Anda di halaman 1dari 9

Gejala TBC pada Bayi

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menukar serius yang memiliki dampak besar pada paru-
paru. Bakteri penyebab tuberkulosis Mycobacterium tuberculosis ditularkan dari penderita ke
orang lain dalam bentuk air udara atau droplet saat penderita tersebut batuk atau bersin.
Infeksi TBC mulai meningkat pada tahun 1985 di negara berkembang. Sebagian disebabkan
karena maraknya penularan HIV saat itu. HIV melemahkan sistem imun seseorang, sehingga
tidak dapat melawan serangan bakteri TBC.

ads

Bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang sempurna. Maka, bayi
amat rentan terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jika bayi mengalami kontak
dengan penderita TBC (umumnya orang dewasa), maka sebaiknya orangtua mengecek
kondisi bayi dengan melakukan uji Mantoux di rumah sakit. Selain itu, orangtua juga perlu
mewaspadai apabila bayi terpapar asap rokok dari orang dewasa (perokok pasif). Asap rokok
dapat menjadi media penularan tuberkulosis pada bayi. Jangan sampai tahap TBC laten pada
bayi berubah menjadi TBC aktif. Berikut gejala TBC pada bayi.

Gejala TBC yang Menyerang Bayi


Berikut adalah beberapa gejala penyakit TBC pada bayi yang perlu orang tua ketahui
sebelum berakibat fatal pada bayi anda:

1. Berat badan bayi turun

Berat badan bayi yang turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang pasti dapat
menunjukkan gejala TBC pada bayi. Meskipun bayi masih mau memakan apa yang diberi
oleh orangtua, berat badannya turun secara perlahan-lahan.

2. Nafsu makan rendah

Saat bayi terserang TBC, ia memiiki nafsu makan yang rendah dan tidak bersemangat untuk
memakan makanan yang diberikan oleh orangtua. Bahkan, nafsu makannya hampir tidak ada
sama sekali. Dampak dari nafsu makan yang rendah ini, dalam jangka panjang bayi bisa
mengalami malnutrisi apabila ia selalu menolak makanan yang diberikan oleh orangtua.

3. Demam dalam jangka waktu relatif lama.

Demam menyerang bayi yang terkena tuberkulosis meskipun orangtua telah mengupayakan
berbagai usaha untuk menurunkan panas demamnya. Saat dibawa ke dokter umum bayi
seringkali didiagnosis mengalami demam biasa, karena untuk mengetahui adanya bakteri TB
diperlukan tes khusus yang dilakukan oleh dokter spesialis. Demam pada bayi bisa
bermacam-macam hasil diagnosisnya, apalagi bayi masih dalam tahap perkembangan sistem
imun atau sistem pertahanan tubuhnya.

4. Demam cenderung tidak terlalu tinggi


Meskipun bayi mengalami demam dalam jangka waktu yang relatif lama, suhu tubuhnya
tidak terlalu tinggi, atau masih sedikit di atas ambang normal.

5. Adanya pembengkakan kelenjar limfa dekat permukaan kulit

Kelenjar limfa dekat permukaan kulit atau limfa superfisialis mengalami pembengkakan saat
bayi terserang bakteri TBC. Kelenjar limfa superfisialis yang mengalami pembengkakan
biasanya di sekitar ketiak, lipatan paha, dan leher. Namun, pembengkakan yang muncul ini
tidak diiringi dengan rasa sakit.

6. Diare

Gejala TBC pada bayi yang lainnya adalah bayi mungkin mengalami gangguan saluran
pencernaan, misalkan diare. Bayi mengalami buang-buang air disertai dengan rasa sakit,
sebelum atau setelah ia makan. Orangtua harus mengantisipasinya dengan terus memberikan
ASI. Jika bayi berusia di atas 6 bulan, ia bisa diberikan air kelapa, jus, susu, atau minuman
lainnya agar ia tidak kehilangan banyak cairan tubuh.

Sponsors Link

7. Batuk tidak berdahak

Batuk menjadi gejala TBC yang paling umum terjadi. Batuk TBC pada bayi umumya tidak
berdahak seperti halnya orang dewasa. Oleh karena itu, untuk menguji adanya bakteri TBC
atau tidak bayi tidak dapat duji dengan tes dahak seperti halnya orang dewasa.

8. Batuk dalam kurun waktu yang lama

Bayi mengalami batuk-batuk dalam kurun waktu yang lama atau berulang. Seringkali, ini
juga bisa jadi gejala asma. Batuknya bisa mereda, namun kemudian berulang dan bayi
kembali batuk-batuk. Gejala batuk ini dapat terjadi hingga 12 kali dalam satu tahun. (Baca
juga: Ciri ciri Pneumonia)

9. Batuk darah

Batuk darah atau hemoptisis adalah gejala yang sangat jelas saat seseorang sudah terinfeksi
bakteri TBC dan sudah terkena penyakitnya. Darah yang keluar saat batuk biasanya
tercampur dengan lendir. Namun, kasus batuk berdarah lebih sering terjadi pada orang
dewasa yang terkena TBC. Gejala batuk berdarah pada bayi yang mengalami TBC masih
jarang terjadi.

10. Tubuh menjadi sangat lemah

Bayi yang terkena TBC terlihat tidak bertenaga dan sangat lemah. Ia kehilangan nafsu
makan, tidak berenergi, dan terlihat sangat mengkhawatirkan bagi orangtua. Gejala ini bisa
berlangsung berhari-hari.

11. Memproduksi keringat di malam hari


Meskipun kamar tidak terlalu panas, bayi yang terkena tuberkulosis bisa terlihat
mengeluarkan keringat di malam hari. Orangtua harus segera mengganti pakaian bayi agar ia
tidak mengalami masuk angin atau perut kembung saat ia mengeluarkan keringat di malam
hari.

12. Nyeri pada semua bagian tubuh

Gejala yang satu ini mungkin agak sulit diketahui oleh orangtua, karena bayi belum bisa
mengatakan dengan baik hal-hal yang ia rasakan. Nyeri pada semua bagian tubuh yang
dirasakan bayi bisa jadi diekspresikan dengan tangisan saat ia merasa sakit.

13. Bayi mengalami malnutrisi

Karena bayi kurang memiliki nafsu makan dan sering menolak makanan yang diberikan oleh
orangtua, dampaknya adalah bayi mengalami malnutrisi atau gangguan gizi. Padahal, bayi
memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain itu, malnutrisi akan semakin memperburuk proses pembentukan sistem imun pada
tubuh bayi.

14. Tidak bersemangat

Bayi yang terinfeksi bakteri TBC dan terkena penyakitnya akan terlihat tidak bersemangat
merespon segala rangsang yang diberikan oleh orangtua. Bayi yang semula terlihat amat aktif
dan riang terlihat lesu, tidak bertenaga, dan tidak bersemangat.

ads

15. Muncul benjolan di sekitar perut

Jika orangtua meraba perut atau bagian abdomen bayi, terasa ada benjolan yang tidak terlalu
keras dan kemungkinan mengandung cairang. Hal ini menjadi gejala tuberkulosis pada bayi
di bagian ususnya. Segera periksakan ke dokter spesialis apabila orangtua menemukan
kondisi bayi yang demikian.

16. Panas dingin

Dilansir dari Mayo Clinic, salah satu gejala TBC yang lainnya adalah penderita mengalami
panas dingin di badannya. Tubuh bayi bisa jadi terasa demam dan panas tubuhnya di atas
normal, namun tangan dan kaki bayi terasa dingin apabila diraba. Bayi terlihat gemetar dan
menggigil. Segera bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan dan diagnosis lebih lanjut.

16. Wajah terlihat pucat

Nafsu makan bayi yang berkurang dapat menyebabkan kadar hemoglobin dalam darah
berkurang, sehingga wajahnya terlihat pucat. Selain pucat, bayi juga terlihat lemah, letih,
lesu, dan tak bertenaga.

17. Hasil tes Mantoux positif


Gejala TBC pada bayi yang paling jelas adalah saat bayi sudah uji atau tes Mantoux untuk
mendeteksi keberadaan bakteri TBC, dan hasilnya positif. Sebelum menjalani tes Mantoux
bayi biasanya akan diberikan obat satu bulan sebelumnya, misalkan pyravit.

Hasil tes Mantoux yang positif akan memperlihatkan adanya pembengkakan pada bagian
yang diuji dengan mantoux seluas >10 mm untuk status gizi anak yang normal. Jika status
gizi anak kurang (kurang gizi), patokan yang digunakan biasanya adalah, pembengkakan
pada bagian yang diuji dengan Mantoux adalah >5mm

Jenis-jenis Penyakit TBC

Gejala TBC pada bayi dan anak-anak umumnya berbeda dengan gejala orang dewasa.
Misalkan, gejala TBC pada bayi menyebabkan batuk, tapi umumnya tidak berdahak seperti
halnya orang dewasa yang terserang TBC. Sebelum menyimak ciri-ciri gejala TBC pada bayi,
kita harus memahami ada dua tipe TBC, yaitu TBC laten dan TBC aktif.

TBC laten adalah suatu keadaan di mana bakteri TBC ada di dalam tubuh penderita tapi
dalam keadaan tidak aktif, tidak menular, dan penderita hampir tidak menunjukkan gejala
apapun. TBC laten dapat berubah menjadi TBC aktif. Sedangkan, TBC aktif adalah jenis
TBC di mana bakterinya dalam keadaan aktif, menyerang, dan menunjukkan gejala-gejala
TBC.

Tuberkulosis juga dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang lain, termasuk ginjal,
tulang belajang, maupun otak. Ketika tuberkulosis muncil di luar bagian paru-paru, tanda-
tanda dan gejalanya amat bervariasi berdasarkan organ-organ yang terkena TBC. Contohnya,
tuberkulosis pada tulang belakang dapat menyebabkan sakit punggung. Sedangkan,
tuberkulosis pada ginjal dapat menyebabkan adanya darah dalam urine.

Karena pasien bayi TBC umumnya tidak mengalami batuk berdahak, maka diagnosis TBC
pada bayi tidak dapat dilakukan dengan sputum test (uji dahak). Selain itu, foto rontgen juga
seringkali tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya. Maka, uji Mantoux atau uji Tuberkulin
merupakan tes yang lebih tepat dilakukan untuk menentukan apakah bayi mengalami TBC
atau tidak. (Baca juga: Gejala TBC pada Anak)

Sistem imun bayi masih dalam tahap perkembangan. Bayi dan anak-anak masih mengalami
batuk, pilek, dan demam sebagai reaksi tubuhnya terhadap infeksi dari berbagai jenis virus
dan bakteri untuk membangun sistem imun diri sendiri. Jadi, tidak semudah itu menentukan
apakah bakteri TBC tinggal di dalam tubuh bayi dan menginfeksinya atau tidak.

Sponsors Link

TBC adalah penyakit yang amat serius dan perlu perhatian yang khusus dalam
menanganinya. Rangkaian observasi untuk menentukan seorang bayi mengalami TBC atau
tidak adalah rangkaian yang amat panjang dan cukup melelahkan, bisa jadi terjadi kurang
lebih enam bulan. Seorang dokter tidak bisa langsung memutuskan dan memvonis apakah
seorang anak mengalami TBC atau tidak. Orangtua perlu mempersiapkan mental terlebih
dahulu agar bisa mendampingi bayi yang memiliki gejala TBC.
Observasi untuk menentukan penyakit TBC pun harus dilakukan secara menyeluruh, tidak
dilakukan hanya pada tubuh bayi saja. Observasi tersebut meliputi observasi kesehatan
seluruh penghuni rumah dan juga lingkungan tempat tinggal. Apabila di sekitar bayi banyak
perokok, maka kecenderungan bayi terkena TBC akan semakin besar. Jika bayi hanya minum
obat namun lingkungan keluarga dan tempat tinggal sebagai pencetus utamanya tidak
ditangani, maka penyakit bayi akan berulang kembali, terutama saat kondisinya sedang tidak
optimal.

Tanpa penanganan, tuberkulosis dapat menjadi sesuatu yang fatal. Penyakit aktif yang tidak
diobati akan berefek tidak hanya pada paru-paru, tapi menyebar ke bagian organ tubuh
lainnya melalui pembuluh darah sehingga menyebabkan komplikasi. Komplikasi penyakit
tuberkulosis diantaranya:

 Sakit pada tulang belakang


 Penyakit otot. Rada sendi tuberkulosis biasanya berpengaruh di bagian pinggul dan
lutut
 Meningitis atau pembengkakan dan radang pada selaput otak. Hal ini dapat
menyebabkan sakit kepala dalam waktu yang lama dan perubahan mental
 Masalah pada hati dan ginjal
 Kelainan jantung

Tuberkulosis (sering disingkat TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Utamanya TBC menyerang paru-paru meski bisa
mempengaruhi organ lain.

Ketika seseorang mengalami batuk atau bersin TBC yang tidak diobati, tetesan batuk atau
bersinnya di udara mengandung bakteri. Menghirup tetesan ini menjadi cara umum orang
terkena TBC.

Bunda, di tahun 1920-an, TBC menjadi penyebab utama kematian pada anak usia 1 hingga 4
tahun di Amerika. Karena peningkatan standar kesehatan dan penanganan medis, kasus TBC
menurun. Pada tahun 1960-an, TBC menjadi satu dari 10 penyebab kematian anak dari
berbagai kelompok usia.

Tanda dan gejala TBC

Pada bayi dan anak, infeksi TBC laten, yang merupakan infeksi pertama dengan bakteri
tuberkulosis, biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala. Selain itu, penyinaran dengan
sinar X pada area dada tidak menunjukkan tanda bakteri.

Pada kebanyakan kasus, hanya tes tuberkulin pada kulit (digunakan untuk mengetahui apakah
seseorang terinfeksi oleh bakteri tuberkulosis) yang positif, mengindikasikan anak terinfeksi.
Anak dengan hasil tes tuberkulin positif, meski tidak menunjukkan penyakit, biasanya
membutuhkan pengobatan.

Infeksi utama biasanya hilang dengan sendirinya ketika anak mengembangkan kekebalan
dalam periode 6 hingga 10 minggu. Tapi pada beberapa kasus, infeksi bisa menyebar ke paru-
paru, yang disebut tuberkulosis progresif, atau ke organ lain. Ini menyebabkan muncul tanda
dan gejala seperti demam, penurunan berat badan, lelah, kehilangan selera makan, dan batuk.

Jenis infeksi lain di sebut tuberkulosis reaktivasi. Disini, infeksi utama telah hilang, tapi
bakterinya tertidur, atau berhibernasi. Ketika kondisi menjadi memungkinkan, misalnya
karena imunitas yang rendah, bakteri menjadi aktif kembali. Tuberkulosis pada anak yang
lebih besar dan orang dewasa kemungkinan masuk tipe ini. Gejala yang paling terlihat adalah
demam yang terus-menerus, dengan disertai keringat di malam hari. Rasa lelah dan
penurunan berat badan terjadi setelahnya. Jika penyakit berlanjut dan terbentuk rongga di
paru-paru, penderita mengalami batuk dan produksi air liur, lendir, atau dahak mengandung
darah.

Beberapa kelompok anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami tuberkulosis, termasuk:

 Anak yang tinggal di rumah bersama dengan orang dewasa yang memiliki
tuberkulosis aktif atau memiliki risiko terkena TBC.

 Anak yang terinfeksi HIV atau kondisi lain yang melemahkan sistem kekebalan
tubuh.

 Anak yang lahir di negara yang tinggi tingkat TBC.

 Anak yang mengunjungi negara endemik TBC dan melakukan kontak dengan orang
yang tinggal disana.

 Anak dari komunitas yang umumnya menerima perawatan medis tidak mencukupi

 Anak yang tinggal di pengungsian atau tinggal dengan orang yang pernah di penjara.

Pencegahan TBC

Pencegahan TBC bisa berupa:

 Menghindari kontak dengan orang yang memiliki penyakit TBC aktif.


 Penggunaan obat sebagai pencegahan kasus TBC resiko tinggi.

 Menjaga standar kehidupan yang baik.

Kasus baru dan pasien dengan potensi menularkan TBC teridentifikasi melalui tes kulit
tuberkulin. Vaksin yang disebut BCG (Bacille Calmette-Guérin) masih dianggap
kontroversial karena tidak efektif di negara dengan tingkat TBC rendah. Tapi BCG
dianjurkan pada anak yang bermigrasi ke negara dengan TBC yang lazim.

Penularan TBC

Tuberkulosis menular melalui udara dan dihirup oleh orang lain. Secara umum, anak tidak
menularkan TBC dan mendapat penyakit ini dari orang dewasa yang terinfeksi. Masa
inkubasi (waktu untuk seseorang menjadi terinfeksi setelah terpapar) bervariasi mulai dari
hitungan minggu hingga tahun, bergantung individu dan jenis infeksinya apakah utama,
progresif, atau reaktivasi.

Anak dengan usia kurang dari 10 tahun dengan TBC paru-paru jarang menginfeksi orang
lain, karena mereka memiliki sangat sedikit bakteri di sekresi lendir dan juga mengalami
batuk yang relatif tidak efektif.

Untungnya, kebanyakan anak yang terpapar tuberkulosis tidak menjadi sakit. Ketika bakteri
mencapai paru-paru, sistem kekebalan tubuh menyerang dan mencegah penyebarannya. Anak
mengalami infeksi tanpa gejala yang terindikasi hanya melalui tes kulit yang positif. Tapi
anak tanpa gejala TBC masih harus diobati untuk mencegah penyakit yang aktif datang
kembali.

Diagnosa TBC

Anak dengan resiko terkena TBC harus menjalani tes kulit tuberkulin. Untuk memastikan apa
anak Bunda perlu tes ini, Bunda bisa jawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Kalau ada salah
satu jawaban “Ya” dari pertanyaan tersebut, makan Anda membutuhkan tes ini.

 Apakah ada anggota keluarga yang terkena TBC atau melakukan kontak dengan
orang yang memiliki penyakit tuberkulosis?

 Apakah memiliki anggota keluarga yang memiliki hasil tes tuberkulin positif?

 Apakah anak Anda lahir di negara dengan risiko tinggi TBC?


 Apakah anak Anda melakukan perjalanan ke negera berisiko tinggi TBC selama lebih
dari satu minggu?

Tes dilakukan dengan menyuntikkan bakteri murni TBC yang tidak aktif ke kulit lengan. Jika
ada infeksi, kulit anak akan membengkak dan memerah di area injeksi. Dokter akan
memeriksa kulit 48 hingga 72 jam setelah injeksi, dan mengukur diameter reaksi.

Penanganan TBC

Dokter bisa menganjurkan perawatan di rumah sakit untuk evaluasi awal dan penanganan
TBC terutama bila:

 Anak masih di usia bayi.

 Ada reaksi obat yang parah.

 Ada penyakit lain selain TBC.

Tapi, kebanyakan anak dengan tuberkulosis bisa ditangani dengan berobat jalan dan dirawat
di rumah. Pengobatan biasanya dalam bentuk obat oral. Tiga atau empat jenis obat akan
diresepkan. Meski pengobatan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk selesai, penting
untuk menghabiskan obat yang diresepkan agar tuberkulosis bisa sembuh.

Hubungi dokter bila anak Anda:

 Melakukan kontak dengan orang yang terduga terkena tuberkulosis.

 Mengalami demam yang berkelanjutan.

 Mengeluh berkeringat di malam hari.

 Menderita batuk yang kronis dan lama.

Mengontrol penyebaran TBC


Bila anak Anda terinfeksi TBC, baik ada atau tidak ada gejala yang dialami, penting untuk
mencari tahu orang yang menularkannya. Biasanya ini dilakukan dengan melihat gejala TBC
pada tiap orang yang melakukan kontak dengannya dan tes kulit TBC yang dilakukan pada
semua anggota keluarga, termasuk pengasuh dan pembantu rumah tangga. Siapa saja yang
posititf hasil tesnya harus menjalani pemeriksaan fisik, sinar X, dan pengobatan.

Bila infeksi aktif ditemukan pada orang dewasa, ia akan diisolasi terutama dari anak-anak
hingga pengobatan selesai. Semua anggota keluarga yang melakukan kontak dengan orang ini
biasanya juga diobati, tanpa melihat hasil dari tes TBC. Siapa saja yang sakit atau memiliki
hasil sinar X dada yang tidak normal harus diobati sebagai kasus tuberkulosis aktif.

Tuberkulosis lebih umum terjadi pada populasi kelas bawah, dimana lebih rentan terhadap
penyakti karena kondisi lingkungan yang padat, nutrisi buruk, dan penanganan medis yang
tidak memadai. Pasien AIDS juga berisiko tinggi terkena TBC karena resistensi yang rendah.

Bila tidak diobati, tuberkulosis menjadi tidak aktif selama bertahun-tahun, lalu muncul
menjelang dewasa dini, saat hamil, atau dewasa lanjut. Pada saat itu, tidak hanya satu orang
saja yang sakit, tapi juga menyebarkan infeksi ke orang di sekitarnya. Karenanya, anak Anda
perlu menjalani tes TBC jika ia melakukan kontak dengan orang dewasa yang mengidap
penyakit ini dan mendapat pengobatan yang memadai jika hasil tes positif.

Anda mungkin juga menyukai