COMING SOON
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat dan hidayahnya
Laporan Project dari Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Tahun 2023 dapat
diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Laporan Project ini merupakan pertanggungjawaban dalam menyelesaikan tugas pada Mata
Kuliah ini sebagai salah satu unsur pengerjaan tugas akhir. Kami telah menjalankan tugas
masing-masing untuk menyelesaikan tugas ini yang sudah kami lampirkan didalam laporan
berikut dilengkapi dengan Timeline dan Log book.
Dengan seterusnya Laporan Project ini diharapkan pula menjadi bahan penilaian bagi dosen
pengampu kami dan acuan bagi para pembaca untuk belajar mengenai pengembangan
instrument penilaian Non Test terkhusus nya lembar penilaian Portofolio, pembagian tugas,
dan juga aspek aspek mem-Validasi lembar penilaian portofolio dengan benar.
Kelompok 3
Penyusun
DAFTAR ISI
COMING SOON
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika semester 4 setelah UTS dosen memberikan
tugas berupa project.Project sendiri sebenarnya merupakan suatu usaha untuk menghasilkan
produk barang atau jasa dan berlangsung untuk sementara waktu saja. Suatu project tentunya
memiliki awal dan akhir. Ada project yang berlangsung dalam waktu yang cukup singkat
namun tidak sedikit pula project yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Awal dari
sebuah project seringkali disebut dengan istilah kickoff sedangkan akhir dari project seringkali
disebut dengan istilah closing. Project bukan hanya saja familiar di karyawan perusahaan tetapi
telah loyal juga di kalangan Mahasiswa/i.Dalam rangka mendapatkan nilai akhir Program Studi
Pendidikan Matematika Semester 4A kami ditugaskan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah
untuk menyelesaikan Project dalam kurun waktu +/- 5 bulan untuk menyusun laporan. Adapun
tugas yang harus kami selesaikan adalah menyusun pengembangan instrument penilaian.
Instrumen adalah alat atau media yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
dalam rangka melakukan penilaian atau evaluasi. Dalam konteks pendidikan, instrumen
penilaian dapat berupa tes tertulis, tugas terstruktur, proyek, presentasi, observasi, wawancara,
atau angket. Instrumen penilaian yang baik harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur kemampuan atau kinerja siswa secara objektif dan akurat sesuai dengan tujuan
penilaian yang telah ditentukan. Sedangkan penilaian secara definitif, adalah proses
pengumpulan dan penggunaan informasi untuk mengukur kinerja, kemampuan, atau kualitas
dari suatu objek atau subjek tertentu. Dalam konteks pendidikan, penilaian digunakan untuk
mengevaluasi capaian belajar siswa dan memberikan umpan balik kepada siswa dan guru
tentang proses belajar mengajar. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti
ujian tertulis, tugas terstruktur, proyek, presentasi, atau observasi. Tujuan dari penilaian adalah
untuk mengevaluasi kemampuan siswa, memberikan umpan balik yang berguna,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
lebih efektif. Penilaian yang baik harus objektif, akurat, konsisten, dan adil, serta dapat
memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan kinerja
siswa. Instrumen penilaian yang baik harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur kemampuan atau kinerja siswa secara objektif dan akurat sesuai dengan tujuan
penilaian yang telah ditentukan. Selain itu, instrumen juga harus valid dan reliabel, yaitu dapat
mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur dan memberikan hasil yang konsisten dan dapat
diandalkan. Instrumen yang baik juga harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti
keterbacaan, kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa, dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya, kami mengambil Instrumen penialaian Non Tes (Portofolio).
Portofolio adalah sebuah kumpulan atau koleksi dari berbagai macam karya atau hasil karya
siswa dalam suatu bidang atau disiplin ilmu tertentu. Dalam konteks pendidikan, portofolio
sering kali digunakan sebagai alat penilaian dan evaluasi capaian siswa, di mana siswa
diharapkan untuk memperlihatkan hasil belajarnya dalam bentuk karya atau produk yang dapat
memperlihatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Portofolio
dapat berisi berbagai jenis produk seperti tulisan, gambar, foto, rekaman audio atau video,
presentasi, atau karya seni. Selain sebagai alat penilaian, portofolio juga dapat digunakan
sebagai alat refleksi diri bagi siswa untuk memantau dan mengembangkan kemampuan dan
keahliannya dalam suatu bidang tertentu.
2. Rumusan Masalah
1. Landasan Teori
Instrumen Evaluasi pembelajaran jenis tes adalah teknik yang paling umum digunakan dalam
kegiatan pengukuran. Meskipun teknik ini tidak selalu yang terbaik dan tepat untuk beberapa
tujuan. Misalnya tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes
bakat (aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes penempatan (placement test). Jika
dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay)
dan bentuk objektif (objective).
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik uraian
secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk uraian
bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan jawaban
dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir
tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut :
• Memecahkan masalah
• Menganalisa masalah
• Membandingkan
• Menyatakan hubungan
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap semua murid
yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat
dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan
menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang
disediakan untuk masing-masing butir yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes bentuk
objektif, misalnya: bentuk melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle chois),
menjodohkan (matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih jelasnya diuraikan
subagai berikut.
Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes
disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang
benar atau yang paling benar.
Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pandangan, tes
menyesuaikan, tes mencocokkan.
• Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes objektif bentuk true
false adalah salah satu bentuk tes, dimana ada yang benar dan ada yang salah.
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai
oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses, (Arifin, 2009: 197). Menurut
Suprapranata dan Hatta (2004: 28) portofolio secara sederhana dapat diartikan sebagai bukti-
bukti pengalaman belajar peserta didik yang dikumpulkan sepanjang waktu, misalnya selama
satu semester atau satu tahun.
Sedangkan dalam konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau
dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama
proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai dan membantuk
perekmbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu, (Suprapranata dan Hatta, 2004: 28). Sedangkan menurut Uno dan Koni (2013: 26)
penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu.
Hal tersebut serupa dengan pendapat Arifin (2009: 197) bahwa penilaian portofolio adalah
suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui
pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang
dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari
oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam
penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Menurrut Dasim Budimansyah dalam Sukanti (2010) penilaian portofolio adalah suatu usaha
untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman
belajarnya. Portofolio juga merupakan kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik
dalam karya 10 tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan belajar
dan prestasi siswa, BSPN (2007). Serta menurut Marhaeni (2006) penilaian portofolio adalah
suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa
melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal
dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status
siswa. Berdasarkan pemaparan diatas mengenai, dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio
adalah penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan yang didasaran pada pengumpulan
informasi dari peserta didik yang dilakukan pada periode tertentu.
1.3 Ciri-ciri Penilaian Portofolio
Sedangkan menurut Suprapranata dan Hatta (2004: 76) tujuan portofolio ditetapkan oleh apa
yang harus dikerjakan dan siapa yang akan meggunakan penilaian portofolio tersebut. Fakta
yang paling penting dalam portofolio adalah digunakannya penilaiain tertulis (paper and pen
assessment), project, product, dan catatan kemampuan (record of performance).
Portofolio dalam penilaiain dikelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujan, yaitu:
Menghargai perkembangan peserta didik.
Mendokumentasikan proses pembelajaran.
Memberi perhatian pada prestasi kerja.
Mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.
Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dan guru.
Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik.
Meningkatkan kemampuan refleksi diri.
Membantu peserta didik merumuskan tujuan.
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi
merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk
mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran
tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan
tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta
didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
Sedangkan menurut Arifin (2009: 201) fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai
segi, yaitu :
Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.
Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio
mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).
Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment.
Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri
dari waktu ke waktu.
Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke siswa, dari
siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Depdiknas (2003 : 124) mengemukakan bahwa
“pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip mutual trust,
confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance”.
Mutual trust (saling mempercayai) artinya jangan ada saling mencurigai antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Mereka harus sama-sama saling percaya, saling
membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil, sehingga dapat membangun
suasana penilaian yang kondusif.
Confidentiality (kerahasiaan bersama) artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada, baik perorangan maupun kelompok, harus dijaga kerahasiaannya,
tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran. Hal
ini dimaksudkan agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa
dipermalukan.
Joint Ownership (milik bersama) artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik, karena itu
harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
Relevance (kesesuaian) artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan.
Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan
peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan
pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi termasuk mulai dari draft awal, bagaimana
proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai, (Suprapranata & Hatta,
2004: 47- 48).
Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja (working portofolio), yaitu bentuk
yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik, memantau kemajuan atau
perkembangan, dan menilai peserta didik dala mengelola kegiatan belajar mereka sendiri.
Peserta didik megumpulkan semua hasil kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram,
catatan, kumpulan untuk rangsangan, buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah selesai.
Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk memberikan informasi tentang
bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi dari pencapaiannya, memantau
pekembangan, dan menetapkan tujuan dan arahan, (Arifin, 2009: 208).
Menurut Suprapranata & Hatta (2004: 60-61) penilaian portofolio kerja berguna bagi peserta
didik dalam hal:
Mengendalikan pekerjaan peserta didik
Merefleksikan strategi
Memantau perkembangan
Sedangkan portofolio kerja berguna bagi guru dalam hal:
Memberi kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu hasil pekerjaan
Meningkatkan motivasi
Memperbaiki komitmen terhadap pengajaran
1.6.2 Tinjauan Hasil
Menurut Suprapranata & Hatta (2004: 61) portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang
menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa
memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam
ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah
dicapai. Penilaian bentuk ini biasanya memerlukan peserta didik untuk mengkoleksi semua
pekerjaan mereka, dimana pada suatu saat mereka harus menunjukan evidence yang terbaik.
Portofolio dokumentasi adalah bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence
peserta didik yang khusus digunakan untuk penilaian. Tidak seperti portofolio kerja, dimana
koleksi dilakukan dari hari ke hari, dalam portofolio dokumentasi hanya evidence peserta
didik yang terbaik yang diseleksi yang akan diajukan dalam penilaian. Dengan demikian 15
penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekumpulan
evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.
Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang paling
baik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Tidak seperti
portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi pekerjaan peserta didik yang telah
selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta
didik.
Menurut Barton & Collin dalam Suprapranata dan Hatta (2004: 82) terdapat beberapa
karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu:
Multi sumber artinya portofolio memungkinan untuk menilai berbagai mcam evidence.
Multiple sumber antara lain mencakup orang (pernyataan dan observasi peserta didik, guru,
program, oran tua, dan anggota masyarakat), evidence yaitu apa saja yang akan dinilai seperti
foto, rancangan, journal, audio dan video tape.
1.7.3 Dinamis
Portofolio bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup perkembngan dan perubahan. Salah
satu hal yang penting dalam portofolio adalah evidence yang ditambahkan dari waktu ke waktu,
tidak hanya sebelum atau sesudah penilaiain dilakukan.
1.7.4 Eksplit
Portofolio harus jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan
indkator harus dinyatakan secara jelas. Selain itu, bagaimana standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indicator tersebut dicapai perlu juga dinyatakan.
1.7.5 Integrasi
Portofolio senantiasa berkaitan antara program yyang dilakukan peserta didik di kelas dengan
kehidupan nyata. Dengan demikian, portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari
sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami.
1.7.6 Kepemilikan
Penilaian portofolio menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu adanya keterkaitan
antara evidence dengan kompetensi dasar dan indicator yang telah ditentukan dalam rangka
mencapai standar kompetensi tertentu. Peserta didik harus merasa memiliki semua evidence
yang mereka hasilkan.
Portofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indicator pencapaian hasil belajar misalnya, tetapi juga mengacu ke berbagai tujuan
misalnya hasil belajar.
1.9 Revisi Taksonomi Bloom
1 2 3 4 5 6
Mengenali Menjelaskan Melaksanakan Mendiferenasikan Mengecek Membangun
Mengingat kembali Mengartikan Mengiplementasikan Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
Membaca Menginterprestasikan Menggunakan Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Menyebutkan Menceritakan Mengonsepkan Mendiagnosis Mempertahankan Mengkombinasikan
Melafalkan/melafa Menampilkan Menentukan Memerinci Memvalidasi Merancang
zkan Memberi contoh Memproseskan Menelaah Mendukung Merekonstruksi
Menuliskan Merangkum Mendeteksi Memproyeksikan Membuat
Menghafal Menyimpulkan Mengaitkan Menciptakan
Membandingkan Memecahkan mengabstraksi
Mengklasifikasikan menguraikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan
RANAH AFEKTIF
MENERIMA MERESPON MENGHARGAI MENGORGANISASIKAN KARAKTERISASI
(A1) (A2) (A3) (A4) MENURUT NILAI
(A5)
Mengikuti Mengompromikan Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Menyenangi Meyakini Menata Mengubah prilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Mengklasifikasikan Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Mengombinasikan Mempengaruhi
Menyetujui Memprakarsai Mempertahankan Mengkualifikasi
Menampilkan Mengimani Membangun Melayani
Melaporkan Menekankan Membentuk pendapat Membuktikan
Memilih Menyumbang Memadukan Memecahkan
Mengatakan Mengelola
Memilah Menegosiasi
Menolak Merembuk
RANAH PSIKOMOTORIK
MENIRU MANIPULASI PRESISI ARTIKULASI NATURALISASI
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunujukkan Memangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Megulangi Melaksankan Mengkalibrasi koordinat, Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Master
1.8 Kemampuan Representasi Matematis
Representasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam proses
pembelajaran matematika sebagai salah satu bagian dalam kompetensi dasar kurikulum
pembelajaran 2013. Representasi merupakan kata benda yang diartikan sebagai keadaan
yang mewakili sesuatu. Menurut para ahli, representasi merupakan ungkapan ide matematis
sebagai salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan sebuah solusi dari masalah
yang dihadapi sebagai hasil dari intreprentasi pikirannya (Alhada, 2010). Artinya
representasi ini adalah ungkapan ide matematis dalam bentuk atau model pengganti dari
suatu masalah sebagai wujud dari intreprentasi pikirannya dalam menemukan solusi.
Dalam suatu pembelajaran matematika, hal yang paling penting dimiliki siswa yaitu
kemampuan representasi matematis agar siswa mampu mendeskripsikan ide matematis dari
permasalahan matematika dalam bentuk seperti simbol, gambar, dan model matematika agar
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Representasi matematis ialah ungkapan dari ide atau gagasan matematika yang
diperlihatkan siswa dalam upayahnya untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya, sedangkan kemampuan siswa pada aspek representasi matematis ialah
kemampuan siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan matematika yang dipelajari
dengan cara tertentu. Dengan demikian bahwa representasi matematis merupakan
komponen yang sangat layak diperhatikan dan juga perlu mendapat penekanan dan
ditampilkan dalam proses pengajaran matematika.
Menurut Sabirin (2014:33) Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu
situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Sebagai contoh, suatu masalah
dapat mempresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika.
Menurut Pape dan Tcoshanov, ada 4 gagasan untuk memahami konsep representasi sebagai
berikut :
a. Dianggap sebagai proses internalisasi dari ide-ide matematika atau skema kognitif
yang dibangun oleh siswa melalui pengalaman.
b. Sebagai reproduksi mental dari keadaan mental yang sebelumnya.
c. Sebagai sajian secara struktur melalui gambar, simbol ataupun lambang.
d. Sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
representasi yaitu kemampuan dalam mengungkapkan ide dengan mengomunikasikan
matematika dengan cara mengubah ke dalam bentuk tabel, gambar, grafik, pernyataan
matematika, dan kombinasi dari berbagai bentuk.
adalah membuat persamaan atau model matematis dari representasi lain yang diberikan ,
membuat konjektur dari suatu pola bilangan , penyelesaian masalah dari suatu ekspresi
matematis. Kemampuan representasi matematis siswa dapat diukur melalui beberapa indikator
kemampuan representasi matematis. Penulis memilih indikator ini karena menyesuaiakan
dengan materi yang di ambil dan 12 memenuhi kriteria dari mteri SPLDV. Indikator
representasi matematis siswa adalah sebagai berikut: a. Representasi visual. b. persamaan atau
ekspresi matematis. c. kata-kata atau teks tertulis.
Tahapan Awal
1 Menentukan tujuan jenis instrumen Awal dari project ini 5 Mei 2023
cukuplah berat bagi kami
tes/Non Tes yang akan diujikan
untuk menentukan
penilaian apa yang akan
di ambil karena masing*
dari kami memiliki
pendapat yang berbeda
2 Membuat perencanaan yang akan Membuat perencanaan 6 Mei 2023
merupakan bagian yang
dilakukan selaman menyelesaikan
paling menyenangkan
tugas project karena disana sudah
tergambarkan apa yang
akan kami lakukan
3 Mencari referensi terkait project Seharusnya mencari 21 Mei
referensi selesai pada 2023
yang akan dilaksanakan dan
tanggal 7 tetapi
menggabungkan semua file hasil selesainya tanggal 21
karena beberapa hal yang
pencarian referensi.
harus di tambahkan dan
revisi
4 Menyusun BAB I Pendahuluan Menyusun BAB 1 selesai 8 Mei 2023
pada waktunya karena
yaiyu : kata pengantar, serta
ada 4 orang untuk
Membuat latar belakang, Rumusan bertukar pikiran
Masalah, dan Tujuan penulisan.
11
Menyusun laporan hasil kegiatan
12
Mempresentasikan hasil kegiatan
3. Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Evaluasi
Menentukan topik
Menetapkan judul
Melakukan analisis butir soal (uji validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal
uraian baku).
3.3 Tahapan Akhir
4. Time Line
Setelah berfikir panjang dan beberapa argument yang tidak selaras, kami sekelompok berhasil
mengambil keputusan yang baik yakni mengambil instrument penilaian portofolio. Karena
menurut kami Penilaian Portofolio adalah penilaian yang paling menarik untuk dikembangkan
dibandingkan dengan yang lainya karena bisa mengukur prestasi dan lebih terstruktur.
Penilaian berbasis portofolio bisa dijadikan sebagai bukti dari kinerja siswa yang selama ini
mereka capai. Saat mengumpulkan dan mengevaluasi karya mereka sendiri, mereka dapat
mempertimbangkan bagaimana mereka telah belajar dan berkembang dari waktu ke waktu.
Dan siswa dapat memperlihatkan bukti konkret dari keterampilan dan kemampuan yang
mereka miliki, serta memberikan cara yang lebih transparan dan terstruktur dengan begitu kami
sebagai tim penilai nantinya mudah untuk mengevaluasi kinerja mereka. Selain itu ada alasan
dari yang membuat kami sangat yakin untuk mempertahankan pilihan kami ini karena banyak
masukan dari teman-teman lain untuk ganti instrument lain, mereka mengatakan instrument
penilaian portofolio ini bisa dikatakan sulit karena banyak aspek yang harus dinilai dan
memakan waktu yang lama. Tetapi Kelompok 3 tetap pada pendirianya dan merasa tertantang
dengan anggapan teman lain yang susah itu tadi, jika disinggung tentang waktu mungkin itu
menjadi suatu tantangan bagi kami untuk membuat Schedul yang baik sehingga bisa memanage
waktu yang sedikit menjadi waktu yang produktif bagi kami
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
Kelompok 3 mengalami kesulitan dalam menentukan apakah Kurikulum Merdeka atau K13
yang akan diambil karena ada beberapa teman mengatakan Kurikulum yang harus diambil
adalah Kurikulum Merdeka, awalnya kami mengambil Kurikulum Merdeka kami sekelompok
belum juga menemui siswa untuk kami ujikan di Kurikulum Merdeka disamping itu juga kami
sebelumnya belum mempelajari pembuatan CP, TP dan ATP. Merasa kesusahan akhirnya kami
memutuskan untuk bertanya kepada Dosen Pengampu, ternyata tidak harus Kurikulum
Merdeka yang di ambil boleh juga K13.
Kami lanjutkan pengerjaan dengan pengajuan judul pertama yang akan kami angkat yaitu
“Mengukur tingkat kreatif siswa” yang kami rasa sudah sesuai dengan instrument yang
diambil, ternyata dugaan itu salah judul kami ditolak tidak putus asa kami ajukan judul ke dua
yaitu “ Mengukur Refleksi Peserta didik” untuk kedua kalinya ditolak, dirembukkan kembali
oleh kelompok 3 akhirnya kami memutuskan untuk mengukur “Kemampuan Representasi
Peserta didik” kami tambahkan dengan “pendekatan Open Ended sekiranya bisa mempercantik
dan memperkuat judul yang kami ajukan, ternyata kami salah besar ibu dosen mengatakan
‘kalian bukan mau mengajar tapi hanya mengembangkan Instrumen penilaian jadi tridak perlu
menggunakan Open Ended’ sempat untuk memikirkan judul baru tetapi setelah bimbingan
langsung ke ibu Dosen Alhamdulillah dapat titik terang bahwasanya itu sudah sesuai hanya
saja tidak perlu melakukan pendekatan Open Ended dan penjelasan pada materi apa yang
diambil.
Pada tahap ini kami berdiskusi untuk mengambil materi dan kelas berapa pada Kurikulum
Merdeka karena awalnya kami mengira harus Kurikulum Merdeka, kami sudah menentukan
materi yaitu SPLDV, sehubungan dengan pelaksanaan 3.1.1 kami ubah menjadi SPLTV yang
terdapat pada jenjang SMA semester 1 yang sesuai dengan Instrumen Penilaian Portofolio.
3.1.4 Menganalisis KI dan KD
Sudah fix untuk mengambil K13 kami lanjutkan untuk menganalisi KI dan KD nya,Pada tahap
ini kami melakukan dengan mencarinya melalui berbagai sumber atau referensi. Kompetensi
adalah seperangkat kemampuan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh siswa setelah melalui
proses pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, kompetensi terbagi 2 yaitu kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Kompetensi inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kelulusan (SKL) setiap jenjang, tingkat kelas atau mata pelajaran. Pada hakikatnya kompetensi
inti adalah operasional dari standar kelulusan (SKL) yang mencakup aspek pengetahuan, sikap
dan tingkah laku serta keterampilan motorik. Oleh karena itu, kompetensi inti untuk setiap
jenjang kelas atau pun semua mata pelajaran selalu sama. Berikut ini kompetensi inti yang
selalu digunakan. Adapun KI dan KD nya kan dilampirkan pada Format penyusunan kisi-kisi.
Pada tahap ini kami mencari berbagai sumber atau referensi dalam menentukan format
penyusunan kisi-kisi soal. Kemudian didapatkanlah format kisi-kisi soal sesuai kurikulum
2013, yang memuat dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen matriks.
Namun, disini kami juga mencantumkan kompetensi inti pada kisi-kisi soal yang kami buat.
Format kisi-kisi yang kami buat yang pertama yaitu komponen identitas yang meliputi
jenis/jenjang pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, dan
jumlah soal keseluruhan), selanjutnya kompetensi inti, dan kemudian komponen matriks yang
dibuat dalam bentuk kolom yang terdiri dari 6 kolom, yaitu kolom pertama berisi kompetensi
dasar, kolom kedua berisi materi, kolom ketiga berisi indikator soal, kolom keempat berisi level
kognitif, kolom kelima berisi bentuk soal, dan kolom keenam berisi nomor soal. Kemudian
tambahan dari Ibu Dosen yaitu IRM. Berikut ini format kisi-kisi soalnya.
FORMAT KISI KISI PENYUSUNAN SOAL
IDENTITAS
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Sitem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran (3 x 40 menit )
Kompetinsi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkunagn alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Indikator Kemampuan Indikator Soal Level Bentuk Soal Nomor
Kompetensi (IPK) Representasi Matematis Kognitif Soal
3.3 Menyusun sistem 3.3.1 Menganalisis Menyajikan kembali data Peserta didik dapat C2 Uraian 1
persamaan linear tiga permasalahan dan atau informasi dari suatu menjelaskan materi singkat
variabel (SPLTV) dari mengubahnya ke dalam variable representasi grafik sebelumnya yang melengkapi
masalah kontekstual x, y, dan z. merupakan materi
prasyarat untuk materi
3.3.2 Memecahkan selanjutnya
permasalahan SPLTV dengan
metode Gabungan Menjawab Soal dengan Peserta didik bisa C2 Uraian 2
menggunakan kata kata mengidentifikasi dari singkat
3.3.3 Mengevaluasi pemahaman atau teks tertulis masalah kontekstual
siswa dari konsep SPLTV yang termasuk SPLTV
sudah dipelajari
Membuat model matematis Peserta didik dapat C3 Uraian 3
3.3.4 Menyusun model dari representasi yang merancang model singkat
matematika dari masalah diberikan matematika dari
kontekstual sistem persamaan aritmatika sosial
linear tiga variabel (SPLTV).
4.3 Menyelesaikan Penyelesaian masalah Peserta didik dapat C4 Uraian 4
masalah kontekstual yang 3.3.5 Merancang SPLTV pada dengan melibatkan memecahkan masalah
berkaitan dengan sistem permasalahan Konstektual representasi numerik kontekstual
persamaan linear tiga
variabel Menuliskan interpretasi Melalui diskusi C5 Benar salah 5
dari suatu representasi kelompok peserta Uraian
didik dapat singkat
mengkritisi model Melengkapi
yang diberikan TTS
merupakan masalah
SPLTV atau Bukan
Membuat situasi masalah Menyusun kembali / C6 Uraian 6
berdasarkan representasi menciptakan satu
yang diberikan permasalahan
kontekstual terkait
SPLTV
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
KEGIATAN BELAJAR : MENYUSUN SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA
VARIABEL (SPLTV)
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menyusun model matematika dari masalah kontekstual sistem persamaan linear tiga variabel
(SPLTV) dengan sikap religius, mandiri, disiplin, bekerja sama dan mampu berkomunikasi dengan baik antar
anggota kelompok. Disamping itu untuk mengukur Kemampuan Representasi peserta didik
a. 𝒙 + 𝟐𝒚 = 𝟓
b. 𝒎 − 𝟑 = 𝟓
c. 𝒙𝒚 = 𝟓
d. 𝒙𝟐 + 𝟐𝒚 = 𝟓
1. Manakah dari pilihan diatas yang merupakan persamaan linear dua variabel? Berikan alasannya.
2. Lalu bagaimana bentuk sistem persamaan linear dua variabel? Dapatkah kalian menyebutkan contohnya?
3. Setelah menyebutkan contoh sistem persamaan linear dua varibel diatas,Menurut kalian apa ciri
dari sistem persamaan linear dua variabel?
a. Menggunakan relasi tanda ….
b. Memiliki …. Variabel
c. Kedua variabelnya berderajat (berpangkat) ……
d. Terdiri dari …….. persamaan linear dua variabel (PLDV)
Harga tiap kantong berbeda-beda. Harga kantong pertama Rp. 83.000,- harga kantong
kedua Rp. 86.000,- dan harga kantong ketiga Rp. 158.000,-
Untuk mengetahui apakah suatu masalah merupakan sistem persamaan linear tiga
variabel, maka kita harus menyusun model matematika dari masalah tersebut.
Rp.83.000
5
Langkah 2 : Buat pemisalan (variabel) yang menyatakan jenis buah
Jawab :
x : Banyaknya apel
y : ……………….
z : ……………………….
Jawab :
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
Langkah 6 : Sampai pada tahap ini apakah bisa anda analisis SPLTV diatas bisa
diselesaikan dengan metode apa saja
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
Langkah 7 : Berapakah harga masing-masing buah yang dibeli oleh Pak Arpan,
selesaikan SPLTV yang sesuai dengan masalah tersebut dengan Metode Gabungan!
AYO MENYIMPULKAN ^-^
Berdasarkan kegiatan belajar yang telah kalian lakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Bentuk Sistem Semua Terdapat Tiga Kesimpulan
Persamaan Variabel Variabel dalam
Linear Sistem Persamaan
𝟐𝒙 − 𝒚 + 𝒛 = 𝟖...............(1)
𝟕 + 𝟔𝒚 − 𝒛 = 𝟖............(1)
𝟕......(2)
𝟕𝒚 + 𝟏𝟐𝒛 =
−𝟏............(3)
𝟐𝒙𝒚 − 𝟓𝒚 + 𝟓𝒛 = 𝟏𝟏.......(1)
𝟗𝒙 + 𝟑𝒚 + 𝟏𝟗𝒛 = 𝟎.........(3)
CARA
MENYUSUN
SPLTV CONTOH SPLTV CIRI UMUM SPLTV BENTUK UMUM SPLTV
S A B C S E N P I G A B E A I
J P V E A W J S S E N P I L N
K O L F D G A I G A H L A E T
G M A T H E H S X I O J K B E
X S L S V B J T T Z L B E A M
U Z A I U A X E O T I G A I S
I O P E R S A M A A N U X R I
R M U Y O M D S H I E S O A E
T O R S E N P I J L A I E V E
Ayo Merancang
Rancanglah satu Permasalahan Konstektual yang bisa diselesaikan dengan
metode-metode yang ada pada SPLTV!!!
HORE \^_^/ SUDAH SELESAI KEGIATAN BELAJAR
Drs. Asrul, M. (2014). Evaluasi Pembelajaran. In M. Drs. Asrul, Evaluasi Pembelajaran (pp.
1-245). Bandung: Citapustaka Media.
Brookhart, S.M. (2013). Cara membuat dan menggunakan rubrik untuk penilaian dan
penilaian formatif. ASCD.
Popham, WJ (2011). Penilaian kelas: Apa yang perlu diketahui guru. Pearson.
Stiggins, R.J. (2005). Penilaian yang melibatkan siswa untuk pembelajaran (edisi ke-4). Balai
Prentice.