Anda di halaman 1dari 26

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CIRCUIT


LEARNING DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA TANAH BEKALI

Ritawati
Institut Agama Islam Yasni Bungo
Ritawati956@gmail.com

Muhammad Sabli
Institut Agama Islam Yasni Bungo
anisaanisamila@gmail.com

Ani Pajrini
Institut Agama Islam Yasni Bungo
Nie0808@gmail.com

Abstrak

Peneliti sebagai guru mencoba menerapkan model Circuit Learning dan model
Kemmis dan Mc Taggart dengan orientasi belajar bagi siswa. Aktivitas siswa
mengalami peningkatan menjadi lebih baik seiring dengan efektifitas
pembelajaran yang dilakukan. Model pembelajaran yang inovatif seperti Model
Circuit Learning dan model Kemmis dan Mc Taggart telah mendukung dan
membangkitkan potensi siswa untuk belajar aktif. Siswa dibimbing dalam
bentuk individu, agar pembelajaran yang didapat lebih baik. Dari kedua
siklus tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali lebih meningkat jika pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan Model Circuit Learning dan Model Kemmis
dan Mc Taggart. Pada siklus I materi Sumber Daya Alam menggunakan Model
Circuit Learning dan model Kemmis dan Mc Taggart nilai rata-rata siswa
adalah 71,86%, sedangkan pada siklus II dengan materi Sumber Daya Alam
menggunakan Model Pembelajaran Sirkuit dan Kemmis dan Mc Model Taggart
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali rata-rata nilai
siswa mencapai 86,36. Dengan melihat tabel hasil tes pada siklus II, ternyata
hasil belajar siswa meningkat dari 71,86 pada siklus I dengan kategori cukup,
menjadi 86,36 pada siklus II dengan kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda Tanah Bekali pada pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam dengan
Model Pembelajaran Circuit Learning dan model Kemmis dan Mc Taggart
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Model Circuit Learning

Abstract

Researchers as teachers try to implement the Circuit Learning model and the
Kemmis and Mc Taggart model with a learning orientation for students.
Student activities have improved for the better along with the effectiveness of
the learning carried out. Innovative learning models such as the Circuit
Learning Model and the Kemmis and Mc Taggart model have supported and
aroused students' potential for active learning. Students are guided in an
individual form, so that the learning they get is better. From the two cycles, it
can be seen that the learning outcomes of fourth grade students of Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali are more improved if the learning is
el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

carried out using the Circuit Learning Model and the Kemmis and Mc Taggart
Model. In the first cycle of Natural Resources material using the Circuit
Learning Model and the Kemmis and Mc Taggart model the average value of
the students was 71.86%, while in the second cycle with the Natural
Resources material using the Circuit Learning Model and the Kemmis and Mc
Taggart model the students class IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah
Bekali the average score of students reached 86.36. By looking at the table of
test results in the second cycle, it turns out that student learning outcomes
increased from 71.86 in the first cycle with a sufficient category, to 86.36 in
the second cycle with a very good category. This shows that the learning
outcomes of fourth grade students of Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah
Bekali in Natural Science lessons on Natural Resources Materials with the
Circuit Learning Learning Model and the Kemmis and Mc Taggart model can
improve student learning outcomes.

Keywords: Learning Outcomes, Science Natural, Model Circuit Learning

Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal dengan sains. Pada dasarnya sains dari
kata science yang berarti pengetahuan. Kemudian berkembang menjadi social
science atau ilmu pengetahuan social dan natural science yang dikenal dengan
ilmu pengetahuan alam. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan
tentang objek dan phenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen
dengan menggunakan metode ilmiah. Secara umum, kegiatan dalam IPA
berhubungan dengan eksperimen. Namun dalam hal-hal tertentu, konsep IPA
adalah hasil tanggapan pikiran manusia atas segala yang terjadi di alam.1
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari alam semesta, benda-benda yang
ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang
dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh
karena itu. 2 IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui
metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya3
Pelajaran IPA ditingkat Sekolah Dasar (SD) dianggap sebagai pembelajaran
yang mengenai konsep pendidikan yang bersentuan dengan aspek alam beserta

1 Laili Rahmi, Strategi jitu hipnotis siswa menyukai IPA, (Surabaya; CV.Pustaka Media
Guru,2018), h. 1
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 135
3 Ibid, 136

Volume 1, Nomor 2, September 2021 53


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

kejadian-kejadian yang ada dilingkungan sekitar. Dalam pelajaran IPA di sekolah


dasar guru dituntut untuk menguasai bahan pembelajaran dan hendaknya
dapat merancang media-media serta menerapkan model-model pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.4
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil
belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang
memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternative dalam kondisi
yang berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah
suatu kinerja yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang
telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus)
perilaku (unjuk rasa).5

Pendidikan memang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan


bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut
berperan serta secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut.
Guru harus memiliki kemampuan untuk mengubah pola pikir anak didiknya
dari tidak tahu menjadi tahu. Perintah belajar dan mengajar dikemukakan
dalam Qs. Al-alaq/1-5.
ْ
ََ َ ْ ‫ْ َ ْ َّ َ ﱠ‬
- ۚ‫ِاﻗﺮأ ِﺑﺎﺳ ِﻢ ر ِﺑﻚ ا ِ ي ﻠﻖ‬

ََ َ ْ ْ ََ َ
- ۚ‫ﻠﻖ ا ِ َ ﺎن ِﻣ ْﻦ ﻠ ٍﻖ‬

ْ َْ َ ْ ْ
- ۙ‫ِاﻗ َﺮأ َو َر ﱡﺑﻚ ا ﻛ َﺮ ُم‬

َ َ ْ ‫َﱠ‬ ‫ﱠ‬
- ۙ‫ا ِ ْي ﻠ َﻢ ِﺑﺎﻟﻘﻠ ِﻢ‬

َ ْ َ َ ْ ْ ‫َﱠ‬
- ۗ‫ﻠ َﻢ ا ِ َ ﺎن َﻣﺎ ﻟ ْﻢ َﻳﻌﻠ ْﻢ‬

4Yonarlianto Tembang, “Meningkatkan Hasil Belajar IPA”, Jurnal ilmiah sekolah dasar, vol. 3, no.
2, h. 230-237
5 Fitria Carli Wiseza, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Peta

Konsep Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Iii Sekolah Dasar Negeri 65/Ii Sungai
Bangsat Bungo, Nur El-Islam, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2021

Volume 1, Nomor 2, September 2021 54


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Artinya : “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah, Yang Mengajarkan (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”(Q.S. Al-Alaq/ 1-5)

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang


sangat pasat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis
dituntut untuk mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang
sudah dihadapi saat ini. Untuk memecahkan segala persoalan dibutuhkan
kecerdasan, keaktivitas, dan keaktifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak
menimbulkan masalah yang lebih sulit. Hal ini tentu dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dari segi pengetahuan dan kompetensinya.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia
pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu wadah untuk melahirkan
generasi yang berkualitas dan mandiri.
Namun dalam kenyataan di lapangan, banyak ditemukan berbagai kendala
dalam proses belajar, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan belum
tercapai dengan baik. Salah satu disebabkan karena kesulitan peserta didik
dalam memahami pembelajaran terutama pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan
Alam. Masalah lain dalam pembelajaran di kelas yang juga banyak ditemui yaitu
guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswa, hal ini yang menyebabkan
hasil belajar siswa menjadi pasif dan suasana belajar cenderung membosankan
dan kurang menarik sama sekali.
Berdasarkan hasil observasi dan juga hasil wawancara dengan guru kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali tahun ajaran 2021, diketahui
bahwa rata-rata hasil nilai siswa yang berupa angka masih tergolong rendah.
Ditunjukan dari hasil belajar siswa kelas IV pada saat ulangan harian, dari 22
siswa didapatkan 8 siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan dan 14
siswa masih di bawah KKM sebesar 70 yang ditetapkan oleh sekolah. Rendahnya
hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pembelajaran
belum menggunakan model yang inovatif, tetapi sebaliknya guru sering
menggunakan metode buku/teks sembari mencatat. Guru juga belum
membiasakan siswa untuk memunculkan ide-ide dan belum mengembangkan

Volume 1, Nomor 2, September 2021 55


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

keaktivitas siswa. Akibatnya siswa kurang tertarik dalam memperhatikan materi


pembelajaran, sehingga hasil belajar kurang optimal.
Menurut Kimble dan Garmezy, pembelajaran adalah suatu perubahan
perilaku yang relatife tetapi dan berupa hasil praktik yang diulang-ulang. Dalam
mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat
belajar yang menantang, pemberian umpan balik, belajar kelompok dan
penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk
kemampuan atau mendemonstrasikan kinerja hasil belajar. Oleh karena itu,
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan
merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga
memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun fisik. 6 Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah model pembelajaran Circuit Learning (belajar memutar).
Circuit Learning adalah model pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan
dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Model pembelajaran
Circuit Learning ini terfokus pada penekanan belajar dalam kelompok yang
terbentuk secara heterogen. Setiap anggota bekerja sama dan saling membantu
menyelesaikan masalah sehingga diperoleh keberhasilan individu dan
kelompok.7
Menurut Suyatno, model pembelajaran Circuit Learning diterapkan melalui
empat langkah. Pertama, menciptakan situasi belajar yang kondusif dan focus.
Kedua, peserta didik membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya.
Ketiga, mengadakan sesi Tanya jawab. Keempat, peserta didik melakukan
refleksi terhadap pelajaran yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah
model pembelajaran Circuit Learning yaitu: Pendidik mengadakan sesi Tanya
jawab seputar materi yang akan disampaikan. Pendidik memasang peta konsep
yang berkaitan dengan materi. Pendidik menjelaskan peta konsep yang telah
dipasang sebelumnya. Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok. Peserta didik lembar kerja siswa dan peta konsep sesuai dengan gaya
bahasa sendiri. Pendidik menjelaskan bahwa bagian peta konsep yang mereka
kerjakan akan dipresentasikan. Setiap kelompok mempresentasikan bagian peta

6LailiRahmi, Strategi jitu hipnotis siswa menyukai IPA, (Surabaya; CV.Pustaka Media Guru,2018),
h. 3
7 Isnu Hidayat, Strategi Pembelajaran Populer (Yogyakarta:DIVA Press,2019) h. 61

Volume 1, Nomor 2, September 2021 56


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

konsep yang telah dikerjakan. Pendidik memberikan penguatan berupa pujian


atau hadiah untuk hasil presentasi yang bagus dan memberikan semangat atau
motivasi kepada kelompok yang presentasinya belum memuaskan.
Dapat disimpulkan, dalam model pembelajaran Circuit Learning dapat
mengasah keterampilan dan kreativitas peserta didik dalam merangkai kata
dengan bahasanya sendiri, serta meningkatkan konsentrasi dan fokus dalam
belajar.8
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memilih judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning
Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali”

LANDASAN TEORI
Model Circuit Learning
Circuit learning adalah model pembelajaran yang memaksimalkan
pemberdayaan dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Model
pembelajaran ini terfokus pada penekanan belajar dalam kelompok yang
terbentuk secara heterogen. Setiap anggota bekerja sama dan saling membantu
menyelesaikan masalah sehingga diperoleh keberhasilan individu dan
kelompok.9
Circuit learning merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan
pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan
pengulangan (repetition). Model ini biasanya dimulai dari Tanya jawab tentang
topic yang dipelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep,
pembagian ke dalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai
dengan peta konsep, penjelasan tentang tata cara pengisian, pelaksanaan
presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian.
Circuit Learning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller (dalam De Porter)
seorang konsultan pendidikan, model pembelajaran ini memuat tiga langkah
berurutan, yakni; (1) keadaan tenang pada saat belajar, (2) peta pikiran dan
catatan tulis susun, (3) menambah dan mengulang. Disebut model belajar
memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama

8 Ibid. h. 62-63
9 Isnu Hidayat, Strategi Pembelajaran Populer, (Yogyakarta: DIVA Press,2019). h. 61-62

Volume 1, Nomor 2, September 2021 57


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

setiap hari. Model ini sangat menghemat waktu, karena dengan memaksimalkan
waktu dalam kelas, maka akan meminimalkan waktu belajar dirumah.
Berdasarkan penjelasan di atas model pembelajaran Circuit Learning adalah
salah satu model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan berpikir dan
berbasis masalah yang memiliki komponen lengkap dalam menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dengan tujuan
memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah
dan mengulang.10
a. Penerapan Model Pembelajaran Circuit Learning
Menurut Suyatno, model Circuit Learning diterapkan melalui empat langkah.
Pertama, menciptakan situasi belajar yang kondusif dan fokus. Kedua, peserta
didik membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya. Ketiga, mengadakan
sesi Tanya jawab. Keempat, peserta didik melakukan refleksi terhadap pelajaran
yang telah didapatkan. 11

Adapun secara lebih detail, penerapan model circuit learning dapat diterapkan
melalui langkah-langkah berikut:
1) Pendidik mengadakan sesi tanya jawab seputar materi yang akan
disampaikan.
2) Pendidik memasang peta konsep yang berkaitan dengan materi.
3) Pendidik menjelaskan peta konsep yang telah dipasang sebelumnya.
4) Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
5) Peserta didik mengisi lembar kerja siswa dan peta konsep sesuai dengan gaya
bahasa sendiri.
6) Pendidik menjelaskan bahwa bagian peta konsep yang mereka kerjakan akan
dipresentasikan.
7) Setiap kelompok mempresentasikan bagian peta konsep yang telah
dikerjakan.
8) Pendidik memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah untuk hasil
presentasi yang baguis dan memberikan semangat atau motivasi kepada
kelompok yang presentasinya belum memuaskan

10 Novia Indriyani, “Peningkatan Kualitas Belajar IPA Melalui Model Circuit Learning”,
(Skripsi,Program Pascasarjana UNS Semarang,2015), h. 41-41
11 Isnu Hidayat, Strategi Pembelajaran Populer, (Yogyakarta: DIVA Press,2019). h. 62-64

Volume 1, Nomor 2, September 2021 58


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

6. Origination (kerativitas)18
Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
mengetahui garis besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak
dicapai, dinilai, atau diukur.19
Adapun jenis indicator hasil belajar sebagai berikut :
1. Ranah Cipta (kognitif), yang meliputi pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi / penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemeliharaan secara teliti),
sintesis (membuat panduan baru dan utuh).
2. Ranah Rasa/sikap (Afektif ), yang meliputi penerimaan, sambutan, apresiasi
(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).
3. Ranah Karsa (psikomotor), yang meliputi keterampilan bergerak dan
bertindak.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal
dan faktor eksternal :
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua faktor
yaitu factor fisiologis (jasmani) dan faktor psikologis (rohani).
a. Faktor Fisiologis
Aspek fisiologis meliputi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
Anak yang segar jasmaninya dan kondisi panca indra yang baik akan
memudahkan anak dalam proses belajar sehingga hasilnya dapat optimal.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas dalam pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-
faktor rohaniah siswa yang dipandang umumnya adalah sebagai berikut: tingkat
kecerdasan atau intelengensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan
motivasi siswa.

18Ibid,
h. 38
19 Hidayah,”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Circuit
Learning”(Penelitian Tindaka Kelas,Program Pascasarjana, UIN Jambi,2020), h. 33-34

Volume 1, Nomor 2, September 2021 63


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

1) Mengasah keterampilan dan kreativitas peserta didik dalam merangkai kata


dengan bahasanya sendiri.
2) Meningkatkan konsentrasi dan fokus dalam belajar.
c. Kelemahan Model Circuit Learning
Dibalik kelebihannya, model circuit learning ini juga memiliki beberapa
kelemahan, yakni sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang relatife lama, serta
2) Tidak semua pokok bahasan dapat disajikan dalam bentuk peta konsep.
Untuk mengatasi kelemahan model ini, guru harus berkomunikasi dengan
baik pada siswa agar siswa merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan
dalam penyampain materi juga harus terperinci atau bertahap agar siswa tidak
kebinggungan terhadap materi yang diajarkan.

Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil
(product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.13
Pengertian secara secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkat laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengematannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu proses
yang berlangsung sepanjang hayat. hampir semua kecakapan, keterampilan,
pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia berbentu, dimodifikasi
dan berkembang karena belajar.14

13 Muakhirin,”Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Pada


Siswa SD”, Jurnal Ilmiah Guru,Vol. 2, No. 01, h. 54
14 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 2

Volume 1, Nomor 2, September 2021 60


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Hasil belajar dapat dipahami melalui dua kata yang membentuknya, yaitu
hasil dan belajar. Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha,
pendapatan, dan sebagainya. Kata hasil juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang diadakan oleh suatu usaha. Hasil belajar juga diartikan dengan suatu hasil
yang diharapkan dari suatu pembelajaran yang telah terapkan dalam rumusan
prilaku. Jadi hasil belajar adalah tingkat pernyataan yang dicapai oleh siswa
yang mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah diterapkan. Keberhasilan belajar siswa mencakup tiga aspek yaitu, aspek
kognitif, aspek afektif, psikomotorik.
Menurut ahli Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar merupakan
realisasi potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil
belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan
motorik.15
Secara sederhana, bukti bahwa sesorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tuuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
inrtuksional untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melaluin evaluasi.16
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan hasil belajar adalah suatu
hasil yang telah di capai setelah mengalami proses belajar dan perubahan
tingkah laku baik yang mencangkup ranah kognitif, afektif, psikomotor atau
setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna untuk memperoleh
ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Ruang Lingkup Hasil Belajar


Ruang lingkup hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiawaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu diklasifikasi dalam tiga
domain yaitu :

15 Dosen Pendidikan, Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. https://dosenpendidikan.co.id.


Diakases pada tanggal 05 januari 2021
16 Sulastri, “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah”,

Vol. 3, No. 1, h. 93

Volume 1, Nomor 2, September 2021 61


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

a) Ranah KognitifHasil belajar kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali


suatu konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
Ranah kognitif menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan yaitu17 :
1. Pengetahuan yaitu kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar
dalam kawasan kognitif. Pengetahuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali suatu obyek, ide,
prosedur, dan lain-lain.
2. Pemahaman yaitu pengetahuan tentang hubungan antara factor-faktor,
konsep-konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.
3. Penerapan yaitu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Analisis yaitu penyelesaian atau gagasan dan menunjukkan hubungan
antar bagian-bagian tersebut.
5. Sintesi yaitu kemampuan untuk menggabungkan berbagai informasi
menjadi kesimpulan atau konsep.
6. Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi dari ranah kognitif, yaitu
mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik dan buruk.
b) Ranah Afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Adapun
ranah efektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu :
1. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)
2. Responding (menanggapi)
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization (karakterisasi)
c) Ranah Psikomotorik ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.
Ranah psikomotor menurut simpson terdiri atas enam tingkatan yaitu :
1. Perception (persepsi)
2. Set (kesiapan)
3. Guide response (gerakan terbimbing)
4. Mechanism (gerakan terbiasa)
5. Adaptation (gerakan kompleks)

17 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 2

Volume 1, Nomor 2, September 2021 62


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

6. Origination (kerativitas)18
Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
mengetahui garis besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak
dicapai, dinilai, atau diukur.19
Adapun jenis indicator hasil belajar sebagai berikut :
1. Ranah Cipta (kognitif), yang meliputi pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi / penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemeliharaan secara teliti),
sintesis (membuat panduan baru dan utuh).
2. Ranah Rasa/sikap (Afektif ), yang meliputi penerimaan, sambutan, apresiasi
(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).
3. Ranah Karsa (psikomotor), yang meliputi keterampilan bergerak dan
bertindak.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal
dan faktor eksternal :
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua faktor
yaitu factor fisiologis (jasmani) dan faktor psikologis (rohani).
a. Faktor Fisiologis
Aspek fisiologis meliputi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
Anak yang segar jasmaninya dan kondisi panca indra yang baik akan
memudahkan anak dalam proses belajar sehingga hasilnya dapat optimal.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas dalam pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-
faktor rohaniah siswa yang dipandang umumnya adalah sebagai berikut: tingkat
kecerdasan atau intelengensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan
motivasi siswa.

18Ibid,
h. 38
19 Hidayah,”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Circuit
Learning”(Penelitian Tindaka Kelas,Program Pascasarjana, UIN Jambi,2020), h. 33-34

Volume 1, Nomor 2, September 2021 63


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua faktor,eksternal juga terdiri atas dua faktor
yang meliputi faktor lingkungan social dan faktor lingkungan non sosial.
a. Lingkungan social
Lingkungan social sekolah seperi para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Masyarakat,
tetangga, dan lingkungan fisik atau alam dapat juga mempengaruhi hasil belajar.
b. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat yang di
atas menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Dalam penelitian ini hasil belajar dipengaruhi oleh faktor Eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Dan disebabkan misalnya keluarga,
guru, maupun masyarakat. Namun dalam penelitian ini hasil belajar dipengaruhi
oleh faktor ketidaksiapan guru dalam mengajar sehinggal hasil belajar siswa
menjadi rendah.
Manfaat Hasil Belajar
Hasil belajar harus menunjukan perubahan keadaan menjadi lebih baik,
sehingga bermanfaat untuk:
a) menambah pengetahuan
b) Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya
c) Lebih mengembangkan keterampilannya
d) Memliki pandangan yang baru atas sesuatu hal
e) Lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari
siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Karakteristik IPA
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bum,
di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera
maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu, dalam
menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau

Volume 1, Nomor 2, September 2021 64


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

pembelajaran kepada siswa untuk menumbuhkan ketertarikan pada materi


tersebut.
b) Kegiatan inti
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi
sumber daya alam, siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi tersebut.
Setelah guru menjelaskan materi guru memberikan sesi tanya jawab, guru lalu
menjelaskan sebuah peta konsep yang sesuai dengan materi, kemudian guru
membagikan siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, dan kemudian siswa
mengisi lembar kerja yang sesuai dengan gaya bahasa sendiri, kemudia setiap
kelompok mempersentasikan bagian lembar kerja/peta konsep yang telah
dikerjakan.
Setelah diskusi kelompok selesai, guru menjelaskan kembali hasil diskusi
kelompok guna menambah wawansan siswa, serta guru memberikan pengutan
berupa pujian atau hadiah atas hasil yang bagus serta memberikan semangat
kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah berusaha/belajar lebih giat
lagi
c) Kegiatan Akhir
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan dan siswa diberi pesan moral agar rajin belajar. Pembelajaran
ditutup dengan berdoa bersama.
d) Pengamatan
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I lebih
baik dari tes awal sebelum tindakan. Dimana diketahui rata rata kelas adalah
71,86 dengan ketuntasan belajar 59,09%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus
I pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi ‘Sumber Daya Alam” yang
diajarkan guru dengan model Kemmis and Mc Taggart di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali sebanyak 9 atau 50% siswa belum tuntas
belajar sedangkan sebanyak 13 siswa telah mencapai tingkat tuntas atau setara
dengan 50%. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda Tanah Bekali bahwa seorang siswa dikatakan tuntas apabila
memiliki nilai ketuntasan minimal 75 (KKM) minimal mencapai 75%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa untuk siklus I
belum tuntas.

Volume 1, Nomor 2, September 2021 70


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

e) Refleksi
Melihat hasil evaluasi pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa
terlihat dari tabel di atas terdapat 13 siswa atau 59,09% yang tuntas, dan 9
siswa atau 40,90% yang tidak tuntas, dengan rata-rata nilai 71,86. Karena nilai
rata-rata dan persentase ketuntasan sudah melebihi indikator keberhasilan
maka tindakan dihentikan.

Siklus II
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini materinya adalah tentang Sumber Daya Alam.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan adalah tahapan yang dilakukan dalam
mempersiapkan penelitian tindakan. Pada tahap perencanaan tindakan yang
perlu disiapkan adalah:
Peneliti dan guru menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa
sesuai dengan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP), menyusun lembar
observasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Lembar observasi ada 2 macam
yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru. Lembar
observasi ini digunakan untuk membandingkan aktivitas yang dilakukan siswa
dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan yang ada pada
lembar observasi. Menyusun atau menyiapkan soal evaluasi untuk siswa. Soal
akan diberikan pada setiap akhir siklus. Soal evaluasi disusun oleh peneliti
dengan pertimbangan guru kelas dan penguji validitas soal dan mempersiapkan
model pembelajaran Circuit Laerning sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I


Penelitian Tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, pertemuan I
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 april 2021 dan dimulai pada pukul
08.00-09.30 wib.
1) Kegiatan awal
Kegiatan awal yang lakukan adalah memberikan salam, tegur sapa dan
mengajak semua siswa berdoa, mengecek lembar kehadiran siswa, mengaitkan
materi dengan pengetahuan awal siswa, menginformasikan yang akan

Volume 1, Nomor 2, September 2021 71


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

dalam meneliti. 24 PTK dapat juga diartikan sebagai kegiatan penelitian yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah dan
mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran.25
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali
Kabupaten bungo, provinsi jambi pada kelas IV semester dua tahun ajaran
2020/2021. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda Tanah Bekali yang berjumlah 22 siswa, terdiri atas siswa laki-laki 9
dan siswa perempuan 13. Adapun alasan dipilihnya kelas IV karena peserta
didik kelas IV dalam proses pembelajaran masih bersifat pasif. Diharapkan
dengan adanya penerapan model pembelajaran Circuit Learning yang lebih
variatif, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar
dan hasil belajar menjadi meningkat.
Prosedur pelaksanaan PTK ini sesuai dengan prosedur yang telah
dikemukakan oleh model Kemmis and Mc Taggart. Dalam penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan
pelaksanaannya terdiri dari beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
tahap-tahap: perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi, dan perencanaan
ulang. Adapun komponen tindakan dengan pengamatan disatukan dengan
alasan kedua kegiatan itu tidak dapat dipisahkan. Maksudnya kedua kegiatan
harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Ketika tindakan dilaksanakan
begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.26
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian untuk menjawab permasalahan yang terjadi. 27
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:Teknik Observasi, Teknik Wawancara, Tes, Dokumentasi Analisis data
adalah tahapan yang dilakukan setelah data penelitian terkumpul semua. Teknik
analisis data dilakukan dengan tujuan untuk membantu guru dalam menarik

24 Mona Novita, PTK Tidak Horor, (Surabaya: CV. Pstaka Media Guru, 2018). h. 7
25 Ani Widiyati, “ Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia “. Dalam Peneliti Tindakan Kelas, vol. VI.
no. 1, h. 88
26 Mona Novita, PTK Tidak Horor, (Surabaya: CV. Pstaka Media Guru, 2018). h. 28
27 Mona Novita, PTK Tidak Horor, (Surabaya: CV. Pstaka Media Guru, 2018). h. 54

Volume 1, Nomor 2, September 2021 67


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

kesimpulan.28 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali,
diperoleh tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan
Model Pembelajaran Circuit Learning pada siswa kelas IV. Hasil penelitian
diperoleh dengan menggunakan lembar soal tes, lembar observasi (aktivitas guru
dan aktivitas siswa) dan dokumentasi. Prosedur penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari empat tahapan yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Keempat tahapan tersebut
dilaksanakan dalam dua (II) Siklus.
Siklus I
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini materinya adalah tentang Sumber Daya Alam.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan adalah tahapan yang dilakukan dalam
mempersiapkan penelitian tindakan. Pada tahap perencanaan tindakan yang
perlu disiapkan adalah:
Peneliti dan guru menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada
siswa sesuai dengan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP), menyusun lembar
observasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Lembar observasi ada 2 macam
yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru. Lembar
observasi ini digunakan untuk membandingkan aktivitas yang dilakukan siswa
dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan yang ada pada
lembar observasi. Menyusun atau menyiapkan soal evaluasi untuk siswa. Soal
akan diberikan pada setiap akhir siklus. Soal evaluasi disusun oleh peneliti
dengan pertimbangan guru kelas dan penguji validitas soal dan mempersiapkan
model pembelajaran Circuit Laerning sesuai dengan materi yang diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I
Penelitian Tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, pertemuan I
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 maret 2021 dan dimulai pada pukul
08.00-09.30.

28 Mona Novita, PTK Tidak Horor, (Surabaya: CV. Pstaka Media Guru, 2018). h. 75

Volume 1, Nomor 2, September 2021 68


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

a) Kegiatan awal
Kegiatan awal yang lakukan adalah memberikan salam, tegur sapa dan
mengajak semua siswa berdoa, mengecek lembar kehadiran siswa, mengaitkan
materi dengan pengetahuan awal siswa, menginformasikan yang akan
dibelajarkan yaitu tentang “sumber daya alam”, kemudian guru menyiapakan
bahan/media pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi
sumber daya alam, siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi tersebut.
Setelah guru menjelaskan materi guru memberikan sesi tanya jawab, guru lalu
menjelaskan sebuah peta konsep yang sesuai dengan materi, kemudian guru
membagikan siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, dan kemudian siswa
mengisi lembar kerja yang sesuai dengan gaya bahasa sendiri, kemudia setiap
kelompok mempersentasikan bagian lembar kerja/peta konsep yang telah
dikerjakan.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru menjelaskan kembali hasil diskusi


kelompok guna menambah wawansan siswa, serta guru memberikan pengutan
berupa pujian atau hadiah atas hasil yang bagus serta memberikan semangat
kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah berusaha/belajar lebih giat
lagi.
c) Kegiatan Akhir
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan dan siswa diberi pesan moral agar rajin belajar. Lalu guru menutup
pembelajaran dengan do’a dan salam.

Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 05 April 2021, dan
dimulai dari pukul 08.00-09.30 wib.

a) Kegiatan awal
Siswa berdoa bersama setelah itu dikondisi untuk siap setelah melakukan
pembelajaran. Dan guru melakukan apersepsi dengan menginformasikan tujuan

Volume 1, Nomor 2, September 2021 69


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

pembelajaran kepada siswa untuk menumbuhkan ketertarikan pada materi


tersebut.
b) Kegiatan inti
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi
sumber daya alam, siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi tersebut.
Setelah guru menjelaskan materi guru memberikan sesi tanya jawab, guru lalu
menjelaskan sebuah peta konsep yang sesuai dengan materi, kemudian guru
membagikan siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, dan kemudian siswa
mengisi lembar kerja yang sesuai dengan gaya bahasa sendiri, kemudia setiap
kelompok mempersentasikan bagian lembar kerja/peta konsep yang telah
dikerjakan.
Setelah diskusi kelompok selesai, guru menjelaskan kembali hasil diskusi
kelompok guna menambah wawansan siswa, serta guru memberikan pengutan
berupa pujian atau hadiah atas hasil yang bagus serta memberikan semangat
kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah berusaha/belajar lebih giat
lagi
c) Kegiatan Akhir
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan dan siswa diberi pesan moral agar rajin belajar. Pembelajaran
ditutup dengan berdoa bersama.
d) Pengamatan
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I lebih
baik dari tes awal sebelum tindakan. Dimana diketahui rata rata kelas adalah
71,86 dengan ketuntasan belajar 59,09%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus
I pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi ‘Sumber Daya Alam” yang
diajarkan guru dengan model Kemmis and Mc Taggart di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali sebanyak 9 atau 50% siswa belum tuntas
belajar sedangkan sebanyak 13 siswa telah mencapai tingkat tuntas atau setara
dengan 50%. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda Tanah Bekali bahwa seorang siswa dikatakan tuntas apabila
memiliki nilai ketuntasan minimal 75 (KKM) minimal mencapai 75%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa untuk siklus I
belum tuntas.

Volume 1, Nomor 2, September 2021 70


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

e) Refleksi
Melihat hasil evaluasi pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa
terlihat dari tabel di atas terdapat 13 siswa atau 59,09% yang tuntas, dan 9
siswa atau 40,90% yang tidak tuntas, dengan rata-rata nilai 71,86. Karena nilai
rata-rata dan persentase ketuntasan sudah melebihi indikator keberhasilan
maka tindakan dihentikan.

Siklus II
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini materinya adalah tentang Sumber Daya Alam.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan adalah tahapan yang dilakukan dalam
mempersiapkan penelitian tindakan. Pada tahap perencanaan tindakan yang
perlu disiapkan adalah:
Peneliti dan guru menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa
sesuai dengan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP), menyusun lembar
observasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Lembar observasi ada 2 macam
yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru. Lembar
observasi ini digunakan untuk membandingkan aktivitas yang dilakukan siswa
dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan yang ada pada
lembar observasi. Menyusun atau menyiapkan soal evaluasi untuk siswa. Soal
akan diberikan pada setiap akhir siklus. Soal evaluasi disusun oleh peneliti
dengan pertimbangan guru kelas dan penguji validitas soal dan mempersiapkan
model pembelajaran Circuit Laerning sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I


Penelitian Tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, pertemuan I
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 april 2021 dan dimulai pada pukul
08.00-09.30 wib.
1) Kegiatan awal
Kegiatan awal yang lakukan adalah memberikan salam, tegur sapa dan
mengajak semua siswa berdoa, mengecek lembar kehadiran siswa, mengaitkan
materi dengan pengetahuan awal siswa, menginformasikan yang akan

Volume 1, Nomor 2, September 2021 71


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

dibelajarkan yaitu tentang “sumber daya alam”, kemudian guru menyiapakan


bahan/media pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi
sumber daya alam, siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi tersebut.
Setelah guru menjelaskan materi guru memberikan sesi tanya jawab, guru lalu
menjelaskan sebuah peta konsep yang sesuai dengan materi, kemudian guru
membagikan siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, dan kemudian siswa
mengisi lembar kerja yang sesuai dengan gaya bahasa sendiri, kemudia setiap
kelompok mempersentasikan bagian lembar kerja/peta konsep yang telah
dikerjakan.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru menjelaskan kembali hasil diskusi


kelompok guna menambah wawansan siswa, serta guru memberikan pengutan
berupa pujian atau hadiah atas hasil yang bagus serta memberikan semangat
kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah berusaha/belajar lebih giat
lagi.
3) Kegiatan Akhir
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan dan siswa diberi pesan moral agar rajin belajar. Lalu guru menutup
pembelajaran dengan do’a dan salam.

Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 april 2021, dan
dimulai dari pukul 08.00-09.30 wib.
a. Kegiatan awal
Siswa berdoa bersama setelah itu dikondisi untuk siap setelah melakukan
pembelajaran. Dan guru melakukan apersepsi dengan menginformasikan tujuan
pembelajaran kepada siswa untuk menumbuhkan ketertarikan pada materi
tersebut.
b. Kegiatan inti
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi
sumber daya alam, siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi tersebut.

Volume 1, Nomor 2, September 2021 72


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Setelah guru menjelaskan materi guru memberikan sesi tanya jawab, guru lalu
menjelaskan sebuah peta konsep yang sesuai dengan materi, kemudian guru
membagikan siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen, dan kemudian siswa
mengisi lembar kerja yang sesuai dengan gaya bahasa sendiri, kemudia setiap
kelompok mempersentasikan bagian lembar kerja/peta konsep yang telah
dikerjakan.
Setelah diskusi kelompok selesai, guru menjelaskan kembali hasil diskusi
kelompok guna menambah wawansan siswa, serta guru memberikan pengutan
berupa pujian atau hadiah atas hasil yang bagus serta memberikan semangat
kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah berusaha/belajar lebih giat
lagi
c. Kegiatan Akhir
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
disampaikan dan siswa diberi pesan moral agar rajin belajar. Pembelajaran
ditutup dengan berdoa bersama.
d. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan siswa yang mendapat nilai dengan kategori
cukup sebanyak 0 orang siswa (0%), Sedangkan siswa yang termasuk dalam
kategori baik sebanyak 17 orang siswa (80%), dan yang termasuk dalam kategori
sangat tinggi sebanyak 2 orang siswa siswa (9,09%)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi “Sumber Daya Alam” yang
diajarkan guru dengan model Circuit Leraning di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda Tanah Bekali sebanyak 3 atau 30% siswa belum tuntas belajar sedangkan
sebanyak 19 siswa telah mencapai tingkat ketuntasan atau setara dengan 80%.
Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Tanah Bekali bahwa seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai
ketuntasan minimal 75 (KKM) atau mencapai 75%. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa untuk siklus II telah mencapai
ketuntasan sesuai dengan perencanaan dan harapan penelitian.
e. Refleksi
Melihat hasil evaluasi pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa
terlihat dari tabel di atas terdapat 19 siswa atau 1.733% yang tuntas, dan 3

Volume 1, Nomor 2, September 2021 73


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

siswa atau 13,06 % yang tidak tuntas. Karena nilai rata-rata dan persentase
ketuntasan sudah melebihi indikator keberhasilan maka tindakan dihentikan.

PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
diketahui berdasarkan hasil obsevasi yang menunjukkan perubahan signifikan
dalam pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran pada mulanya dengan
metode konvensional berupa ceramah dan terkadang tanya jawab.
Peneliti sebagai guru berupaya mengimplementasikan Model pembelajaran
Circuit Learning dan model Kemmis and Mc Taggart dengan orientasi
pembelajaran pada siswa. Aktifitas siswa mengalami peningkatan yang lebih baik
seiring dengan efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan. Model pembelajaran
yang inovatif seperti Model Circuit Learning (belajar memutar) dan model Kemmis
and Mc Taggart telah mendukung dan membangkitkan potensi siswa belajar
secara aktif. Siswa dibimbing dalam bentuk individu, sehingga pembelajaran
yang mereka dapatkan menjadi lebih baik.
Dari dua siklus dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali lebih meningkat jika pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning dan
Model Kemmis and Mc Taggart. Pada siklus I materi Sumber Daya Alam dengan
Model Circuit Learning dan model Kemmis and Mc Taggart nilai rata-rata siswa
sebesar 71,86%, sedangkan pada siklus II dengan materi Sumber Daya Alam
dengan menggunakan Model Pembelajaran Circuit Learning dan model Kemmis
and Mc Taggart siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali
nilai rata-rata siswa mencapai 86,36. Dengan melihat tabel hasil test pada
siklus II ternyata hasil belajar siswa meningkat dari 71,86 pada siklus I dengan
kategori cukup, menjadi 86,36 pada siklus II dengan kategori sangat baik. Hal ini
menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda Tanah Bekali pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Sumber Daya
Alam dengan Model Pembelajaran Circuit Learning dan model Kemmis and Mc
Taggart tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan demikian hipotesa yang diajukan dalam PTK ini yakni “Model Circuit
Learning dan Model Kemmis and Mc Taggart dapat meningkatkan hasil belajar

Volume 1, Nomor 2, September 2021 74


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Tanah Bekali” Dapat diterima.
Berdasarkan pada siklus I, dan II, dengan menggunakan model pembelajaran
Circuit Learning menggairahkan semangat siswa sebagai mana tabel dalam setiap
data siklus I, dan II, karena menggunakan model pembelajaran Circuit Learning
memberi manfaat sebagai berikut:
1. mengasah keterampilan dan kreativitas peserta didik dalam merangkai kata
dengan bahasanya sendiri.
2. meningkatkan konsentrasi dan fokus dalam belajar
3. Saling memberikan pengetahuan
4. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir
5. Meningkatkan semangat kerja sama siswa
Dari setiap penelitian tindakan mulai dari siklus I, dan II terjadi peningkatan
hasil belajar dan peningkatan aktifitas diskusi dan hasil belajar siswa
sebagaimana Tabel berikut:
Tabel 1
Nilai Hasil Tes setiap siklus Penelitian Tindakan pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, dengan Materi Sumber Daya Alam pada Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tanah Bekali
No Nama Siswa Pra Siklus I Siklus II
Siklus
1 Asyifa 78 78 78
2 Azzara Mia Oktavia 30 78 78
3 Azizah 76 76 80
4 Bima Pratama 40 70 70
5 Chelfia Putri Amanda 50 78 78
6 Dwi Alessa 50 88 88
7 Husna 50 78 78
8 Muhammad Radip 40 80 80
9 Muhammad Riski 30 60 80
Saputra
10 Muhammad Rian 60 60 78
11 Maryam 60 78 78

Volume 1, Nomor 2, September 2021 75


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

12 Nurul Ulfa 50 50 80
13 Putri Karmila 75 75 85
14 Ramita Mulyasari 77 77 80
15 Rahmad Pebriansah 78 78 78
16 Riri Dwi Alessa 80 80 80
17 Riko Saputra 50 68 78
18 Rivaldi 50 68 80
19 Reza Pebrian 45 65 70
20 Habibi 50 65 70
21 Tomi Kurniawan 78 78 78
22 Ulfa Sari 78 78 88
Jumlah 1275 1581 1733
Rata-rata 57,95 71,86 78,77

E. Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian siklus dari Penelitian Tindakan Kelas yang telah
dilakukan terlihat adanya perubahan yang merupakan hasil penelitian dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan
model Circuit Learning telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Sumber Daya Alam hingga dari siklus I sebanyak 13 orang (71,86%) siswa, dan
pada siklus II Sebanyak 19 orang (78,77%) siswa mencapai ketuntasan hasil
belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ani Widiyati, Dalam Peneliti Tindakan Kelas, “Jurnal Pendidikan Akuntasi


Indonesia”, vol. VI. no. 1.
Asriaty Jely Tumanggor, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Circuit
Learning Terhadap Hasil Belajar, (Skripsi, UMSU Medan, 2019
Dosen Pendidikan, Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli.
https://dosenpendidikan.co.id.
Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo dan Dra.Satria, Menjadi Peneliti PTK yang
Profesional, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
Hidayah,”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Circuit
Learning”(Penelitian Tindaka Kelas,Program Pascasarjana, UIN
Jambi,2020).

Volume 1, Nomor 2, September 2021 76


el-Madib: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Isnu Hidayat, Strategi Pembelajaran Populer, Yogyakarta:DIVA Press,2019.


Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010.
Laili Rahmi, Strategi Jitu Hipnotis Siswa Menyukai IPA, Surabaya; CV.Pustaka
Media Guru,2018.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Mona Novita, PTK Tidak Horor, Surabaya: CV. Pstaka Media Guru, 2018.
Muakhirin,”Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri Pada Siswa SD”, Jurnal Ilmiah Guru,Vol. 2, No. 01, h. 54
Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka
Belajar,2015.
Muhammad Siri Dangnga, Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif, Makassar:
SIBUKU Makassar,2015.
Nurnaningsih Koida, “Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Inquiri”,
Jurnal Kreatif, Vol. 2, No. 2, h. 54
Novia Indriyani, “Peningkatan Kualitas Belajar IPA Melalui Model Circuit
Learning”, Skripsi,Program Pascasarjana UNS Semarang,2015.
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta:Bumi Akasara, 2013.
Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,
2015.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Ujeng Sarjan N, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat
Peraga IPA”, Jurnal Kreatif, Vol . 4, No. 6, h. 22
Yahya, Dwi Septiani dan Imran, “Meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas IV mata
pelajaran PKN Melalui Media Kliping”, Dalam Jurnal Tadulako Online, Vol.1,
No. 3.
Yonarlianto Tembang,”Meningkatkan Hasil Belajar IPA”, Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, Vol. 3, no. 2

Volume 1, Nomor 2, September 2021 77

Anda mungkin juga menyukai