Anda di halaman 1dari 4

Gejala Tifus pada Anak dan Langkah Penanganannya

Demam tifoid atau lebih sering dikenal dengan tifus adalah masalah kesehatan yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Anak-anak kerap mengalami kondisi
ini karena sistem imunnya belum terbentuk sempurna sehingga rentan terserang oleh
infeksi bakteri. Adapun gejala tifus pada anak yang umum terjadi adalah demam tinggi,
kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, dan timbul bintik kehitaman di kulit.
 

Penyebab Tifus pada Anak


 
Demam tifoid atau tifus adalah kondisi medis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Salmonella typhi. Tifus erat kaitannya dengan kebersihan dan dapat ditularkan
melalui kotoran. Infeksi bakteri tersebut rentan terjadi pada anak-anak karena memiliki
sistem imun yang belum terbentuk sempurna dan belum memahami pentingnya
menjaga kebersihan. Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang
anak mengalami tifus adalah sebagai berikut:
 

 Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.


 Menggunakan alat makan bersama dengan orang lain.
 Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.
 Tinggal di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya.
 Menggunakan toilet umum yang telah terkontaminasi bakteri.

Gejala Tifus pada Anak


 
Gejala tifus pada anak biasanya timbul dalam kurun waktu 2–3 minggu setelah
terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhi. Adapun sejumlah gejala tifus pada anak yang
umum terjadi adalah sebagai berikut:
 

1. Demam Tinggi
 
Gejala tifus pada anak yang umum terjadi adalah demam tinggi hingga 40 derajat
Celcius dan bisa berlangsung selama satu minggu. Pada fase ini, suhu tubuh anak
akan naik secara bertahap dan perlahan. Saat demam, anak juga dapat mengeluhkan
nyeri otot, sakit kepala, dan mudah lelah.
 
Demam tifus pada anak pada umumnya tidak kunjung mereda walaupun sudah minum
obat penurun panas. 
 

2. Kehilangan Nafsu Makan


 
Tifus membuat anak merasa kurang nyaman dan tidak dapat merasakan makanan
sehingga memicu hilangnya nafsu makan. Jika dibiarkan, kondisi ini turut menyebabkan
berat badan anak menjadi turun drastis.
 

3. Gangguan Pencernaan
 
Salah satu gejala tifus pada anak yang perlu diwaspadai adalah gangguan pencernaan,
seperti diare atau sembelit. Gejala ini terjadi karena bakteri penyebab tifus,
yaitu Salmonella typhi, dapat hidup di dalam saluran pencernaan manusia.
 
Selain itu, saat terserang tifus, anak juga kerap mengeluhkan rasa tidak nyaman pada
perut, mual, muntah, hingga BAB berdarah.
 

4. Muncul Bintik Kehitaman pada Kulit


 
Bintik kehitaman pada kulit juga dapat timbul sebagai gejala tifus pada anak setelah
mengalami demam tinggi selama 5–6 hari. Gejala ini biasanya muncul pada seluruh
bagian tubuh kecuali wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. Namun, bintik kehitaman
tersebut lebih sering timbul pada perut dan dada.
 

Penanganan Tifus pada Anak


 
Apabila si kecil menunjukkan gejala seperti ulasan di atas, segera konsultasikan hal
tersebut dengan dokter agar memperoleh tindakan yang tepat. Nantinya, dokter akan
melakukan diagnosis tifus pada anak melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, tes
darah, kultur feses, serta tes widal.
 
Jika anak terindikasi menderita penyakit tifus, dokter dapat menanganinya melalui
sejumlah tindakan medis, seperti:
 

1. Konsumsi Obat-Obatan
 
Dokter dapat meresepkan obat antibiotik dalam bentuk injeksi atau obat minum untuk
menangani infeksi bakteri yang menyebabkan tifus pada anak. Umumnya, dokter akan
meresepkan obat antibiotik untuk penderita tifus selama 1 sampai 2 minggu. Namun,
jika sudah terjadi komplikasi, maka dokter mungkin akan meresepkan obat dalam
jangka waktu yang lebih lama sekitar 4 minggu lebih. 
 
Perlu diingat, meski gejalanya sudah mereda, obat antibiotik yang diresepkan oleh
dokter harus dihabiskan guna mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
 

2. Terapi Cairan
 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tifus dapat menimbulkan gejala berupa
demam tinggi, diare, mual, dan muntah, sehingga rentan menyebabkan dehidrasi pada
anak. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter biasanya akan memberikan asupan
cairan tambahan melalui infus.
 

3. Perawatan Mandiri di Rumah


 
Selain melalui tindakan medis, pengobatan tifus pada anak juga perlu dioptimalkan
dengan melakukan perawatan mandiri di rumah. Adapun perawatan mandiri yang perlu
dilakukan untuk mempercepat penyembuhan tifus pada anak adalah sebagai berikut:
 

 Mengonsumsi makanan sehat yang bertekstur lembut dengan gizi seimbang.


 Istirahat yang cukup.
 Memperbanyak minum air putih, jus buah, atau air kelapa untuk mencegah
dehidrasi.
 Memastikan makanan yang disajikan telah dicuci dan dimasak dengan baik.
 Menjaga kebersihan lingkungan rumah.
 Memastikan si kecil selalu rutin mencuci tangan sebelum makan.
 
Itu dia sejumlah gejala tifus pada anak serta cara menanganinya yang penting untuk
diketahui oleh orang tua. Meski tergolong sebagai penyakit yang umum terjadi pada
anak, tifus perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan
yang lebih serius.

Anda mungkin juga menyukai