Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) menyebutkan

bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau

yang disebut dengan nama lain yang disesuaikan dengan asal usul, adat istiadat,

dan nilai sosial budaya masyarakat Desa.

Wilayah Dusun dipimpin oleh Kepala Dusun yang mana biasa disebut

kepala kewilayahan. Kepala Kewilayahan bertugas membantu Kepala Desa dalam

pelaksanaan tugasnya di wilayahnya. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan dan Tata Kerja

Pemerintahan Desa,  Tugas kewilayahan meliputi, penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa (pasal 4 Ayat 3). Pelaksana Kewilayahan

dilaksanakan oleh kepala dusun atau sebutan lain yang ditetapkan lebih lanjut

dalam Peraturan Bupati/Walikota dengan memperhatikan kondisi sosial budaya

masyarakat setempat.
Kualitas pelayanan masyarakat merupakan salah satu kriteria yang dapat

dijadikan acuan untuk mengukur keberhasilan Pemerintah Desa dalam

menjalankan tugasnya. Demikian sebaliknya, bahwa kepuasan masyarakat atas

pelayanan yang diberikan aparat membawa pengaruh terhadap kebijakan

pemberdayaan serta kinerja Pemerintah Desa itu sendiri. Artinya, tingkat

kepuasan masyarakat berdampak pada pola pemberdayaan Kepala Dusun selaku

Kepala Kewilayahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam jajaran

pemerintahan Desa Tongke-Tongke. Untuk memelihara nilai-nilai kehidupan dan

kemanusiaan yang tumbuh di tengah masyarakat, eksistensi Kepala Dusun, maka

dari itu diperlukan peran aktif seorang Kepala Desa dalam membantu Kepala

Dusun menjelaskan tugas pokoknya dalam Pemerintahan Desa.

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan aparat pemerintah, khususnya

di tingkat Desa cenderung makin kritis sejalan dengan bergulirnya era reformasi.

Di samping menghendaki pelayanan yang transparan, masyarakat juga makin

kritis terhadap kecepatan pelayanan, biaya pelayanan yang terjangkau, serta

pertanggungjawaban dari petugas pelayanan. Terlebih sejak diberlakukannya

otonomi daerah yang ditandai dengan perbaikan peraturan perundang-undangan di

bidang pemerintahan di daerah, masyarakat sangat sensitif terhadap perolehan

hak-haknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara walaupun kadang-kadang

cenderung berlebihan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan

masyarakat, membuka peluang bagi masyarakatnya untuk bersifat individualistis

dan bersikap semaunya, kemudian pada akhirnya orang cenderung menarik diri

dari kegiatan-kegiatan masyarakat seperti rapat, kegiatan gotong royong serta


dapat juga melunturkan nilai-nilai kehidupan masyarakat. Kurangnya keterlibatan

para Kepala Dusun dalam penentuan kebijakan pemerintah desa. Hal ini

berdampak pada tidak tersalurkannya aspirasi masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan yang terkait dengan eksistensi dan pembinaan

masyarakat, karena Kepala Dusun merupakan ujung tombak yang posisinya

paling dekat dengan warga.

Dari hasil pengamatan penulis diperoleh beberapa fenomena yang

melatarbelakangi pentingnya penelitian ini yang mengangkat pokok bahasan

tentang penguatan peran kepala dusun, antara lain kurangnya pemahaman

masyarakat tentang fungsi kepala dusun yang mana warga Desa Tongke-Tongke

yang memiliki masalah atau memerlukan layanan pada pemerintah desa tidak

melalui kepala dusun terlebih dahulu namun kebayakan warga langsung datang

saja kepada kepala desa, salah satunya dalam pengurusan masalah tanah dimana

pada saat ada warga yang mau urus tanah kepala dusun mengarahkannya untuk

berurusan langsung kepada Kepala Desa.

Berdasarkan fenomena di atas tentu dapat dikatakan bahwa pengetahuan

akan tugas kepala dusun belum sepenuhnya begitu dipahami oleh individunya

padahal diketahui bahwa kepala dusun merupakan kepala kewilayahan sebagai

perpanjangan tangan dari kepala desa jadi seharusnya warga yang memiliki

keluhan atau masalah dan atau ingin pelayanan terlebih dahulu memberitahukan

kepada kepala dusun tapi apabila kepala dusun tidak sanggup lagi menangani

masalah baru warga bisa ke kepala desa. Jadi disini ada semacam

kekurangtegasan kepala desa dalam mengatur warganya menyebabkan kepala


dusun yang juga sebagai aparat pemerintah desa tidak begitu berfungsi. Padahal

apabila pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa apabila melakukan penguatan

pada peran kepala dusun akan mampu mewujudkan birokrasi pemerintahan yang

baik di Desa Tongke-Tongke.

Berdasarkan data yang penulis peroleh mengenai tingkat pendidikan

kepala dusun yang ada di Desa Tongke-Tongke, dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel 1.1.
Tingkat Pendidikan Kepala Dusun di Desa Tongke-Tongke

No Jabatan Tingkat Pendidikan


1 Kepala Dusun Baccara SMA
2 Kepala Dusun Cempae SMA
3 Kepala Dusun Babana S1
4 Kepala Dusun Bentengnge SMA
5 Kepala Dusun Maroanging SMA
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

kepala dusun yang ada di Desa Tongke-Tongke memiliki tingkat pendidikan

menengah di mana terdapat 4 kepala dusun yang memiliki tingkat pendidikan

SMA, dan 1 orang yang memiliki pendidikan sarjana. Hal ini menandakan bahwa

tingkat pendidikan kepala dusun masih perlu ditingkatkan guna memaksimalkan

perannya dalam melayani masyarakat. Sehingga dalam hal ini perlu penguatan

organisasi Pemerintah Desa khususnya bagi Kepala Dusun dengan menggunakan

model dari Grindle untuk meningkatkan kinerja organisasi. Adapun model


pengembangan kapasitas organisasi, yaitu: Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Penguatan Organisasi dan Reformasi kelembagaan.

Keterakaitan judul penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas

kepala Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur dengan program studi

Administrasi Publik yaitu ilmu administrasi negara/publik termasuk dalam ilmu

sosial. Ilmu sosial merupakan ilmu yang mengklasifikasikan dan

menginterprestasikan permasalahan yang dihadapi administrasi publik demikian

halnya dalam mengetahui penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas

kepala Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur.

Jadi pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada penguatan tugas

kepala dusun yang selama ini tidak berfungsi dengan baik dalam pelayanan publik

di Desa Tongke-Tongke dan mengangkat judul “Penguatan Peran Kepala

Dusun dalam Membantu Tugas Kepala Desa Tongke-Tongke Kecamatan

Sinjai Timur”

1.2. Rumusan Masalah

Memperhatikan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian

adalah Bagaimana penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala

Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguatan peran kepala

dusun dalam membantu tugas kepala Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai

Timur.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Penulis. Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk menyelesaikan

studi dan mendapatkan gelar sarjana pada program studi Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai. Sebagai bekal pengalaman

dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan kedalam

karya nyata. Dapat mengetahui penguatan peran kepala dusun dalam

membantu tugas kepala desa.

1.4.2. Bagi Pemerintah Desa. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui

penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala Desa Tongke-

Tongke Kecamatan Sinjai Timur.

1.4.3. Bagi Administrasi Publik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan untuk dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

tentang penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala Desa

Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Literatur Review

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis dan mempertegas bahwa masalah yang penulis bahas belum pernah diteliti

sebelumnya. Berikut merupakan penelitian terdahulu:

2.1.1. Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Irma Linda. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Irma Linda, yaitu sama-sama menggunakan

metode kualitatif. Sedangkan perbedaan antara keduanya yaitu perbedaan

fokus penelitian. Irma Linda, berfokus pada kapasitas Pemerintahan Desa,

hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penguatan kapasitas Pemerintahan

Desa, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan

dalam penguatan kapasitas Pemerintahan Desa, sedangkan penelitian ini

berfokus pada penguatan peran kepala dusun.

2.1.2. Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Neri Fajarwati. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Neri Fajarwati, yaitu sama-sama

menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaan antara keduanya

yaitu perbedaan fokus penelitian. Neri Fajarwati, berfokus pada keberadaan


pemerintah desa belakangan ini belum dapat berfungsi secara baik. Salah

satu faktornya seperti kapasitas aparatur desa yang belum mencukupi dan

keterampilan yang dimiliki masih sangat terbatas, sedangkan penelitian ini

berfokus pada penguatan peran kepala dusun.

2.1.3. Perbedaan Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hafiz Lasmana. Penelitian ini memiliki kesamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafiz Lasmana, yaitu sama-sama

menggunakan metode deskriptif. Sedangkan perbedaan antara keduanya

yaitu perbedaan fokus penelitian. Hafiz Lasmana, berfokus pada

peningkatan kapasitas kepala desa dan Aparatur Desa (studi terhadap

penyusunan perencanaan pembangunan desa dalam pengelolaan dana desa,

sedangkan penelitian ini berfokus pada penguatan peran kepala dusun.

2.1.4. Perbedaan Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ade Randa. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ade Randa, yaitu sama-sama menggunakan

metode deskriptif. Sedangkan perbedaan antara keduanya yaitu perbedaan

fokus penelitian. Ade Randa, berfokus pada upaya peningkatan kapasitas

aparatur desa dalam pengelolaan dana desa di Desa Umbulrejo, Kecamatan

Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,

sedangkan penelitian ini berfokus pada penguatan peran kepala dusun di

Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.


2.1.5. Perbedaan Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Asrori A. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Asrori A, yaitu sama-sama menggunakan

metode deskriptif. Sedangkan perbedaan antara keduanya yaitu perbedaan

fokus penelitian. Asrori A, berfokus pada kapasitas perangkat desa dalam

menyelenggarakan pemerintahan desa dapat dilakukan dengan pemetaan

perangkat desa, sedangkan penelitian ini berfokus pada penguatan peran

kepala dusun di Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten

Sinjai.

2.1.6. Perbedaan Perbedaan dan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mirnawati. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Asrori A, yaitu sama-sama berfokus pada

penguatan organisasi dan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan

perbedaan antara keduanya yaitu perbedaan pada lokasi penelitian. Asrori

A, melakukan penelitian organisasi pada tingkat kelurahan, sedangkan

penelitian ini meneliti pada organisasi tingkat desa, melalui perbedaan ini

dapat diketahui lebih luas penguatan organisasi di level keluarahan dan desa

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Penguatan Peran

Reinforcement theory (teori penguatan) merupakan salah satu

perspektif teori yang terkenal dalam Psikologi sosial. Dimulai dengan

premis bahwa perilaku sosial dikendalikan oleh peristiwa-peristiwa

eksternal bukan aspek internal. Proposisi sentral dari teori tersebut adalah
bahwa individu akan cenderung menampilkan perilaku tertentu jika hal itu

diikuti secara langsung oleh peristiwa yang menyenangkan, atau akan hilang

jika diikuti dengan hal-hal yang tidak disukai. Atau sebuah perilaku akan

diulangi jika menyenangkan dan tidak akan diulangi jika menghasilkan

seseatu yang tidak menyenangkan (Fathul Lubabin Nuqul, 2018)

Penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang

bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik peserta didik atas

perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan (Farida Rahim, 2008:117).

Lebih lanjut menurut Farida Rahim bahwa penguatan merupakan pujian

yang diberikan kepada siswa dan merupakan salah satu ketrampilan yang

harus dimiliki guru.

Menurut Handoko (2016) Penguatan kelembagaan pembangunan di

sektor lembaga publik didefinisikan sebagai seluruh perencanaan,

pembuatan struktur dan petunjuk-petunjuk baru dalam penataan kembali

haluan organisasi yang meliputi:

1. Membuat, mendukung dan memperkokoh hubungan normative dan pola-

pola yang aktif.

2. Pembentukan fungsi-fungsi dan jasa yang dihargai oleh masyarakat.

3. Penciptaan fasilitas yang menghubungkan antara tehnologi baru dengan

lingkungan sosial.

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia

sosiologi, psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai


teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah

“peran” yang biasa digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala

teater harus bermain sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai

tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara tertentu. Posisi seorang

aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat,

dan keduanya memiliki kesamaan posisi (Wirawan Sarwono, 2015:215).

Dalam penelitian ini penulis mengkaji penguatan peran kepala dusun

yang mana penguatan yang dimaksud adalah pengembangan kapasitas.

Menurut Eade (dikutip dalam Keban, 2010:17) pengembangan kapasitas

merupakan suatu pendekatan utama untuk pembangunan yang bertujuan

untuk memperkuat kemampuan manusia agar dapat menentukan sendiri apa

yang berguna bagi dirinya dan prioritas hidupnya serta kemampuan

mengorganisir diri untuk melakukan perubahan bagi masa depan.

Sedangkan Morison (dikutip dalam Satori, 2013:30) melihat pengembangan

kapasitas merupakan sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau

serangkaian gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-

kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk

memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga

dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada.

Merilee S. Grindle (dalam Mirnawati, 2019) menyebutkan capacity

building merupakan upaya yang ditunjukan untuk mengembangkan suatu

strategi guna meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan responsivitas kinerja

pemerintah. Efisiensi disini dalam hal waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai mencapai outcome, efisiensi berupa kepantasan

usaha yang dilakukan demi hasil yang diinginkan serta responsivitas

bagaimana menyesuaikan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud

tersebut.

Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, perhatian

diberikan kepada pengadaan atau penyediaan personel yang profesional dan

teknis. Kegiatan yang dilakukan antara lain pendidikan dan latihan

(training), pemberian gaji/upah, pengaturan kondisi dan lingkungan kerja

dan sistim rekrutmen yang tepat. Dalam kaitannya dengan pengembangan

organisasi, pusat perhatian ditujukan kepada sistim manajemen untuk

memperbaiki kinerja dari fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang ada dan

pengaturan struktur mikro. Aktivitas yang harus dilakukan adalah menata

sistem insentif, pemanfaatan personel yang ada, kepemimpi-nan,

komunikasi dan struktur manajerial. Dan berkenaan dengan reformasi

kelembagaan, perlu diberi perhatian terhadap perubahan sistem dan

institusi-institusi yang ada, serta pengaruh struktur makro. Dalam konteks

ini aktivitas yang perlu dilakukan adalah melakukan perubahan aturan main

dari sistim ekonomi dan politik yang ada, pe-rubahan kebijakan dan aturan

hukum, serta reformasi sistim kelembagaan yang dapat mendorong pasar

dan berkembangnya masyarakat madani (Grindle; Dep-dagri-Bappenas,

dikutip oleh Andi Samsu Alam dan Ashar Prawitno, 2015).

Lebih lanjut pada studi Grindle dan Hilder-brand (Grindle, dalam

Andi Samsu Alam dan Ashar Prawitno, 2015) tentang pengembangan


kapasitas pada kelembagaan organisasi publik di negara-negara berkembang

seperti Negara Afrika, Maroko, Ghana, Bolivia, Thai-land dan Sri Lanka

diidentifikasi lima dimensi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan

organisasi untuk mencapai sasa-ran-sasaran tertentu, yaitu:

1. Lingkungan tindakan; yaitu menetapkan lingkungan pergaulan ekonomi,

politik, dan sosial dimana pemerintah melaksanakan kegiatannya. Kinerja

tugas-tugas pembangunan dapat secara signifikan dipengaruhi oleh

kondisi-kondisi lingkungan tindakan seperti tingkat dan struktur

pertumbuhan ekonomi, derajat stabilitas politik dan legitimasi

pemerintah, serta profil sumber daya manusia dari sebuah negara.

2. Konteks institusional dari sektor publik; yaitu meliputi faktor-faktor

seperti aturan-aturan dan prosedur yang ditetapkan bagi operasional

pemerintah dan pegawai-pegawai publik, pemerintah bidang sumber

daya keuangan harus melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, tanggung

jawab yang diasumsikan pemerintah untuk prakarsa pembangunan,

3. Dimensi jaringan tugas; yaitu merujuk pada sekumpulan organisasi yang

terlibat dalam penyelesaian tugas apapun yang diberikan. Kinerja

dipengaruhi oleh sejauh mana jaringan terse-but mampu mendorong

komunikasi dan koordinasi dan sejauh mana individu-individu dalam

organisasi di jaringan tersebut dapat melaksanakan tanggung jawab

mereka secara efektif.

4. Dimensi Organisasi; yaitu merujuk kepada tempat yang menguntungkan

dimana riset diagnostik biasanya dilaksanakan, meliputi penentuan


tujuan, struktur, proses, sumber daya, dan gaya manajemen organisasi

yang akan memengaruhi bagaimana organisasi-organ-isasi tersebut

mencapai sasaran, menyusun struktur kerja, menentukan hubungan ke-

kuasaan, dan memberikan struktur insentif.

5. Dimensi sumber daya manusia. Berfokus pada bagaimana sumber daya

manusia dididik dan ditarik untuk berkarir di sektor publik dan

pemanfaatan serta penyimpanang individu ketika mereka mengejar karir

seperti ini. Dimensi-dimensi ini berfokus terutama pada kemampuan ma-

najerial, profesional, dan teknis serta sejauh mana pelatihan dan jenjang

karir memengaruhi kinerja keseluruhan pada setiap tugas yang diberikan.

Model Grindle dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Adapun model pengembangan kapasitas organisasi, yaitu: 1) human resourc

development; 2) organizational strengthening; dan 3) institutional reform

(Grindle, Rulinaway Kasmad, 2015). Pengembangan kapasitas model dini

meliputi tiga komponen atau dimensi, yaitu dimensi pengembangan sumber-

sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan pembaharuan institusi.

Dalam pembangunan kapasitas memiliki dimensi, fokus dan tipe

kegiatan. Dimensi, fokus dan tipe kegiatan tersebut menurut Grindle

(dikutip dalam Haryono, 2012:46) adalah:

1. Dimensi pengembangan SDM dengan fokus: personil yang profesional

dan kemampuan teknis serta tipe kegiatan seperti: training, praktek

langsung, kondisi iklim kerja, dan rekruitmen,


2. Dimensi penguatan organisasi, dengan fokus: tata manajemen untuk

meningkatkan keberhasilan peran dan fungsi, serta tipe kegiatan seperti:

sistem insentif, perlengkapan personil, kepemimpinan, budaya

organisasi, komunikasi, struktur manajerial.

3. Reformasi kelembagaan, dengan fokus: kelembagaan dan sistem serta

makro struktur, dengan tipe kegiatan: aturan main ekonomi dan politik,

perubahan kebijakan dan regulasi, dan reformasi konstitusi.

Berdasarkan uraian di atas bahwa pengembangan kapasitas

merupakan proses meningkatkan kemampuan, keterampilan, bakat, dan

potensi yang dimiliki oleh individu, kelompok individu atau organisasi.

Kemampuan tersebut guna memperkuat diri sehingga mampu

mempertahankan profesinya di tengah perubahan yang terjadi di lingkungan

individu, kelompok individu atau organisasi.

Menurut Morgan dalam Soeprapto (dikutip dalam Hafiz Lasmana,

2017), kapasitas dapat diukur melalui tiga indikator yaitu :

1. Pemahaman. Memahami melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya.

2. Keterampilan. Terampil dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya.

3. Kemampuan. Mampu dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya.

2.2.2. Tinjauan tentang Kepala Dusun

Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Pemerintah Desa, disebutkan bahwa perangkat desa adalah unsur staf yang

membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang

diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa
dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis

dan unsur kewilayahan.

Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan dan Tata

Kerja Pemerintah Desa meliputi:

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Kepala Dusun membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya

menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,

pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban,

melakukan upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan,

dan penataan dan pengelolaan wilayah.

2. Pelaksanaan pembangunan desa

Kepala Dusun membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya

melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

3. Pembinaan kemasyarakatan desa

Kepala Dusun membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya

pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan.

4. Pemberdayaan masyarakat desa.

Kepala Dusun membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya

pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi


masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015

tentang Susunan dan Tata Kerja Pemerintah Desa, Untuk melaksanakan

tugas Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan

wilayah.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Menurut Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan dan

Tata Kerja Pemerintah Desa. Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan

Camat wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintahan

Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 16 Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 1 Tahun 2016

Tentang Pemerintah Desa, disebutkan bahwa Pelaksana kewilayahan terdiri

dari para kepala dusun yang diangkat, ditetapkan dan diberhentikan oleh

Kepala Desa. Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala

Desa sebagai satuan tugas kewilayahan. Pelaksana kewilayahan, diangkat

dari warga Desa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945,

Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;

3. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau sederajat;

4. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua)

tahun;

5. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat di Desa tersebut paling

kurang 1 (tahun ) sebelum pendaftaran;

6. diutamakan bagi penduduk Desa yang bertempat tinggal di dusun

tersebut;

7. sehat jasmani dan rohani;

8. berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas, mampu dan berwibawa;

9. tidak sedang menjalani pidana penjara atau kurungan berdasarkan

keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana paling singkat 5

(lima) tahun;

10. tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba;

11. tidak menjadi anggota dan pengurus partai politik; dan

12. memahami kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 16 ayat 4, Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 1 Tahun

2016 Tentang Pemerintah Desa, disebutkan bahwa Untuk menjalankan

tugas, kepala dusun mempunyai fungsi:


1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan

wilayah;

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya;

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan; dan

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

2.2.3. Tinjauan tentang Kepala Desa

Pasal 26 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, menyatakan

bahwa Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa. Kepala Desa merupakan pimpinan

penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa

adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk tiga kali masa jabatan.

Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang

telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung

melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa, menyebutkan bahwa Kepala Desa bertugas menyelenggarakan

Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan


kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Dalam

melaksanakan tugas, Kepala Desa berwenang:

1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;

3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;

4. Menetapkan Peraturan Desa;

5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

6. Membina kehidupan masyarakat Desa;

7. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;

8. Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif

untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa;

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;

12. Memanfaatkan teknologi tepat guna;

13. Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

14. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

15. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.
Kepala Desa memiliki kedudukan tertinggi pada suatu Pemerintahan

Desa, sehingga dalam hal ini Kepala Desa memiliki peranan dalam

mewujudkan partisipasi masyarakat desa, diantaranya: (Noli, 2013:31)

1. Memberikan sosialisasi atau pemahaman

Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses

belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta

nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berprilaku

sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. Sosialisasi atau

pemahaman adalah proses pembentukan sikap untuk berperilaku yang

sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.

2. Mampu menggerakkan atau mengkoordinir masyarakat

Pergerakkan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar

semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai

dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi

pergerakkan adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja

dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dapat disimpulkan

bahwa menggerakkan atau mengkoordinir masyarakat adalah

menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau

penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki.
3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif

Partisipasi masyarakat sebagai keterlibatan terus menerus dan

aktif dalam pembuatan keputusan yang dapat mempengaruhi

kepentingan umum. Partisipasi Masyarakat memiliki makna bahwa

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu

mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa

memiliki dan turut bertanggung jawab terhadap pembangunan

kehidupan bersama-sama warga desa.

2.3. Kerangka Pikir

Kepala Dusun adalah perangkat desa yang berkedudukan sebagai unsur

satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam

pelaksanaan tugasnya di wilayahnya. Dalam pengelolaan keuangan desa, Kepala

Dusun Desa berkedudukan sebagai unsur Perangkat Desa yang melaksanakan

kegiatan pengadaan barang/jasa. Fungsi kepala dusun yaitu Pembinaan

ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,

mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah; Mengawasi

pelaksanaan pembangunan di wilayahnya; Melaksanakan pembinaan

kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat

dalam menjaga lingkungan; dan Melakukan upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Melihat begitu luasnya fungsi kepala dusun tentu memerlukan

penguatan peran untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Adapun dalam

pembangunan kapasitas memiliki dimensi, fokus dan tipe kegiatan. Dimensi,


fokus dan tipe kegiatan tersebut menurut Grindle (dikutip dalam Haryono,

2012:46) adalah pengembangan SDM, penguatan organisasi dan reformasi

kelembagaan.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat penulis sajikan pada

gambar berikut:

Penguatan peran kepala dusun


dalam membantu tugas kepala
Desa Tongke-Tongke Kecamatan
Sinjai Timur

Tugas kepala dusun meliputi:


Dimensi, Fokus, Jenis Kegiatan 1. Pembinaan ketentraman dan
ketertiban pelaksanaan upaya
1. Pengembangan SDM perlindungan masyarakat,
2. Penguatan organisasi mobilitas kependudukan dan
1. Reformasi kelembagaan penataan dan pengelolaan
(Teori Grindle, dikutip dalam Haryono,
wilayah
2012:46) 2. Mengawasi pelaksanaan
pembangunan di wilayahnya;
3. Melaksanakan pembinaan
kemasyarakatan dalam
meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam
menjaga lingkungan; dan
4. Melakukan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
Sumber: Permendagri No. 84 Tahun 2015

Optimalnya peran kepala dusun


dalam membantu tugas kepala
Desa Tongke-Tongke Kecamatan
Sinjai Timur

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir


2.4. Defenisi Operasional

Operasional konsep merupakan jembatan dedukasi terpenting yang

menghubungkan antara rangkaian penjelasan teoritis dengan Instrumennya (Umar

Congge, dkk., 2020:14). Adapun defenisi opeasional dalam penelitian ini dalam

penulis uraikan sebagai berikut:

2.4.1. Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala Desa Tongke-

Tongke Kecamatan Sinjai Timur yaitu membangun kapasitas tugas dan

fungsi kepala dusun selaku kepala kewilayahan yang membantu tugas

kepala desa, melalui:

1. Dimensi pengembangan SDM yaitu penguatan fungsi Kepala Dusun

yang dimensinya melalui pengambangan sumber daya manusia, fokusnya

pada personil yang profesional dan kemampuan teknis, tipe kegiatannya:

kondisi iklim kerja dan rekruitmen

2. Dimensi penguatan organisasi yaitu penguatan fungsi Kepala Dusun

yang dimensinya melalui penguatan organisasi, fokusnya pada tata

manajemen untuk meningkatkan keberhasilan peran dan fungsi, tipe

kegiatannya: sistem insentif, kepemimpinan, budaya organisasi dan

komunikasi.

3. Reformasi kelembagaan yaitu penguatan fungsi Kepala Dusun yang

dimensinya melalui reformasi kelembagaan, fokusnya pada kelembagaan

dan sistem serta makro struktur, tipe kegiatannya antara lain perubahan

kebijakan dan regulasi

2.4.2. Optimalnya peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala Desa

Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur adalah terwujudnya

pengembangan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala desa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian ini mencoba untuk menunjukkan gambaran sebenarnya

sesuai dengan kenyataan, fenomena dan fakta yang ditemukan dilapangan.

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan

menganalisis data dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2017:9)

menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitin yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretetif, digunakan untuk

meneliti kondisi obyek yang alamiah.

Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya untuk

menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Sehingga

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang

berarti mendeskripsikan obyek penelitian berdasarkan fakta yang nyata apa

adanya tanpa melihat hubungan dan membandingkannya dengan variabel lain.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian direncanakan bertempat di Kantor Desa Tongke-

Tongke Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dan waktu penelitian

dilaksanakan sesuai mulai tanggal 08 Juli sampai dengan 25 Agustus tahun 2021.
3.3. Jenis Data

3.3.1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil

pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu Penguatan

Peran Kepala Dusun dalam Membantu Tugas Kepala Desa Tongke-Tongke

Kecamatan Sinjai Timur.

3.3.2. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen,

literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang

berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian skripsi nantinya dikumpulkan dengan beberapa

cara yang disesuaikan dengan informasi yang diinginkan berdasarkan inti

penelitian, antara lain dengan:

3.4.1. Observasi

Adapun langkah observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi non partisipan artinya penulis tidak ambil bagian atau tidak

terlihat langsung dalam kegiatan orang-orang yang di observasi. Peneliti

mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan cara mengamati secara

langsung di kantor desa, tugas dan fungsi kepala dusu, dan hasil kerja.

3.4.2. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah


proses wawancara yang menggunakan panduan wawancara yang berasal

dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan penggunaan lebih

fleksibel daripada wawancara. Wawancara dilakukan dengan bertanya

langsung kepada informan untuk menggali dan mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Adapun wawancara dengan

menggunakan pedoman wawancara, sehingga peneliti dapat

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sesuai dengan kebutuhan

informasi yang diinginkan. Proses wawancara diawali dengan membuat

kesepakatan terlebih dahulu dengan informan penelitian mengenai waktu

untuk dapat melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan

menyampaikan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

pedoman wawancara. Peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan

diluar pertanyaan yang terdapat di pedoman wawancara untuk semakin

memperdalam penelitian. Informasi dari wawancara dengan informan

direkam oleh peneliti menggunakan alat perekam suara pada ponsel,

disamping itu peneliti juga melakukan pencatatan hal-hal penting yang

disampaikan oleh informan dalam wawancara.

3.4.3. Dokumentasi

Langkah dalam melakukan dokumentasi dengan cara memanfaatkan

data-data berupa buku, catatan (dokumen). Dokumen adalah catatan tertulis

tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang peraturan perundang-undangan

tentang peran kepala dusun, struktur Pemerintah Desa, sejarah desa dan lain

sebagainya.
3.5. Unit Analisis Data

Berdasarkan pengertian unit analisis di atas dapat disimpulkan bahwa

unit analisis dalam penelitian ialah subjek yang akan diteliti kasusnya. Dengan

demikian unit analisis dalam penelitian ini adalah Pemerintah Desa Tongke-

Tongke Kecamatan Sinjai Timur.

3.6. Teknik Pengambilan Sampel/Narasumber

Sampel pada penelitian kualitatif tidak sama dalam penelitian kuantitatif.

Sampel yang digunakan dalam penelitian kuantitatif sampel statistic sedangkan

penelitian kualitatif menggunakan sampel teoritis karena penelitian kualitatif

bertujuan untuk menghasilkan teori. Adapun narasumber, sebagai berikut:

3.6.1. Kepala Desa Tongke-Tongke

3.6.2. Sekretaris Desa Tongke-Tongke

3.6.3. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tongke-Tongke

3.6.4. Kepala Dusun Baccara Desa Tongke-Tongke

3.6.5. Kepala Dusun Babana Desa Tongke-Tongke

3.6.6. Masyarakat Desa Tongke-Tongke

3.7. Teknik Analisis Data

Alur kegiatan teknik analisis data penelitian ini merujuk pada teori Miles

dan Huberman (2007) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.7.1. Reduksi Data

Dalam penelitian ini proses reduksi data dapat dilakukan dengan

mengumpulkan data dari hasil wawancara kepada pihak-pihak yang terkait,

dokumen-dokumen dan berkas-berkas yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan, dan studi kepustakaan terhadap buku-buku, artikel-artikel, serta


peraturan perundang-undangan tentang pelayanan publik, kemudian dipilih

dan dikelompokan berdasarkan kemiripan data.

3.7.2. Penyajian data

Penyajian data merupakan pengorganisasian data yang telah direduksi.

Dalam penyajian data ini peneliti melakukan upaya untuk menyusun pola

hubungan dari seluruh data yang ada sehingga data lebih mudah dipahami.

3.7.3. Kesimpulan

Membuat kesimpulan dalam bentuk narasi atas kategori dan pola

tertentu menurut pandangan informan secara terus menerus selama

penelitian berlangsung. Selain itu secara teknis peneliti juga melakukan

interprestasi yang merupakan kegiatan menafsirkan kategori atau pola

tertentu berdasarkan sudut pandang informan yang telah disusun

sebelumnya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitin

4.1.1. Sejarah Singkat Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur

Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur mempunyai 5 (lima)

dusun diantaranya Dusun Babana, yang merupakan ibu kota desa, Dusun

Maroanging, Dusun Baccara, Dusun Cempae dan Dusun Bentengnge.

Kemudian Desa Tongke-Tongke berubah statusnya sebaga desa defenitif

pada tanggal 8 Pebruari 2003 yang kemudian diselenggarakan pemilihan

kepala desa padata tanggal 8 – 11 Pebruari tahun 2003 dan terpilih saat itu

adalah Muh. Nasri dg. Lanna sebagai kepala desa pertama di Desa Tongke-

Tongke.

Kawasan Desa Tongke-Tongke terletak di Kecamatan Sinjai Timur

yang memiliki keunikan tersendiri dalam hal pengembangan kawasan

mangrove, sekaligus keterkaitannya dengan kepariwisataan serta

pengembangan perikanan di Kabupaten Sinjai. Hutan bakau memiliki peranan

yang penting di tinjau dari sisi ekologi maupun sosial ekonomi. Merupakan

tempat yang cocok untuk daerah asuhan berbagai ekosistem.

4.1.2. Kondisi Geografis Desa Tongke-Tongke

1. Letak Wilayah

Desa Tongke-Tongke termasuk salah satu Desa di Kecamatan

Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dan merupakan Desa hasil pemekaran dari

Kelurahan Pulau-Sinjai Timur pada tahun 2002 dengan luas wilayah 4,7

Km2. Desa Tongke-Tongke berbatasan dengan :


1) Sebelah utara : Kelurahan Samataring

2) Sebelah timur : Teluk Bone

3) Sebelah Selatan : Desa Panaikang

4) Sebelah Barat : Desa Kaloling

4.1.3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

SecaraTopografi Desa Tongke-Tongke merupakan daerah dataran

rendah dengan ketinggian dari permukaan laut ± 0-500 Mdpl, dengan luas

wilayah ± 4,75 Km2. Berdasarkan data profil desa tahun 2019 maka

diperoleh data komposisi peruntukan lahan sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Komposisi Peruntukan Lahan Tahun 2020

Kualifikasi Luas
No.
1 2

1. Pemukiman 15000

2. Perkantoran 1000

2. Sawah Tadah hujan 2. 908,33 Are

3. Perkebunan 2.631,39 Are

4. Tambak 34.680,20 Are

5. Panjang Garis Pantai 1 Km

6. Hutan Mangrove ( Bakau ) 326.612,89 Are

7. Hutan Nipah 500 Meter

Sumber: profil Desa Tongke-Tongke, 2020


4.2. Penguatan Peran Kepala Dusun dalam Membantu Tugas Kepala Desa
Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur

4.2.1. Pengembangan SDM

Dimensi pengembangan SDM merupakan penguatan fungsi Kepala

Dusun yang dimensinya melalui pengambangan sumber daya manusia,

sehingga mampu menjalankan tugas dan fungsi kepala dusun, hasil

penelitiannya sebagai berikut:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan

wilayah

Hasil wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa,

mengungkapkan bahwa:

“Pengembangan sumber daya manusia untuk kepala dusun agar


mampu membina ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan
dan pengelolaan wilayah sudah dilaksanakan, kita selaku Kepala
Desa terus membina agar kepala dusun harus lebih maksimal
dengan menjaga rasa tentram dan aman di tengah-tengah
masyarakat”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Kepala Desa Tongke-

Tongke membina kepala dusun melalui arahan supaya kepala dusun

berkembang dalam pemikirannya sehingga bisa berfungsi sebagai

Pembina dalam ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan

pengelolaan wilayah sudah dilaksanakan, kita selaku Kepala Desa terus

membina agar kepala dusun. Kepala dusun memiliki kelebihan dan


kekurangan masing-masing dalam menjalankan roda pemerintahan,

meskipun masih ada yang belum bisa menguasai laptop sebagai alat

administrasi lainnya

Berdasarkan hasil wawancara bersama Akbar Hijri S.Ip, selaku

Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melakukan pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah, Kalau kemampuan kepala dusun kami itu sudah pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam
menjalankan roda pemerintahan, meskipun masih ada yang belum
bisa menguasai laptop sebagai alat administrasi lainnya”.
(wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)

Kepala dusun sudah mampu melakukan pembinaan ketentraman

dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas

kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah dengan cara

menjalin komunikasi yang akrab dengan masyarakat dan meminta untuk

secara bersama-sama menjaga lingkungannya. Pernyataan ini sama

halnya dengan hasil wawancara bersama Kamaruddin, selaku Ketua BPD

Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus karena


Kepala Desa telah mengarahkan kepala dusun untuk menjaga
wilayah dusunnya untuk menciptakan ketentraman dan ketertiban”.
(wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Pernyataan di atas menegaskan jika Kepala Desa Tongke-Tongke

telah mengarahkan kepala dusun untuk menjaga wilayah dusunnya untuk

menciptakan ketentraman dan ketertiban. Begitupun dengan hasil


wawancara bersama Mudatsir, selaku Kepala Dusun Baccara Desa

Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai pengembangan sdm kita biasanya diminta oleh kepala


desa untuk hadir di kantor desa apabila ada kegiatan yang ingin
dilaksanakan sehingga perlu untuk dibicarakan agar bisa diketahui
apa-apa yang perlu dilakukan kepala dusun misalnya selalu aktif
turun untuk menciptakan ketentraman dan ketertiban di masyarakat
setiap dusun”. (wawancara: Kamis, 15 Juli 2021)

Keterangan yang disampaikan oleh kepala dusun di atas

menegaskan jika pengembangan sdm telah diwujudkan dengan cara

melakukan pertemuan secara langsung dengan kepala desa untuk

diinstruksikan terhadap langkah-langkah dalam kegiatan menjaga

ketentraman dan ketertiban di setiap dusun. Pernyataan ini sejala dari

hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala Dusun

Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Pengembangan sumber daya dalam membantu tugas Kepala Desa


sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah melakukan
sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Pengembangan sumber daya kepala dusun dalam membantu tugas

Kepala Desa dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat

sudah cukup baik. Sementara Jamaluddin, salah seorang masyarakat

Desa Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)
Pernyataan di atas membuktikan bahwa pengembangan sumber

daya kepala dusun masih perlu ditingkatkan. Pernyataan ini sejalan pula

dari hasil pengamatan penulis dimana penulis mendapat data

pengembangan sumber daya kepala dusun terkait pembinaan ketentraman

dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas

kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah yang ada hanya

komunikasi antara kepala desa dan kepala dusun untuk diarahkan

melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan

pengelolaan wilayah.

Dari hasil observasi diketahui bahwa dalam pengembangan sumber

daya kepala lingkungan dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban

pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan

dan penataan dan pengelolaan wilayah hanya dilaksanakan pembinaan

yang dilakukan secara langsung oleh Kepala Desa Tongke-Tongke

terhadap semua kepala dusun.

Tabel 4.2.
Data Kegiatan Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa Tongke-Tongke

Nama Jumlah Anggaran


Kegiatan Waktu
Penyelenggara peserta kegiatan
Peningkatan Pemerintah Senin,23 20 Orang Rp.3.965.000
Kapasitas Desa Tongke- Desember (sudah (Alokasi Dana
Perangkat Tongke 2019, Aula termasuk Desa)
Desa kantor Desa Perangkat
Tongke- Desa dan
Tongke Pemateri)

Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Tabel di atas menunjukkan kegiatan tentang peningkatan kapasitas

perangkat Desa TongkeTongke yang diselenggarakan oleh pemerintah

Desa Tongke-Tongke (daftar hadir dan foto kegiatan terlampir).

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi pengembangan SDM untuk tugas Pembinaan

ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,

mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah sudah

terwujud secara maksimal melalui kegiatan peningkatan kapasitas

perangkat Desa Tongke-Tongke yang diselenggarakan oleh pemerintah

Desa Tongke-Tongke.

2. Mengawasi Pelaksanaan Pembangunan di wilayahnya

Kepala dusun sudah menjalankan tugasnya untuk melakukan

pengawasan pelaksanaan pembangunan dilingkungannya terhadap setiap

pembangunan yang dilaksanakan. Pernyataan ini sesuai dari hasil

wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, mengungkapkan

bahwa:

“Pengembangan sumber daya kepala dusun dalam hal mengawasi


pelaksanaan pembangunan di wilayahnya sudah dilaksanakan
dengan meminta kepada kepala dusun untuk melakukan
pengawasan terhadap setiap pembangunan yang dilaksanakan di
wilayah dusunnya”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Kepala Desa Tongke-

Tongke melakukan koordinasi dengan kepala dusun terkait langkah-


langkah dalam mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

Sementara Akbar Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melakukan mengawasi
pelaksanaan pembangunan di wilayahnya masing-masing”.
(wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)

Keterangan yang disampaikan oleh kepala desa di atas

menunjukkan bahwa kepala dusun telah diberikan arahan untuk bisa

melakukan pengawasan setiap kegiatan pembangunan di wilayahnya.

Pernyataan ini hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh

Kamaruddin, selaku Ketua BPD Desa Tongke-Tongke, menyebutkan

bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus meskipun


bisa dibilang masih perlu ditingkatkan dengan sering-sering
melakukan pelatihan”. (wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Pernyataan di atas mengarah pada perlunya peningkatan sumber

daya kepala dusun dengan sering-sering melakukan pelatihan. Sementara

Mudatsir, selaku Kepala Dusun Baccara Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa sudah bekerja cukup khususnya dalam mengawasi
pelaksanaan pembangunan di wilayah dusunnya seperti ikut serta
dalam kegiatan pembangunan sambil mengawasi jalannya
pembangunan”. (wawancara: Kamis, 15 Juli 2021)

Pernyataan dari kepala dusun di atas menegaskan jika kepala dusun

sudah bekerja cukup baik khususnya dalam mengawasi pelaksanaan

pembangunan di wilayah dusunnya dengan ikut serta dalam kegiatan

pembangunan sambil mengawasi jalannya pembangunan. Sementara


Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa Tongke-Tongke,

mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam mengawasi
pelaksanaan pembangunan pada masing-masing wilayahanya”.
(wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Dari hasil observasi diketahui bahwa dalam pengembangan sumber

daya kepala lingkungan dalam mengawasi pelaksanaan pembangunan di

wilayahnya hanya dilakukan pembinaan yang dilakukan secara langsung

oleh Kepala Desa Tongke-Tongke terhadap kegiatan yang harus

dilaksanakan kepala dusun dalam pengawasan pembangunan seperti ikut

serta dalam kegiatan pembangunan sambil melakukan pengawasan

pekerjaan pembangunan. Dalam kegiatannya kepala dusun sudah

melaksanakan berbagai kegiatan di lingkungannya, rinciannya sebagai

berikut:

Tabel 4.3.
Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan di Lingkungan Dusun

No Klasifikasi Tanggalpelaksanaan Sumber

Ikut serta dalam Pembangunan Dana Desa


1 30 Oktober 2020
irigasi (DDS)
Ikut serta dalam pembersihan Alokasi Dana
2 18 September 2020
Desa(ADD)
Ikut serta dalam penanaman Swadaya
3 21 Feb 2020
bakau Masyarakat
Ikut serta dalam acara adat Adat Desa
4 22 April 2021
istiadat mandre ade
Ikut serta dalam pengukuran Alokasi Dana
5 25 November 2020
luas batas wilayah Desa
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke
Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi pengembangan SDM untuk tugas mengawasi

pelaksanaan pembangunan di wilayahnya sudah terwujud karena kepala

desa telah memberi instruksi langkah-langkah dalam melakukan

pengawasan pembangunan di wilayah dusunnya.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan

Kepala dusun sudah menjalankan fungsinya melakukan pembinaan

kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan sudah dilaksanakan, dengan

menjaga rasa tentram dan aman di tengah-tengah masyarakat. Hasil

wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, mengungkapkan

bahwa:

“Fungsi kepala dusun dalam melaksanakan pembinaan


kemasyarakatan dalam melaksanakan pembinaan kemasyarakatan
dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam
menjaga lingkungan sudah cukup baik”. (wawancara: Senin, 12 Juli
2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa fungsi kepala dusun sudah

mampu dijalankan dengan melaksanakan pembinaan kemasyarakatan

dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan. Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan

oleh Akbar Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Kepala dusun sudah dibina dan diarahkan oleh kepala Desa


Tongke-Tongke untuk menjalankan setiap perannya khususnya
melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan”. (wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)
Pernyataan di atas menunjukkan jika kepala dusun dalam

melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sudah

terlaksana. Sementara Kamaruddin, selaku Ketua BPD Desa Tongke-

Tongke, menyebutkan bahwa:

“Menurut saya pengembangan sumber daya dalam meningkatkan


kienrja kepala dusun dalam hal pelaksanaan pembinaan
kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan sudah cukup karena setiap
masyarakat disini sudah bisa menjaga lingkungannya”.
(wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kepala dusun sudah

diberikan pelatihan terkait pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan

dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan, namun masyarakat sendiri yang sudah mampu

menjaga lingkungannya. Sementara Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya
melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan”. (wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)
Dari hasil observasi diketahui bahwa dalam pengembangan sumber

daya kepala lingkungan dalam Melaksanakan pembinaan

kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan hanya dilakukan pembinaan yang

dilakukan secara langsung oleh Kepala Desa Tongke-Tongke terhadap

kegiatan yang harus dilaksanakan kepala dusun dalam melaksanakan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Adapun jenis

pembinaan kemasyarakatan yang terlaksana dapat penulis tampilkan pada

tabel berikut:

Tabel 4.4.
Pembinaan Kemasyarakatan dalam Meningkatkan Kemampuan dan
Kesadaran Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

Jenis pembinaan yang Peserta


No Klasifikasi
terlaksana

1 Pembinaan Gotong royong pembersihan RT/RW,kepala


kemasyarakatan saluran drainase dusun dan
dalam meningkatkan Masyarakat
kemampuan dan Setempat
kesadaran
Penanaman bibit bakau RT/RW,kepala
masyarakat dalam
dusun dan
menjaga lingkungan
masyarakat Setempat

Gotong royong perintisan Kepala


jalan tani Dusun,RT/RW dan
Warga

Gotong royong pembuatan Kepala Dusun dan


cakar ayam masjid ta’mirul Warga Setempat
muminin
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi pengembangan SDM untuk tugas melaksanakan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan

kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungan sudah terwujud.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Kepala Desa Tongke-Tongke melakukan pengembanan sumber

daya melalui pengarahan kepada kepala dusun untuk lebih dekat pada

masyarakat. Pernyataan ini sesuai dengan penjelasan dari Sirajuddin,

selaku Kepala Desa, mengungkapkan bahwa:

“Pengembangan SDM agar mampu melakukan upaya-upaya


pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dilakukan
dengan mengarahkan kepada kepala dusun untuk lebih dekat
dengan masyarakat sehingga masyarakat untuk bisa melakukan
kegiatan-kegiatan positif”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengembangan SDM

kepala dusun agar mampu melakukan upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan dilakukan dengan mengarahkan kepada kepala dusun

untuk lebih dekat dengan masyarakat. Sementara Akbar Hijri S.Ip, selaku

Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melakukan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. (wawancara:
Selasa, 13 Juli 2021)
Keterangan yang disampaikan oleh sekertaris desa di atas

menerangkan jika kemampuan kepala dusun sudah cukup baik karena

sudah mampu melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Pernyataan ini hampir sama dengan hasil wawancara

bersama Kamaruddin, selaku Ketua BPD Desa Tongke-Tongke,

menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus dari pekerjaan
kepala dusun karena mereka bekerja sepenuh hati dalam membantu
tugas-tugas kepala desa di lingkungannya masing-masing”.
(wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Pernyataan Ketua BPD menunjukkan bahwa tugas kepala dusun

sudah cukup baik karena bekerja sepenuh hati dalam membantu tugas-

tugas kepala desa. sementara Mudatsir, selaku Kepala Dusun Baccara

Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik dalam
membantu tugas kepala desa pada saat ini khususnya Melakukan
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”.
(wawancara: Kamis, 15 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan jika penguatan peran kepala dusun

dalam membantu tugas Kepala Desa sudah cukup baik khususnya

melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan


Hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Melakukan
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”.
(wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Dari hasil observasi diketahui bahwa dalam pengembangan sumber

daya kepala lingkungan dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat

dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan hanya dilakukan pembinaan yang dilakukan secara

langsung oleh Kepala Desa Tongke-Tongke terhadap langkah-langkah

yang perlu diambil kepala dusun dalam upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan.

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi pengembangan SDM untuk tugas Melakukan

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sudah terwujud

melalui pelatihan yang pernah diselenggarakan (dokumen pelatihan

terlampir)

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dalam pengembangan

sumber daya manusia kepala dusun telah dilaksanakan melalui pelatihan,

instruksi dan pengarahan langsung serta rapat. Rinciannya sebagai

berikut:
Tabel 4.5.
Pengembangan Sumber Daya Kepala Dusun dalam Pelaksanaan Tugas

No Klasifikasi Jadwaldanlokasi Peserta

Pelatihan Peningkatan Senin,23 Desember 2019, Aula Semua


Perangkat Desa kantor desa tongke-tongke Perangkat
1
Desa Tongke-
Tongke

Intruksi dan pengarahan Rabu,15 jan 2020, kantor desa Kepala Desa
Langsung dari Kepala tongke-tongke dan Kepala
2 Desa Dusun
Tongke-
Tongke

Rapat Pembentukan 18 maret 2020 aula kantor desa Perangkat dan


Panitia Pelaksana Kepala Desa
3
Pelatihan Perangkat Desa Tongke-
Tongke

Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Keseluruhan hasil penelitian tentang pengembangan sumberdaya

manusia kepala dusun agar mampu melaksanakan tugasnya sudah terlaksana

karena kepala desa telah melakukan pengembangan sumber daya melalui

pelatihan dan pengarahan secara langsung terhadap langkah-langkah yang

perlu diambil kepala dusun dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

4.2.2. Penguatan Organisasi

Organisasi merupakan penguatan fungsi Kepala Dusun yang

dimensinya melalui penguatan organisasi, sehingga mampu menjalankan

tugas dan fungsi, hasil penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan

pengelolaan wilayah
Kepala Desa Tongke-Tongke tidak henti-hentinya melakukan

koordinasi dengan kepala dusun terkait pekerjaannya di wilayahnya

masing-masing, dan disini tentunya bisa dikatakan bahwa kepala desa

selalu mengontrol kepala dusun. Pernyataan ini sejalan dari hasil

wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, bahwa:

“Yang pertama adalah SK pengangkatan kepala dusun, hal ini


menjadi penguat fungsi kepala dusun dalam melakukan pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah dilakukan dengan tidak henti-hentinya untuk berkoordinasi
dengan kepala dusun”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa penguatan kepala dusun

dilakukan dengan menerbitkan surat keputusan pengangkatan kepala

dusun. Pernyataan ini hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Akbar

Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik, dan sebagai penguatnya telah diterbitkan SK
Penangkatan Kepala Dusun sebagai dasar pelaksanaan tugas
melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan
penataan dan pengelolaan wilayah”. (wawancara: Selasa, 13 Juli
2021)

Penguatan organisasi kepala dusun dengan diterbitkannya surat

keputusan kepala desa yang menjadi dasar pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepala dusun. Sementara Kamaruddin, selaku Ketua BPD

Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Penguatan organisasi telah dilaksanakan tanpa adanya perubahan


namun lebih banyak memberI arahan dan isntruksi khususnya
dalam melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban
pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas
kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah”.
(wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pnguatan organisasi telah

dilaksanakan secara terus menerus memberi arahan dan instruksi

khususnya dalam melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban

pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan

dan penataan dan pengelolaan wilayah. Sementara Mudatsir, selaku

Kepala Dusun Baccara Desa Tongke-Tongke, menerangkan bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik dalam
membantu tugas kepala desa pada saat ini khususnya pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Kamis, 15 Juli 2021)

Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala Desa

Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik. pernyataan ini sejalan dari

hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala Dusun

Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Pembinaan
ketentraman dan ketertiban dan upaya perlindungan masyarakat,
mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah”.
(wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala Desa

sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah melakukan sesuai

dengan pekerjaan. Pernyataan ini sama dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa Tongke-

Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa penguatan organisasi

kepala dusun telah dilakukan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Kepala Dusun tentang Pengangkatan Perangkat Desa. Rinciannya

sebagai berikut:

Tabel 4.6.
Nama-Nama Kepala Dusun di Desa Tongke-Tongke

No Nama Kepala Dusun Jabatan


1 Anwar Sadat, S.Pd Kepala Dusun Babana
2 Agus Syam Kepala Dusun Bentengnge
3 Baharuddin Kepala Dusun Cempae
4 Mudatsir Kepala Dusun Baccara
5 Irdawati Kepala Dusun Maroanging
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Tabel di atas menunjukkan nama-nama kepala dusun di Desa

Tongke-Tongke sesuai jabatan wilayahnya masing-masing yang mana

terdapat 5 dusun sesuai yang tertera dalam surat keputusan Kepala Desa

Tongke-Tongke. (SK terlampir)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi penguatan organisasi untuk tugas Pembinaan

ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,

mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah sudah

terwujud karena kepala desa telah memberikan pengarahan dan instruksi.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya


Karena kemampuan kepala dusun dalam melakukan pengawasan

sudah cukup memadai sehingga tidak ada rencana untuk melakukan

penggantin, namun disini kepala desa berupaya untuk meningkatkan

kemampuan kepala desa dengan selalu berkoordinasi setiap kegiatan

yang akan dilakukan oleh kepala dusun. Pernyataan ini sejalan dari hasil

wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, mengungkapkan

bahwa:

“Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya sudah


dilaksanakan oleh kepala dusun dengan dibentuknya tim pelaksana
yang beranggotakan semua kepala dusun, jadi selaku pelaksana
juga melakukan pengawasan terhadap setiap pembangunan yang
dilaksanakan di wilayah dusunnya”. (wawancara: Senin, 12 Juli
2021)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Akbar Hijri S.Ip, selaku

Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu mengawasi pelaksanaan
pembangunan di wilayahnya seperti ikut serta dalam pembangunan
tersebut”. (wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)

Kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah cukup baik

karena sudah mampu mengawasi pelaksanaan pembangunan di

wilayahnya. Pernyataan ini hampir sama dengan hasil wawancara

bersama Kamaruddin, selaku Ketua BPD Desa Tongke-Tongke,

menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus meskipun


bisa dibilang belum cukup maksimal atau kurang cepat dalam
menjalankan tugasnya khususnya dalam mengawasi pelaksanaan
pembangunan di wilayahnya hal ini terjadi karena sebagian dari
mereka memiliki aktivitas lain”. (wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)
Pernyataan dari Ketua BPD diatas menandakan bahwa pekerjaan

kepala dusun masih perlu ditingkatkan khususnya mengawasi

pelaksanaan pembangunan di wilayahnya masing-masing. Sementara

Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala Dusun Babana Desa Tongke-Tongke,

bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam mengawasi
pelaksanaan pembangunan pada masing-masing wilayahanya”.
(wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Berdasarkan hasil observasi penulis mendapatkan data adanya

penguatan organisasi melalui pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan

(TPK) Pembangunan di wilayah dusun. Untuk lebih jelasnya dapat

penulis tampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.7.
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Pembangunan Desa Tongke-Tongke

No Jabatan Nama
1 Ketua Anwar Sadat, S.Pd
2 Sekretaris Muh. Arsyad
3 Anggota Mudatsir
Takwa
Baharuddin
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Tabel di atas menunjukkan penguatan kepala dusun dalam

melaksanakan tugasnya untuk mengawasi pembangunan dan juga sebagai

pelaksana. (surat pembentukan TPK terlampir)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi penguatan organisasi untuk tugas mengawasi

pelaksanaan pembangunan di wilayahnya belum terwujud secara

maksimal.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan

Kepala dusun sudah mampu menjalankan pembinaan

kemasyarakatan, dan meningkatkan kemampuan serta kesadaran

masyarakat untuk secara bersama-sama menjaga lingkungan. Pernyataan

ini sesuai dari hasil wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa,

mengungkapkan bahwa:

“Penguatan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan


kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan
sudah dilaksanakan oleh kepala dusun, dengan menjaga rasa
tentram dan aman di tengah-tengah masyarakat”. (wawancara:
Senin, 12 Juli 2021)

Keterangan dari kepala desa di atas menegaskan jika penguatan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sudah dilaksanakan


oleh kepala dusun. Semenara Akbar Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa,

menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melaksanakan pembinaan
kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan”. (wawancara: Selasa, 13
Juli 2021)

Sama halnya dengan hasil wawancara bersama Kamaruddin, selaku

Ketua BPD Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus meskipun


bisa dibilang belum cukup maksimal dalam melaksanakan
pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan”. (wawancara:
Rabu, 14 Juli 2021)

Keterangan Ketua BPD di atas menerangkan bahwa dalam

melaksanakan pembinaan kemasyarakatan meningkatkan kemampuan

dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih perlu lebih

ditingkatkan. Sementara Mudatsir, selaku Kepala Dusun Baccara Desa

Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik dalam
membantu tugas kepala desa pada saat ini khususnya melaksanakan
pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan”. (wawancara:
Kamis, 15 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dalam pembinaan

kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan kepala dusun telah dilaksanakan.

Rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.8.
Pembinaan Ketentraman Dan Ketertiban Pelaksanaan Upaya
Perlindungan Masyarakat, Mobilitas Kependudukan dan Penataan dan
Pengelolaan Wilayah

No Klasifikasi Uraian

Pembinaan ketentraman dan Disini kepala dusun


ketertiban mengarahkan warganya untuk
1
ikut terlibat dalam penjagaan
posko PPKM
Pelaksanaan upaya perlindungan Dalam rangka perlindungan
masyarakat masyarakat disini keplaa dusun
2 ikut terlibat dalam dalam
rangka kampung tangguh
bebas narkoba
Pembinaan ketentraman dan Disini kepala dusun turut ikut
ketertiban pelaksanaan upaya melakukan pembuatan batas2
perlindungan masyarakat, tanah sesuai dengan yang
3
mobilitas kependudukan dan tertuang di sertifikat tanah
penataan dan pengelolaan
wilayah
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke, 2021

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi penguatan organisasi untuk tugas melaksanakan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan


kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan belum terwujud secara

maksimal.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Hasil wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa,

mengungkapkan bahwa:

“Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam


menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan sudah dilaksanakan oleh kepala dusun, dengan
memberdayakan masyarakat untuk menunjang pelaksanaan
pemerintahan desa”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Akbar Hijri S.Ip, selaku

Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu Melakukan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. (wawancara:
Selasa, 13 Juli 2021)

Hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Melakukan
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”.
(wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Jamaluddin selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, menerangkan bahwa:

“Kinerja kepala dusun dalam membantu tugas Kepala Desa dalam


Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan menurut saya sudah cukup baik meskipun kinerjanya
belum maksimal seperti pendataan yang dilakukan di Dusun
Bentengnge ini belum merata soal bantuan sosial”. (wawancara:
Sabtu, 17 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kinerja kepala dusun sudah

cukup baik dalam membantu tugas Kepala Desa dalam Melakukan

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sementara menurut

Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa Tongke-Tongke,

mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Melakukan upaya-
upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. (wawancara:
Ahad, 18 Juli 2021)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi penguatan organisasi untuk tugas Melakukan

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan belum terwujud secara

maksimal.

Tabel 4.9.
Melakukan Upaya-Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Menunjang
Kelancaran Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan

No Klasifikasi Jenisupaya yang terlaksana

1 Melakukan upaya-upaya Rapat bersama warga dalam


pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan panitia
menunjang kelancaran pengisian anggota BPD pada tgl
penyelenggaraan pemerintahan 11 juni 2019
dan pembangunan Rapat musyawarah bersama
warga dalam rangka musrenbang
desa pada tgl 3 mei 2019
Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke

Keseluruhan hasil penelitian tentang penguatan organisasi kepala

dusun sehingga mampu menjalan tugas dan fungsinya belum terwujud

karena belum sesuai dengan tupoksinya masing-masing dusun, masih

banyak yang tidak mengetahui apa yang harus dilakukan selaku pelaksana

kegiatan di setiap dusun.

4.2.3. Reformasi Kelembagaan

Reformasi kelembagaan merupakan penguatan fungsi Kepala Dusun

yang dimensinya melalui reformasi kelembagaan, sehingga mampu

menjalankan tugas dan fungsi, hasil penelitiannya sebagai berikut:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan

pengelolaan wilayah

Reformasi kelembagaan belum ada rencana mengganti kepala

dusun karena kepala desa percaya bahwa kepala dusun masih mampu

menjalankan tugasnya. Pernyataan ini sejalan dengan hasil wawancara

bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, mengungkapkan bahwa:

“Pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya


perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan
dan pengelolaan wilayah sudah dilaksanakan oleh kepala dusun,
dengan menjaga rasa tentram dan aman di tengah-tengah
masyarakat”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)
Kemampuan kepala dusun sudah cukup baik karena sudah mampu

melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan

pengelolaan wilayah. Pernyataan ini hampir sama dengan

yangdiungkapkan oleh Akbar Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa,

menyatakan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melakukan pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)

Sama halnya dengan hasil wawancara bersama Kamaruddin, selaku

Ketua BPD Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus meskipun


bisa dibilang belum cukup maksimal atau kurang cepat dalam
memberikan suatu informasi pada warganya jika ada suatu
kegiatan”. (wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Begitupun dengan hasil wawancara bersama Mudatsir, selaku

Kepala Dusun Baccara Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik dalam
membantu tugas kepala desa pada saat ini khususnya pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Kamis, 15 Juli 2021)

Hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Jamaluddin selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, menerangkan bahwa:

“Kinerja kepala dusun dalam membantu tugas Kepala Desa dalam


Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya menurut saya
sudah cukup baik meskipun kinerjanya belum maksimal seperti
pendataan yang dilakukan di Dusun Bentengnge ini belum merata
soal bantuan sosial”. (wawancara: Sabtu, 17 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Dari hasil observasi diketahui bahwa penguatan organisasi kepala

dusun dibuktikan dengan melakukan pendataan jumlah penduduk, dan

lain sebagainya (dokumen terlampir). Adapun rincian pendataan yang

telah dilaksanakan diantaranya pendataan penduduk seperti yang penulis

tampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.10.
Pendataan Penduduk Desa Tongke-Tongke

Jenis Kelamin
No. Usia Jumlah
Laki-Laki Perempuan

1. Usia < 7 Thn 98 101 199


2. 7 <= Usia < 19 Thn 493 449 942

3. 19 <= Usia < 56 Thn 1.037 1.065 2.102

4. Usia >= 56 Thn 184 261 445

Total 1.712 1.876 3.688

Sumber: Kantor Desa Tongke-Tongke

Tabel di atas menunjukkan hasil pendataan penduduk yang telah

dilaksanakan oleh seluruh kepala dusun yang telah dirangkum oleh aparat

Desa Tongke-Tongke yang terdiri dari data usia jumlah laki-laki dan

perempuan.

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi reformasi kelembagaan untuk tugas Pembinaan

ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,

mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah belum

terwujud secara maksimal.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya

Reformasi kelembagaan kepala dusun dalam mengawasi

pelaksanaan pembangunan diwilayahnyanya dengan secara menerus

mengarahkan kepala dusun untuk tetap mengawasi kegiatan

pembangunan di setiap dusunnya. Pernyataan ini sejalan dari hasil

wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa, mengungkapkan

bahwa:

“Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya sudah


dilaksanakan oleh kepala dusun, dengan melakukan pengawasan
terhadap setiap pembangunan yang dilaksanakan di wilayah
dusunnya”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam kepala dusun dalam

mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya sudah

dilaksanakan. Pernyataan ini hampir sama dengan Akbar Hijri S.Ip,

selaku Sekretaris Desa, yang mengungkapkan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melakukan mengawasi
pelaksanaan pembangunan di wilayahnya”. (wawancara: Selasa, 13
Juli 2021)

Keterangan dari sekretaris desa di atas membuktikan bahwa

kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah cukup baik. Sama

halnya dengan hasil wawancara bersama Kamaruddin, selaku Ketua BPD

Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Saya sebagai ketua BPD sudah merasa cukup bagus meskipun


bisa dibilang belum cukup maksimal atau kurang cepat dalam
menjalankan tugasnya khususnya dalam mengawasi pelaksanaan
pembangunan di wilayahnya hal ini terjadi karena sebagian dari
mereka memiliki aktivitas lain”. (wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Hasil wawancara bersama Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala

Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam mengawasi
pelaksanaan pembangunan pada masing-masing wilayahanya”.
(wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Dari hasil observasi diketahui bahwa penguatan organisasi kepala

dusun dibuktikan dengan adanya surat pengangkatan kepala dusun

sehingga kepala dusun berpedoman pada surat keputusan tersebut dalam

melaksanakan tugasnya mengawasi pelaksanaan pembangunan di

wilayahnya (dokumen terlampir)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi reformasi kelembagaan untuk tugas mengawasi

pelaksanaan pembangunan di wilayahnya belum terwujud secara

maksimal.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan

Kepala desa secara terus menerus mengontrol aktivitas kepala

dusun, untuk mengetahui kegiatan dari kepala dusun. Pernyataan ini

sesuai dari hasil wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa,

mengungkapkan bahwa:

“Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan


kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan
sudah dilaksanakan oleh kepala dusun, dengan menjaga rasa
tentram dan aman di tengah-tengah masyarakat”. (wawancara:
Senin, 12 Juli 2021)

Penuturan dari kepala desa di atas menjelaskan bahwa kepala

dusun telah mampu melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam

meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga


lingkungan. Pernyataan inii lebih diperkuat lagi oleh Akbar Hijri S.Ip,

selaku Sekretaris Desa, yang menginformasikan bahwa:

“Terkait masalah kemampuan kepala dusun di tongke-tongke sudah


cukup baik karena sudah mampu melaksanakan pembinaan
kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan seperti mengarahkan
masyarakat untuk gotong royong membersihkan drainase dan
mesjid”. (wawancara: Selasa, 13 Juli 2021)

Masalah kemampuan kepala dusun di Desa Tongke-Tongke sudah

cukup baik karena sudah mampu melaksanakan pembinaan

kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan. sementara Kamaruddin, selaku

Ketua BPD Desa Tongke-Tongke, menyebutkan bahwa:

“Kepala Dusun telah melaksanakan tugasnya dalam membina


masyarakat dibuktikan dengan mengajak masyarakat untuk
melakukan pembersihan lingkungan secara gotong royong yang
mana biasanya dibersihkan itu di mesjid dan juga ikut serta dalam
menjaga hutan mangrove agar tetap lestari. (wawancara: Rabu, 14
Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan jika Kepala Dusun telah

melaksanakan tugasnya dalam membina masyarakat. Pernyataan ini

hampir sama dengan Mudatsir, selaku Kepala Dusun Baccara Desa

Tongke-Tongke, bahwa:

“Mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas


Kepala Desa Alhamdulillah kami sudah bekerja cukup baik dalam
membantu tugas kepala desa pada saat ini khususnya melaksanakan
pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan”. (wawancara:
Kamis, 15 Juli 2021)

Sementara menurut Jamaluddin, salah seorang masyarakat Desa

Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:


“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan
kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Pembinaan
ketentraman dan ketertiban pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan
wilayah”. (wawancara: Ahad, 18 Juli 2021)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi reformasi kelembagaan untuk tugas melaksanakan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan belum terwujud secara

maksimal.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Sesuai dari arahan kepala desa, kepala dusun sudah mampu

melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini

sejalan dari hasil wawancara bersama Sirajuddin, selaku Kepala Desa,

mengungkapkan bahwa:

“Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam


menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan sudah dilaksanakan oleh kepala dusun, dengan
memberdayakan masyarakat untuk menunjang pelaksanaan
pemerintahan desa”. (wawancara: Senin, 12 Juli 2021)

Kepala Desa belum memiliki rencana dalam mereformasi

kelembagaan kepala dusun hal ini dikarenakan kepala dusun masih

mampu melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan


pembangunan. Pernyataan ini sesuai dari hasil wawancara bersama

Akbar Hijri S.Ip, selaku Sekretaris Desa, menyatakan bahwa:

“Reformasi kelembagaan belum ada perencanaan karena kepala


dusun di tongke-tongke sudah mampu melakukan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. (wawancara:
Selasa, 13 Juli 2021)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa reformasi kelembagaan

belum ada perencanaan karena kepala dusun sudah mampu melakukan

tugasnya dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Sementara Kamaruddin, selaku Ketua BPD Desa Tongke-

Tongke, menyebutkan bahwa:

“Menurut saya asudah cukup baik karena kepala dusun sudah


menjalankan tugasnya meskipun belum maksimal tapi mereka
mampu menjalankannya, sementara pelatihan pernah dilakukan
tapi tahun 2019”. (wawancara: Rabu, 14 Juli 2021)

Pernyataan di atas menyiratkan jika tugas kepala dusun telah

dilaksanakan dan pelatihan juga pernah dilakukan. Pernyataan ini hampir

sama dengan Anwar Sadat, S.Pd., selaku Kepala Dusun Babana Desa

Tongke-Tongke, bahwa:

“Penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas Kepala


Desa sudah cukup baik, kami sebagai kepala dusun sudah
melakukan sesuai dengan pekerjaan kami salah satunya Melakukan
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”.
(wawancara: Jumat, 16 Juli 2021)

Keterangan yang disampaikan oleh kepala dusun di atas

menerangkan bahwa kepala dusun sudah mampu membantu tugas Kepala


Desa, kepala dusun sudah melakukan sesuai dengan pekerjaan yang

diamanatkan oleh kepala desa. Sementara menurut Jamaluddin, salah

seorang masyarakat Desa Tongke-Tongke, mengatakan bahwa:

“Menurut saya Kepala Dusun masih perlu ditingkatkan


kemampuannya agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta
tidak lalai dalam pekerjaannya khususnya dalam Melakukan upaya-
upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. (wawancara:
Ahad, 18 Juli 2021)

Penulis menyimpulkan bahwa penguatan peran Kepala Dusun

dalam melalui dimensi reformasi kelembagaan untuk tugas dengan

melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan belum

terwujud secara maksimal.

Dari hasil observasi diketahui bahwa kepala dusun telah melakukan

pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan seperti membersihkan

lingkungan secara bergotong royong (dokumentasi terlampir)

Keseluruhan hasil wawancara mengenai reformasi kelembagaan

kepala dusun dalam membantu Tugas Kepala Desa Tongke-Tongke

Kecamatan Sinjai Timur belum dilakukan karena kepala desa belum

mempunya perencanaan dalam melakukan reformasi organisasi atau

mengganti kepala dusun yang kurang optimal, namun kepala desa terus

berupaya membimbing kepala dusun yang masih kurang memahami tugas

dan fungsinya di wilayah dusunnya.

BAB V

KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa penguatan peran kepala

dusun dalam membantu tugas kepala Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai

Timur secara umum belum terlaksana namun dalam pelaksanaan tugas kepala

dusun sudah berjalan sesuai kewenangannya, maka disimpulkan:

5.1.1. Pengembangan sumberdaya manusia kepala dusun agar mampu

melaksanakan tugasnya sudah terlaksana karena kepala desa telah

melakukan pengembangan sumber daya melalui pelatihan dan pengarahan

secara langsung terhadap langkah-langkah yang perlu diambil kepala dusun

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

5.1.2. Penguatan organisasi kepala dusun sehingga mampu menjalan tugas dan

fungsinya belum terwujud karena belum sesuai dengan tupoksinya masing-

masing dusun, masih banyak yang tidak mengetahui apa yang harus

dilakukan selaku pelaksana kegiatan di setiap dusun.

5.1.3. Reformasi kelembagaan kepala dusun dalam membantu Tugas Kepala Desa

Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur belum dilakukan karena kepala

desa belum mempunya perencanaan dalam melakukan reformasi organisasi

atau mengganti kepala dusun yang kurang optimal, namun kepala desa terus

berupaya membimbing kepala dusun yang masih kurang memahami tugas

dan fungsinya di wilayah dusunnya.

5.2. Implikasi dan Rekomendasi

5.2.1. Implikasi
Luaran penelitian ini sebagai jurnal dan karya ilmiah secara elektronik

sehingga mudah untuk di akses atas hasil temuan dalam penelitian ini

mengenai penguatan peran kepala dusun dalam membantu tugas kepala desa

5.2.2. Rekomendasi

1. Disarankan agar Kepala Desa Tongke-Tongke mengagendakan pelatihan

tersendiri untuk kepala dusun yang dilakukan setiap tahun agar bias

meningkatkan kompetensi kepala dusun.

2. Direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti agar

mengambil kajian yang berbeda dengan penelitian ini supaya bisa

memperkaya hasil-hasil penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai