Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT

Adha Panca Wardanu, S.TP,MP

Tim Penulis:

KELOMPOK 4 (RECOVERY)

ANDINI ZULIA SARIZKI 3052021030

MARETA SEVARINGGA 3052021041

JULEHA 3052021051

MILIYANA 3052021060

NATASYA DESTIANA KARIM 3052021038

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

2023
Green Industry Palm Oil Mill
CLEANER PRODUCTION

MAKSUD

Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu strategi untuk


menghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan timbulan
limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk
meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum segala jenis potensi
pencemaran terbentuk. Istilah-istilah seperti Pencegaha Pencemaran (Pollution
Prevention), Pengurangan pada sumber (Source Reduction), dan Minimasi
Limbah (Waste Minimization) sering disertakan dengan istilah Produksi Bersih
(Cleaner Production) Cleaner Production berfokus pada usaha pencegahan
terbentuknya limbah. Dimana limbah merupakan salah satu indikator inefisiensi,
karena itu usaha pencegahan tersebut harus dilakukan mulai dari awal (Waste
avoidance), pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction) dan pemanfaatan
limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle). Keberhasilan upaya ini akan
menghasilkan pebghematan (saving) yang luar biasa karena penurunan biaya
produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini menjadi sumber pendapatan
(revenue generator).

TUJUAN

1 Mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar


lingkungan

diseluruh tahapan proses produksi.

2 Peningkatan Efisiensi sistem Produksi.

3 Berkurangnya toksisitas bahan baku dan bahan pembantu.

4 Tatalaksana operasi yang lebih baik.

5.

MANFAAT

Manfaat dari mengolah limbah menjadi produk bersih agar limbah


memiliki nilai tambah bagi produk dari limbah sisa hasil pengolahan minyak
kelapa sawit. Dan bahan sisa dari setiap proses pengolahan tetap bisa
dimanfaatkan kembali
Recovery

1. Definisi
Perolehan Limbah kembali (recovery) adalah upaya memanfaatkan bahan
yang masih memliki nilai tinggi dari sebuah limbah. Penelitian Risfaheri et.al,
menunjukkan bahwa hasil samping industri pengolahan kelapa sawit berupa
limbah cair atau POME (Palm Oil Mill Effluent) yang mengandung minyak kotor
dengan kandungan asam lemak bebas (FFA) cukup tinggi. berpeluang dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun . Minyak hasil pengutipan dari limbah
cair pabrik kelapa sawit dapat dijadikan sebagai sumber karotenoid dan bahan
baku pabrik sabun sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi
limbah yang dihasilkan.

2. Contoh penerapan
- Sabun Cuci Pakaian

Limbah cair CPO dan PFAD dimasukkan ke dalam wadah


lalu dimasak sambil diaduk sampai mendidih dan homogen (tercampur rata).
Setelah mendidih wadah diangkat . Selanjutnya perlahan-lahan tambahkan
NaOH sambil diaduk, setelah itu dimasukkan CaCO sambil terus diaduk.
Kemudian campuran tersebut dipanaskan kembali sambil ditambahkan
waterglass dan terus diaduk. Setelah dingin hasil sabun di masukkan ke dalam
cetakan sabun dan ditutup. Sabun siap dipakai. (Nani Ummi Fadilah , Elvi
Sunarsih, H. A Fickry Faisya, 01 Maret 2014).

- Pembuatan Biodiesel Minyak Jelantah

A. Penyaringan Proses penyaringan bertujuan untuk menghilangkan kadar


pengotor pada minyak jelantah.

I. Alat dan Bahan

a) Alat

vaccum pump, filter papers whatman 41 dengan diameter 47mm, selang


penghubung, capacity botlle filtering 1000ml, volume filter holding 300ml, jepit

b) Bahan

minyak jelantah
II. Prosedur Kerja

a) pasang selang pada capacity bottle filter yang dihubungkan ke saluran hisap
vaccump pump

b) pasang filter paper diatas capacity bottle filter, pasang volume filter holding.
lalu jepit

c) hidupkan vaccum pump sampai minyak terfiltrasi.

d) matikan vaccum pump setelah proses filtrasi selesai.

e) pindahkan minyak yang terfiltasi ke dalam botol. (sumber : Sumarlin dkk.,


2009)

B. Sintesis Biodiesel Setelah dilakukan filtrasi terhadap minyak jelantah,


kemudian dilakukan esterifikasi untuk menghilangkan kandungan asam lemak
bebas yang berlebih dan kandungan air.

I. Alat dan Bahan

a) Alat

Reaktor dengan volume 3L, Pengaduk magnetic, Thermocontroller

b) Bahan

Asam sulfat 98%, Metanol 99%, Minyak Jelantah, NaOH 99%, Aquadest,
Separator Funnel, Buret, Beaker glass 500ml l) Gelas ukur 250ml.

II. Langkah Kerja

a) Panaskan 1750ml Minyak yang sudah difiltrasi hingga suhu 70oC

b) Reaksikan minyak dengan asam fosfat sebanyak 0,5% dari berat minyak,
nyalakan mixer selama 30menit, kemudian diamkan selama 24 jam, kemudian
keluarkan endapan gum melalui outlet. (Pratiwi dkk., 2016)

c) Reaksikan minyak dengan metanol dengan perbandingan 10% volume minyak,


yaitu setiap 1750ml minyak ditambahkan metanol sebesar 175ml dengan katalis
asam sulfat 0,5%, yang dilakukan pada suhu 60oC selama 1 jam sambil diaduk
dengan mixer, kemudian diamkan selama 24 jam, dan akan terbentuk 2 lapisan,
yaitu atas dan bawah. (Dermawan dan Susila, 2013, Refaat dkk., 2008)

d) Minyak goreng selanjutnya dimurnikan, yaitu memisahkan air, katalis, dan sisa
methanol yang berada di lapisan bawah.
e) Setelah dimurnikan, kemudian dilakukan proses transesterifikasi dengan
menambahkan metanol pada perbandingan 10% volume minyak, yaitu 175ml
metanol pada 1750ml minyak dengan katalis NaOH 1% dari berat minyak. Proses
tersebut dilakukan pada suhu 60oC selama 1 jam. (Dermawan dan Susila, 2013,
Refaat dkk., 2008)

f) Hasil reaksi didinginkan sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas dan
lapisan bawah.

g) Lapisan atas merupakan biodiesel dan bawah berupa campuran gliserol,


metanol sisa, dan katalis.

h) Biodiesel yang terbentuk selanjutnya dilakukan pencucian dengan aquadest


pada suhu 50oC-60oC. (Chhetri dkk., 2008) i) Setelah dilakukan pencucian,
selanjutnya dipanaskan pada suhu 105oC untuk menghilangkan kandungan air
(Rakhmad Faizal Yudha, 2018).

Anda mungkin juga menyukai