Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-
kecilnya dan kembalinya alat reproduksi keadaan normal. Kemampuan pelayanan
kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka
kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara
untuk memberikan pelayanan kesehatan. Di lingkungan ASEAN, Indonesia
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami
sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang
sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang
menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence
based, dimana secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar
praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan
kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan
menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan.
2. Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan persalinan terkini.

1
C. Manfaat
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based
kebidanan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based
pada asuhan persalinan terkini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evidence Based Midwifery (Practice)
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan
kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887
(Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk
kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini, peningkatan
jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka kedua atas dan
mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah kebutuhan
yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan
melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan.
EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian
murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003
(Hemmings et al, 2003). Hal ini dirancang untuk membantu bidan dalam
mendorong kemajuan yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi (Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka
terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan,
sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan
dan penelitian lebih lanjut.
B. Asuhan Persalinan Normal
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Saifuddin, 2010).

3
Sedangkan persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat. Di dalam
asuhan Persalinan terdapat 5 (lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima) benang
merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:
1. Aspek pemecahan masalah yang diperlukan untuk menentukan Pengambilan
Keputusan Klinik (Clinical Decision Making)
2. Aspek Sayang Ibu yang berarti sayang bayi
3. Aspek Pencegahan Infeksi
4. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
5. Aspek Rujukan
C. Contoh Evidence Based Midwifery Pada Asuhan Persalinan
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang,
terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis, dan
komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian
ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif,
beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:
1. Keluarga Berencana
Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang
diinginkan.
2. Asuhan Antenatal Terfokus
Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda bahaya,
menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi.

4
3. Asuhan Pasca Keguguran
Penatalaksanaan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap
terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
4. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih,
aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian.
5. Penatalaksanaan Komplikasi yang Terjadi Sebelum, Selama dan Setelah
Persalinan
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi
adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan
ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut
derajat, keadaan dan tempat terjadinya.
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan
komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan
pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi
baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran
paradigma tersebut diatas:
1. Mencegah Perdarahan Pascapersalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri
Upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan dimulai pada tahap yang
paling dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan
perdarahan pascapersalinan, diantaranya manipulasi minimal
proses persalinan, penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi
uterus pascapersalinan. Upaya rujukan obstetrik dimulai dari pengenalan dini

5
terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih dalam kondisi yang
optimal.
2. Laserasi atau Episiatomi
Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin
karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi
kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi
robekan minimal pada perineum.
3. Retensio Plasenta
Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk mencegah perdarahan,
mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian
uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat
terkendali.
4. Partus Lama
Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan
penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan
proses persalinan. Dukungan suami atau kerabat, diharapkan dapat memberikan
rasa tenang dan aman selama proses persalinan berlangsung. Pendampingan ini
diharapkan dapat mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin
kebersamaan, berbagi tanggungjawab diantara penolong dan keluarga klien.
5. Asfiksia Bayi Baru Lahir
Pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan melalui upaya
pengenalan atau penanganan sedini mungkin, misalnya dengan memantau
secara baik dan teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan, mengatur
posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan
sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi, teknik meneran dan bernapas yang
menguntungkan bagi ibu dan bayi.
Bila terjadi asfiksia, dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi tetap
hangat, menempatkan bayi dalam posisi yang tepat, penghisapan lendir secara
benar, memberikan rangsangan taktil dan melakukan pernapasan buatan (bila

6
perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk mencegah asfiksia,
memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan
mencegah hipotermia.
6. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran
bayi.
Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan
mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi
jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar)
dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan, sebagai berikut:
a. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya
sesuai martabatnya.
b. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut.
c. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
d. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
kuatir.
e. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
f. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan
perasaan ibu beserta anggota keluarga yang lain.
g. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga
yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
h. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan
dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
i. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
j. Menghargai privasi ibu.

7
k. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
l. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila
ia menginginkannya.
m. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
memberi pengaruh yang merugikan.
n. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan
(episiotomi, pencukuran, dan klisma).
o. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
p. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi.
q. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,
perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan
resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

8
Tabel Contoh Evidence Based Intranatal Care dan Postnatal Care
KEBIASAAN KETERANGAN
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan
pemantauan involusio rahim.
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat
untuk melakukan kontak kulit ke kulit untuk
mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI.
Menduduki sesuatu yang panas Duduk diatas bara yang panas dapat
menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan
darah ibu dan menambah perdarahan serta
menyebabkan dehidrasi.
Review dari Cochrane menginformasikan bahwa epidural tidak hanya menghilangkan
nyeri persalinan, namun seperti tindakan medikal lainnya berdampak pada
perpanjangan persalinan, peningkatan penggunaan oksitosin, peningkatan persalinan
dengan tindakan seperti forcep atau vakum ekstraksi, dan tindakan seksio sesarea
karena kegagalan putaran paksi dalam, resiko robekan hingga tingkat 3-4 dan lebih
banyak membutuhkan tindakan episiotomi pada nulipara.
Studi lain tentang sentuhan persalinan membuktikan bahwa dengan sentuhan
persalinan 56% lebih sedikit yang mengalami tindakan Seksio Sesarea, pengurangan
penggunaan anestesi epidural hingga 85%, 70% lebih sedikit kelahiran dibantu forceps,
61% penurunan dalam penggunaan oksitosin; durasi persalinan yang lebih pendek
25%, dan penurunan 58% pada neonatus yang rawat inap.
Menyusui secara esklusif dapat meingkatkan gerakan peristaltik ibu sehingga
mencegah konstipasi ibu. Ibu yang menyusui secara eksklusif akan lebih sedikit yang
konstipasi.

9
ANALISIS SWOT INTRANATAL CARE
 S : Strenght (Kekuatan)
a. Pendidikan bidan minimal D3 Kebidanan
b. Bidan memiliki STR
c. Memiliki pengalaman dan kompeten dalam menolong persalinan
d. Pengisian Partograf secara benar

 W : Weakness (Kelemahan)
a. Kurangnya kemampuan dalam memantau kemajuan persalinan (VT)
b. Bidan masih kurang terampil dalam menolong persalinan
c. Bidan masih kurang memahami penerapan Asuhan Sayang Ibu
d. Kurangnya disiplin dalam menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada
proses persalinan

 O : Opportunity (Peluang)
a. Bidan yang telah mengikuti pelatihan Asuhan persalinan Normal (APN)
b. Alat persalinan yang lengkap dalam proses persalinan, serta kelengkapan
tambahan seperti infus dan O2.
c. Tersedianya tempat persalinan dan ruang persalinan yang nyaman serta
mengutamakan privacy pasien

 T : Threat (Ancaman)
a. Ibu yang lebih memilih melahirkan dirumah dari pada di fasilitas kesehatan
b. Ibu yang lebih memilih ditolong oleh dukun dari pada bidan
c. Keluarga yang terlambat mengambil keputusan bila diperlukan tindakan
rujukan
d. Tidak tersedianya persiapan selama proses persalinan dan rujukan seperti
persiapan infus.

10
STRATEGI SWOT INTRANATAL CARE
 SO :
a. Menolong persalinan secara aman dan tuntas
b. Ibu dan bayi sehat dan selamat

 WO :
a. Meningkatkan keterampilan bidan dalam memantau kemajuan
persalinan.
b. Pemanfaatan alat persalinan secara benar dengan prinsip
pencegahan infeksi dalam menghindari komplikasi
c. Adanya ruang persalinan yang bersih dan nyaman dapat pendukung
penerapan Asuhan Sayang Ibu

 ST :
a. Kompetensi bidan yang lebih baik dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat untuk mendapatkan pertolongan persalinan di tenaga
kesehatan.
b. Pemantauan persalinan yang tepat dapat mendukung keluarga
dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila diperlukan
adanya rujukan.

 WT :
a. Bidan harus lebih menjamin rasa aman dan nyaman untuk
melahirkan di fasilitas kesehatan.
b. Bidan harus lebih telaten dan terampil dalam menolong persalinan
dibanding dukun.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma baru yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan evidence
based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering
terjadi. Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar
persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas maka
paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada tingkat
tersebut.
Jika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan
upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi yang
mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat waktu, dan
melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat secara
bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
B. Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam
penelitian,akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan
khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam
upaya penurunan AKI dan AKB.

12
Daftar Pustaka

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta:


EGC.

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Edisi Baru Dengan
Resusitasi.

Pusdiknakes-WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta. Diakses dari


www.google.com

Yuniati I. 2010. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program


Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai