Anda di halaman 1dari 1

Sarjana Tak Harus jadi PNS

Keluarga,saudara dan lingkungan masyarakat memang memiliki kekuatan besar untuk memberikan
tekanan dan mempengaruhi pola pikir seseorang, seperti yang lama terjadi pada diriku. Aku lahir di
kalangan keluarga yang menjunjung tinggi pamor dan status, dalam keluarga kami menjadi pegawai
negeri sipil seperti menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh anggota keluarga. Bahkan menjadi PNS
merupakan sebuah ukuran derajat seseorang di mata umum. 

Untungnya aku memiliki keyakinan dan kekuatan untuk mendobrak tatanan tersebut, jadi meski aku
adalah lulusan sebuah perguruan tinggi negeri ternama yang diharapkan bisa menjadi seperti mereka
namun aku memilih jalan yang berlainan – jalan yang dianggap remeh, kecil dan tidak menjanjikan.

Setelah menyelesaikan studi, dengan menghadapi banyak tekanan tersebut aku menjalankan sesuatu
yang aku yakini benar, sesuatu yang lebih baik dan lebih mandiri yaitu menjadi seorang wirausaha.
Bermodalkan cacian dan hinaan dari banyak orang bahkan keluarga sendiri aku menjalani kegiatan
kewirausahaan dengan penuh tanggung jawab, tekun, rajin, ulet dan pantang menyerah. 

“Kamu mau jadi apa, sudah di sekolahkan tinggi-tinggi bukannya mencari pekerjaan yang benar malah
hanya seperti itu…!”

Satu tahun pertama memang begitu berat karena aku benar-benar mulai semuanya dari nol tanpa modal
apapun. Orang tua dan saudara tak ada satupun yang mendukung apalagi memberikan modal, apalagi
dengan ide usahaku yang sangat nyeleneh dan tidak masuk akal. Ya, sekilas memang benar, usaha ku ini
nyeleneh dan belum ada gambaran suksesnya, bayangkan saja, aku membuka usaha peyek kepiting,
sebuah usaha yang belum pernah ada sebelumnya. 

Insting untuk membuat produk usaha dari kepiting ini datang karena aku melihat ada banyak bahan baku
kepiting yang melimpah dan harga yang sangat terjangkau. Maka dari itu sebagai pemuda yang berjiwa
wirausaha dan bisnis aku tergerak dan ingin mewujudkan sebuah produk baru yang bisa diterima di pasar
yang lebih luas. 

Awalnya terseok dan tertatih untuk memasarkan produk baru ini. Namun dengan dukungan bekal ilmu
yang aku dapatkan di masa kuliah dulu aku bisa menciptakan sebuahh produk yang benar-benar unik,
menarik dan harganya terjangkau. Masalahnya adalah aku masih memiliki keterbatasan dalam hal
pemasaran, yaitu mengenai dana promosi. 

Untuk saja, saat semuanya mulai stabil dan aku sudah rampung meramu produk yang benar-benar baik
penggunaan media sosial di internet semakin meningkat. Itulah akhirnya yang membuka jalan lebar
kesuksesan yang aku raih. Lewat sarana promosi murah tersebut akhirnya aku mampu mengenalkan
produk usahaku lebih mudah dan lebih luas. Kini setidaknya ku sudah bisa menyamai penghasilan yang
diperoleh oleh kedua orang tuaku, keluargaku bahkan mereka yang dengan bangga menyebutkan PNS
adalah hidupku.

Anda mungkin juga menyukai