DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
PENGELOMPOKAN BATUAN BERDASARKAN TEKSTUR DAN
KOMPOSISI
KOMPOSISI
Pegmatitic
Pegmatite
(Extremely Coarse-
Grained)
Obsidian
Glassy (Felsic to Mafic)
1
PENJELASAN PENGELOMPOKAN BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI &
TEKSTUR
Ada dua jenis utama batuan beku: batuan intrusi (plutonik) dan batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan komposisi dan teksturnya. Magma, dan batuan
bekunya, memiliki berbagai komposisi kimia. Misalnya, basal adalah batuan aliran lava mafik
yang berasal dari pencairan mantel atas. Cara magma berubah menjadi batuan padat
memberikan tekstur batuan beku yang khas. Contohnya magma yang menjadi pluton dengan
mengkristal secara perlahan (menumbuhkan mineral) di dalam kerak akan mengembangkan
tekstur yang sangat berbeda dari magma yang menjadi ash flow tuff sebagai akibat dari abu
vulkanik semi-cair yang dimuntahkan melintasi lanskap dan kemudian mengendap dan welding
dirinya sendiri menjadi batuan padat.
Enam Jenis Tekstur Utama Batuan Beku:
1. Tekstur Aphanitic, biasanya terbentuk dari lava yang mengkristal dengan cepat didekat
permukaan bumi. Karena batuan ekstrusif melakukan kontak dengan atmosfer, maka akan
mendingin dengan cepat, sehingga mineral tak punya waktu untuk membentuk kristal besar.
Kristal individu dalam batuan beku aphanitic tak bisa dibedakan dengan mata telanjang.
2. Tekstur Glassy, bertekstur kaca tidak berkristal (batu tidak mengandung butiran mineral).
Diproduksi dengan pendinginan yang sangat cepat. Mineral tidak punya waktu dan kesempatan
untuk mengatur diri mereka untuk mengkristal.
3. Tekstur Pegmatitic, terjadi selama pendinginan magma ketika beberapa mineral dapat
tumbuh begitu besar sehingga menjadi masif (ukurannya berkisar dari beberapa sentimeter
hingga beberapa meter).
4. Tekstur Faneritic, tipikal batuan beku intrusif, batuan ini mengkristal secara perlahan di
bawah permukaan bumi. Saat magma mendingin perlahan, mineral memiliki waktu untuk
tumbuh dan membentuk kristal besar. Ukuran rata-rata butiran kristal kurang lebih seragam
dan ukuran butiran rata-rata berada dalam kisaran, 1/4 mm sampai 3 cm.
5. Tekstur Porfiritik, berkembang ketika kondisi selama pendinginan magma berubah relatif
cepat. Mineral yang terbentuk lebih awal akan terbentuk secara perlahan dan tetap sebagai
kristal besar, sedangkan pendinginan mendadak menyebabkan kristalisasi yang cepat dari sisa
lelehan menjadi matriks berbutir halus. Tekstur porfiritik juga terjadi ketika magma
mengkristal di bawah gunung berapi tetapi meletus sebelum menyelesaikan kristalisasi
sehingga memaksa lava yang tersisa mengkristal lebih cepat dengan kristal jauh lebih kecil.
6. Tekstur Piroklastik, terlihat seperti pecahan pecahan dan bukan kristal yang saling terkait.
Diproduksi saat letusan gunung api dan mengeluarkan abu, dan abu ini terendapkan dan
mungkin mengalami proses sementasi bersamaan dalam proses pendinginan (setelah partikel
jatuh)
2
Komposisi Batuan Beku
1. Felsik (Granitic)
- Silikat berwarna terang
- Disebut felsic (feldspar dan silika) dalam komposisi
- Silika (SiO2) dalam jumlah tinggi , rendah kandngan Fe, Mg, Ca, tinggi K, Na
- Konstituen utama dari kerak benua
2. Mafik (Basaltic)
- Silikat gelap dan kaya kalsium feldspar
- Disebut mafik (magnesium dan besi, untuk besi) dalam komposisi
- Komposisi mafik lebih tinggi pada besi dan magnesium dan lebih rendah pada silika
- Rendah kandungan K, Na
- Kepadatan lebih tinggi dari batuan granit
- Terdiri dari dasar laut dan banyak pulau vulkanik
3. Intermediate (Andesit)
- Mengandung 25% atau lebih mineral silikat gelap
- Kandungan Fe, Mg, Ca, Na, K menengah
- Bergabung dengan material - material vulkanik lainnnya
4. Ultramafic
- Komposisi langka yang tinggi magnesium dan besi
- Terdiri seluruhnya dari silikat ferromagnesian