Anda di halaman 1dari 3

ISIP4216

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Metode Penelitian Sosial


ISIP4216
No. Soal Skor
Bacalah artikel berikut ini

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--maladministrasi-dan-etika-pelayanan-publik

Maladministrasi dan Etika Pelayanan Publik

• Rabu, 08/01/2020 •
Muhammad Burhan, Asisten Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung

Suatu ketika ada masyarakat yang mengeluhkan pelayanan disuatu instansi yang dinilai kurang
baik ke Ombudsman, ia menyebutkan bahwa pelayanan di instansi yang menurutnya kurang baik
tersebut tersebut adalah malpraktik, ia menduga ada "permainan" dibalik belum ditindaklanjutinya
Laporan yang disampaikan ke instansi terkait. Bahkan, masyarakat tersebut menilai petugas yang
melayaninya pun tidak begitu berkompeten ketika si masyarakat menanyakan sesuatu, alih-alih
bicara kompetensi gaya si petugas yang melayaninya pun tidak patut dan tidak ramah .
Peristiwa tersebut di atas adalah salah satu ilustrasi dari sekian banyak potret pelayanan publik
yang disampaikan masyarakat. Kepedulian masyarakat akan pelayanan publik dengan cara
melapor ke kanal-kanal pengaduan atau lembaga/instansi yang berwenang menerima pengaduan
patut kita apresiasi, meskipun masih banyak masyarakat yang belum memahami istilah dari sebuah
penyimpangan dalam suatu pelayanan publik itu. Maka tidak heran, masih banyak masyarakat yang
menyebutkan penyimpangan dalam suatu pelayanan publik disebut dengan kata malpraktik
ketimbang kata maladministrasi yang bisa dibilang belum eksis.

Mengenal Maladministrasi

Kata maladministrasi mungkin masih asing di telinga publik dibandingkan dengan kata malpraktik.
Namun, pada intinya kedua kata tersebut sama-sama mengartikan kesalahan/ penyimpangan. Jika
malapraktik sebuah kesalahan/ penyimpangan yang terjadi pada dunia kesehatan sebagaimana
tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan malapraktik adalah praktik
kedokteran yang salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang atau kode etik, maka kata
maladministrasi sebagai bentuk kesalahan penyimpangan pada proses penyelenggaraan
pelayanan publik.

Sebetulnya apa itu maladministrasi? Di dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia, maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum,
melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintah
yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial bagi masyarakat dan orang perseorangan.
Bentuk-bentuk maladministrasi tersebut kemudian dijelaskan lagi lebih sederhana yang dapat
dipahami oleh masyarakat atau yang biasanya terjadi di setiap proses pemberian pelayanan di
antaranya; penundaan berlarut, tidak memberikan pelayanan, tidak kompeten, penyalahgunaan
wewenang, penyimpangan prosedur, permintaan imbalan, tidak patut, berpihak, diskriminasi dan
konflik kepentingan.

1 dari 3
ISIP4216

Jika kita melihat konteks dari kata maladministrasi dan malpraktik, maka kata maladministrasi lebih
bersifat luas karena menyangkut segala yang hal yang berkaitan dengan pelayanan publik yang di
dalamnya termasuk pelayanan kesehatan jika dibandingkan dengan malpraktik yang hanya ada
pada lingkup kesehatan. Karena begitu luasnya makna dari maladministrasi dan potensi terjadinya
maladministrasi, Ombudsman Republik Indonesia sebagai satu-satunya
Lembaga negara yang diberikan kewenangan untuk menindaklanjuti segala bentuk dugaan
maladministrasi yang bertujuan untuk mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintah yang
efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Kewajiban negara dan pemerintah dalam menyelenggarakan proses pelayanan publik yang efektif
dan efesien tak luput dari Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) diantaranya adalah
kemanfaatan, ketidakberpihakan, tidak menyalahgunakan wewenang dan sebagainya guna
mewujudkan pelayanan yang berkualitas bahkan prima. AUPB sendiri merupakan etik dalam
penyelengaraan pemerintahan termasuk didalamnya penyelenggaraan pelayanan publik. Maka,
pelanggaraan terhadap AUPB juga merupakan bentuk maladministrasi.

Etika Pelayanan Publik

Dalam memberikan suatu pelayanan kepada publik sudah barang tentu norma seperti
halnya Standard Operational Procedure (SOP) menjadi suatu guidance/pedoman penyelenggara
pelayanan publik. Namun demikian aspek etika maupun moral juga tidak serta merta diabaikan
hanya karena sudah adanya aspek prosedural formal. Senyum, salam, sapa, ramah dan melayani
dengan penuh ketulusan merupakan salah satu contoh etika yang baik dalam memberikan suatu
pelayanan kepada publik.

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang mempunyai dua dimensi
konsep yaitu tunggal dan jamak. Pada dimensi tunggal berarti sikap, cara berpikir, watak, akhlak.
Sedangkan dalam bentuk dimensi jamak bermakna adat kebiasaan. Lalu, apa bedanya etika dan
moral? Sederhananya etika adalah sebuah penilaian baik dan buruk. Sementara moral bentuk
operasional dari etika tersebut yakni integritas. Maka ketika kita berbicara etika di dunia publik tidak
hanya berbicara mengenai institusi-institusi sosial baik itu hukum maupun kebiasaan. Namun,
dalam etika publik ada yang namanya integritas publik yang merupakan landasan utama etika publik
itu sendiri.

Dalam dunia pelayanan publik atau administrasi publik, etika diartikan sebagai filsafat moral atau
nilai, dan disebut dengan "profesional standard" (kode etik) atau "right rules of conduct" (aturan
perilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik. Artinya,
penyelenggara pelayanan selain melayani masyarakat dengan berperilaku yang baik, ramah juga
harus mematuhi standar atau kode etik yang telah diterapkan di setiap institusi-institusi. Apabila
ada penyelenggara yang melanggar etika administrasi publik maka sama saja penyelenggara
tersebut maladministrasi karena tidak menjalankan professional standard dan tidak berperilaku
yang benar.

Sederhananya, untuk melihat penyelenggara pelayanan publik tersebut menjalankan etika


administrasi publik adalah melihat apakah si penyelenggara tersebut sudah menerapkan standar
pelayanan atau belum dalam proses pelayanan publiknya. Beberapa waktu lalu, Ombudsman
Republik Indonesia merilis hasil penilaian kepatuhan standar pelayanan publik sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik hasilnya, masih banyak
pemerintah daerah memperoleh kepatuhan standar pelayanan yang rendah dan sedang.

Padahal, pemenuhan standar pelayanan adalah suatu keharusan yang mesti dipenuhi oleh
penyelenggara pelayananan sebagai pemenuhan dari aspek prosedural formal. Kepatuhan standar
pelayanan yang rendah selain bentuk dari tidak menjalankan etika administrasi juga menimbulkan
potensi adanya maladministrasi. Pada akhirnya, masyarakat pun akan menilai sendiri, jika aspek
prosedural formal saja tidak dipenuhi bagaimana dengan aspek etika atau moral? Betul penilaian
tersebut tidak dapat dijadikan satu-satunya indikator untuk mengukur etika seseorang atau instansi,
tapi apa iya kita akan selamanya membiasakan wrong rule of conduct bukan right rule of
conduct? Tentu saja tidak.

2 dari 3
ISIP4216

Pertanyaan 1 s.d. 4 menggunakan artikel di atas


1. Dalam penelitian terdapat beberapa etika di antaranya etika dalam penelitian, fungsi etika dalam 20
penelitian, etika permasalahan penelitian, etika dalam pengumpulan data, etika dalam analisa dan
pelaporan penelitian. Bila melakukan penelitian-penelitian tentang maladministrasi dan etika
pelayanan publik dalam wacana di atas, coba Saudara telaah poin-poin yang berhubungan dengan
etika dalam pengumpulan data sesuai wacana di atas?

2. Jika Saudara akan meneliti maladminitsrasi dan etika pelayanan publik seperti wacana di atas 15
dengan desain penelitian deskripsi. Coba Saudara telaah tujuan, ciri-ciri dan langkah penelitian
yang ada tersebut.

3. Dari artikel di atas coba Saudara analisa dari jenis-jenis validitas yang ada. Telaahlah berdasarkan 15
wacana di atas.

4. Bila melakukan penelitian-penelitian tentang maladministrasi dan etika pelayanan publik dalam 50
wacana di atas, coba Saudara susun draft laporan hasil penelitian mal administrasi dan etika
pelyanan publik pada bagian isi (pendahuluan, telaah pustaka, metodelogi, hasil temuan dan daftar
pustaka). Minimal 2 lembar yang memuat urutan yang ada.

Skor Total 100

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai