Anda di halaman 1dari 6

Nama : Puja Ismarina

Kelas : 04 FARP001
NIM : 201040400080

PREFORMULASI

Preformulasi adalah tahap pertama dalam pembentukan suatu sediaan obat atau
aktivitas formulasi dengan pertimbangan yang hati-hati dari data preformulasi.
Preformulasi pentingbagi formulator untuk mendapatkan profil fisika-kimia yang
lengkap dari bahan-bahan aktif yang tersedia sebelum memulai suatu aktifitas
perkembangan formulai seluruh informasi ini diketahui sebagai preformulasi.
Preformulasi dapat juga dikatakan sebagai tahap awal dalam rangkaiaan proses
pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif
dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk
sediaan farmasi. Dengan kata lain, preformulasi merupakan suatu investigasi sifat
sifat fisik dan kimia zat aktif tunggal atau digabung dengan eksipien.
Tujuan Preformulasi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi formulator
dalam mengembangkan bentuk sediaan yang stabil dan ketersediaan hayati yang
dapat di produksi dalam skala besar.
Preformulasi untuk sediaan tablet dengan cakupan materi meliputi:
a. Organoleptis
b. Analisis Fisikokimia
c. Sifat – sifat fisikomekanik
d. Sifat kristal
e. Stabilitas solid
f. Studi kompatibilitas
g. Parameter yang mempengaruhi absorbsi

Organoleptis
Dalam istilah organoleptis ini menekankan bahwa preformulasi harus dimulai
dengan pemerian zat aktif, warna, bau, dan rasa zat aktif harus dicatat dengan
menggunakan terminologi deskriptif.
Analisis Fisikokimia
Analisis fisikokimia merupakan bagian penting dalam preformulasi, karena analisis
fisikokimia ini dilakukan untuk identitas dan kadar zat aktif.

Sifat-sifat Fisikomekanik
Sifat-sifat fisikomekanik yang bahas ini mencakup ukuran partikel, luas
permukaan, pembahasan higroskopisitas, aliran serbuk, karakteristik pengempaan,
dan bobot jenis.
 Ukuran partikel
Berbagai sifat kimia dan fisik zat aktif dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan
bentuk partikel. Zat aktif yang sangat halus sulit di tangani, tetapi banyak kesulitan
dapat diatasi dengan membuat dispersi padat zat aktif dengan suatu pembawa,
seperti polimer larut air.
 Teknik menetapkan ukuran partikel
Metode yang digunakan untuk memantau ukuran partikel, antara lain metode
mikroskopik, pengayakan, penetapan volume partikel. Pengukuran volume partikel
meanggunakan alat yang disebut coulter counter, memungkinkan menghitung
suatu diameter setara dengan volume.
 Bentuk dan luas permukaan partikel
Bentuk dan luas permukaan partikel diperlukan karena bentuk memengaruhi aliran
dan sifat permukaan suatu serbuk dan mempunyai pengaruh pada luas permukaan.
 Sifat aliran serbuk
Sifat aliran serbuk sangat penting untuk pembuatan tablet yang efisien. Sifat aliran
serbuk yang baik merepukan hal penting untuk pengisian yang seragam dan untuk
memudahkan gerakan bahan disekitar fasilitas produksi.
 Karakteristik pengempaan/ kompaktibilitas/ ketermampatan
Ketermampatan adalah kemampuan mengurangi volume di bawah tekanan.
Manfaat dari uji kemampatan adalah memberi petunjuk tentang sifat serbuk yang
elastis, plastis atau rapuh.

Sifat Kristal
Polimorfisa adalah sifat zat aktif yang terdiri atas satu bentuk kristal dengan
pengaturan ruang kisi-kisi yang berbeda. Polimorf adalah bentuk kristal yang
berbeda. Pseudopolimorf adalah suatu kristal solid yang sering menjerat molekul
pelarut dalam suatu posisi kisi-kisi tertentu dan dalam stokiometri.
Banyak solid dapat dibuat dalam suatu bentuk polimorfisa tertentu melalui
perlakuan kondisi kristalisasi yang tepat. Ada 2 (dua) tipe polimorfisa, yaitu tipe
monotorik dan tipe polimorf enantiotropik.
 Monotropik adalah polimorfisa yang hanya satu bentuk zat aktif yang stabil
(terlepas dari suhu dan tekanan) dan bentuk menstabil akan kembali ke
bentuk stabil seiring dengan waktu.
 Polimorf enantiotropik adalah perubahan dari suatu bentuk ke bentuk lain
yang bersifat reversible.

Pseudopolimorfisa
Perubahan dalam proses kristalisasi juga dapat menyebabkan masuknya molekul
pelarut dalam kristal, menghasilkan solvant (atau terutama jika air yang masuk
berupa hidrat). Kristal ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari sampel
nonsolvant, dalam cara yang sama dengan bentuk polimorf yang berbeda disebut
pseudopolimorfisa.

Crystal habit
Habit adalah istilah yang diberikan pada penampilan luar kristal. Habit suatu
kristal dapat berubah dengan tanpa mengubah bentuk polimorf. Kedua parameter
ini bersifat independen.

Cacat kristal
Kristalisasiruah zat aktif akan cenderung menghasilkan kristal yang tidak
sempurna yang disebabkan oleh cacat dan pergeseran selama pengaturan kisi-kisi.
Penambahan/ yang tanpa sengaja ditambah ketidakmurniaan berkonsentrasi rendah
akan meningkatkan gangguan dalam kisi-kisi.

Stabilitas Solid
Dalam mengimplentasikan studi stabilitas harus memipertimbangkan dua hal,
yaitu:
a. Pengembangan suatu profil zat aktif
b. Pada tahap dini, perlu dipertimbangkan interaksi yang mungkin terjadi antara zat
aktif dan eksipien yang merupakan calon untuk dimasukan pada formulasi yang
diinginkan stabilitas solid berkaitan dengan stabilitas fisik dan kimia. Umumnya
bahan solid farmasetik terdegradasi sebagai akibat solvolisis, oksidasi, fotolisis,
dan pirolisis. Sifat fisik zat aktif seperti kelarutan, pKa, titik cair, bentuk kristal,
dan kandungan keseimbangan lembap juga memengaruhi stabilitasnya. Faktor
paling umum yang menyebabkan reaksi dalam keadaan solid adalah panas, cahaya,
oksigen, dan kelembapan. Reaksi dalam keadaan solid umumnya lambat dan
biasanya menggunakan kondisi perlakuan tekanan dalam menginvestigasi
stabilitas.
1. Studi stabilitas pada suhu yang ditingkatkan
Menggunakan peningkatan suhu yang paling umum sekitar 30º, 40º, 50º, dan 60º
C.Sampel yang disimpan pada suhu tertinggi harus diperiksa perubahan fisik dan
kimianya pada jarak waktu yang sering dan setiap perubahan fisik dan kimianya
pada jarak waktu yang sering dan setiap perubahan dibandingkan terhadap suatu
sampel kendali yang sesuai (biasanya sampel yang disimpan pada suhu 5º C atau -
2º C), harus dicatat. Bukti yang nyata harus diperoleh dengan memantau sampel
yang disimpan pada suhu yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama. Data
yang diperoleh dapat digunakan untuk menetapkan untuk kecepatan degradasi pada
suhu yang lebih rendah.
2. Stabilitas fotolitik
Banyak zat aktif menjadi pudar atau gelap pada jajanan terhadap cahaya. Menjadi
pudar atau gelap pada pajanan terhadap cahaya. Hal tersebut mengakibatkan
masalah estetik yang dapat dikendalikan dengan menggunakan wadah kaca coklat
atau wadah buram dengan menambahkan suatu zat pewarna dalam sediaan untuk
menutupi perubahan warna. Pewarna yang digunakan untuk tujuan ini harus cukup
fotostabil. Selama periode ini, sampel harus sering diperiksa terhadap perubahan
penampilan dan dalam perubahan/kehilangan kimiawi dan harus dibandingkan
terhadap sampel yang disimpan di bawah kondisi yang sama, tetapi terlindung dari
cahaya.
3. Stabilitas dalam oksidasi
Sensitivitas tiap zat aktif terhadap oksigen atmosfer harus dievaluasi, jika perlu
sediaan jadi dikemas di bawah kondisi atmosfer inert dan mengandung suatu
antioksidan. Sensitivitas zat aktif terhadap oksidasi dapat dipastikan dengan
menginvestigasi kestabilannya dalam suatu atmosfer dengan tekanan oksigen yang
tinggi.
Studi Kompabilitas
Suatu sediaan tablet mengandung bebrapa jenis eksipien, yaitu pengisi, pengikat,
penghancur, lubrikan, glidan, antilekat, dan adjuvan (jika perlu). Perbandingan
tersebut harus konsisten dengan perbandingan yang paling mungkin dihadapi
dalam tablet jadi dan akan tergantung pada sifat eksipien, ukuran dan potensi
tablet.

Parameter yang Mempengaruhi Adsorpsi


Absorpsi zat aktif solid yang diberikan secara oral terdiri dari dua proses berurutan
yaitu proses disolusi, diikuti dengan transportasi zat terdisolusi. Sifat fisikokimia
yang berkaitan dengan proses absorpsi yaitu koefisien partisi, yang merefleksikan
kelarutan relatif dalam air dan lemak suatu zat dan perilaku ionisasi. Ketiga
parameter ini secara bersamaan/masing-masing membantu mengkarakterisasi
perilaku permeasi suatu zat aktif.
 Koefisien Partisi
Koefisien Partisi diterapkan untuk:
1. penilaian kelarutan dalam air
2. petunjuk respon biologis
3. mengekstraksi zat aktif dari cairan berair (terutama darah dan urine)
4. membantu pemilihan kolom atau fase gerak untuk analisi kromatografi
5. menetapkan konsentrasi zat aktif dan/ pengawet dalam fase berair sediaan
emulsi
6. memperkirakan pelepasan zat aktif sediaan semisolid seperti dasar salep

Konstanta Ionisasi
Absorpsi zat aktif yang bersifat asam atau basa lemah dalam saluran cerna
merupakan fraksi zat aktif tidak terionisasi. Faktor penting dalam absorpsi zat aktif
yang bersifat asam dan basa lemah adalah pH pada tempat absorpsi, konstanta
ionisasi, dan kelarutan spesi takterionisasi dalam lemak. Semua faktor ini
merupakan teori pH partisi yang diterima secara luas.
Kecepatan Disolusi, yaitu untuk memprediksi absorbsi dan sifat
fisikokimia.Konstanta Disosiasi, yaitu menyangkut proses transfer melalui sel
membran, untuk penelitian stabilitas dan solubilitas obat dalam larutan. Konstanta
disosiasi ini biasanya ditentukan dengan titrasi potensiometri.

Anda mungkin juga menyukai