Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI

KERJA PENGELOLA LEMBAGA PAUD NON FORMAL

Srijono Pudji Santoso


UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

Erni Widajanti
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
The purpose of this research are: 1) Analyze the influence of
supervising on motivation of work 2) Analyze the influence of monitoring on
motivation of work 3) Analyze the influence of incentives on motivation of
work 4) Analyze variables supervising, monitoring and incentives that the
dominant influence work motivation. This research is explanatory. Locations
throughout the Paud Non Formal Institutes Kebakkramat Sub District In The
Coordination of UPT. PUD, NFI and SD Office Kebakkramat District. This
study population is the all of education personnels and educators on
Kebakkramat District in the UPT, PUD, NFI and SD office Kebakkramat
District by 40 respondents to the census sampling techniques. Types of data
using quantitative and qualitative data. Source of data using primary data and
secondary data. The technique of collecting data using interviews and
questionnaires. Analysis techniques using test validity, test reliability test
classic assumptions, multiple linear regression, t test, F test, the coefficient of
determination.

Keywords: coaching, monitoring, incentives, work motivation.

PENDAHULUAN anyar sangatlah menentukan dalam


Suatu pemerintahan sangat ter- rangka menyelenggarakan pemerintah di
gantung kepada baik buruknya kondisi Tingkat Kecamatan.
birokrasi sebagai penyelenggara peme- Di dalam instansi UPT PUD NFI dan
rintahan. Sementara itu, birokrasi peme- SD Kecamatan Kebakkramat terdapat
rintah sangat bergantung pada sumber tingkatan jabatan manajerial yang mene-
daya manusia (SDM) aparaturnya Pega- ngah (supervisor manager) yaitu: penilik/
wai Negeri Sipil (PNS) di dalamnya se- pengawas di tingkat kecamatan. Sesuai
bagai aparatur penyelenggara pemerin- Peraturan Menteri Negara Pendayaguna-
tah. Aparatur negara merupakan salah an Aparatur Negara dan Reformasi
satu pilar dalam mewujudkan ”Good Birokrasi No: 14 Tahun 2010, Bab III,
Governance” bersama dengan dua pilar Pasal 5 menyatakan bahwa jenis peni-
lainnya, yaitu dunia usaha (corporate go- lik berdasarkan bidang tugasnya terdiri
vernance) dan masyarakat (civil society). atas Penilik PAUD, Penilik Pendidikan
Kedudukan dan peran Pegawai Kesetaraan dan Keaksaraan, serta Peni-
Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur apa- lik Kursus. Adapun tugas Penilik PAUD
ratur negara mempunyai andil yang antara lain adalah melakukan pembinaan
cukup besar dalam era otonomi daerah, dan pemantauan serta menyalurkan
terutama di lingkungan kantor Unit (memberikan) insentif dari pemerintah
Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan kepada seluruh pengelola lembaga
Usia Dini (PUD) Non Formal Informal PAUD Non Formal (PAUD NF) atau
(NFI) dan Sekolah Dasar (SD) Keca- PAUD Non Formal Informal (PAUDNI/
matan Kebakkramat, Kabupaten Karang- PAUD NFI) secara bertahap.

106 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 106 – 114
Lembaga PAUD Non Formal dike- dikatakan bahwa belum terpenuhinya
lola atau diselenggarakan oleh para kebutuhan pendidikan bagi anak usia
pengelola yang termasuk didalamnya dini, merupakan peluang yang menjanji-
tenaga pendidik (Tenaga Kependidikan kan bagi para businessman atau pengu-
dan Tenaga Pendidik). Sehingga apa- saha atau orang yang kesehariannya
bila terjadi pembinaan, pemantauan bergelut didunia bisnis termasuk sese-
serta penyaluran insentif oleh Penilik orang yang mengelola pendidikan (se-
PAUD, mampu meningkatkan manaje- ring disebut bisnis dibidang pendidikan)
men mutu pembelajaran dan manajemen dengan dana swadaya. Sementara
mutu penyelenggaraan, misalnya: pihak swasta melirik jalur bisnisnya
Sosialisasi dan penerapan metode anali- yaitu Bisnis Pendidikan Anak Usia Dini
sis SWOT (Strengths, Weaknessess, khususnya Non Formal, maka sangat
Opportunities, Threats) untuk membantu tepat pihak pemerintah mendukungnya
menyusun rencana strategis masing- dan berusaha memfasilitasi karena hal
masing lembaga PAUD Non Formal ini sesuai dengan Program Pemerintah
serta metode pembelajaran Anak Usia dalam menggalakkan keberadaan Paud
Dini (AUD) yaitu metode BCCT Non Formal (dengan usia Anak 0–4 ta-
(Beyond Center and Cyrcle Time) ke- hun khususnya).
pada para pengelola lembaga PAUD Perkembangan PAUD Non Formal
Non Formal. Hal-hal semacam itulah Informal di Kecamatan Kebakkramat
diharapkan akan berdampak (mampu) tergolong lamban dibandingkan dengan
meningkatkan mutu dan pamor lembaga Kecamatan lain (seperti tertera di Tabel
PAUD Non Formal di masyarakat (sela- 1) di Kabupaten Karanganyar hingga
ku konsumen), yang mengakibatkan tahun 2011.
peminat (konsumen) akan meningkat, Padahal perkembangan PAUDNI
yang akhirnya mampu meningkatkan tergantung pula kepada para pengelola
“income” atau pemasukan dana lembaga PAUDNI yang memahami prospek bis-
PAUD Non Formal tersebut. Hal tersebut nis lembaga PAUDNI tersebut. Mereka
diharapkan memacu “motivasi kerja” akan cenderung termotivasi mendirikan
para pengelola lembaga PAUD Non lagi dan sekaligus mengelola lembaga
Formal tersebut. Lebih diharapkan lagi PAUDNI di desa atau lokasi lain, bila
para pengelola mempunyai kreativitas/ hal itu menguntungkan bagi mereka di-
inovasi yang lebih baik dan bermutu lihat dari segi bisnisnya dan merupakan
sehingga mampu menarik para konsu- kesadaran (panggilan jiwa) pula untuk
men lebih banyak untuk bergabung mendidik para anak usia dini tersebut,
dengan lembaga PAUD Non Formal dilihat dari segi sosialnya. Motivasi kerja
tersebut sehingga secara umum dapat merupakan awal dari semangat kerja

Tabel 1
Data Paud Kecamatan Lain – di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2010 – 2011
JUMLAH
NO KECAMATAN PAUD NON PENGELOLA /
FORMAL TP + TKP
1 Ngargoyoso 20 lembaga 70 orang
2 Matesih 18 lembaga 65 orang
3 Jatipuro 18 lembaga 66 orang
4 Tawangmangu 30 lembaga 85 orang
5 Kebakkramat 13 lembaga 40 orang
Sumber: Data dari Kantor Dikpora PAUDNI / PAUD Non Formal
Kab.Karanganyar

Pengaruh Pembinaan, Pemantuan dan Insentif terhadap Motivasi… (Srijono PS. & Erni W.) 107
dan produktivitas kerja para pengelola kerja pengelola Lembaga PAUD Non
lembaga PAUD Non Formal yang diha- Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan SD
rapkan mampu memperbaiki manajemen Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
mutu lembaga PAUD Non Formal, yang Karanganyar.
mengakibatkan muncul dampak positif,
berupa keinginan untuk bergabung Pembinaan
(mendaftarkan putra putrinya) ke lemba- Pengertian pembinaan adalah: Sua-
ga PAUD Non Formal dari masyarakat tu proses belajar dengan melepaskan hal-
selaku konsumen PAUD Non Formal. hal yang sudah dimiliki dengan tujuan
Sesuai ulasan tersebut maka ke- membantu orang yang menjalaninya
mungkinan diduga bahwa faktor pembi- untuk membetulkan dan mengembangkan
naan, faktor pemantauan penilik PAUD di pengetahuan dan kecakapan baru untuk
Kecamatan Kebakkramat kurang aktif, di- mencapai tujuan hidup dan kerja yang
tunjang faktor insentif yang mempengaruhi sedang dijalani secara lebih efektif. Pem-
faktor motivasi kerja pengelola PAUDNI, binaan adalah suatu bentuk dari serang-
sehingga perkembangan PAUDNI di Ke- kaian kegiatan untuk merubah sikap, men-
camatan Kebakkramat katagori lamban. tal dan perilaku kearah yang lebih baik
Terkait dengan permasalahan tersebut, atau segala usaha yang mengacu pada
maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) intensitas pembelajaran dalam kegiatan
menganalisis signifikansi pengaruh pem- pendidikan untuk mempelajari hal-hal
binaan terhadap motivasi kerja, (2) meng- yang baru dengan tujuan mengembang-
analisis signifikansi pengaruh pemantau- kan pengetahuan, mengarahkan dan
an terhadap motivasi kerja, (3) mengana- membetulkan ke arah yang lebih baik.
lisis signifikansi pengaruh Insentif terha- Pembinaan merupakan bagian dari pendi-
dap motivasi kerja, dan (4) menganalisis dikan, namun pembinaan menekankan
variabel pembinaan, pemantauan atau pengembangan manusia pada segi praktis
insentif yang dominan mempengaruhi (Dyah Wahyuni, 2005: 20).
motivasi kerja pengelola Lembaga PAUD Sedangkan dalam Kamus Besar
Non Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2002:134)
SD Kecamatan Kebakkramat Kabupaten mengatakan bahwa “Pembinaan adalah
Karanganyar. proses atau cara membina atau usaha,
Berdasarkan tujuan tersebut, maka tindakan dan kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan secara berdaya guna dan berhasil guna
sebagai berikut: untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.
1. Pembinaan berpengaruh signifikan Selain itu dalam Buku Pedoman Teknis
terhadap Motivasi kerja pengelola Penyelenggaraan Kelompok Bermain
Lembaga PAUD Non Formal Kantor mendefinisikan pembinaan yaitu: Pembi-
UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan naan pelaksanaan kegiatan kelompok
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. bermain adalah keseluruhan proses kerja-
2. Pemantauan berpengaruh signifikan sama untuk membina para peserta didik,
terhadap Motivasi kerja pengelola tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Lembaga PAUD Non Formal Kantor (pengelola) Kelompok Bermain, dalam
UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan rangka mendukung peningkatan mutu
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. pelayanan program di lembaga kelompok
3. Insentif berpengaruh signifikan terha- bermain (Sudjarwo. S, 2010: 33).
dap Motivasi kerja pengelola Lembaga Berdasarkan beberapa pengertian
PAUD Non Formal Kantor UPT. PUD, mengenai pembinaan di atas, maka dapat
NFI dan SD Kecamatan Kebakkramat disimpulkan bahwa pengertian pembinaan
Kabupaten Karanganyar. adalah merupakan proses belajar dalam
4. Variabel Insentif yang dominan mem- mengembangkan ilmu pengetahuan yang
pengaruhi terhadap variabel Motivasi akan dimiliki maupun yang telah dimiliki

108 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 106 – 114
dengan komunikasi yang baik sehingga langsung dengan kinerja dan pembagian
dapat berhasilguna dan berdayaguna keuntungan bagi pegawai akibat pening-
serta mampu membentuk perubahan katan produktivitas atau penghematan
perilaku (kemampuan dan kemauan) ke biaya. Insentif umumnya dilakukan seba-
arah yang lebih baik. gai strategi untuk meningkatkan produk-
tivitas dan efisiensi perusahaan dengan
Pemantauan memanfaatkan perilaku pegawai yang
Pemantauan (Monitoring) adalah mempunyai kecenderungan kemungkinan
merupakan suatu kegiatan untuk menge- bekerja seadanya atau tidak optimal (MT.
tahui apakah program yang dibuat itu Effendy Hariandja, 2002: 265).
berjalan dengan baik sebagaimana mes- Malayu S.P. Hasibuan (2002: 118)
tinya sesuai dengan yang direncanakan, mendefinisikan “insentif merupakan suatu
adakah hambatan yang terjadi dan bagai- perangsang atau pendorong yang diberi-
mana pelaksana program itu mengatasi kan dengan sengaja kepada para pekerja
hambatan tersebut (Asep Suryana, 2003: agar dalam diri mereka timbul semangat
2). Selain itu oleh Lembaga Penelitian yang lebih besar untuk berprestasi bagi
SMERU (2006: 18), Sistem monitoring perusahaan”. Sondang P. Siagian (2003:
dapat didefinisikan sebagai “Suatu sistem 252) berpendapat bahwa “kepentingan
pengumpulan data/informasi secara regu- pekerja harus memungkinkannya untuk
ler dan terus menerus yang dapat meng- mempertahankan harkat dan martabatnya
hasilkan indikator-indikator perkembangan sebagai insan yang terhormat. Jadi
dan pencapaian suatu kegiatan program kompensasi yang diterimanya dari bekerja
/proyek terhadap tujuan yang ditetapkan”. dapat dipakai untuk hidup yang wajar dan
Pemantauan adalah kegiatan mengamati layak, tanpa harus menggantungkan diri
perkembangan pelaksanaan pembangun- pada orang lain”. “Insentif adalah sarana
an, dan selanjutnya mengidentifikasi serta objektif yang mampu memberikan
mengantisipasi permasalahan yang timbul kepuasan terhadap kebutuhan, dorongan
atau yang akan timbul dengan maksud atau keinginan seseorang.”
agar dapat diambil tindakan sedini mung- Berdasarkan uraian di atas maka
kin sebagai dasar daiam melakukan dapat disimpulkan bahwa insentif meru-
tindakan-tindakan selanjutnya guna men- pakan suatu bentuk rangsangan yang
jamin pencapaian tujuan. Pemantauan sengaja diberikan kepada pengelola
dilakukan untuk melihat hasil pelaksanaan PAUDNI atau karyawan (dari pemerintah)
suatu kegiatan, sehingga dapat diketahui untuk memunculkan motivasi kerja
apabila terjadi penyimpangan terhadap pengelola PAUDNI agar mereka bekerja
rencana yang telah ditetapkan. Selain itu, lebih giat lagi, serta memunculkan sikap
hasil pemantauan dapat pula digunakan untuk meningkatkan prestasinya dalam
sebagai bahan penyesuaian rencana mencapai tujuan Pendidikan Anak Usia
sesuai dengan kondisi dan keterbatasan Dini Non formal Informal (PAUDNI) sesuai
di lapangan (Jaya Martha, 2009: 1). dengan harapan pemerintah.
Berdasar beberapa pengertian me-
ngenai pemantauan di atas, maka dapat Motivasi Kerja
disimpulkan bahwa pemantauan adalah Pengertian motivasi adalah “pembe-
merupakan proses mengamati program rian daya penggerak yang menciptakan
kegiatan yang dikomunikasikan dengan kegairahan kerja seseorang, agar mau
baik dan dengan tujuan tertentu secara bekerjasama, bekerja efektif dan terinte-
disiplin, teratur dan cermat. grasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan” (Malayu S.P. Hasi-
Insentif buan, 2002: 219), selain itu diungkapkan
Insentif adalah bentuk pembayaran pula bahwa “Motivasi kerja didefinisikan
langsung yang didasarkan atau dikaitkan sebagai kondisi yang berpengaruh mem-

Pengaruh Pembinaan, Pemantuan dan Insentif terhadap Motivasi… (Srijono PS. & Erni W.) 109
bangkitkan, mengarahkan dan memeliha- Uji validitas menggunakan analisis
ra perilaku yang berhubungan dengan Pearson Correlation Product Moment,
lingkungan kerja” (Anwar Prabu Mangku- melalui program SPSS dengan menggu-
negara, 2005: 94 ). “Motivasi berarti suatu nakan tingkat signifikansi 5%. Butir per-
kondisi yang mendorong atau menjadi se- nyataan dinyatakan valid jika pada tingkat
bab seseorang melakukan suatu perbuat- signifikansi 5% masing-masing butir
an (kegiatan). Motivasi meliputi faktor ke- menghasilkan p value < 0,05. Sebaliknya
butuhan biologis dan emosional yang ha- butir pernyataan dinyatakan tidak valid jika
nya dapat diduga dan pengamatan ting- pada tingkat signifikansi 5% masing-
kah laku manusia)” (Hadari Nawawi, masing butir menghasilkan p value ≥ 0,05
2003: 351). (Imam Ghozali, 2006: 132). Hasil Uji
Berdasarkan pengertian tersebut Validitas menunjukkan bahwa semua item
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi pernyataan pembinaan, pemantauan, in-
kerja adalah proses memunculkan sikap sentif dan motivasi kerja dinyatakan valid
dan rasa percaya diri sendiri yang bisa karena p value < 0,05 sehingga semua
menggerakkan diri sendiri untuk berkomu- item pernyataan pembinaan tersebut da-
nikasi secara terarah untuk mencapai pat digunakan dalam analisis data.
tujuan organisasi atau suatu dorongan Pengujian reliabilitas instrumen
yang dimiliki individu untuk melakukan menggunakan rumus Cronbach Alpha.
tindakan (kegiatan). Kriteria instrumen dinyatakan reliabel
menggunakan kriteria yang dikemukakan
METODE PENELITIAN Nunnally dalam Imam Ghozali (2006: 42)
Lokasi di seluruh Lembaga PAUD bahwa “Suatu konstruk atau variabel
Non Formal Kecamatan Kebakkramat da- dikatakan reliabel jika memberikan nilai
lam naungan koordinasi Kantor UPT. PUD, Cronbach Alpha > 0,60. Sebaliknya suatu
NFI dan SD Kecamatan Kebakkramat. konstruk atau variabel dikatakan tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah reliabel jika memberikan nilai Cronbach
pengelola baik tenaga kependidikan mau- Alpha ≤ 0,60” Hasil uji reliabilitas menun-
pun tenaga pendidik se Kecamatan Ke- jukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
bakkramat yang ada di dalam lingkungan semua variabel (pembinaan, pemantauan,
kantor UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan insentif dan motivasi kerja) > nilai kritis
Kebakkramat sebanyak 40 orang. Adapun (0,60), maka dalam penelitian ini dikata-
sampel penelitian berjumlah 40 respon- kan reliabel artinya data dapat digunakan
den. Sehingga semua responden dari po- dalam penelitian.
pulasi menjadi sampel dalam penelitian ini
atau penelitian ini merupakan penelitian HASIL ANALISIS
sensus. Gambaran Umum Responden
Teknik pengumpulan data dalam Responden berdasarkan usia dalam
penelitian ini dilakukan melalui observasi, penelitian ini mayoritas responden berusia
dokumentasi, wawancara dan kuesioner antara lebih dari 35– 45 tahun sebanyak
yang bersifat positif. Metode pengukuran 21 orang (52,5%), responden yang ber-
terhadap indikator–indikator tersebut usia lebih dari 45 tahun sebanyak 15
berpedoman pada Skala Likert, yaitu: orang (37,5%) dan responden yang ber-
- Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi usia kurang 35 tahun sebanyak 4 orang
skor 5. (10,0%). Responden berdasarkan tingkat
- Jawaban Setuju (S) diberi skor 4. pendidikan dalam penelitian ini mayoritas
- Jawaban Netral (N) diberi skor . responden mempunyai tingkat pendidikan
- Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor D3/S1 yaitu sebanyak 21 orang (52,5%),
2. responden dengan tingkat pendidikan
- Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) SMA sebanyak 18 orang (45,0%), respon-
diberi skor 1. den dengan tingkat pendidikan S2 seba-

110 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 106 – 114
nyak 1 orang (2,5%) dan tidak ada res- kurve normal sehingga dinyatakan lolos
ponden dengan tingkat pendidikan SLTP. uji normalitas.

Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda


1. Uji Multikolinieritas Hasil uji Regresi Linear Berganda
Uji multikolinearitas dengan melihat menghasilkan persamaan sebagai berikut:
nilai tolerance dan Varians Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > Y = 13.815 + 0,348X1 + 0,332X2 + 0,483X3
0,1 dan VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas. (Imam Ghozali, 2006: Hasil regresi linier yang diperoleh
91). Berdasarkan hasil uji multikoli- dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
nearitas diketahui bahwa nilai toleransi - Konstanta (a): 13.815, berarti apabila
lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF variabel bebas (pembinaan, pemantau-
kurang dari 10. berarti tidak terjadi an dan insentif) sama dengan nol (0)
multikolonieritas, maka regresi atau maka motivasi kerja pengelola lembaga
model yang digunakan dalam penelitian PAUD non formal kantor UPT, PUD,
ini bebas multikolonieritas. NFI dan SD Kecamatan Kebakkramat
2. Uji Autokorelasi Kabupaten Karanganyar adalah positif,
Uji autokorelasi dilakukan dengan - b1 = 0,348, berarti apabila variabel
uji Run (Run Test). Kriteria pengujian- pembinaan ditingkatkan maka motivasi
nya, jika probabilitas yang dihasilkan kerja pengelola lembaga PAUD non
dan uji Run tidak signifikan atau p value formal kantor UPT, PUD, NFI dan SD
> 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi. Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Dari hasil uji autokorelasi dengan Runs Karanganyar juga mengalami pening-
Test dapat diketahui bahwa nilai Sig katan dengan asumsi variabel peman-
0,423 > 0,05 maka tidak terjadi auto- tauan dan insentif dianggap tetap,
korelasi. - b2 = 0,332, berarti apabila variabel pe-
3. Uji Heterokedastisitas mantauan ditingkatkan maka motivasi
Pengujian heterokedastisitas dila- kerja pengelola lembaga PAUD non
kukan dengan Uji Glejser. Ketentuan formal kantor UPT, PUD, NFI dan SD
tidak terjadi heterokedastisitas jika nilai Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
p value > 0,05 sebaliknya jika p value ≤ Karanganyar juga mengalami pening-
0,05 maka terjadi heterokedastisitas katan dengan asumsi variabel Pembi-
dan sebaliknya. Dari hasil uji Glejser naan dan insentif dianggap tetap,
dapat diketahui bahwa masing-masing - b3 = 0,483, berarti apabila variabel
variabel bebas (pembinaan, pemantau- insentif ditingkatkan maka motivasi
an, insentif dan motivasi kerja) mempu- kerja pengelola lembaga PAUD non
nyai nilai p value > 0,05 maka tidak formal kantor UPT, PUD, NFI dan SD
terjadi heteroskedastisitas. Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
4. Uji Normalitas Karanganyar juga mengalami pening-
Pengujian dilakukan dengan uji katan dengan asumsi variabel pembi-
Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya, apa- naan dan pemantauan dianggap tetap.
bila nilai signifikan statistik yang diha- Hasil regresi linier berganda tersebut
silkan dan perhitungan uji Kolmogorov- menunjukkan bahwa besarnya koefisien
Smirnov menghasilkan p value > 0,05 regresi insentif (0,483), variabel Pembina-
maka variabel pengganggu atau resi- an (0,348) dan variabel pemantauan
dual berdistribusi normal dan sebalik- (0,332) dari hasil tersebut diketahui bahwa
nya (Imam Ghozali, 2006: 115). Dari variabel insentif mempunyai pengaruh
hasil uji normalitas menunjukkan bah- dominan terhadap motivasi kerja karena
wa p value 0,314 > 0,05 berarti sebaran koefisien regresinya adalah yang paling
data dalam distribusi adalah sesuai besar, sehingga hipotesis 4 yang menya-

Pengaruh Pembinaan, Pemantuan dan Insentif terhadap Motivasi… (Srijono PS. & Erni W.) 111
takan bahwa “Variabel insentif yang domi- prediksi pengaruh pembinaan, peman-
nan mempengaruhi terhadap variabel tauan dan insentif terhadap motivasi kerja
motivasi kerja pengelola Lembaga PAUD pengelola lembaga PAUD Non Formal
Non Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan Kantor UPT. PUD, NFI dan SD Kecamat-
SD Kecamatan Kebakkramat Kabupaten an Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Karanganyar”, terbukti kebenarannya.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji t Uji koefisien determinasi ini diguna-
Uji t ini digunakan untuk menguji kan untuk mengetahui seberapa besar
signifikansi pengaruh variabel independen sumbangan yang diberikan variabel bebas
terhadap variabel dependen secara (pembinaan, pemantauan dan insentif)
persial. Hasil uji t adalah sebagai berikut: terhadap variabel terikat (motivasi kerja)
1) Pengaruh pembinaan terhadap moti- yang ditunjukkan dengan persentase.
vasi kerja. Hasil perhitungan diperoleh p Hasil uji koefisien determinasi diperoleh
value (0,007) < 0,05 berarti pembinaan koefisien determinasi (Adjusted R2) sebe-
berpengaruh signifikan terhadap motivasi sar 0,553 artinya besarnya sumbangan
kerja, sehingga hipotesis 1 yang menya- pengaruh variabel pembinaan, peman-
takan bahwa “Pembinaan berpengaruh tauan dan insentif terhadap motivasi kerja
signifikan terhadap motivasi kerja penge- adalah sebesar 55,3%, sedangkan sisa-
lola lembaga PAUD Non Formal Kantor nya sebesar 44,7% dipengaruhi oleh
UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan variabel lain yang tidak diteliti, misalnya
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar” semangat kerja, lingkungan kerja, disiplin
terbukti kebenarannya. 2) Pengaruh pe- kerja dan lain sebagainya.
mantauan terhadap motivasi kerja. Hasil
perhitungan diperoleh p value (0,016) < PEMBAHASAN
0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan Variabel pembinaan berpengaruh
pemantauan terhadap motivasi kerja, signifikan terhadap motivasi kerja penge-
sehingga hipotesis 2 yang menyatakan lola lembaga PAUD Non Formal Kantor
bahwa “Pemantauan berpengaruh signi- UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan Ke-
fikan terhadap motivasi kerja pengelola bakkramat Kabupaten Karanganyar dan
lembaga PAUD Non Formal Kantor UPT. nilai koefisien regresinya adalah positif,
PUD, NFI dan SD Kecamatan Kebak- hal ini menunjukkan hubungan yang se-
kramat Kabupaten Karanganyar”, terbukti arah, artinya apabila pembinaan diting-
kebenarannya. 3) Pengaruh insentif katkan maka motivasi kerjanya juga
terhadap motivasi kerja. Hasil perhitungan mengalami peningkatan.
diperoleh p value (0,004) < 0,05 berarti Implikasi kebijakan yang perlu dila-
ada pengaruh yang signifikan insentif ter- kukan dalam rangka pembinaan adalah
hadap motivasi kerja, sehingga hipotesis meningkatkan kompetensi melalui prog-
3 yang menyatakan bahwa “Insentif ber- ram sertifikasi bagi pengelola lembaga
pengaruh signifikan terhadap motivasi PAUD Non Formal (PAUD NF) atau
kerja pengelola lembaga PAUD Non PAUD Non Formal Informal (PAUDNI/
Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan SD PAUD NFI). Kompetensi merupakan
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten pengetahuan, keterampilan, sikap dan
Karanganyar”, terbukti kebenarannya. nilai-nilai yang di wujudkan dalam pem-
biasaan berpikir dan bertindak yang dila-
Uji F kukan oleh pengelola PAUDNI untuk me-
Uji F digunakan untuk menguji kete- nyampaikan, membimbing, melatih dan
patan model regresi linier berganda. Hasil menfasilitasi peserta didik untuk mengua-
uji ketepatan model diketahui dari hasil uji sai pengetahuan, sikap dan keterampilan
F dengan p value diperoleh 0,000 < 0,05 tertentu. Kemampuan pendidik tidak terle-
sehingga model tepat atau fit untuk mem- pas dari tiga komponen yang secara ber-

112 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 106 – 114
sama-sama membentuk norma berfikir b. Melakukan verifikasi dan pendataan
dan berperilaku seorang pendidik. Kom- calon penerima insentif,
ponen-komponen tersebut adalah penge- c. Menginformasikan kepada pengelola
tahuan, sikap dan keterampilan dari PAUDNI untuk mengirimkan data
pengelola PAUDNI. pribadi dan nomor rekening ke Dinas
Variabel pemantauan berpengaruh Pendidikan Provinsi dengan melampir-
signifikan terhadap motivasi kerja penge- kan formulir biodata pengelola PAUD,
lola lembaga PAUD Non Formal Kantor fotocopy KTP, fotocopy buku rekening,
UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan Ke- surat keterangan lembaga dan doku-
bakkramat Kabupaten Karanganyar dan men lainnya,
nilai koefisien regresinya adalah positif, d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
hal ini menunjukkan hubungan yang se- kegiatan pemberian insentif bagi penge-
arah, artinya apabila pemantauan diting- lola PAUDNI kepada Dinas Pendidikan.
katkan maka motivasi kerjanya juga meng-
alami peningkatan. Pemantauan diharap- KESIMPULAN
kan dapat mengidentifikasi dan menganti- Berdasarkan hasil penelitian maka
sipasi sedini mungkin masalah atau pe- dapat disimpulkan sebagai berikut:
nyimpangan yang terjadi dalam pengelo- Hasil uji t pengaruh pembinaan
laan PAUDNI, sehingga dapat segera di- terhadap motivasi kerja diperoleh p value
carikan solusi penanggulangannya. (0,007) < 0,05 berarti pembinaan berpe-
Berdasarkan hal tersebut maka ngaruh signifikan terhadap motivasi kerja,
implikasi kebijakan yang dilakukan oleh sehingga hipotesis 1 yang menyatakan
pemerintah dalam hal ini adalah penilik bahwa “Pembinaan berpengaruh signifi-
sebagai pemantau adalah menerima dan kan terhadap motivasi kerja pengelola
mengelola informasi yang berkaitan de- lembaga PAUD Non Formal Kantor UPT.
ngan program dan inovasi baru dalam PUD, NFI dan SD Kecamatan Kebak-
proses pembelajaran dari tiap-tiap penge- kramat Kabupaten Karanganyar” terbukti
lola PAUDNI, melakukan evaluasi menge- kebenarannya.
nai kualitas pembelajaran yang dilaksa- Hasil uji t pengaruh pemantauan
nakan, senantiasa memberikan respon terhadap motivasi kerja diperoleh p value
terhadap hasil evaluasi yang diberikan se- (0,016) < 0,05 berarti ada pengaruh yang
bagai upaya perbaikan pendidikan secara signifikan pemantauan terhadap motivasi
terus menerus. kerja, sehingga hipotesis 2 yang menya-
Variabel insentif berpengaruh signi- takan bahwa “Pemantauan berpengaruh
fikan terhadap motivasi kerja pengelola signifikan terhadap motivasi kerja penge-
lembaga PAUD Non Formal Kantor UPT. lola lembaga PAUD Non Formal Kantor
PUD, NFI dan SD Kecamatan Kebak- UPT. PUD, NFI dan SD Kecamatan
kramat Kabupaten Karanganyar dan nilai Kebakkramat Kabupaten Karanganyar”,
koefisien regresinya adalah positif, hal ini terbukti kebenarannya.
menunjukkan hubungan yang searah, Hasil uji t pengaruh insentif terhadap
artinya apabila pemberian insentif diting- motivasi kerja diperoleh p value (0,004) <
katkan maka motivasi kerjanya juga 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan
mengalami peningkatan. Implikasi kebijak- insentif terhadap motivasi kerja, sehingga
an yang dilakukan oleh pemerintah hipotesis 3 yang menyatakan bahwa
melalui penilik PAUDNI antara lain “Insentif berpengaruh signifikan terhadap
adalah: motivasi kerja pengelola lembaga PAUD
a. Menyusun dan mensosialisasikan pe- Non Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan
doman pemberian insentif bagi penge- SD Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
lola PAUDNI kepada Dinas Pendidikan Karanganyar”, terbukti kebenarannya.
Provinsi, Hasil regresi linier berganda menun-
jukkan bahwa besarnya koefisien regresi

Pengaruh Pembinaan, Pemantuan dan Insentif terhadap Motivasi… (Srijono PS. & Erni W.) 113
insentif (0,483), variabel pembinaan
(0,348) dan variabel pemantauan (0,332)
dari hasil tersebut diketahui bahwa varia-
bel insentif mempunyai pengaruh domi-
nan terhadap motivasi kerja karena koefi-
sien regresinya adalah yang paling besar,
sehingga hipotesis 4 yang menyatakan
bahwa “Variabel insentif yang dominan
mempengaruhi terhadap variabel motivasi
kerja pengelola Lembaga PAUD Non
Formal Kantor UPT. PUD, NFI dan SD
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar”, terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara, 2005, Ma-
najemen Sumber Daya Manusia,
Rosdakarya, Bandung.
Asep Suryana, Strategi Monitoring dan
Evaluasi (Monev) Sistem Penjami-
nan Mutu Internal Sekolah, diakses
melalui http://www.pdf-finder.com.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
2001, Kamus Besar Bahasa Indone-
sia, Balai Pustaka, Jakarta.
Dyah Wahyuni, 2005, Profil Pembinaan
Penitipan Anak Usia Dini di Taman
Pengasuhan Anak Melati Semarang,
Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang.
Hadari Nawawi, 2003, Manajemen Sum-
ber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Imam Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Dipone-
goro, Semarang.
M.T. Effendy Hariandja, 2002, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Malayu SP. Hasibuan, 2002, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara
Jakarta.
Sondang P. Siagian, 2003, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi Aksa-
ra, Jakarta.
Sudjarwo S, 2010, Pembinaan Kelompok
Bermain, diakses melalui http://www.
paud.depdiknas.go.id/

114 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 106 – 114

Anda mungkin juga menyukai