Anda di halaman 1dari 6

“Peningkatan Strategi Bisnis Perbankan dalam Mendukung Sektor Ekonomi Hijau

melalui Kebijakan Makroprudensial untuk Mencapai Komitmen Indonesia Menuju Net


Zero Emission”
1.Latar Belakang
Indonesia telah menetapkan UU No.16 tahun 2016 tentang Persetujuan Paris atas Konvensi
Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim. Melalui Undang-
Undang tersebut, Indonesia berkomitmen atas upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Selain itu, isu penerapan Enviromental, Sustainable, and Government (ESG) bagi seluruh sektor
mulai digalakkan. Penerapan ESG bagi seluruh sektor sangat penting, khususnya Industri
Perbankan karena untuk mendukung ekonomi hijau Indonesia yang berkelanjutan; membatu
para pemangku kepentingan untuk patuh terhadap regulasi dan standar lingkungan yang berlaku;
memberikan dampak positif bagi perkembangan infrastruktur di Indonesia; dan membuka akses
terhadap pembiayaan yang lebih luas.
Industri Perbankan memiliki peran sebagai katalis untuk mempercepat penerapan aktivitas
ekonomi hijau yang berdampak positif terhadap lingkungan dalam membangun perekonomian
Indonesia yang lebih tangguh. Kemudian Bank Indonesia selaku regulator
berupaya meningkatkan inklusi ekonomi dan membuka akses keuangan serta memperkuat peran
UMKM dalam pemulihan ekonomi nasional. Upaya tersebut memberikan opsi yang lebih luas
bagi Perbankan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM),
Perorangan Berpenghasilan Rendah (PBR), dan pembiayaan yang bersifat inklusif lainnya.
Maka dari itu, salah satu inovasi dan solusi yang dapat dilakukan dalam mendukung
aktivitas hijau melalui kebijakan makroprudensial di industri perbankan, yaitu pengembangan
produk pembiayaan untuk kendaraan berwawasan lingkungan atau Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai (KBLBB). Pengembangan produk tersebut dimulai dari perencanaan Target
Market, Risk Acceptance Criteria, dan Fitur Produk. Tujuan pengembangan produk pembiayaan
kendaraan berwawasan lingkungan ini, yaitu untuk mendorong pertumbuhan bisnis industri
perbankan dalam pembiayaan di sektor ekonomi hijau dan mendukung komitmen Indonesia
menuju Net Zero Emission.

2.Pembahasan
Dalam mendukung sektor ekonomi hijau pada Industri Perbankan melalui Kebijakan
Makroprudensial untuk menuju Indonesia net zero emission, maka diperlukan suatu inisiasi
pengembangan produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan atau Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Salah satu pengembangan produk pembiayaan
yang dikembangkan, yaitu Produk Pembiayaan Khusus Kendaraan Berwawasan Lingkungan.
berikut proses pengembangan produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan.
Dalam pengembangan produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan dimulai
dari input yang dibutuhkan, yaitu kebijakan pemerintah; kebijakan regulator; kebijakan internal
bank; dan rencana bisnis bank. Kemudian dalam tahap proses diperlukan identifikasi risiko dan
mitigasi; perencanaan target market, RAC, dan fitur; Perencanaan proses bisnis; Pengembangan
sistem pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan; dan analisa mitra bisnis bank. Kemudian
dihasilkan output berupa produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan.

Berikut kajian mengenai risiko serta mitigasi pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan:
a. Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Kendaraan Berwawasan Lingkungan
No. Jenis Risiko Risiko Mitigasi
1. Risiko Kredit After sales kendaraan • Pemasaran produk
berwawasan lingkungan kendaraan berwawasan
yang masih rendah dan tidak lingkungan disesuaikan
dapat menutupi sisa dengan target market
Outstanding Pembiayaan. yang telah disusun seperti
Kementerian,
BUMN/BUMD,
Perusahaan Anak
BUMN, dan perusahaan
korporasi bank yang
bergerak di sektor
unggulan.
• Penyediaan mekanisme
penjaminan dan asuransi
khusus untuk kendaraan
berwawasan lingkungan.
2. Risiko Kredit Pertumbuhan bisnis Membuat program
kendaraan berwawasan relaksasi untuk
lingkungan tidak tumbuh pembiayaan kendaraan
secara signifikan berwawasan lingkungan
3. Risiko Kredit Kualitas pembiayaan KBL Merencanakan dan
mengalami pemburukan membuat klasifikasi
risiko yang dapat
diterima, fitur, dan
penetapan target market
khusus Kendaraan
Berwawasan
Lingkungan.
4. Risiko Lingkungan Pencemaran lingkungan Diperlukan kajian
akibat bahan limbah baterai. Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
(AMDAL) mengenai
pembangunan pabrik dan
bahan baku pembuatan
baterai, serta
mempersiapkan
komponen dan proses
yang diperlukan untuk
mengolah limbah baterai.

b. Target Market
No. Target Market
1. Nasabah Perorangan
a. Pegawai Swasta
b. Pegawai BUMN/BUMD
c. ASN
d. Dokter
e. TNI/POLRI
f. Wiraswasta
g. Profesional

2. Nasabah Car Ownership Program (COP)/Motorcycle Ownership Program


(MOP) adalah pegawai dengan golongan berpenghasilan tetap pada perusahaan
BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, Rumah Sakit, dan Perusahaan sesuai
kriteria yang ditetapkan Bank atau telah melakukan perjanjian kerja sama dengan
Bank.
3. Nasabah Fleet Operasional
a. Perusahaan yang mendapatkan pembiayaan atau merupakan Perusahaan
kelolaan atau targeted customer Corporate Banking, Commercial Banking,
SME, dan Perusahaan yang dimiliki nasabah Prioritas.
b. Badan usaha penyedia kendaraan (yang masuk ke dalam kategori grup usaha
perusahaan pada butir a di atas), dengan pengalaman selama minimum 5
tahun, yang ditunjuk oleh perusahaan pada butir a di atas berdasarkan kontrak
kerja.
4. Nasabah yang terkategorikan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
dengan penghasilan < Rp8.000.000,00.

c. Risk Acceptance Criteria


Risk Acceptance Fitur Keterangan
Criteria
Status Warga
WNI dan Cakap Hukum
Negara
1) Pegawai tetap : khusus ASN, BUMN/BUMD,
minimal 2 tahun Pegawai Lembaga Negara tidak
Status pekerjaan & 2) Wiraswasta : minimal memperhatikan masa kerja.
masa kerja 2 tahun
3) Profesional : minimal
2 tahun
Hasil Checking:
a. Daftar Hitam
Nasional (DHN);
b. Newsletter Pusat
Pelapor-an
Analisis
Hasil Negatif
Transaksi
Keuangan
(PPATK);
c. Daftar Terduga
Teroris dan
Organisasi
Terlarang
(DTTOT)
d. Nasabah Kol 2
Bank;
e. Nasabah NPF
Bank;
f. Nasabah WO
Bank

d. Fitur Produk
No. Fitur Keterangan
1 Nama Produk Pembiyaan Kendaraan Berwawasan Lingkungan
• Direct order
Channel
2 • Mobile banking
Akuisisi

Tujuan Tujuan Pembiayaan:


3 Penggunaan a. Pembelian mobil berwawasan lingkungan
b. Pembelian motor berwawasan lingkungan
Jangka Waktu 7 tahun
5
Pembiayaan
Skema Jual Beli
6
Pembiayaan
≤ 10 Juta 40%
Debt to Service
7 > 10 Juta 50%
ratio

Dengan penyusunan target market, risk acceptance criteria, dan fitur produk pembiayaan
kendaraan berwawasan lingkungan ini dapat berkontribusi untuk mewujudkan komitmen
Indonesia menuju net zero emission dan meningkatkan pertumbuhan bisnis perbankan di sektor
ekonomi hijau.
3.Penutup
Pengembangan produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan merupakan salah
satu solusi negara Indonesia untuk mencapai tujuan penurunan emisi gas rumah kaca dan
mendorong aktivitas hijau. Maka dari itu, pengembangan produk ini harus disusun secara
komprehensif dengan mempertimbangkan aspek risiko, dimulai dari identifikasi risiko dan
mitigasi; perencanaan target market; perencanaan risk acceptance criteria; dan perencanaan fitur
produk. Harapan dari pengembangan produk pembiayaan kendaraan berwawasan lingkungan
ini, yaitu dapat berkontribusi dalam mewujudkan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia untuk mencapai net zero emission.

Anda mungkin juga menyukai