Anda di halaman 1dari 1

1 April 2014

"Pokoknya kalau lo nikah duluan dari gw, berarti lo kalah taruhan,harus bayar 500 ribu.
Deal ya" ucapnya, yang tanpa pikir panjang langsung ku aminkan dengan yakin.Entah
mengapa tiba-tiba kalimat itu datang dari mulut teman lelaki ku ini, N. Obrolan kami
yang awalnya cuma obrolan ngalor ngidul seputar kuliah tiba-tiba berlanjut ke omongan
nikah. Dia memang absurd. Aku dan N dulu kuliah di kampus yang sama dan kebetulan
kami satu daerah. Jadi bisa dibilang N adalah salah satu teman pertama ku saat
menginjakkan kaki di tanah jawa ini. Menjalani hari menjadi mahasiswa.
N adalah teman yang baik. Ia cerdas, aktif, menyenangkan. Meskipun tak jarang sifat
blak blakannya membuat tak sedikit orang sebal padanya. Termasuk aku.
"Gw suka cewek cantik. Ga pakai jilbab. Biar ga malu-maluin diajak kondangan", entah
bercanda atau serius N mengucapkan itu saat kami sedang berkumpul bersama teman-
teman himada di kost ku. Kalimat yang saat ini cukup berkesan buatku. Ah, berarti aku
bukan tipenya. Aku tidak cantik dan memakai jilbab. Pikirku kala itu. Padahal banyak
yang bilang kami cocok. Namun sekali lagi. Aku bukan tipenya.
Lebih dari 7 tahun berlalu sejak obrolan malam itu. Kini kami sudah bukan berstatus
mahasiswa lagi. Bahkan sepertinya N pun sudah lupa dengan taruhan malam itu.
Rutinitas sebagai pekerja kantoran membuat kami sudah tidak ada waktu lagi bahkan
untuk sekedar haha hihi seperti dulu. Satu hal yang masih sama ternyata rasa yang
kupunya untuk N.
Tanpa ku sadari,  aku menyukainya.
Dian, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai