A. Pengertian Typhoid
Tipes adalah salah satu penyakit yang sering diderita orang Indonesia.
Berdasarkan penelitian terbitan Badan Litbangkes Kemenkes RI, tipes
dilaporkan menjangkiti hampir 100 ribu jiwa di sepanjang tahun 2008 saja.
Anak-anak dan dewasa sama-sama berisiko terserang tipes. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri yang menempel di makanan atau minuman, biasanya
akibat jajan sembarangan.
Dalam dunia medis, penyakit tipes lebih dikenal dengan istilah demam
tifoid. Tipes adalah penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyerang saluran cerna. Bakteri tersebut menempel di makanan atau
minuman yang kurang higienis. Biasanya akibat jajan sembarangan di luar
rumah. Tipes pada umumnya menyebar lewat makanan dan air tidak bersih
yang Anda konsumsi. Tipes juga dapat menyebar lewat makanan dan
minuman yang tercemas feses orang yang terinfeksi. Pada kasus yang jarang
terjadi, penularan terjadi akibat terkena urine yang terinfeksi bakteri.
1
kecil, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. Hal ini bertujuan agar ibu
hamil bisa makan lebih nyaman, sehingga pemulihan dapat lebih cepat.
Dengan pengobatan yang tepat, gejala tipes pada ibu hamilhamil
biasanya akan membaik seiring berjalannya waktu. Tubuh biasanya akan
terasa lebih sehat dalam waktu 4-5 hari setelah perawatan.
Supaya sembuh dari tifus, berikut langkah yang sebaiknya Anda alami:
1. Istirahat total
2. Jangan dulu mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna dan berpotensi
mengiritasi pencernaan, contohnya makanan pedas, gorengan, makanan
asam, berlemak, makanan instan, dan minuman berkafein
3. Perbanyak konsumsi dulu makanan yang teksturnya lunak, banyak juga
minum air putih
4. Selalu jaga kebersihan diri Anda, termasuk juga makanan yang Anda
konsumsi
5. Jangan dulu beraktifitas berlebihan
6. Tenangkan diri Anda, tidak perlu panik berlebihan, banyaklah berdoa pada
Tuhan, dan serahkan penanganan terbaik atas kondisi Anda pada dokter
2
hingga matang. Hindari mengonsumsi makanan mentah. Usahakan juga
untuk tidak membeli makanan dan minuman sembarangan.
3. Minum air yang bersih dan terfiltrasi dengan baik. Disarankan memilih air
mineral dalam kemasan atau air yang sudah dimasak hingga mendidih.
Hindari es yang dibuat dari air yang sulit dipastikan kebersihannya.
Menjalankan pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah tifus saat
hamil. Jika Bumil mengalami gejala-gejala tifus, sebaiknya segera lakukan
pemeriksaan ke dokter untuk penanganan yang tepat.
4. Mencuci sayur dan buah. Bumil juga perlu menjaga kebersihan makanan
dan minuman yang dikonsumsi, karena bakteri Salmonella typhi dapat
ditularkan melalui keduanya. Cuci bersih sayur dan buah dengan cermat
sebelum dikonsumsi. Sebaiknya, pilih buah yang memiliki kulit yang
dikelupas saat dikonsumsi.
5. Hindari minum es batu yang tidak jelas asalnya.
6. Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi atau konsumsi buah-buahan
dan sayuran yang tidak dicuci bersih.
3
begitu Anda mengalami gejalanya. Bayi yang mengalami tipes saat lahir dapat
diberikan antibiotik ceftriaxone dan bisa kembali pulih sepenuhnya.
Jika saat hamil Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di
atas, ada baiknya segera konsultasikan hal ini dengan dokter untuk menjaga
kehamilan Anda tetap sehat sampai tiba waktunya melahirkan.
Tidak semua obat tipes aman untuk ibu hamil. Namun, dokter akan
meresepkan obat antibiotik yang aman dikkonsumsi dan tidak membahayakan
kehamilan atau janin Anda. Jika perut Anda belum kelihatan membesar karena
masih ada di trimester pertama dan dokter yang Anda keluhkan tidak tahu
Anda hamil, katakan pada dokter bahwa Anda sedang mengandung.
Menurut sejumlah penelitian, bakteri penyebab tipes, Salmonella typhi,
mampu menyelinap ke dalam plasenta. Penelitian dalam jurnal Obstetric
Medicine tahun 2009 mengungkapkan hal ini diduga dapat memicu infeksi
pada bayi sehingga berisiko keguguran atau melahirkan bayi yang juga
mengalami demam tifoid (tifoid neonatal).
Sementara penelitian lainnya melaporkan bahwa ibu hamil yang
terkena tipes dapat meningkatkan risiko melahirkan prematur dan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR).
Sayangnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan bahaya penyakit tipes pada ibu hamilbagi janin dalam
kandungan.
Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk konsultasi ke dokter
kandungan secara rutin. Sehingga ketika mengalami keluhan-keluhan atau
gejala penyakit dapat terdeteksi dengan cepat dan segera ditangani. Dengan
begitu, kesehatan ibu dan calon buah hati selalu terjaga.
1. Meningkatkan risiko keguguran
Sakit tipes saat hamil dapat berdampak terhadap kesehatan Ibu dan
janin dalam kandungan. Ibu harus tahu, berdasarkan sebuah penelitian
yang diterbitkan oleh Obstetric Medicine terungkap bahwa tipes saat hamil
bisa meningkatkan risiko keguguran. Bahkan Ibu dapat melahrikan bayi
dengan kondisi mengalami demam tifoid .
4
2. Bayi lahir dengan berat rendah
Tipes saat hamil juga bisa meningkatkan risiko Ibu melahirkan
bayi dengan berat rendah. Selain disebabkan karena tipes, bayi lahir
dengan berat rendah juga dapat disebabkan karena kondisi kesehatan
lainnya seperti anemia, komplikasi selama kehamilan, efek dari merokok
saat hamil, dan infeksi tertentu seperti listeria dan toxoplasmosis. Ibu
harus rutin melakukan pemeriksaan ke dokter agar kesehatan Ibu tetap
terpantau dengan baik.
3. Meningkatkan risiko bayi lahir prematur
Meski perlu diteliti lebih lanjut, namun kabarnya sakit tipes saat
hamil bisa menyebakan bayi lahir prematur Ma. Karena itulah, Ibu
disarankan untuk menjaga kebersihan dengan baik agar risiko untuk
terkena tipus saat hamil dapat diminimalisir.
5
antiobiotik yang diresepkan dokter. Konsultasikan diri ke dokter jika demam
tak kunjung reda.
Sama halnya dengan kebanyakan orang, ibu menyusui membutuhkan
antibiotik jika terkena infeksi. Namun, mayoritas Busui akan menolak minum
antibiotik karena takut memengaruhi ASI dan kesehatan bayi.
Jangan khawatir, antibiotik sejatinya aman untuk ibu menyusui. Jika
tidak yakin, Bunda bisa berkonsultasi pada dokter maupun dokter anak perihal
rekomendasi antibiotik yang aman. Penggunaan antibiotik bermanfaat dan
dapat menyelamatkan nyawa seseorang utamanya jika terkena infeksi. Selain
itu, penting bagi Bunda memerhatikan beberapa aspek jika mengonsumsi
antibiotik kala menyusui.
1. Perubahan feses bayi
Dr. Judith, MD, ginekologi di Cedars-Sinai Medical Center,
melansir situs Today menyebutkan bahwa satu-satunya efek samping yang
potensial terjadi ketika ibu menyusui minum antibiotik seperti penisilin,
sefalosporin, makrolida, dan aminoglikosida adalah perubahan flora usus
bayi (bakteri yang biasanya ada di dalam usus).
Umumnya jika Bunda minum antibiotik, feses bayi cenderung
bertekstur lebih encer dibanding biasanya dan berwarna lebih kehijauan.
Jangan cemas karena kondisi ini akan kembali normal setelah konsumsi
antibiotik selesai
2. Mood si kecil berubah
Jangan heran jika bayi menjadi lebih gelisah dan tidak tenang
menyerupai gejala kolik. Hal ini juga akan kembali seperti semula saat
Bunda tak lagi mengonsumsi obat-obatan
3. ASI bermanfaat untuk usus bayi
Ada kemungkinan antibiotik yang diminum akan memengaruhi
bakteri baik dalam usus bayi. Namun, hal ini bukanlah sesuatu yang perlu
dikhawatirkan karena ASI sangat menyembuhkan dan menumbuhkan
kembali bakteri baik.
6
Selain itu, konsumsilah probiotik setelah usai pengobatan antibiotik
yang dapat membantu menyeimbangkan pasokan bakteri baik dalam usus.
Probiotik ini bisa didapat dari yogurt, kefir, kombucha, keju cottage,
kimchi, dan sebagainya.
4. Kemungkinan bayi terserang sariawan
Bun, perlu diketahui bahwa mengonsumsi antibiotik dalam dosis
besar dapat mendorong pertumbuhan sariawan sebagai akibat matinya
bakteri baik yang ada dalam usus. Sariawan ini tak hanya terjadi di dalam
mulut, namun juga di vagina dan puting Bunda.