, 1(2).
Redakksi, T. (2022). Mengintip Perbedaan Gaji dan Upah: Terlihat Sama Tapi Beda. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20220808143401-72-
361968/mengintip-perbedaan-gaji-dan-upah-terlihat-sama-tapi-beda
Ricky. (2023). Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Warga Negara Asing Yang Menjadi
Wajib Pajak Dalam Negeri. Locus Journal Of Academic Literature Review, 2(2).
Sayap Bening. (2022). Hukum Dasar Dan Dasar Hukum. Sayap Bening.
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-dasar-dan-dasar-hukum
Shadiqin, M. T. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Berdasarkan Asas
Kepastian dan Keadilan. Administrative Law & Journal, 2(3).
Soekanto, S. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rineka Cipta.
Waid, A. (2020). Penegakan Hukum Pajak Untuk Meneguhkan Ketahanan Ekonomi Indonesia
Ditengah Pandemi Covid-19. Labatila: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 4(1).
Widyaningsih, A. (2018). Hukum Pajak Dan Perpajakan. Alfabeta.
Agung, R., A Satria, F. S., & Saleh, D. (2021). Penagantar Analisis Data. Trade Union Rights
Center. https://wageindicator-data-academy.org/countries/data-akademi-garmen-
indonesia-bahasa/teknis-menganalisa-data-hasil-survei/pentingnya-analisis-data,
Alessandro, J., R, S. A., & Pongkorung, F. (2021). Sanksi Administrasi Bagi Wajib Pajak Yang
Lali Membayar Pajak Dalam Perspektif Hukum Perpajakan Di Indonesia. Hukum Ihwal,
2(1).
AS, B., & Kurnia, M. L. (2023). Penerapan Sanksi Administratif Bagi Wajib Pajak Yang
Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah
Kota Padang. Unes Journal Of Swara Justisia, 7(2).
Dian Dwi Jayanti. (2023). WNA Kena Pajak Penghasilan? Begini Aturannya. Hukum Online.
https://www.hukumonline.com/klinik/a/wna-kena-pajak-penghasilan-begini-aturannya-
cl236/
Faisol, I. A., & Rahmawati, E. (2022). Analisis Persepksi Wajib Pajak dan Implementasi
Undang-Undang Cipta Kerja Segmen Kemudahan Berusaha Bidang Perpajakan.
InFestasi, 18(1), 2022,
Hehanussa, D. J. A., & Sopacua, M. G. (2023). Metode Penelitian Hukum. Widina Bhakti
Persada Bandung.
Hukman. (2022). Sanksi Adminstratif Bagi Wajib Pajak Tidak Taat. Pajakku.
https://www.pajakku.com/read/60b6fd81eb01ba1922ccacfe/Sanksi-Administratif-bagi-
Wajib-Pajak-Tidak-Taat
Maiyestati. (2022). Metode Penelitian Hukum. LPPM Universitas Bung Hatta.
Mulyodiwarno, N. (2021). Catatan Tentang Ketentuan Pelaksanaan Undang-Undang
Perpajakan. Gramedia Pustaka Utama.
Mustaqiem. (2014). Perpajakan Dalam Konteks Teori Dan Hukum Pajak Di Indonesia. Buku
Litera Yogyakarta.
Nurfazilah, R. (2018). Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perpajakan Dalam
Undang-Undang Perpajakan Di Kantor Wilayah Ditrektorat Jenderal Pajak Riau dan
Kepulauan Riau. JOM Fakultas Hukum, 5(2).
Online, T. H. (2022). Dasar Hukum PPH dan Sejumlah Ketentuan Yang Berlaku. Hukum
Online. Com. https://www.hukumonline.com/berita/a/dasar-hukum-pph-dan-sejumlah-
ketentuan-yang-berlaku-lt62ac166b9710f/
Pradhana, P. A. (2019). Tinjauan Yuridis Terhadap Konsep Pemungutan Pajak Penghasilan
Atas Warga Negara Asing Di Indonesia. Jurnal Bedah Hukum, 3(1).
Ramadhan, H. (2019). Pajak Penghasilan Terhadap Tenaga Kerja Asing Sebagai Subyek
Hukum Pajak. Media Iuris, 1(2).
Redakksi, T. (2022). Mengintip Perbedaan Gaji dan Upah: Terlihat Sama Tapi Beda. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20220808143401-72-
361968/mengintip-perbedaan-gaji-dan-upah-terlihat-sama-tapi-beda
Ricky. (2023). Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Warga Negara Asing Yang Menjadi
Wajib Pajak Dalam Negeri. Locus Journal Of Academic Literature Review, 2(2), 127.
Sayap Bening. (2022). Hukum Dasar Dan Dasar Hukum. Sayap Bening.
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-dasar-dan-dasar-hukum
Shadiqin, M. T. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Berdasarkan Asas
Kepastian dan Keadilan. Administrative Law & Journal, 2(3).
Soekanto, S. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rineka Cipta.
Waid, A. (2020). Penegakan Hukum Pajak Untuk Meneguhkan Ketahanan Ekonomi Indonesia
Ditengah Pandemi Covid-19. Labatila: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 4(1).
Widyaningsih, A. (2018). Hukum Pajak Dan Perpajakan. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai