Anda di halaman 1dari 8

THYPUS ABDOMINALIS

DISUSUSN OLEH :
HERLIN JULIA GESTRIANI
0450461901015
 PENGERTIAN
● Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Tifus abdominalis adalah salah
satu penyakit menular yang biasanya ditemukan di daerah beriklim tropis. Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang terjadi di seluruh dunia tetapi saat ini sudah jarang terjadi
di banyak negara maju. Tifus abdominalis atau Demam Tifoid atau Demam enterik awalnya
diambil dari nama seorang koki asal Irlandia, Mary Mallon disebut sebagai Typhoid Mary.
Penyakit tersebut menjadi terkenal karena kasus carrier yang dibawanya menyebabkan
terjadinya banyak kematian dan KLB tifoid di Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an.
 Penyebab

Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini merupakan penyebab
utama berkembangnya penyakit tipes. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang
tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani
dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus.
Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi.
 Hubungan penyakit
ini dengan ibu hamil

Tifus saat hamil juga diperkirakan dapat meningkatkan risiko melahirkan prematur
dan bayi dengan berat badan rendah.Ibu hamil yang menderita tifus memiliki risiko
kematian 15% atau lebih. Janin yang dikandungnya, berpeluang sekitar 60-80% gugur
atau lahir prematur. Infeksi ini bisa dicegah dengan vaksinasi.Ibu yang mengalami
infeksi saat melahirkan disarankan untuk tidak menyusui bayinya karena
dikhawatirkan bisa menular, namun setelah sembuh bisa segera menyusui bayinya
lagi.
 TERAPI
Terapi antibiotik adalah cara efektif dalam menangani tifus dan perlu diberikan sedini
mungkin. Beberapa obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati tifus adalah azithromycin,
ciprofloxacin, atau ceftriaxone. Perawatan tipes dilakukan di rumah sakit, tapi jika tifus lebih
cepat dideteksi dan gejalanya masih tergolong ringan, maka penanganannya bisa dilakukan
secara mandiri di rumah.

CARA MENDIAGNOSIS
Diagnosis tifus dapat dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, atau urine
seseorang di laboratorium. Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis tifus
yang tergolong akurat juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan aspirasi sumsum
tulang, meskipun ini sangat jarang dilakukan.
 PENCEGAHAN
Berikut ini terdapat 6 tingkat pencegahan penyakit yaitu:
1. Pencegahan tingkat I sebelum terkena penyakit (premordial prevention)
contohnya kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
2. Promosi kesehatan (health promotion)
3. Perlindungan khusus (specific protection)
4. Diagnosa dini penanganan yang cepat dan tepat (early diagnosis & prompt
treatment)
5. Pembatasan kecacatan (disability limitation)
6. Rehabilitasi (rehabilitation)
 REFERENSI

https://www.alodokter.com/tifus
https://primayahospital.com/umum/pencegahan-tifus-j
aga-sanitasi/

Anda mungkin juga menyukai