Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan sekalian alam yang selalu melimpahkan petunjuk
rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan dan penyusunan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan sumbangan
pemikiran berupa kritik dan saran dan pembaca yang sifatnya membangun yang akan penulis
terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini dimana yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Pluralisme ………………………………………………………………………… 4
C. Pendidikan ………………………………………………………………………… 5
A.Kesimpulan ………………………………………………………………………… 7
B. Saran ………………………………………………………………………………. 7
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Jenderal Soeharto di
indonesia. Orde baru menggantikan orde lama yang merujuk kepada era pemerintahan
merdeka, Indonesia pada tahun 1950 hingga 1960-an berada dalam kondisi yang relatif tidak
stabil. Bahkan setelah Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun
1949, keadaan politik maupun ekonomi di Indonesia masih labil karena ketatnya persaingan
antara angkatan bersenjata dengan Partai Komunis Indonesia, yang kala itu berniat
Berikut dua hal yang menjadi faktor pendorong keberhasilan pemerintah orde baru dalam
BAB II
PEMBAHASAN
A.PLURALISME
prinsip multikultural dan pluralisme ini. Bagi orde baru yang penting adalah pertumbuhan
ekonomi, segala sesuatu diukur dalam keberhasilan ekonomi. Wacana ini ditutup serapat
rapat nya dengan isu SARA. Orde baru membenturkan antara satu kelompok dan kelompok
lain demi melanggengkan kekuasaan. Orde baru hanya melayani kelompok yang memberikan
Masa orde baru yang represif membuat kita tidak pernah mendiskusikan hal hal yang
sensitif ini dengan alasan SARA. Politik orde baru mematikan semua bentuk pemikiran kritis,
kreatif dan inovatif dalam upaya upaya merajut damai. Semua orang dibungkam untuk tidak
membicarakan isu SARA demi keamanan dan kestabilan nasional yang ternyata semu itu.
B. KELUARGA BERENCANA
Di era orde baru program KB sangat berjaya karena mendapat dukungan langsung dari
Presiden Soeharto. Pada waktu itu, seluruh jajaran Departemen/kementrian hingga Gubernur,
Bupati/Walikota, Camat dan Lurah, serta TNI sangat berkomitmen dalam melaksanakan
program keluarga berencana. Tak hanya dukungan dari dalam negeri, dukungan dana dari
luar negeri dan Bank Dunia sangat besar. Selama masa itu, promosi program KB berhasil
Pada tahun 1970 hingga 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal dengan
sebutan “Management for the People”. Pada periode ini,pemerintah lebih banyak berinisiatif
dan partisipasi masyarakat sangat rendah. Pasalnya, program ini sangat berorientasi target
dan implementasinya sehingga terkesan kurang demokratis dengan hadirnya TNI dan Polisi
program yang bersifat “top-down approach” ini berubah menjadi Gerakan Keluarga
“Management with the People”. Unsur pemaksaan dikurangi dan masyarakat dibebaskan
untuk memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya. Program KB di era Orde Baru ini berhasil
diperolehnya penghargaan United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA pada tahun
1989.
C. PENDIDIKAN
Pendidikan pada masa orde baru terdiri dari pendidikan pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan. Kurikulum pada masa orde baru terdiri dari kurikulum 1968
penekananya hanya dalam segi intelektual lalu ada kurikulum 1975 ditekankan agar lebih
efektif dan efisien berdasarkan MBO (Management by objective) selanjutnya kurikulum 1984
berisi process skill approach model CBSA (cara belajar siswa aktif) atau SAL (Student
Active Learning), kurikulum 1994 berisi muatan nasional dan muatan lokal. Jenis pendidikan
pada masa orde baru terdiri atas pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non
formal. Jalur pendidikan pada masa orde baru terdapat jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
Jenjang pendidikan pada masa orde baru terdiri dari jenjang pra sekolah, jenjang pendidikan
dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Sistem pendidikan pada
masa orde baru terdapat perubahan dari orde lama pada pelaksanaannya kegiatan pendidikan
pada era ini difungsikan sebagai instrumen pembangunan ekonomi nasional, kebijakan
pendidikan semuanya terpusat, pendidikan diselenggarakan dengan otorita kekuasaan
metode mengajar dan sistem evaluasi, yaitu Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
utama yang harus diemban pers. Bagi pers yang berani mengkritik pemerintah, resiko
pembredelan dan peringatan menjadi kenyataan yang tak terbantahkan. Dalam kondisi yang
demikian pers pada masa Orde Baru benar-benar “tiarap” dan mencari modus operandi baru
tentang cara menyampaikan kritik sosial yang luwes namun kena sasaran. Penelitian ini
berhasil merekam kritik-kritik sosial yang dilakukan pers pada masa Orde Baru dalam
Orde Baru (1966-1974), pemilihan umum (PEMILU) tahun 1971, malapetaka 15 Januari
(MALARI) tahun 1974, kasus Tanjung Priok tahun 1984, Petisi 50 tahun 1980-an, dan kasus
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di tubuh BAPINDO (Bank Pembangunan Indonesia)
pada tahun 1990-an. Dengan melakukan analisis isi terhadap beberapa surat kabar, di
antaranya adalah Mahasiswa Indonesia dan Pikiran Rakyat di Bandung, serta Kompas,
Indonesia Raya, Merdeka, Pelita, dan Republika di Jakarta, penelitian ini menunjukkan
bahwa kritik-kritik sosial yang dilakukan pers pada masa Orde Baru itu tetap ada betapapun
dengan menggunakan bahasa yang samar-samar dan kritik itu disampaikan dengan cara
berputar-putar, tidak langsung ke sasaran. Ada juga kritik yang keras, seperti yang
disampaikan oleh mingguan Mahasiswa Indonesia di Bandung dan harian Indonesia Raya di
Jakarta, namun nasib pers dengan kritik yang seperti itu justru tragis karena tidak diberi hak
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tekad awal Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan
melaksanakan Pancasila & UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan
B.Saran
kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda yang akan yang akan
dari segi kehidupan sosial ekonomi maupun dari segi kehidupan sosial budaya. Karena itu
dapat memperkuat jati diri kita sebagai generasi penerus demi membangun suatu Bangsa dan
Negara.