Improvement TS44002
MATERI 9 Vol 2
Outline
• 4.2 Tanah Ekspansif
• 4.2.1 Pendahuluan
• 4.2.2 Identifikasi Tanah Ekspansif
• 4.2.3 Analisis Potensi Pengangkatan Tanah ke Atas (Swelling potential/Heave)
• 4.2.4 Desain Pencegahan dan Langkah-langkah Konstruksi
• 4.2.5 Persebaran Tanah Ekspansif di Pulau Jawa
2
4.2 Tanah Ekspansif
4.2.1 Pendahuluan
Karakteristik Tanah Ekspansif
1. Mineral lempung
Mineral lempung yang menyebabkan perubahan volume umumnya mengandung montmorillonite atau
vermiculite, sedangkan illite dan kaolinite dapat bersifat ekspansif bila ukuran partikelnya sangat halus.
2. Kimia tanah
Meningkatnya konsentrasi kation dan bertambahnya tinggi valensi kation dapat menghambat pengembangan
tanah. Sebagai contoh, kation Mg++ akan memberikan pengembangan yang lebih kecil dibandingkan dengan
Na+ .
3. Plastisitas
Tanah dengan indeks plastisitas dan batas cair yang tinggi mempunyai potensi untuk mengembang yang lebih
besar.
4. Struktur tanah
Tanah lempung yang berflokulasi cenderung bersifat lebih ekspansif dibandingkan dengan yang terdispersi.
5. Berat isi kering
Tanah yang mempunyai berat isi kering yang tinggi menunjukkan jarak antar partikel yang kecil, hal ini berarti
gaya tolak yang besar dan potensi pengembangan yang tinggi.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Kedalaman Zona Aktif
Kedalaman zona aktif adalah kriteria penting dalam mengevaluasi tanah ekspansif karena merupakan kedalaman fluktuasi
kadar air terbesar yaitu kedalaman dari permukaan tanah yang memiliki potensi mengembang atau menyusut.
Klasifikasi Potensi Ekspansi (1/3)
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (2/11)
1) Metode Berdasarkan Indeks Plastisitas (PI) dan Batas Susut (SI)
Pengukuran Tingkat Keaktifan (Ac)
• Batas Atterberg dan fraksi lempung dapat dikombinasikan menjadi satu parameter yang
dinamakan tingkat keaktifan (Ac).
• Pada umumnya, tanah dengan indeks plastisitas (PI) kurang dari 15% tidak akan
memperlihatkan perilaku pengembangan.
• Untuk tanah dengan PI lebih besar dari 15%, kadar lempung dan batas Atterbergnya harus diuji.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (3/11)
1) Metode Berdasarkan Indeks Plastisitas (PI) dan Batas Susut (SI)
Pengukuran Tingkat Keaktifan (Ac)
Persamaan secara umum: Persamaan untuk tanah yang dipadatkan dengan
pemadatan standar pada kadar air optimum:
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (4/11)
1) Metode Berdasarkan Indeks Plastisitas (PI) dan Batas Susut (SI)
Pengukuran Tingkat Keaktifan (Ac)
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (5/11)
2) Free Swell Test
• Dilakukan dengan cara menempatkan sejumlah tanah kering lolos saringan No. 40 ke dalam sebuah silinder ukur
berisi air serta mengukur volume pengembangannya setelah tanah turun seluruhnya.
• Nilai kembang bebas dinyatakan sebagai perbandingan perubahan volume terhadap volume awalnya, yang
dinyatakan dalam persen.
• Sodium montmorillonite (bentonite) dapat memiliki Free swell sebesar 1200% sampai dengan 2000%.
• Tanah yang memilki nilai kembang bebas minimal 100% akan mengalami pengembangan yang cukup besar di
lapangan saat berada pada kondisi basah.
Persamaan Free Swell Index (FSI) Potensi Ekspansif Berdasarkan Free Swell Index (FSI)
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (7/11)
4) Expansion Index (EI) Test
• Prinsip pengujian serupa dengan uji PVC, yang membedakannya hanya penggunaan beban tambahan konstan.
• Pengujian dilakukan terhadap contoh tanah yang lolos saringan No. 4 dan berada pada kondisi kadar air mendekati
optimum, kemudian dibiarkan selama 6 – 30 jam dan dipadatkan di dalam cetakan berdiameter 10,2 cm.
• Jika dibutuhkan, selanjutnya kadar air disesuaikan agar contoh tanah mendekati derajat kejenuhan sebesar 50%.
• Kemudian diberikan beban tambahan sebesar 6,9 kPa dan contoh tanah dibasahi.
• Perubahan volume dipantau selama 24 jam.
Persamaan Expansion Index (EI) Korelasi nilai indeks pengembangan dengan potensi
pengembangan
Sumber: Pd T-10-2005-B
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (8/11)
4) Expansion Index (EI) Test
Metode Berdasarkan Sifat Fisik (9/11)
5) Coefficient of Linear Extensibility (COLE)
Persamaan Coefficient of Linear Extensibility (COLE) Ratio of Linear Extensibility (LE) Terhadap Persen Tanah Liat
Sumber:
Abdelkader et al. (2021)
• Tabel di atas menunjukkan perbedaan kandungan kalium (Potassium) antara mineral lempung Illite dan 2
lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan kalium yang tinggi merupakan indikasi dari potensi
ekspansi tanah yang rendah.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Berdasarkan Uji Oedometer (3/3)
Constant Volume Swell (CVS)
Sumber: Pd T-10-2005-B
Analisis (1/7)
Analisis (2/7)
Analisis (3/7)
Analisis (4/7)
Analisis (5/7)
Analisis (6/7)
Analisis (7/7)
Differential Heave (1/2)
Diffferential Heave Pada Batuan Dasar Ekspansif Pegunungan Heave Linier di Area Batuan Dasar yang
Curam di Dekat Denver, Colorado (Noe, 2007)
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (2/7)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode konstruksi
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (3/7)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode konstruksi
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (4/7)
1) Penggantian Material
Prinsipnya yaitu pengurangan seluruh atau sebagian tanah ekspansif sampai pada kedalaman tertentu, sehingga
fluktuasi kadar air akan terjadi sekitar ketebalan tanah pengganti.
2) Stabilisasi
• Dengan kapur : berkisar antara 2 – 10% dari berat kering tanah lempung
• Dengan semen : berkisar antara 4 - 6 % dari berat kering tanah lempung
3) Membran
• Geosintetik: geomembran ditempatkan di atas tanah dasar harus cukup tebal agar tidak mudah terkoyak atau
terkena benda tajam pada saat penghamparan. Ketebalan membran yang digunakan minimal 0,25 mm atau 10
mil, dimana mil adalah satuan tebal geosintetik.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (6/7)
3) Membran
• Membran Vertikal: ditempatkan pada kedua sisi jalan yang akan dilindungi dalam posisi tegak hingga mencapai
kedalaman tertentu. Kedalaman membran harus dipasang minimal dua pertiga dari kedalaman zona aktif, dan
kedalaman minimal pemasangan membran adalah 1,5 meter.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (7/7)
3) Membran
• Membran Pembungkus Lapisan Tanah (Membranes Encapsulated Soil Layer, MESL): pada metode ini tanah yang
berada di dalam selubung membran akan memiliki kadar air yang relatif tetap, akibat kurangnya pengaruh dari
perubahan kadar air yang terjadi di luar membran.
4) Pembebanan
Dilakukan dengan cara pemberian beban yang cukup besar untuk menahan tekanan mengembang. Cara ini hanya
dapat dilakukan untuk tanah lempung yang memiliki tingkat ekspansif yang rendah sampai dengan sedang. Tekanan
mengembang sekitar 25 kPa dapat dijaga pengembangannya dengan tinggi timbunan 1,3 meter dan fondasi beton.
Pada sistem pembebanan ini diperlukan pembuatan drainase untuk menurunkan muka air tanah agar tanah tidak
bersifat lunak sewaktu pemberian beban berlangsung.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Pengubahan Lempung Ekspansif (5/7)
3) Membran
• Pelat Beton: digunakan sebagai membran untuk menjaga perubahan kadar air yang berlebihan dan juga penahan
gaya angkat ke atas dari pengembangan tanah ekspansif. Pelat beton memiliki keunggulan dibandingkan dengan
membran sintetik karena sifat beton yang lebih kaku.
• Aspal: berfungsi sebagai membran, terutama dari jenis catalytically blown, aspal emulsi dan aspal karet.
Penggunaan campuran aspal–semen yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai membran adalah sebanyak
5,9 liter/m2.
• Membran Horizontal: ditempatkan di atas permukaan tanah sedemikian rupa sehingga lebar membran lebih
panjang dari lebar jalan yang dilindungi. Jarak samping berkisar antara 0,60 meter sampai dengan 1,50 meter,
atau dapat diambil sebesar kedalaman zona aktif.
Sumber: Pd T-10-2005-B
Menghindari Lempung Ekspansif (2/3)
2) Drilled Shaft
Menghindari Lempung Ekspansif (3/3)
3) Menopang Lantai Secara Struktural
Menghindari Lempung Ekspansif (1/3)
1) Memperdalam Footing
61
Peta untuk kota Jawa Tengah
Peta untuk kota Jawa timur
63
DAFTAR PUSTAKA
• Penanganan tanah ekspansif untuk konstruksi jalan (Pd T-10-2005-B)
• Foundation Engineering of Expansive Soil (Nelson, 2015)
• FAKTOR DIPERTIMBANGKAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PONDASI ~ UD AURELIA SANJAYA devisi
Solo Area (mandorayub.com)
TERIMA KASIH