Anda di halaman 1dari 17

PATOFISIOLOGI ISPA

DAN TUBERKULOSIS
WIWIEK FATCHUROHMAH
DEPARTEMEN FISIOLOGI FK UNSOED
ISPA: INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

INFEKSI

SALURAN PERNAFASAN

AKUT
ETIOLOGI

 ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur


 Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia,
Mycoplasma pneumonia, Staphylococcus aureus, dan bekteri yang paling sering
menyebabkan ISPA adalah Streptococcus pneumonia
 ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus sinsisial pernapasan,
hantavirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, virus herpes
simpleks, sitomegalovirus, rubeola, varisella.
 ISPA yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh candidiasis, histoplasmosis,
aspergifosis, Coccidioido mycosis, Cryptococosis, Pneumocytis carinii.
PATOGENESIS

Droplet mengandung bakteri/virus/jamur

Terhirup

Masuk ke saluran nafas atas atau bawah

Menimbulkan gejala

Bersin
Batuk Pilek Sesak nafas Demam
Hidung tersumbat
FAKTOR RESIKO

Faktor Agen: virulensi kuman


Faktor manusia (host)
• Umur anak
• Berat Badan Lahir
• Status Gizi
• Status ASI
• Status Imunisasi
Faktor Lingkungan (environment)
TATALAKSANA

 Sesuai penyebab
 Paling banyak :Virus: self limiting disease
 Bakteri : antibiotik

 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak,


sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan
batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit
tenggorokan
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak
kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal
tambahan, untuk melancarkan pernapasan.
PENCEGAHAN

 Menyediakan makanan bergizi


 Pemberian imunisasi lengkap kepada anak
 Keadaan fisik rumah yang baik, seperti: ventilasi rumah dan kelembaban
yang memenuhi syarat.
 Menjaga kebersihan rumah, tubuh, makanan dan lingkungan agar bebas
kuman penyakit
 Menghindari pajanan asap rokok, asap dapur
 Mencegah kontak dengan penderita ISPA dan isolasi penderita ISPA
untuk mencegah penyebaran penyakit
TUBERKULOSIS

 Indonesia merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar dari 22


negara di dunia dengan beban TB.
 Kontribusi TB di Indonesia sebesar 5,8%.
 Saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan TB, yaitu TB
Resisten Obat (Multi Drug Resistance/ MDR).

 penyakit menular langsung


 disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
 Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya: tulang, usus, kelenjar limfe, selaput otak
CARA PENULARAN

 Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif


 Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei).
 Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
 Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama.
 Sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
 Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
 Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya.
 Makin positif dahakmakin menular pasien tersebut.
 Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
PATOGENESIS

 Port d’entree: Paru (> 98% kasus infeksi TB).


 Kuman TB dalam droplet nuclei yang terhirupdapat mencapai alveolusMasuknya
kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non spesifik, yaitu
makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB
 Biasanya makrofag sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB.
 Jika makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB  kuman akan bereplikasi
dalam makrofag. membentuk koloni di tempat tersebut.
 Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN.

 Dari focus primerkuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe
regional, menyebabkan inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe
(limfadenitis) yang terkena.
 Kompleks primer merupakan gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional
yang membesar (limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis)
PATOGENESIS

 Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya kompleks primer
secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB.
 Masa inkubasi TB biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara
2-12 minggu.
 Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah
yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler

 Setelah imunitas seluler terbentuk, focus primer di jaringan paru biasanya mengalami
resolusi secara sempurna membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami
nekrosis perkejuan.
 Kelenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis tetapi penyembuhannya biasanya
tidak sempurna Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun
dalam kelenjar ini

 Kuman TB kemudian akan mencapai berbagai organ di seluruh tubuhorgan yang biasanya dituju
adalah organ yang mempunyai vaskularisasi baik, misalnya otak, tulang, ginjal,paru
GEJALA

Batuk berdahak > 2 minggu.


Batuk disertai dahak, dapat bercampur darah
atau batuk darah.
Keluhan dapat disertai sesak napas, nyeri dada
atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan
pleura), badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam tanpa kegiatan fisik, dan demam lebih
dari 1 bulan.
TUBERKULOSIS PADA ANAK

Gejala sistemik/umum TB pada anak:


a. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive).
b. Masalah Berat Badan (BB):
1. BB turun selama 2-3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas;
atau
2. BB tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik; atau
3. BB tidak naik dengan adekuat.
c. Demam lama (=2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi
saluran kemih, malaria, dan lain lain).Demam yang umumnya tidak tinggi (subfebris) dan dapat
disertai keringat malam.
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
e. Batuk lama atau persisten =3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan penyebab batuk lain telah disingkirkan;
f. Keringat malam dapat terjadi, namun keringat malam saja apabila tidak disertai dengan gejala-
gejala sistemik/umum lain bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak.
TUJUAN PENGOBATAN

Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktifitas
pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.

Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan


prinsip pengobatan dengan:
1. Sistem Patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk obat, cara pemberian cara
mendapatkan obat serta kontrol pasien sesuai dengan cara yang paling mampu
laksana bagi pasien.
2. Pengawasan Langsung menelan obat (DOT/direct observed therapy)
PRINSIP NUTRISI BAGI PENDERITA TBC

Problem : malnutrisi; anemia

Tinggi kalori tinggi protein


1. Kalori
2. Protein
3. Vitamin
4. Zat besi

Anda mungkin juga menyukai