I. LATAR BELAKANG
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau yang dikenal sebagai KIPI
merupakan kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan diduga
berhubungan dengan imunisasi. Kejadian ini dapat berupa reaksi vaksin,
kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal
yang tidak dapat ditentuk
II. TUJUAN
Tersedianya petunjuk teknis pembiayaan klaim kasus KIPI sebagai acuan
bagi para pengambil kebijakan, pengelola program dan petugas kesehatan
lainnya di rumah sakit, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan
puskesmas.
Tujuan Khusus
1. Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan untuk definisi, klasifikasi
dan jenis KIPI
2. Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan untuk peran dan fungsi
dalam pembiayaan KIPI
3. Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan untuk jaminan
pelayanan kasus KIPI
4. Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan untuk kriteria, batasan
penjaminan dan perhitungan tarif jaminan kasus K[PI
5. Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan untuk pembinaan dan
pengawasan pembiayaan KIPI
III. PESERTA
1. Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI;
2. Sekretariat Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI;
3. Biro Perencanaan Kementerian Kesehatan;
4. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan;
5. Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan;
6. Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan;
7. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan;
8. Bidang Jaminan Pelayanan Kesehatan Primer, BPJS
9. Bidang Jaminan Pelayanan Kesehatan Rujukan, BPJS
10. Tim Kerja Program dan Informasi Ditjen Pelayanan Kesehatan ;
11. Tim Kerja Program dan Informasi Ditjen P2P;
12. Tim Kerja Hukormas Ditjen P2P;
13. Tim Kerja Hukorman Ditjen Yankes;
14. Tim Kerja dalam Direktorat Pengelolaan Imunisasi;
15. WHO-EPI Indonesia;
Adapun untuk KIPI pada pelayanan imunisasi rutin akan diatur mekanisme
pembiayaan melalui anggaran Kementerian Kesehatan c.q Direktorat
Imunisasi, yang mana dalam perjalananya akan diatur agar penjaminannya
tidak duplikasi dengan penjaminan JKN apabila penderita KIPI merupakan
peserta aktif JKN
Penyusun Laporan
Ratu Martiningsih