Anda di halaman 1dari 4

1.

Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran


Tahapan ini merupakan langkah pendahuluan dalam mengembangkan
materi belajar. Dalam hal ini, usaha yang dilakukan adalah dengan mencermati
secara mendalam tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam
modul yang akan dikembangkan.
Maka dari itu, penulisan kalimat pada tujuan pembelajaran perlu
mengandung aspek ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree).
Sebagaimana penjelasan berikut ini:
a. Audience merujuk pada siapa yang menjadi target atau sasaran belajar.
Contohnya; siswa, mahasiswa, atau sasaran peserta didik lainnya.
b. Behaviour menjelaskan tentang kompetensi yang diharapkan akan dikuasai
siswa setelah mempelajari modul, atau dengan kata lain, perilaku yang
dapat diamati sebagai hasil belajar.
c. Condition merujuk pada situasi di mana tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, atau dalam pengertian, persyaratan yang perlu dipenuhi agar
perilaku yang diharapkan dapat tercapai.
d. Degree adalah tingkat kemampuan yang kita inginkan dapat dikuasai oleh
pembaca, atau dapat pula dimaknai sebagai tingkat pencapaian yang
diterima sesuai dengan harapan.
Sebagai contoh; “Siswa mampu menuliskan kalimat Thayyibah dengan
menggunakan cat warna di media sterofoam secara baik dan benar.”

Audience Behaviour Condition Degree


Siswa mampu dengan secara baik dan
menuliskan menggunakan cat benar
kalimat warna di media
Thayyibah sterofoam

2. Memformulasikan Garis Besar Materinya


Setelah kita menetapkan tujuan pembelajarannya, maka langkah
berikutnya adalah menentukan tema yang akan menjadi materi dalam modul.
Perlu diingat bahwa dalam menentukan materi, kita harus
menyesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan. Selain itu,
juga perlu memperhatikan aspek ABCD dari tujuan pembelajarannya,
maksudnya, materi harus disesuaikan dengan target pembaca berdasarkan umur
maupun tingkat pendidikannya, tingkah laku pembaca yang diharapkan akan
dikuasai setelah mempelajari modul (contohnya, pembaca dapat memahami
kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat Thayyibah), serta kondisi
tingkah laku dan tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai.

3. Menuliskan Materi
Pada tahap ini, ada empat hal yang harus diperhatikan, sebagaimana
uraian berikut ini:
a. Menentukan materi yang akan ditulis
Menurut Andriani, untuk memulai penulisan materi, ada dua
pertanyaan yang harus dijawab guna menentukan keluasan dan
kedalaman materi yang ditulis, yaitu; Apa yang harus diketahui siswa
setelah selesai membaca materi? dan apa manfaat bagi siswa terkait
materi yang telah dibacanya?.
b. Menentukan Gaya Penulisan
Gaya penulisan materi modul harus menyesuaikan dengan jenis
materinya dan juga kemampuan siswanya.
Menurut Rowntree dalam Prastowo menjelaskan bahwa kaidah
gaya penulisan yang dianggap mampu membantu penyampaian pesan
kepada siswa secara efektif meliputi sepuluh petunjuk sebagaimana
berikut ini:
1) Menuliskan kalimat atau kata-kata interaktif. Seakan-akan sedang
berbicara langsung dengan siswa (pembaca), Misalnya, “Saudara baru
saja selesai mempelajari Kegiatan Belajar 1 dari Modul 1, selanjutnya
coba Saudara jelaskan kembali dengan kata-kata Saudara sendiri
tahapan penyusunan instrumen penilaian pembelajaran.”
2) Gunakan kata ganti orang kedua, contohnya Kamu, Anda, Saudara,
dan sebagainya.
3) Tulislah mengenai orang, benda, dan fakta.
4) Gunakan kalimat aktif dan subjek personal.
5) Gunakan kata kerja.
6) Gunakan kalimat yang singkat.
7) Gunakan paragraf yang singkat.
8) Gunakanlah kalimat retorika.
9) Lakukan dramatisasi, jika diperlukan.
10) Gunakan ilustrasi, contoh, atau kasus.

4. Menentukan Format dan Tata Letak (layout)


Dalam tahapan ini, perlu dipikirkan dengan cermat, format seperti apa
yang mampu memberikan stimulus secara optimal bagi siswa. Variasi format
dapat memanfaatkan tampilan fisik, misalnya dengan memberikan ilustrasi
serta menggunakan jenis dan ukuran font yang berbeda. Kemudian, yang
terpenting, kita tak perlu takut mencoba hal baru untuk membuat modul yang
inovatif dan menarik.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada dua hal penting yang perlu kita
perhatikan dalam penentuan format modul. Pertama, konsistensi harus benar-
benar diperhatikan. Maksudnya, jangan terlalu sering menggunakan variasi
dalam menyusun tulisan, karena bisa kontraproduktif. Kedua, kemudahan
kepada pembaca. Maksudnya, modul hendaknya disusun dalam format yang
mudah dipelajari dan sistematis, sehingga memudahkan siswa untuk
mempelajarinya.
Berikut adalah komponen-komponen modul yang perlu dijadikan acuan
dalam memgembangkan format dalam menulis modul yang baik.

Bagian Pendahuluan Bagian Inti Bagian Penutup


1. Judul 6. Uraian Materi 9. Post Test
2. Kata Pengantar 7. Lembar 10. Tindak Lanjut
3. Daftar Isi Kegiatan Siswa 11. Kunci Jawaban
4. Petunjuk Penggunaan 8. Ringkasan 12. Daftar Pustaka
Modul
5. Standar Kompetensi

Selain itu, aspek yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan modul
adalah tata letak (layout). Dalam hal ini, Andriani mencatat tiga variabel yang
mempengaruhi tata letak, sebagaimana diuraikan berikut ini.
Pertama, ukuran halaman dan format modul. Seperti kita tahu, ukuran kertas
ada bermacam-macam, mulai dari A0 hingga A5. Pilihan ukuran kertas dipengaruhi
dan ditentukan oleh materi serta target pembaca. Format kertas dapat dipilih dalam
bentuk portrait, landscape, atau gabungan keduanya.
Kedua, kolom dan margin. Kolom tunggal lebih mudah ditangani, sedangkan
untuk kertas, ukuran kecil lebih efisien. Sementara itu, margin yang perlu diperhatikan
adalah batas atas-bawah dan batas kiri-kanan, header atau footer, dan lain sebagainya.
Ketiga, penempatan tabel, gambar, dan diagram. Penempatan tabel, gambar
maupun diagram harus diatur secara konsisten, agar penempatanya dapat tertata rapi
dan tidak asal.

Anda mungkin juga menyukai