TINJAUAN PUSTAKA
Kooders et Valeton)
Valeton) merupakan tanaman lahan basah yang tumbuh pada iklim tropis
Meliaceae. Tanaman ini berasal dan banyak tumbuh di wilayah barat Asia
timur. Spesies ini masih banyak ditemui tumbuh secara liar dan juga
Kokosan dibagi ke dalam dua varietas yaitu Lansium domesticum var. typica
8
9
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Division : Spematophyta
Subdivision : Angiospermae
Class :
Dicotyledonae
Order : Rutales
Family : Meliaceae
Genus : Lansium
atas sedikit kasar, hijau tua, dan tampak mengkilap sedangkan bagian bawah
muda, kulit buah seperti beludru, kasar dan tipis (sekitar 11,5 mm), dan
(1) Fenolik
tertua. Fenol akan bekerja dalam 2 cara yang berbeda yaitu menghambat
atau alkali, produk aktif permukaan atau produk anti korosi. Pada analisis
aksi fenol, sering kali menjadi sulit untuk membedakan antara tahap primer
(karakteristik dari mode aksi) dan tahap sekunder yang merupakan akibat
(2) Saponin
laut tingkat rendah, dan beberapa bakteri. Saponin terbentuk dalam banyak
umumnya lebih dominan dan pada tumbuhan liar yang digunakan sebagai
bumbu dan obat herbal umumnya mengandung steroid saponin (Liwa et al.,
2017). Saponin terdiri dari keluarga besar senyawa yang secara struktur
12
heksosa, dan asam uronat. Kehadiran baik kelompok polar (gula) dan
interaksinya dengan sel dan komponen membran sel (Makkar et al., 2002).
yang digunakan sebagai bahan obat dan zat antibakteri adalah β-sitosterol
(Cowan, 1999).
Kingdom : Bacteria
Subkingdom : Negibacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
anaerob yang berbentuk basil/ batang dengan ukuran panjang berkisar 2,0 –
6,0 mm dan lebar 1,1 – 1,5 mm dan memiliki ujung membulat. Bentuk
mengalami peningkatan secara drastis dan saat ini menjadi salah satu
penyebab ancaman kesehatan yang penting (Pana and Zaoutis, 2018). ESBL
yang paling umum merupakan ESBL dengan tipe gen TEM dan SHV, yang
ESBL lainnya yang sudah teridentifikasi adalah ESBL dengan tipe gen
VEB, PER, dan GES β-lactamase (Poirel, Naas and Nordmann, 2008).
Selain itu, saat ini juga telah ditemukan bakteri Escherichia coli
Kingdom : Bacteria
Subkingdom : Posibacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
―kokkos‖ (buah beri) karena bakteri ini menyerupai kumpulan aggur ketita
dari
17
spora dan tidak bergerak. Merupakan bakteri fakultatif anaerob (yang dapat
tumbuh dengan cepat dan banyak pada kondisi aerob), katalase positif,
oksidase negatif, dan dapat tumbuh pada NaCl 10% (Foster and Geoghegan,
komensal serta bakteri patogen manusia. Sekitar 30% dari populasi manusia
aureus strain manusia adalah pada hidung manusia. Akan tetapi bagian lain
seperti rambut, kulit, dan membran mukosa juga tidak terlepas dari
seperti alat bantu napas (Tong et al., 2015). Pada genus Staphylococcus
yang penting di berbagai belahan dunia (Grace and Fetsch, 2018). Secara
jawab terhadap penurunan drastis dari pilihan terapi, infeksi serius, dan
kehadiran gen spesifik yang disebut gen mecA. Gen ini akan mendorong
molekul dan aktivitas kimianya yang serupa dengan serine protease, mampu
membentuk komplek yang stabil. PBS yang sudah terikat tidak akan mampu
lagi untuk mengkatalis reaksi yang diperlukan untuk sintesis dinding sel.
(2) agregasi sel dan pembentukan lapisan multiseluler, dan (3) maturasi
protein yang dikodekan di lokus ica dan berperan dalam proses sintesis,
membentuk biofilm tanpa bantuan protein yang diproduksi di lokus ica (ica-
protein pelekatan ekstraseluler (Eap) dan beta toxin (HlB) juga berperan
setiap protein terlibat berbeda-beda antara setiap strain yang ada (Artini et
al., 2013).
2.3 Biofilm
2004). Biofilm dapat terbentuk dari satu, dua, atau banyak spesies
nutrien, metabolit, dan produk sisa (Sauer, Rickard and Davies, 2007).
pada biofilm akan lebih terlindungi dari berbagai stress dibandingkan sel-sel
hanya kepada aksi sistem imun, akan tetapi juga kepada agen antimikroba
(Beloin, Roux and Ghigo, 2008). Pada tahap ini sel bakteri berupa sel
permanen dan dan bakteri yang motil masih memiliki alat gerak seperti
flagela serta pili pada tahap ini (Arunasri and Mohan, 2019).
rendah pada kondisi motil dan akan meningkat seiring proses pembentukan
23
dimensi yang di dalamnya terdapat sel-sel yang padat dalam suatu klaster
dengan saluran diantaranya yang digunakan untuk transpor air dan nutrisi
serta pembuangan limbah sisa (Arunasri and Mohan, 2019). Saat sel sudah
satu sama lain. Autotransporter (untuk interaksi antar sel) dan EPS (untuk
bakteri dari biofilm yang telah matang dan dispersi, yang mana akan
berada pada jarak yang jauh dari lokasi awal dan kembali membentuk
enzimatis dari matriks biofilm dan quorum sensing sebagai akibat dari
24
logam yang elastis yang terbentuk secara alami dalam berbagai bentuk,
mulai dari unsur murni sampai paduan dengan metal dan mineral
sensitivitas terhadap cahaya dan stabil di air dan udara, akan tetapi sangat
mudah berubah jika terkena senyawa seperti belerang (sulfur). Logam perak
tidak larut di dalam air, tetapi banyak perak yang berbentuk garam perak
seperti perak nitrat (AgNO3) larut dalam air (World Health Organization,
2002).
25
bidang kimia, industri, pertanian, dan banyak lainnya. Selain itu tidak lepas
penyembuh sejak jaman dahulu. Selain itu perak juga digunakan sebagai
pelapis permukaan untuk berbagai alat kesehatan (Sim et al., 2018). Perak,
baik dalam bentuk logam maupun ion, memiliki kemampuan sebagai bahan
berikatan kuat dengan molekul biologis seperti protein (DNA dan RNA) dan
perak yang membentuk koloid perak) adalah Ag ion terdiri dari perak yang
terionisasi dan bersifat sangat reaktif sedangkan koloid perak terdiri dari
partikel perak yang terionisasi dan tidak. Nanopartikel merupakan salah satu
bentuk dari perak koloid (terbentuk dar Ag metal dengan atom-atom yang
berikatan dengan kuat satu sama lain) (Kędziora et al., 2018; Key, 2019).
perak, sebagai salah satu agen antimikroba yang sudah sejak lama
partikel yang berukuran lebih kecil dari 10 – 20 nm dengan sifat fisika yang
memiliki ukuran berkisar 1-100 nm) yang ada di zona transisional antara
menunjukkan sifat kimia yang beragam dan dapat berupa logam (perak,
emas, tembaga, seng, dan lainnya) atau terdiri dari metal oksida, silika,
meningkat dikarenakan sifat kimia dan fisikanya yang unik (Zhang et al.,
2016). Secara garis besar, Pal, Rai and Pandey (2019) menjelaskan ada dua
perakitan sendiri atom-atom menjadi inti baru, yang mana akan berkembang
sangat beragam. Secara garis besar dibagi menjadi tiga metode, yaitu:
ukuran AgNP yang terbentuk kecil. Akan tetapi kerugian dari metode ini
menggunakan metode fisika antara lain arc discharge method, milling, dan
seperti perak nitrat (AgNO3) (Nam and Luong, 2019). Contoh lain dari
dan morfologi yang dapat didefinisikan dengan baik di bawah kondisi yang
dioptimalkan (Zhang et al., 2016). Tiga sumber utama yang biasa digunakan
ingin melakukan sintesis skala besar, aman, dan sebagian besar tidak
nanopartikel perak seperti kulit batang (Kamran et al., 2019), akar (Rashid
et al., 2019), daun (Rafique et al., 2019), bunga (Ameen et al., 2019), dan
Bioreduksi dari perak diasumsikan sebagai penjebakan ion Ag+ yang berada
dan pembentukan inti perak. Inti perak yang terbentuk secara terus-menerus
perak (AgNP). Tahap A, ekstrak dari tanaman baik kering maupun segar
agregasi, potensi absorbsi, ukuran dan bentuk permukaan yang aktif, dan
menghitung jumlah dari ultraviolet atau radiasi nampak yang diserap oleh
mengukur rasio atau fungsi dari rasio, dari intensitas dua cahaya yang
et al., 2017; Du et al., 2019; Soto et al., 2019). Nanopartikel perak yang
seperti asam fenolik, flavonoid, terpenoid, dan alkaloid yang secara selektif
Sifat inilah yang digunakan sebagai agen pereduksi dan agen penutup
(1) Proses ekstraksi dapat menggunakan pelarut yang alami seperti air.
(2) Prosedur yang dilaksanakan sederhana (tanpa tekanan, tanpa harus menjaga
ekstrak dengan larutan garam metal yang diinginkan pada suhu ruang
dengan kurun waktu yang singkat (beberapa menit sampai beberapa jam
(3) Berperan sebagai agen pereduksi dan agen penutup (capping agent).
(4) Potensi pereduksi yang lebih tinggi. Potensi bioreduksi dari ekstrak tanaman
lebih tinggi jika dibandingkan dengan filtrat mikroba (seperti bakteri dan
jamur).
tidak terduga, dan pelepasan ion yang mendadak (Parveen, Banse and
Ledwani, 2016).
nanopartikel memiliki efek toksisitas. Hingga saat ini hanya ada beberapa
penelitian yang dilakukan untuk melihat toksisitas dari AgNP (Prabhu and
yang sangat jauh berbeda dari kondisi in vivo. Sehingga, perlu untuk
toksik yang berat pada sistem reproduksi pria. AgNP dapat melewati
permukaan, dan bentuk dari AgNP itu sendiri. AgNP berperan sebagai
reservoir dari ion perak dan dapat melepaskan ion Ag+ secara terus-
menerus. Perak diketahui bersifat toksik bagi ikan, kepiting, alga, dan
ekosistem air tawar dapat memicu terjadi dampak biologis, fisik, dan kimia
dalam larutan, efisiensi dari pelepasan ion, tipe sel, dan tipe agen pereduksi
Tahapan pertama yaitu interaksi Ag+ – AgNP dengan dinding sel bakteri,
disolusi, agregasi, reaksi redoks foto, dan pelepasan ion Ag + dari AgNP
(1) AgNP dapat menempel pada dinding sel bakteri dan menembus ke dalam,
kebocoran sel. Selanjutnya, AgNP atau ion Ag+ dapat berikatan dengan
protein yang terdapat di membran sel, yang mana protein tersebut terlibat
(2) AgNP dapat menembus masuk ke dalam sel mikroba. Kemudian AgNP
dengan ion Ag+ yang dilepaskan akan berinteraksi dengan struktur seluler
dan biomolekul bakteri seperti protein, enzim, lipid, dan DNA. Peningkatan
kematian.
(3) AgNP dapat secara berkelanjutan memasukkan ion Ag+ ke dalam bakteri
dan juga melepaskan ion tersebut dari dalam bakteri. Ion Ag + juga dapat
berinteraksi dengan protein dan enzim. Ion Ag+ secara signifikan akan
sisa dari bahan padat maupun bahan cair dengan menggunakan bantuan
pelarut cair yang sesuai (Gamse, 2019). Hasil dari proses ekstraksi disebut
kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
bahan aktif menggunakan pelarut dengan diaduk beberapa kali setiap hari
Hasil dari proses maserasi dan remaserasi disebut maserat. Maserat adalah
2.8 Antibakteri
yaitu:
sel. Sebagai contoh salah satu antibiotik ini adalah penicillin. Penicillin akan
Hall, 2015).
transport berbagai metabolit ke dalam dan luar sel. Adanya gangguan atau
Salah satu antibiotik yang bekerja pada penghambatan membran sel adalah
mencegah kelebihan supercoils positif pada untai saat kedua untai berpisah
untuk melakukan replikasi atau transkripsi. DNA gyrase terdiri dari dua
memisahkan untai DNA anak setelah replikasi DNA. Afinitas yang lebih
besar untuk enzim ini mungkin memberikan potensi yang lebih besar untuk
terjadinya sintesis protein dengan menjadikan subunit 30S dan 50S ribosom
menempel pada membran luar sel bakteri yang bermuatan positif. Hal ini
antibiotik masuk ke dalam bakteri. Target utama dari antibiotik ini adalah
keadaan aerobik dan memiliki kekuatan yang cukup lemah melawan bakteri
anaerob.
30S yang dekat dengan A site melalui ikatan hidrogen. Interaksi ini
salah satu contoh antibiotik yang bekerja pada target subunit 50S ribosom.
43
Tetracycline bekerja pada urutan yang identik subunit 16S rRNA dari
peptidyl transferase dari subunit 23S rRNA pada subunit 50S. Oleh
Antibiotik yang bekerja dengan target subunit 50S ribosom antara lain
berbeda pada metabolisme asam folat. Kombinasi dari keduanya pada jalur
cara yang kompetitif dengan afinitas yang lebih tinggi untuk enzim daripada
bekerja pada tahap akhir sintesis asam folat dan menghambat enzim
yaitu metode difusi dan metode dilusi. Metode difusi yang sering digunakan
antara lain metode difusi Cakram Kertas (Disk Diffusion) dan metode difusi
Sumuran Agar (Agar Well Diffusion) sedangkan metode dilusi yang sering
digunakan antara lain metode dilusi agar dan metode dilusi broth. Prosedur,
keuntungan, dan batasan dari setiap metode dapat dilihat pada tabel 2.2.
Metode Difusi
Metode Dilusi
dapat mencapai darah atau jaringan dan tingkat respon antimikroba pada
(3) Resisten (resistant), kategori yang menyatakan bahwa isolat tidak dapat
antimikroba.
(4) Tidak peka (nonsusceptible), kategori yang digunakan untuk isolat yang
hanya memiliki kriteria interpretatif yang rentan yang sudah dibuat karena
ketidakhadiran atau kehadiran yang sangat jarang dari strain resisten. Isolat
47
yang memiliki angka KHM di atas atau diameter zona hambat di bawah
2.9 Antibiofilm
mulai menunjukkan hasil yang tidak efektif. Hal ini dikarenakan banyak
agen antibakteri yang tidak berhasil menembus sel target yang tertanam