Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUM’AT IKADI JAWA BARAT

EDISI 006
14 Oktober 2022 M
18 Rabi'ul Awwal 1444 H

MENJAGA KEISTIQAMAHAN KITA


Oleh: Ustadz Dwi Budiyanto, M.Hum.

Khutbah Pertama

‫هللا فَ َال ُم ِض ّل‬ ُ ‫ َم ْن َيَ ْ ِد ِه‬،‫ات َأ ْ َْعا ِل َنا‬ ِ َ‫ُش ْو ِر َأنْ ُف ِس َنا َو َسيّئ‬ ُ ُ ‫ َون َ ُع ْو ُذ ِِب ِهلل ِم ْن‬،‫إ ّن إلْ َح ْمدَ ِِهلل َ َْن َمدُ ُه َون َ ْس َت ِع ْي ُن ُه َون َ ْس َت ْغ ِف ُره‬
ِ
.ُ‫ َو َأ ْشهَدُ َأ ّن ُم َح ّمدً إ َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو َُل‬،‫ُشيْ َك ََل‬ ِ َ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال‬ ُ ّ‫ َأ ْشهَدُ َأ ْن َال إ ََل إال‬،‫ َو َم ْن يُضْ ِل ْل فَ َال هَا ِد َي ََل‬،‫ََل‬
ِ ِ
.‫َإللَّهُ َّم َص ِ ِّل عَ َِل ُم َح َّمد َوعَ َِل َإ ِ َِل َو َأ ْْصَا ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع هُدَ إه‬
))‫ون‬ َ ‫إَّلل َح َّق تُقَاتِ ِه َوال تَ ُمو ُت َّن إال َو َأن ُ ُْْت ُم ْس ِل ُم‬ َ َّ ‫((َي َأَيه َا َّ ِإَّل َين أ َمنُوإ إت َّ ُقوإ‬
َ
ِ
َ َّ ‫((َي َأَيه َا إلنَّ ُاس إت َّ ُقوإ َ برَّ ُ ُُك َّ ِإَّلي َخلَقَ ُ ُْك ِم ْن ن َ ْفس َوإ ِحدَ ة َو َخلَ َق ِمْنْ َا َز ْو َ ََجا َوب َ َّث ِمْنْ ُ َما ِر َجاال َكثِ ًريإ َو ِن َسا ًء َوإت َّ ُقوإ‬
‫إَّلل‬ َ
َ َّ ‫ون ِب ِه َوإ أل ْر َحا َم إ َّن‬
))‫إَّلل ََك َن عَلَ ْي ُ ُْك َرِقي ًبا‬ َ ُ‫َّ ِإَّلي ت َ َسا َءل‬
ِ
ُ َ ‫إَّلل َو َر ُس‬
ْ‫وَل فَقَد‬ َ َّ ِ ‫إَّلل َوقُولُوإ قَ ْو ًال َس ِديدً إ * يُ ْص ِل ْح لَ ُ ُْك َأ ْ َْعالَ ُ ُْك َوي َ ْغ ِف ْر لَ ُ ُْك ُذنُوبَ ُ ُْك َو َم ْن يُ ِطع‬ َ َّ ‫((َي َأَيه َا َّ ِإَّل َين أ َمنُوإ إت َّ ُقوإ‬ َ
))‫فَ َاز فَ ْو ًزإ َع ِظميًا‬
‫َأ َّما ب َ ْعد؛‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sungguh kita adalah orang-orang yang semestinya selalu khawatir dengan


keimanan kita sendiri. Sebab, kita tidak bisa menjamin iman kita. Ada orang
yang semula tekun beribadah tapi di akhir hidupnya masjid pun tak lagi ia
singgahi. Ada yang semula terlihat sangat alim, tiba-tiba di akhir hidupnya ia
berubah lalim. Ada yang semula rajin bersedekah, tiba-tiba ia berubah amat
serakah. Ada yang dahulunya menutup aurat, lalu mendadak ia tanpa sungkan
mengumbar auratnya dengan penuh kebanggaan. Sungguh, kita tak kuasa
menjamin iman kita sendiri. Oleh karena itu, kitalah yang paling berhajat
terhadap keistiqamahan iman dan amal kita.

Bersebab kita tidak kuasa menjamin iman itulah, maka kita selalu memohon
kepada Allah ta’ala agar selalu dianugerahi keistiqamahan.

ُ ‫َرب َّ َنا َال ُت ِز ْغ قُلُوب َ َنا ب َ ْعدَ إ ْذ هَدَ يْتَنَا َوه َْب لَ َنا ِم ْن َ َُلن َْك َر ْ َْح ًة إن ََّك َأن َْت إلْ َوه‬
‫َّاب‬
ِ ِ
“Ya Rabb kami, janganlah jadikan hati kami condong kepada kesesatan
setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami. Karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkaulah Maha
Pemberi (karunia).” (Q.s. Ali Imran [3]: 8).

1
KHUTBAH JUM’AT IKADI JAWA BARAT

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita merasakan kondisi semangat


dalam beribadah, tetapi saat-saat tertentu kita juga sering mengalami kelesuan
yang mengkhawatirkan. Adakalanya kita sangat rajin membaca Qur’an, tetapi
ada saatnya pula kita dihinggapi rasa malas tak tertahankan. Kadangkala kita
sangat bersemangat shalat berjamaah ke masjid, tetapi saat-saat tertentu sering
pula kita merasa butuh energi lebih untuk berangkat ke masjid. Ada saatnya
kita merasa ringan datang ke majelis ilmu, tetapi di saat yang lain kita
dihinggapi rasa berat dan jemu.

Ternyata sebagaimana tabiat iman yang naik-turun, demikian pula halnya


dengan amal kita. Ada saatnya kita sangat bersemangat dalam beramal, tetapi
kadangkala kita pun mengalami kelesuan dalam beramal.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallammenjelaskan tabiat amal ini sebagai
berikut:

‫ُشتُ ُه إ ََل ُسن َّ ِِت فَقَدْ َأفْلَ َح َو َم ْن ََكن َْت فَ ْ َْتتُ ُه إ ََل غَ ْ ِري‬
َّ ِ ‫ُشة فَ ْ َْت ٌة فَ َم ْن ََكن َْت‬ ِّ ُ ‫ُش ًة َو ِل‬
َّ ِ ‫ك‬ َّ ِ ‫ك َ َْعل‬ ِّ ُ ‫إ َّن ِل‬
ِ ِ ِ
َ َ
َ ‫ذ َِل فَقدْ ه‬
‫َل‬ ِ َ
“Segala sesuatu ada masa semangatnya (syirrah), dan setiap masa
semangat akan ada masa lesunya (fatrah), maka barangsiapa yang
masa lesunya berpegang kepada sunnahku, maka beruntungla ia. Dan
barangsiapa yang masa lesunya kepada selain sunnahku, maka
sungguh ia telah binasa”(H.r. Imam Ahmad).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan kepada kita tentang tabiat


amal dan juga tabiat orang beramal; ada masa-masa syirrah (semangat), tetapi
saat-saat tertentu seseorang akan mengalami masa fatrah (lesu, tidak
bergairah) di dalam beribadah. Saat Ramadhan hampir sebagian besar kita
sangat bersemangat melaksanakan shalat berjamaah di masjid, begitu keluar
dari Ramadhan tiba-tiba semangat itu kendur dan melemah. Kondisi tersebut
sekedar sebagai contoh paling nyata bahwa kita pernah mengalami
masa syirrah sekaligus juga masa-masa fatrah.

Nah, bagaimana anjuran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk


menyikapi tabiat amal dan juga tabiat orang beramal tersebut? Kita harus
komitmen dengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dalam
situasi lesu, jangan meninggalkan amal salih sama sekali. Namun sayangnya,
saat sebagian kita mengalami kelesuan di dalam beramal seringkali kita
meninggalkannya sama sekali. Akibatnya, kita semakin jauh dari kebaikan dan
hidayah. Begitu seseorang malas membaca Al-Quran, tetaplah komitmen
membaca, meskipun dari sisi jumlah lebih sedikit dari saat-saat
bersemangat. Faqad aflaha – maka ia akan menjadi orang yang beruntung.
Akan tetapi, di saat seseorang lesu beribadah lalu ia tinggalkan sama sekali
aktivitas ibadah itu, kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: faqad
halaka – sungguh, ia akan binasa. Alih-alih semangat itu akan pulih, yang
terjadi malah sebaliknya, ia semakin jauh dari hidayah. Oleh karena itu,
tetaplah berkomitmen dengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

2
KHUTBAH JUM’AT IKADI JAWA BARAT

Ini artinya, jika kita tidak bisa beramal secara ideal, berusahalah untuk
mendekati yang ideal.

Dari Aisyah r.a., Nabi shallallahu alaihi wasallambersabda:

...‫ َس ِّد ُدوإ َوقَا ِربُوإ‬...


“Beristiqamahlah. Kalau tidak mampu yang ideal, dekatilah yang
ideal.” (H.r. al-Bukhari).

Sekali lagi, jika tidak mampu beramal secara ideal, jangan tinggalkan sama
sekali, berusahalah meraih kondisi yang paling mendekati ideal. Beramallah
dengan al-mudawwamah (langgeng), meskipun sedikit.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ada beberapa cara agar kita dapat istiqamah di dalam iman dan amal
salih:

Pertama, perkuat keistiqamahan dengan senantiasa berdoa kepada Allah,


sebab Allah-lah yang memberikan hidayah. Syahr bin Hawsyab mengisahkan
bahwa beliau pernah bertanya kepada Ummu Salamah, istri Nabi shallallahu
alaihi wasallam, “Wahai Ummul Mukminin, apa doa yang paling sering dibaca
Rasulullah shallallahu alaihi wasallamjika berada di sisimu?”

Ummu Salamah menjawab, “Beliau sering membaca:

ِ ُ‫ََي ُمقَ ِلّ َب إلْ ُقل‬


‫وب ثَبّ ِْت قَلْ ِِب عَ َِل ِدينِ َك‬
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas
agama-Mu.”

Ummu Salamah memang pernah bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah,


kenapa doa yang sering engkau baca adalahYaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi
‘ala diinik (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di
atas agama-Mu).”

Rasulullah menjawab, “Wahai Ummu Salamah! Tidak ada seorang manusia pun
melainkan hatinya berada di antara dua jemari Allah. Siapa saja yang
dikehendaki Allah, pasti Allah akan meneguhkannya (di atas iman). Siapa saja
yang dikehendaki-Nya, pasti Allah akan kuasa memalingkannya (dari
kebenaran).”

Setelahnya, Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan


ayat,

ُ ‫َرب َّ َنا َال ُت ِز ْغ قُلُوب َ َنا ب َ ْعدَ إ ْذ هَدَ يْتَنَا َوه َْب لَ َنا ِم ْن َ َُلن َْك َر ْ َْح ًة إن ََّك َأن َْت إلْ َوه‬
‫َّاب‬
ِ ِ

3
KHUTBAH JUM’AT IKADI JAWA BARAT

“Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong


kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Q.s.
Ali Imran; 8). (H.r. Tirmidzi dan Ahmad).

Bersebab kita sangat khawatir dengan keteguhan iman kita, marilah tanpa rasa
jemu kita selalu berdoa kepada Allah agar hati kita selalu dicondongkan untuk
beriman dan taat kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kedua, jika rasa lesu dalam beramal salih itu mendera kita, lalu ada rasa berat
untuk beramal di saat kita semestinya beramal maka segeralah ambil tindakan.
Bersegeralah beramal dengan melipatgandakan kemauan. Jika ada rasa malas
untuk shalat berjamaah di masjid, padahal adzan telah berkumandang menyeru
kita, segeralah ambil tindakan dengan bergegas ke masjid. Ketika rasa lesu
membaca Qur’an itu datang, jangan perturutkan kemalasan, segera ambil
tindakan; membuka Qur’an dan segera membacanya. Ketika dorongan untuk
shalat rawatib terasa berat ditunaikan, bersegeralah bangkit dan
shalat rawatib. Demikian pula halnya, pada saat kita merasa melas untuk
menghadiri majelis ilmu, langkah paling sederhana adalah memperkuat
kemauan dengan bergegas berangkat.

َ ‫إَّلل َذ ِل ُ ُْك خ ْ ٌَري لَ ُ ُْك إ ْن ُك ْن ُ ُْت تَ ْعلَ ُم‬


‫ون‬ ِ َّ ِ‫إنْ ِف ُروإ ِخ َفافًا َوثِقَ ًاال َو َجا ِهدُ وإ ِبأَ ْم َوإ ِل ُ ُْك َو َأنْ ُف ِس ُ ُْك ِِف َسبِيل‬
ِ
“Berangkatlah kamu, baik dengan rasa ringan maupun rasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.s. At-Taubah [9]: 41).

Lagi-lagi saat menghadapi tabiat amal dan tabiat orang beramal yang kadang
ringan, kadang pula terasa berat adalah bersegera mengambil tindakan.
Bersegera beramal kebaikan, tanpa memperturutkan kemalasan.

Ketiga, bersahabatlah dengan para salih. Dr. Muhammad bin Hasan bin ‘Aqil
Musa menjelaskan, “Sesungguhnya di antara sarana keteguhan yang terbaik
adalah hubungan yang baik dengan orang-orang salih dan bersahabat dengan
mereka.” Bersahabat dengan orang-orang salih memiliki banyak kebaikan bagi
upaya menumbuhkan keteguhan, memperkuat ketaatan kepada-Nya, dan juga
menjaga agar tetap berada dalam hidayah-Nya. Allah berfirman,

َ َّ ‫ََي َأَيه َا َّ ِإَّل َين أ َمنُوإ إت َّ ُقوإ‬


َّ ‫إَّلل َو ُكونُوإ َم َع‬
‫إلصا ِد ِق َي‬
“Hai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu
beserta orang-orang yang benar.”(Q.s. At-Taubah [9]: 119).

Demikianlah antara iman, ketakwaan, dan persahabatan bertautan sebagai


penjaga keistiqamahan. Persahabatan di dalam iman inilah yang akan selalu
menyelamatkan. Kelak mereka yang bersahabat di dalam ketaatan kepada-Nya
akan terhubung kembali di akhirat.

4
‫‪KHUTBAH JUM’AT IKADI JAWA BARAT‬‬

‫ْ َإل ِخ َّال ُء ي َ ْو َمئِذ ب َ ْعضُ ه ُْم ِل َب ْعض عَدُ ٌّو إ َّال إلْ ُمتَّ ِق َي‬
‫ِ‬
‫‪“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi‬‬
‫‪sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”(Q.s. Az-‬‬
‫‪Zuhruf [43]: 67).‬‬

‫‪Oleh karena itu, jalinlah persahabatan dengan para salih agar semakin kuatlah‬‬
‫‪keistiqamahan kita. Para sahabat salih akan menjaga kita dan mendoakan kita‬‬
‫‪agar selalu berada dalam ketaatan kepada Allah. Berhimpunlah di dalam‬‬
‫‪kebaikan, supaya kelak Allah himpunkan kita di dalam surga-Nya.‬‬

‫‪Semoga Allah selalu mengkaruniakan keistiqamahan kepada kita, sehingga‬‬


‫‪sampai nafas terakhir yang kita hembuskan di dunia ini, kita masih tetap‬‬
‫‪menjadi hamba Allah yang taat dan tunduk kepada Allah, amin ya rabbal‬‬
‫…‪alamin‬‬

‫َِب َر ََك ُهلل ِ ْل َولَ ُ ُْك ِِف إلْ ُق ْرأ ِن إلْ َع ِظ ْ ِْي‪َ ،‬ون َ َف َع ِ ْن َوإ ََّي ُ ْك ِب َما ِف ْي ِه ِم َن ْإل ََي ِت َوإ َِّّل ْك ِرإلْ َح ِك ْْي‪َ ،‬أقُ ْو ُل َمات َ ْس َم ُع ْو َن‪َ ،‬و َأ ْس تَ ْغ ِف ُر َ‬
‫هللا‬
‫ك َذنْب فَ ْاس َت ْغ ِف ُر ْوه‪ ،‬إن َّ ُه ه َُو إلْ َغ ُف ْو ُر َّإلر ِح ْْي‪.‬‬ ‫ات ِم ْن ِ ُ ِ ّ‬ ‫ِ ْل َولَ ُ ُْك َو ِل َسائِ ِر إلْـ ُم ْس ِل ِم ْ َي َوإلْـ ُم ْس ِل َم ِ‬
‫ِ‬
‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫ُشيْ َك ََل‪ ،‬إ ْرغَا ًما ِل َم ْن َج َحدَ ِب ِه َو َك َفر‪َ ،‬و َإ ْشهَدُ‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال َ ِ‬ ‫َإلْ َح ْمدُ ِ ّ َِّلل َ ْْحدً إ َكثِ ْ ًريإ َ َمَك َأ َمر‪َ ،‬و َأ ْشهَدُ َإ ْن َال ِإ ََل ِإالَّ ُ‬
‫ِ‬
‫َش‪.‬‬ ‫َأ َّن َس ِ ّيدَ نَ ُم َح َّمدً إ َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ َُل َأ ْك َر ُم إلْبَ َ ِ‬
‫ْص ِب ِه َما إت ََّصلَ ْت َع ْينٌ ِبنَ َظر َو ُإ ُذن ٌ ِبخ َََب‪.‬‬ ‫َإللّهُ َّم َص ِ ّل َو َس ِ ّ ْل عَ َِل َس ِ ّي ِدنَ ُم َح َّمد َوعَ َِل َإ ِ َِل َو َ ْ‬
‫َأ َّماب َ ْعدُ ‪:‬‬
‫هللا َأ َم َرُ ْك ِبأَ ْمربَدَ َأ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِسه‪َ ،‬وثَ ََّن ِب َم َالئِ َك ِت ِه‬ ‫إلس َوإلْ َعلَن‪َ .‬وإعْلَ ُم ْوإ َأ َّن َ‬ ‫اَل‪ِِ ،‬ف ِ ّ ّ ِ‬ ‫فَ َيا َأَيه َاإلنَّ ُاس‪ِ ،‬إت َّ ُقوهللاَ تَ َع َ‬
‫اَل َولَ ْم يَ َزلْقَائِ ًالعَ ِل ْي ًما‪(( :‬إنَّ َهلل َو َم َالئِ َكتَ ُه يُ َصل ه ْو َن عَ َِل إلنَّ ِ ِّب‪،‬‬ ‫َ‬ ‫إلْــ ُم َس ِبّ َح ِة ِب ُقدْ ِسه‪َ ،‬وثَل َّ َث ِب ُ ُْك َأَيه َا إلْـ ُم ْؤ ِمنُ ْو َن‪ ،‬فَقَا َل تَ َع‬
‫ِ‬
‫يأ َأَيه َا َّ ِإَّل ْي َن أ َمنُ ْوإ َصل ه ْوإ عَلَ ْي ِه َو َس ِلّ ُم ْو إت َ ْس ِل ْي ًما))‬
‫َأللَّهُ َّم َص ِ ّل َو َس ِ ّ ْل عَ َِل َس ِ ّي ِدنَ ُم َح َّمد َوعَ َِل َإلِ َس ِ ّي ِدنَ ُم َح َّمد‪،‬‬
‫ات‪ْ ،‬إ َل ْح َيا ِء ِمْنْ ُ ْم َو ْإ َل ْم َوإت‪ِ ،‬ب َر ْ َْحتِ َك ََي َوإ ِه َب إلْ َع ِط َّيات‪،‬‬ ‫ات‪َ ،‬وإلْ ُم ْؤ ِم ِن ْ َي َوإلْ ُم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫َإللّهُ َّم إ ْغ ِف ْر لِلْ ُم ْس ِل ِم ْ َي َوإلْ ُم ْس ِل َم ِ‬
‫َربَّنَا أتِنَا ِف إَله نْ َيا َح َس نَ ًة َو ِف ْإ َال ِخ َر ِة َح َس نَ ًة َو ِقنَاعَ َذ َإب إلنَّ ِار‬
‫هللا يَأْ ُم ُر ِِبلْ َعدْ لِ َو ْإال ْح َس ِان‪َ ،‬وإيْتَا ِء ِذي إلْ ُق ْر ََب‪َ ،‬ويَْنْ َى َع ِن إلْ َف ْحشَ ا ِء َوإلْ ُم ْن َك ِر َوإلْ َب ْغ ِي ي َ ِع ُظ ُ ُْك‬ ‫ِع َبادَهللا‪ ،‬إ َّن َ‬
‫ِ‬ ‫َّ َ ِ‬
‫هللا َأ ْك ََب‪،‬‬ ‫هللا إلْ َع ِظ ْ ِْي ي َ ْذ ُك ْرُ ْك‪َ ،‬و ْإش ِ ُك ُرو ُه عَ َِل ِن َع ِم ِه يَ ِزد ُ ْْك‪َ ،‬و ْإس َئلُ ْو ُه ِم ْن فَضْ ِ ِِل يُ ْع ِط ُ ُْك‪َ ،‬و َ َِّل ْك ُر ِ‬ ‫ون‪ ،‬فَ ْاذ ُك ُروإ َ‬ ‫لَ َعل ُ ُْك تَذكَّ ُر َ‬
‫إلص َالة‬‫هللا ي َ ْع َ ُل َما ت َْصنَ ُع ْون‪َ ،‬أ ِق ْي ُموإ َّ‬ ‫َو ُ‬
‫‪INFAQ OPERASIONAL DAKWAH IKADI‬‬

‫‪Bank BSI No Rek. 7667660003‬‬


‫‪a/n IKADI Provinsi Jawa Barat‬‬
‫‪konfirmasi ke 0813-1502-9929‬‬

‫‪Gabung Grup Keluarga IKADI Jawa Barat‬‬


‫‪untuk informasi terupdate..‬‬
‫‪Hubungi: 0821-1864-5083‬‬ ‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai