3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana penetapan tax planning (PPh Pasal 21 dengan metode gross-up) atas
pegawai tetap pada RSIA Cahaya Bunda.
2) Bagaimana perhitungan beban pajak badan setelah laba fiskal pada RSIA
Cahaya Bunda.
3) Bagaimana pengaruh penetapan tax planning (PPh Pasal 21 dengan metode
gross-up) atas pegawai tetap terhadap beban pajak badan pada RSIA Cahaya
Bunda.
4. Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah diatas adapun tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimana penetapan tax planning (PPh Pasal 21 dengan
metode gross-up) atas pegawai tetap pada RSIA Cahaya Bunda.
2) Untuk mengetahui bagaimana perhitungan beban pajak badan setelah laba
fiskal pada RSIA Cahaya Bunda.
3) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penetapan tax planning (PPh Pasal 21
dengan metode gross-up) atas pegawai tetap terhadap beban pajak badan pada
RSIA Cahaya Bunda.
5. Kajian Teori
a. Pengertian Pajak
Rochmat Soemitro dalam buku “Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak
Pendapatan” mendefinisikan pajak sebagai :
Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa-jasa timbal (kontra-prestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Dari dua pendapat ahli pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak
adalah iuran rakyat kepada negara yang dipungut berdasarkan undang-undang dan
dapat dipaksakan yang tidak mendapat jasa timbal yang dipergunakan untuk
pengeluaran pemerintah.
f.
Tax Planning
Pengertian Tax Planning
Ada beberapa pengertian tax planning atau perencanaan pajak yang
penulis kutip, yang pertama dalam “Dictionary of Tax Terms” karangan Crumbley
D. Larry, Friedman Jack P., dan Anders Susan bahwa tax planning didefinisikan
sebagai “Tax Planning is the systematic analysis of difering tax options aimed at
the minimization of tax liability in current and future tax periods”.
Dan yang kedua dalam buku “International Tax Glosarry” karangan
Lyons Susan M, tax planning didefinisikan sebagai “Tax planning is
arrangements of a person’s business and/or private affairs in order to minimize
tax liability”. Kedua definisi tersebut dikutip oleh Erly Suandy (2001:7) dalam
buku “Perencanaan Pajak”.
Dari dua definisi tersebut dapat Penulis simpulkan bahwa tax planning
adalah langkah sistematis dan terencana dari masyarakat bisnis dan swasta lainnya
untuk tujuan meminimalisasi jumlah kewajiban pajak pada masa kini dan masa
yang akan datang.
ekspor, bea masuk, pajak atas undian/hadiah, bea materai, capital transfer
taxes dan business licence.
b) Siapa yang akan dijadikan Subjek Pajak?
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut “the clasical
system” dimana ada pemisahan (separate entity) antara badan usaha dengan
pribadi pemiliknya (pemegang saham) yang akan menimbulkan pajak
ganda. Adanya perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran dividen
dari badan usaha kepada pemegang saham perorangan dan kepada
pemegang saham berbentuk badan usaha (inter corporate dividend) maka
disini menimbulkan usaha untuk perencanaan pajak yang baik agar beban
pajaknya rendah dan meringankan arus kas perusahaan sehingga bisa
dimanfaatkan untuk tujuan yang lain. Disamping itu adanya pertimbangan
untuk menunda pembayaran dividen dengan cara meningkatkan jumlah laba
yang ditahan (retained earnings) bagi perusahaan akan menunda
pembayaran pajak.
c) Apa saja yang merupakan Obyek Pajak?
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas Obyek Pajak yang secara
ekonomis sama akan menimbulkan usaha perencanaan pajak agar beban
pajaknya rendah.
d) Berapa besarnya Tarif pajak?
Adanya schedular taxation tarif yang diterapkan di Indonesia
mengakibatkan seorang perencana pajak akan berusaha agar dikenakan tarif
yang paling rendah (law bracket).
e) Bagaimana prosedur perpajakan?
Adanya self assessment system dan payment system mengharuskan
perencanaan pajak (tax planning) yang baik.
2) Undang-undang perpajakan (tax law)
Tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan dengan
sempurna termasuk undang-undang perpajakan, maka dalam pelaksanaannya
selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan Direktur Jendral Pajak), maka
tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-
undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan
dalam mencapai tujuannya. Keadaan ini menyebabkan munculnya celah
(loopholes) bagi Wajib Pajak untuk menganalisis dengan cermat atas
kesempatan tersebut untuk digunakan dalam perencanaan pajak.
3) Administrasi Perpajakan (tax administration)
Sebagai negara yang sedang membangun (developing country), Indonesia
masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan adiministrasi perpajakannya
secara memadai. Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan
perencanaan pajak (tax planning) dengan baik agar terhindar dari sanksi
administrasi maupun pidana.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi Wajib Pajak yang akan
melakukan tax planning, yaitu antara lain:
1) Tidak melanggar ketentuan perpajakan. Tax planning merupakan upaya legal
dari Wajib Pajak dalam mengefisiensikan beban pajak yang akan
ditanggungnya dengan terlebih dahulu memahami secara cermat peraturan
perpajakan yang berlaku.
2) Secara bisnis masuk akal. Tindakan tax planning yang dilakukan Wajib Pajak
harus bisa menunjang terhadap perencanaan menyeluruh perusahaan sehingga
akan benar-benar tepat sasaran.
3) Bukti-bukti pendukungnya memadai. Misalnya dukungan perjanjian, faktur,
dan perlakuan akuntansinya.
sama besar dengan pajak terutang atau pajak yang harus dipotong oleh perusahaan.
Tunjangan tersebut tetap memenuhi kaidah hubungan kerja antara
perusahaan dengan karyawan. Tunjangan tersebut merupakan bentuk kompensasi
bagi karyawan. Perusahaan bebas memberikan tunjangan apapun kepada karyawan
seperti tunjangan makan, tunjangan transport, tunjangan pendidikan dan sebagainya
termasuk tunjangan pajak. Hanya tunjangan pajak dapat dihitung dengan cara
khusus yang disebut gross-up.
Dengan perhitungan secara gross-up, jumlah penghasilan yang diterima
karyawan (take home pay) tetap sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan
karyawan. Gross-up ini bisa diterapkan untuk perhitungan PPh Pasal 21 masa
maupun tahunan. Perhitungan ini biasanya akan menghasilkan tunjangan pajak
yang berbeda untuk setiap bulannya terlebih jika penghasilan yang diterima juga
berbeda.
Gross-up (pemberian tunjangan PPh Pasal 21) sesuai dengan ketentuan
Pasal 5 ayat (1) huruf a Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-545/PJ./2000 yang
telah diubah dengan PER-15/PJ./2006 tentang Perubahan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-545/PJ./2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.
10
6. Penelitain terdahulu
Peneliti/Tahun/Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dan
No Persamaan
1. Measurement , Vol.11 Metode Tabel perbandingan Teknik
No. 1 : 101-110 Pengumpulan Data diatas Pengambilan
Maret 2017 Metode analisis menunjukan antara Sampel
P-ISSN 2252-5394 data yang metode Gross dan Metode purposive
101 digunakan metode Net tidak sampling dengan
ANALISIS adalah metode ada perbedaan menggunakan
PERBANDINGAN analisis deskriptif pajak yang pemilihan sampel
PERHITUNGAN dan harus dibayarkan. berdasarkan
PAJAK metode analisis Karena pada strategi
PENGHASILAN kualitatif. dasarnya Kecakapan atau
(PPH) PASAL 1. Metode Analisis yang membedakan pertimbangan
21 METODE Deskriptif adalah pribadi semata
GROSS, NET DAN 2. Metode Analisis pembebanannya (judgement
GROSS UP SERTA Kualitatif saja. Metode Net sampling) yaitu
DAMPAK atau Pajak pemilihan sampel
TERHADAP BEBAN Penghasilan tidak acak
PAJAK ditanggung yang
PENGHASILAN Perusahaan informasinya
BADAN PT termasuk kedalam diperoleh dengan
DREDOLF pemberian menggunakan
INDONESIA kenikmatan pertimbangan
COMPARISON sehingga secara tertentu.
ANALYSIS OF fiskal tidak dapat Jenis Data
CALCULATION OF dibebankan oleh Variabel-variabel
INCOME TAX perusahaan. yang digunakan
(PPH) ARTICLE dalam penelitian
21 METHODS OF ini adalah
GROSS, NET AND perencanaan
GROSS UP AND pajak PPh Pasal
IMPACTS OF PT 21 dan beban
DREDOLF pajak PT
INDONESIA Dredolf
INCOME TAX Indonesia.
INCOME TAX Metode
Adinul Urkan1 Pengumpulan
, Rizki Eka Putra2 Data
1 1. Penelitian
(Akuntansi, Ekonomi, Pustaka
Universitas Riau Penelitian
Kepulauan,Indonesia) pustaka adalah
2 pengumpulan
(Akuntansi, Ekonomi, data sebagai
Universitas Riau landasan teori
11
Kepulauan,Indonesia) serta
penelitian
terdahulu yang
didapat dari
dokumen-
dokumen, buku,
internet serta
sumber data
tertulis lainnya
yang
berhubungan
dengan informasi
yang
dibutuhkan.
2. Penelitian
Lapangan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
2. ANALISIS bel-variabel yang Dalam pemberian rosedur Penelitian
PERBANDINGAN diteliti serta gaji dan tunjangan Penelitian ini
PENGGUNAAN hubungan antara kepada Karyawan, dilakukan dengan
METODE NET satu variabel PT. Remenia Satori langkah-langkah
BASIS DAN dengan variabel Tepas telah sebagai berikut:
METODE yang lain (Sangadji mengikuti 1. Mengajukan
GROSS UP DALAM dan peraturan yang ada permohonan
PERHITUNGAN Sopiah, 2010: 29- berdasarkan untuk
PAJAK 30). Berdasar hal Undang-undang mengadakan
PENGHASILAN ini, penelitian dapat ketenagakerjaan penelitian
PASAL 21 (PPh dikelompokkan yang berlaku. Hal Perusahaan yang
PASAL 21) menjadi 3, yaitu: itu disesuaikan menjadi Objek
BERUPA GAJI DAN 1. Penelitian dengan gaji Penelitan.
TUNJANGAN Deskriptif netto yang diterima 2. Melakukan
KARYAWAN PT. Penelitian telah di atas Upah proses
REMENIA SATORI deskriptif adalah Minimum Pekerja pengambilan data
TEPAS MANADO penelitian yang di Kota Manado. dengan metode
Rizky Vincentius D. P dilakukan untuk Dalam penyusunan wawancara
Vridag Jurnal EMBA mengetahui nilai laporan dengan pihak
306 variabel mandiri, keuangan dan Akuntansi
Vol.3 No.4 Desember baik satu daftar gaji Perusahaan, serta
2015, Hal. 306-314 variabel atau lebih perusahaan juga mengambil data-
(independen) tanpa telah sesuai dengan data berupa
membuat undang-undang No. dokumen yang
perbandingan atau 36 Tahun 200 dibutuhkan dari
menghubungkan pihak
dengan variabel Perusahaan.
12
lain. 3. Melakukan
2. Penelitian analisis dan
Komparatif pengolahan data.
Penelitian 4. Membuat
komparatif adalah laporan
penelitian yang penelitian.
bersifat Metode
membandingkan. Pengumpulan
Di sini variabelnya Data
masih sama Jenis Data
dengan penelitian Adapun
variabel mandiri, pembagian jenis
tetapi untuk sampel data menurut
yang lebih dari satu sifatnya (Sangadji
atau dalam waktu dan Sopiah, 2010:
berbeda. 191), yakni
3. Penelitian sebagai
Asosiatif/Hubungan berikut:
Penelitian asosiatif 1. Data Kualitatif
adalah suatu Data yang berupa
penelitian yang pendapat atau
bertujuan judgement
mengetahui sehingga tidak
hubungan antara berupa angka,
dua variabel atau tetapi berupa kata
lebih atau kalimat.
2. Data
Kuantitatif=
Data kuantitatif
adalah data yang
berupa angka
atau bilangan.
Jenis data yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah data
subyek berupa
hasil wawancara
dan data
dokumenter
berupa daftar gaji
karyawan Bulan
September 2015
dari PT. Remenia
Satori Tepas
Manado
13
Ditinjau dari
sifatnya, jenis
data yang
digunakan dalam
penelitian ini
berupa data
kualitatif berupa
hasil
wawancara dan
kuantitatif berupa
daftar gaji dan
tunjangan
karyawan Bulan
September 2015.
Metode Analisis
Penelitian ini
merupakan
penelitian yang
bersifat gabungan
atnatara
deskriptif
komperatif
dengan
pengukuran
kuantitatif
dengan tujuan
untuk
menggambarkan
suatu keadaan
secara objektif
sehingga
memperoleh
penyelesaian dari
suatu masalah
yang di hadapi
oleh perusahaan
dengan
menyertakan data
dalam
skala numerik
mengenai
perbandingan
perhitungan gaji
karyawan dengan
2 metode. Analisis
data dilaksanakan
14
mulai dari
perumusan
masalah,
pengumpulan
data, hingga
setelah data
terkumpul.
Dengan
merumuskan
masalah
penelitian, peneliti
sudah melakukan
analisis terhadap
permasalahan
dalam berbagai
perspektif dan
metode yang
digunakan.
HASIL
PENELITI
3. Jurnal Akuntansi. Metode analisis Berdasarkan hail Metode Analisis
Vol 2 No. 1 Juli 2015 data yang analisis yang telah Data
ISSN 2339-2436 digunakan dalam dilakukan mengenai Metode analisis
17 | J u r n a l A k u n penelitian ini analisis data yang
tansi adalah metode perbandingan digunakan dalam
Analisis analisis komparatif, metode gross up penelitian ini
Perbandingan adapun dan adalah metode
Metode Gross Up pengujian yang net sebagai analisis
Dan Net Sebagai dilakukan meliputi, perencanaan pajak komparatif,
Perencanaan Pajak Uji Normalitas, Uji PPh 21 terhadap adapun
PPh 21 Terhadap Homogenitas, laba sebelum pajak pengujian yang
Laba Sebelum Pajak Paired Sampel T pada PTWahana dilakukan
Pada PT Wahana Test Ottomitra meliputi, Uji
Ottomitra Multiartha HASIL Multiartha tbk. Normalitas, Uji
Tbk. (WOM Finance) (wom finance) maka Homogenitas,
ABSTRAK diperoleh Paired Sampel T
Burhanudin kesimpiluan sebagai Test
Universitas Serang berikut: HASIL
Raya 1. Setelah dihitung Uji normalitas
Desi Lisdiana dengan Uji normalitas
Universitas Serang menggunakan dilakukan untuk
Raya metode gross up menguji apakah
dan net didapat dalam model
hasil bahwa regresi, variabel
menggunakan independen dan
kedua metode dependen
15
di dapat hasil
bahwa kedua
metode
tersebut baik gross
up maupun net
sama tidak memiliki
perbedaan karena
hasil yang didapat
tidak signifikan
dengan melihat nilai
sig (2 tailed) atau p
value. Nilai p value
sebesar 0,001
dimana < 0,05.
Karena < 0,05 maka
perbedaan
bermakna tidak
signifikan. Tetapi
kelompok
pertama
(labasetelahgrossup)
memiliki mean lebih
tinggi dari
kelompok kedua
pada kolom
mean, yaitu
16553380,000
7. Kerangka Pemikiran
Dasar pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan adalah sesuai dengan sistem
pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia yaitu self assessment system, dimana
Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak
yang terutang sendiri, maka Wajib Pajak dapat melakukan upaya penghematan
pajak secara legal melalui manajemen pajak (tax management). Perencanaan pajak
adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan dengan maksud dapat
memilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
PPh Pasal 21 merupakan mekanisme pelunasan PPh bagi pegawai yang
dilakukan melalui pemotongan oleh perusahaan (pemberi kerja). Karena
17
Jenis Data
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perencanaan pajak PPh Pasal 21 dan beban pajak RSIA Cahaya Bunda.