Anda di halaman 1dari 2

PERAN PENDAMPINGAN DALAM TRANSPARANSI PEMBANGUNAN DESA

Oleh : M. Taufik Ismail (PLD Kec. Karanggede)

A. Abstrak
Tulisan berikut merupakan gambaran salah satu keberhasilan
penulis dalam melakukan pendampingan di desa dampingan.
Sebagaimana tugas yang diberikan kepada penulis selaku
Pendamping Lokal Desa (PLD), penulis mendapatkan tugas untuk
mendampingi 4 (empat) desa. Diawal kehadiran penulis sebagai PLD
di desa-desa dampingan, penulis menjumpai berbagai macam
kendala dan persoalan. Namun seiring berjalannya waktu,
permasalahan-permasalahan tersebut mulai bisa diselesaikan
sedikit demi sedikit. Baik oleh penulis sendiri maupun dengan
bantuan atau keterlibatan pihak lain. Dalam hal ini pihak
pendamping jenjang diatas penulis maupun dari pihak pemerintah
kecamatan.
B. Pendahuluan
Sesuai amanat Undang Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa,
kehadiran Tenaga Pendamping Profesional (TPP) harus ada dalam
mengawal Dana Desa. Sebagai bagian dari korps Tenaga
Pendamping Profesional (TPP) Kementerian Desa dan PDTT, kita
memikul tanggung jawab untuk mengawal Dana Desa sesuai
amanat Undang Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa.
Dalam kegiatan pendampingan Desa pasti pernah dan bahkan
sering dijumpai kendala-kendala atau permasalahan. Apalagi bagi
pendamping baru atau yang memasuki lingkungan atau lokasi tugas
baru. Kendala-kendala yang ditemui bisa jadi terkait kendala
komunikasi, birokrasi, hirarki dan lain sebagainya.
Namun kendala-kendala atau permasalahan yang ditemui
harus diatasi dan tidak boleh menyurutkan semangat perjuangan
kita dalam pendampingan.
Beberapa permasalahan yang penulis temui ketika awal terjun
mendampingi desa dampingan antara lain :
1. Kesan ‘tidak butuh’ oleh pemerintah desa;
2. Sulitnya meminta informasi atau data;
3. Pemerintah desa tidak transparan; dan lain-lain.

C. Masalah Yang Dihadapi


Diawal-awal pelaksanaan tugas penulis sebagai PLD, penulis
menjumpai permasalahan di desa. Salah satunya adalah
permasalahan kurangnya transparansi oleh pemerintah desa. Desa
terkesan tertutup. Segala macam informasi terkait perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan hanya diketahui oleh
Kepala Desa dan Sekretaris Desa.
Perangkat desa yang lain ada yang tidak pernah dilibatkan
dalam proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pelaporan kegiatan desa. Bahkan beberapa perangkat desa tidak
mengetahui tupoksi dari jabatannya sehingga bertanya kepada
penulis.
Ketika penulis menjumpai anggota BPD pada waktu itu, penulis
mendapatkan informasi bahwa masyarakat desa juga merasa bahwa
pemerintah desa tidak transparan. Masyarakat tidak pernah
dilibatkan secara langsung dalam proses perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan kegiatan, apalagi pelaporannya.
Masyarakat hanya menerima pemberitahuan adanya kegiatan di
wilayahnya dan diminta melaksanakan tanpa mengetahui detil
rencana dan anggarannya.

D. Pendahuluan
E.

Anda mungkin juga menyukai