Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Kebijakan Perpajakan Terhadap

Investasi Properti di Indonesia

KURNIAWAN
217222019
Latar Belakang
 Properti merupakan salah satu jenis investasi yang paling menjanjikan dan
banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Namun, dalam hal investasi
properti, masalah perpajakan seringkali menjadi kendala bagi para investor.
Kebijakan perpajakan yang tidak jelas dan seringkali berubah-ubah dapat
mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi properti.
 Selain itu, ada juga beberapa masalah terkait perpajakan properti di
Indonesia seperti besarnya tarif pajak yang dikenakan, proses perhitungan
pajak yang rumit, dan adanya perbedaan pandangan antara pemerintah dan
warga negara terkait dengan kewajiban membayar pajak properti.
 Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan
perpajakan terhadap investasi properti di Indonesia. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kebijakan perpajakan dapat
mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi properti, serta
memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kebijakan perpajakan yang
ada sehingga dapat meningkatkan investasi properti di Indonesia.
Rumusan masalah

Bagaimana kebijakan perpajakan properti di Indonesia


saat ini?
Apa saja dampak kebijakan perpajakan properti
terhadap investasi properti di Indonesia?
Kebijakan perpajakan properti di
Indonesia saat ini
 Sistem perpajakan properti di Indonesia diatur berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1997. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang
dikenakan atas hak milik atau hak pakai atas tanah dan/atau bangunan
yang dimiliki oleh orang pribadi atau badan.
 Tarif PBB yang dikenakan adalah 0,5% dari Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) tanah dan/atau bangunan yang diperoleh dari hasil penilaian
oleh pihak Pemerintah setempat. Pajak ini harus dibayar oleh setiap
orang pribadi atau badan yang memiliki hak atas tanah dan/atau
bangunan yang dimiliki di wilayah Indonesia.
 Selain itu, ada juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang
dikenakan atas penjualan properti mewah, yaitu properti yang harganya
di atas Rp10 miliar. Tarif PPnBM yang dikenakan adalah 20% dari
harga jual.
Kebijakan perpajakan properti di
Indonesia saat ini
 Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah
melakukan beberapa perubahan kebijakan perpajakan properti. Salah satu
perubahan yang signifikan adalah diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengatur tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
 Undang-Undang Cipta Kerja memberikan insentif perpajakan bagi
pengembang properti, seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bagi proyek
perumahan dengan nilai investasi di bawah Rp30 miliar.
 Hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan
investasi properti dan dapat membantu meningkatkan investasi properti di
Indonesia. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan perpajakan
properti di Indonesia yang perlu diatasi agar kebijakan perpajakan yang
ada dapat berjalan efektif dan efisien.
Dampak kebijakan perpajakan properti terhadap investasi properti di Indonesia

 Kebijakan perpajakan properti dapat mempengaruhi investasi


properti di Indonesia. Jika kebijakan perpajakan yang
diterapkan memberikan insentif yang baik bagi investor, maka
investasi properti dapat meningkat. Sebaliknya, jika kebijakan
perpajakan tidak memberikan insentif yang baik, maka
investasi properti dapat menurun.
 Salah satu dampak kebijakan perpajakan yang dapat
mempengaruhi investasi properti di Indonesia adalah tingginya
tarif pajak yang dikenakan. Besarnya tarif pajak dapat
mempengaruhi harga jual properti dan ketersediaan properti di
pasaran. Jika tarif pajak terlalu tinggi, maka harga jual properti
dapat menjadi lebih mahal dan investor mungkin akan
mengurangi investasinya di sektor properti Investasi Properti.
Dampak kebijakan perpajakan properti terhadap investasi
properti di Indonesia

 Dampak kebijakan perpajakan lainnya adalah proses perhitungan pajak


yang rumit dan adanya perbedaan pandangan antara pemerintah dan
warga negara terkait dengan kewajiban membayar pajak properti. Hal
ini dapat membuat investor menjadi ragu-ragu dalam melakukan
investasi properti di Indonesia.
 Selain itu, kebijakan perpajakan juga dapat mempengaruhi investasi
properti di daerah tertentu. Misalnya, daerah yang memberikan insentif
perpajakan bagi investor dapat menarik minat investor untuk melakukan
investasi properti di daerah tersebut.
 Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kebijakan perpajakan
properti di Indonesia untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut
memberikan insentif yang baik bagi investor dan dapat meningkatkan
investasi properti di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan investasi
properti di Indonesia dapat terus meningkat dan memberikan kontribusi
yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Anda mungkin juga menyukai