Anda di halaman 1dari 7

UTS METODOLOGI PENELITIAN

“ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP


ANAK-ANAK DI LKSA WIDHYA ASIH SINGARAJA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : FRETNO WIGIYANTO SUBALI WAGIMAN

NIM : 20.01.1.017

PRODI : S1 MANAJEMEN

JURUSAN S1 MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA SINGARAJA
School Of Economics With Spiritual Insight
TAHUN AJARAN
2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia adalah faktor penting dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus
memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha
untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan
meningkat.
Menurut Syamsuddinnor (2014), sumber daya manusia merupakan salah satu
modal utama dalam suatu organisasi, dimana dapat memberikan kontribusi yang
tidak ternilai dalam strategi pencapaian tujuan organisasi. Salah satu contoh
pentingnya kontribusi sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan bisa dilihat
dari proses produksi. Dimana ketika perusahaan tersebut sudah memiliki finansial
yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan teknologi terbaru namun tidak adanya
sumber daya manusia yang baik, maka proses produksi tidak akan berjalan
dengan lancar.
Kinerja merupakan bagian yang sangat penting dan menarik karena terbukti
sangat penting manfaatnya. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena
keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya
(Syamsuddinnor, 2014).
Kinerja karyawan mempunyai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi,
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi
seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya (Regina, 2010).
Gaya kepemimpinan menjadi faktor pertama dalam meningkatkan kinerja
secara berkelanjutan. Pada proses ini pemimpin mempunyai peran yang besar
dalam menentukan pelaksanaan organisasi suatu perusahaan. Seorang pemimpin
dituntut untuk memberikan arahan yang jelas terhadap visi dan misi organisasi
tersebut, dan mampu menjalankan organisasi dengan baik agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Selain dari
faktor kepemimpinan, faktor lain adalah motivasi yang diberikan kepada pegawai.
Motivasi dapat mendorong seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
secara optimal sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin
dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam perusahaan. Daya
dorongan tersebut adalah motivasi.
Susanty (2012) dan Erza (2011) menyebutkan motivasi kerja berpengaruh
positif terhadap disiplin kerja, gaya kepemimpinan berpengaruh positif secara
signifikan terhadap disiplin kerja, dan disiplin kerja tersebut berpengaruh positif
secara signifikan terhadap kinerja. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif
terhadap suatu organisasi dalam perusahaan, 3 seperti yang telah diungkapkan
oleh Hasibuan (2011), bahwa motivasi dapat meningkatkan produktivitas,
kedisiplinan, dan dapat mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya. Selain faktor gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, faktor lain
yang berpengaruh terhadap kinerja adalah disiplin kerja.
Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani (2009: 825), disiplin kerja adalah
suatu alat yang digunakan para pemimpin untuk berkomunikasi dengan karyawan
agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku.
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau yang dulunya sering
dikenal sebagai Panti Asuhan adalah sebuah “Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak (LKSA) adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang
melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak yang dibentuk oleh
masyarakat,baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum”
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial)
Panti asuhan atau LKSA merupakan tempat pengganti keluarga dalam
memenuhi proses perkembangan anak. Pada saat anak sudah mulai beranjak
remaja, pemenuhan kebutuhan fisik,psikis dan sosial juga sangat dibutuhkan demi
terciptanya kepribadian anak yang dapat mandiri, mampu berinteraksi dengan
baik, peduli terhadap sesama, berguna bagi masyakat sekitar serta mampu
bersaing dimasa yang akan datang. LKSA memiliki fungsi sebagai pusat
pelayanan kesejahteraan sosial anak.
LKSA merupakan tempat bagi anak asuh untuk memenuhi kebutuhan primer
bagi manusia yaitu sandang, pangan dan papan, kesehatan maupun pendidikan
yang mungkin kurang didapatkan dari lingkungan asalnya.
Panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) menurut Depsos
RI (2004: 4), yaitu suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial anak yang
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak
terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi
kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh
kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya
sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita
bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan
nasional.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, panti asuhan atau lembaga
kesejahteraan sosial anak diartikan sebagai rumah, tempat, atau kediaman yang
digunakan untuk memelihara (mengasuh) anak yatim, piatu, yatim piatu, dan juga
termasuk anak terlantar. Santoso memberikan pengertian sebuah panti asuhan
atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak sebagai suatu lembaga yang sangat
terkenal untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki
keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga.
DATA ANAK TAHUN 2018 - 2022
JUMLAH ANAK JUMLAH ANAK ANAK DI DALAM
NO TAHUN
MASUK KELUAR LKSA
1 2018 12 8 51
2 2019 8 16 43
3 2020 12 13 42
4 2021 6 5 43
5 2022 14 9 48
Sumber : LKSA Widhya Asih Singaraja

Dengan data diatas dapat dilihat bahwa siklus masuk-keluar dari anak-anak
LKSA Widhya Asih Singaraja menurun drastis pada tahun 2019, yang mana pada
tahun tersebut banyak anak-anak yang keluar dari LKSA Widhya Asih Singaraja
karena sudah menyelesaikan pendidikan, ada yang pindah tempat LKSA, ada juga
yang melanjutkan untuk kuliah, serta ada juga yang kembali ke keluarga masing-
masing. Namun, kepemimpinan seseorang tidak dapat dilihat hanya dari berapa
jumlah orang yang pemimpin tersebut pimpin tetapi harus dilihat juga dari
bagaimana pemimpin tersebut dapat mengatasi segala situasi yang mungkin dapat
terjadi. Tetapi, jika dalam LKSA, seorang pemimpin dapat terlihat hebat ketika
pemimpin tersebut dapat membiayai seluruh biaya pendidikan anak-anak tersebut
secara penuh, termasuk makan dan minum.

Karena seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk


mengelola bawahannya. Begitu juga dengan kehidupan anak-anak di LKSA.
Dengan adanya pemimpin yang tepat, anak-anak dapat berkembang dan lebih
termotivasi dalam mengerjakan sesuatu, terlebih lagi dengan adanya system “full-
day school” yang diterapkan oleh Pemerintah, mereka dapat memanajemen
kehidupan mereka dengan bantuan pemimpin tersebut. Berdasarkan pada uraian
latar belakang di atas dan melihat pentingnya gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan harapan pegawai, motivasi kerja dan disiplin kerja dalam menentukan
keberhasilan kinerja pegawai, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih dengan judul “ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP ANAK-ANAK DI LKSA WIDHYA ASIH SINGARAJA”.

Anda mungkin juga menyukai