Anda di halaman 1dari 5

Nama : Afrilla Afrocha

NIM : 24030120120019

HYDROTHERMAL LIQUEFACTION OF BIOMASS

Penggantian minyak bumi dengan alternatif terbarukan telah menjadi fokus penelitian
saat ini, terutama karena meningkatnya kekhawatiran akan sumber daya bahan bakar fosil yang
terbatas. Oleh karena itu, biomassa telah diaplikasikan secara luas untuk memproduksi bio-
fuels dengan berbagai teknologi, seperti hydrothermal liquefaction (HTL). HTL adalah proses
di mana makromolekul penyusun biomassa dihidrolisis atau didegradasi oleh air pada rentang
suhu antara 280°C dan 370°C dan tekanan 10 hingga 25 MP (Grande et al., 2021). Pada kondisi
tersebut, air masih berupa fluida cair (air subkritis) namun memiliki konstanta dielektrik yang
rendah yang membuatnya bertindak sebagai pelarut polar yang lemah, menyebabkan kelarutan
yang lebih besar dengan senyawa organik dari biomass (Grande et al., 2021).
Molekul yang dihidrolisis oleh HTL sangat reaktif dan terpolimerisasi dengan cepat
untuk membentuk zat berminyak yang disebut “bio oil”. HTL menggunakan air sebagai media
reaksi dan katalis, sehingga ideal untuk biomassa dengan kadar air yang tinggi. Keuntungan
besar HTL terletak pada perolehan "bio oil" dalam single step tanpa memerlukan pengeringan
sebelumnya, sehingga konsumsi energi mengalami penurunan, dan karena itu manfaat
ekonominya lebih besar (Leng et al., 2020)
Jenis biomassa yang digunakan merupakan parameter penting saat melakukan HTL.
Jenis biomassa yang paling umum digunakan dalam HTL yaitu biomassa lignoselulosa kering
(terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin) dan biomassa basah dari ganggang (protein) dan
minyak (lipid). Parameter lain yang mempengaruhi HTL adalah katalis. Penggunaan katalis
dalam HTL dapat menurunkan tekanan dan suhu reaksi sekaligus meningkatkan hasil dan
mengurangi limbah padat yang dihasilkan. Katalisis asam atau basa homogen banyak
digunakan dalam HTL (Grande et al., 2021) . Gambaran umum skematis pemrosesan HTL
adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Jalur reaksi Hydrothermal Liquefaction (HTL) Biomassa

Bio-oil cair diperoleh sebagai produk utama, dengan produk sampingan fase gas,
aqueous (berair), dan pada. Komposisi biomassa paling banyak yaitu protein, lipid, karbohidrat
nonselulosa, dan lignoselulosa. Pada kondisi HTL, zat tersebut mengalami reaksi kimia
kompleks.
Pertama, makromolekul dihidrolisis: protein dihidrolisis menjadi asam amino, lipid
dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak rantai panjang, karbohidrat non-selulosa
dihidrolisis menjadi gula pereduksi dan gula non-pereduksi, dan lignoselulosa dihidrolisis
menjadi monomer glukosa dan alkohol. Kedua, zat molekuler yang lebih kecil yang dihasilkan
secara kimiawi cenderung mengalami dekomposisi atau dekarboksilasi, deaminasi, dehidrasi,
pembentukan kembali, polimerisasi. Ketiga, beberapa zat antara direformasi lebih lanjut,
didekomposisi, didehidrasi (Hao et al., 2021).

• Konversi Lipid
Lipid adalah komponen utama yang berubah menjadi biocrude setelah mikroalga HTL.
Jalur reaksi kimia lipid di HTL adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Jalur reaksi lipid dalam HTL (Hao et al., 2021)


Karena konstanta dielektrik lipid yang rendah, lipid dapat dengan cepat mengalami
hidrolisis nonkatalitik untuk menghasilkan gliserol dan asam lemak yang lebih tinggi.
Beberapa asam lemak tinggi diubah menjadi hidrokarbon rantai panjang melalui dekarboksilasi
dan alkana melalui hidrogenasi. Beberapa di antaranya diubah menjadi alkohol melalui
deoksigenasi dan kemudian alkohol diesterifikasi dengan asam lemak untuk membentuk ester
asam lemak. Beberapa asam lemak dapat bereaksi dengan amonia yang dihasilkan dalam
proses konversi asam amino untuk membentuk asam lemak amida (Hao et al., 2021).

• Konversi Protein
Protein adalah sumber utama nitrogen dalam biocrude. Jalur reaksi kimia protein di
HTL adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Jalur reaksi protein dalam HTL (Hao et al., 2021)


Protein mengalami hidrolisis, dekarboksilasi, deaminasi, polimerisasi, dehidrasi, dan
isomerisasi. Asam amino mengalami reaksi Maillard dengan gula pereduksi yang berasal dari
karbohidrat non-selulosa membentuk senyawa heterosiklik yang mengandung nitrogen
(misalnya, piridin, pirazina, pirol, dan indol). Zat-zat ini dapat terurai dalam reaksi selanjutnya,
yang mengurangi efek negatif pada pembentukan biocrude (Hao et al., 2021).

• Konversi Karbohidrat non-selulosa


Karbohidrat non-selulosa sebagian besar terdekomposisi yang kemudian larut dalam
fase air dalam proses konversi biomass.

Gambar 4. Jalur reaksi karbohidrat dalam HTL (Hao et al., 2021)


Glukosa dan fruktosa mengalami isomerisasi. Laju isomerisasi lebih rendah daripada
laju degradasi; oleh karena itu, zat utama yang dihasilkan oleh degradasi glukosa dan fruktosa
berbeda. Dengan meningkatnya suhu, ikatan C–C pada beberapa monosakarida putus
membentuk molekul kecil (aldehida dan asam) ,beberapa monosakarida mengalami dehidrasi
dan siklisasi untuk menghasilkan senyawa siklik ( furan dan fenol). Kemudian, mereka
bereaksi satu sama lain untuk menghasilkan biocrude (Hao et al., 2021).

• Konversi Lignoselulosa
Lignoselulosa kaya akan karbon dan merupakan bahan yang baik untuk memproduksi
biocrude (Hao et al., 2021).

Gambar 5. Jalur reaksi a) selulosa dan b) hemiselulosa dalam HTL (Hao et al., 2021)

Gambar 6. Jalur reaksi lignin dalam HTL (Hao et al., 2021)


Gambar 5a dan b menunjukkan rute reaksi selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dan
hemiselulosa terdegradasi untuk menghasilkan gula C5 atau C6, yang diisomerisasi antara
bentuk gula aldosa dan alkohol. Selanjutnya terjadi kondensasi, degradasi, hidrogenasi, dan
reaksi lain untuk menghasilkan produk C2-C4 yang tidak stabil seperti 2,3-butanedion dan
piruvaldehida. Karena adanya gugus karbonil, zat yang tidak stabil tersebut dapat dihidrogenasi
menjadi alkohol C2–C4 yang stabil dan zat lainnya (Hao et al., 2021). Gambar 6 menunjukkan
skema sederhana degradasi lignin di HTL. Ikatan C–O ester pada lignin awalnya pecah untuk
membentuk senyawa fenolik dan metoksi benzena yang berbeda, dan produknya juga dapat
terhidrolisis lebih lanjut menjadi fenol (Hao et al., 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Grande, L., Pedroarena, I., Korili, S. A., & Gil, A. (2021). Hydrothermal liquefaction of
biomass as one of the most promising alternatives for the synthesis of advanced liquid
biofuels: A review. Materials, 14(18), 5286.
Hao, B., Xu, D., Jiang, G., Sabri, T. A., Jing, Z., & Guo, Y. (2021). Chemical reactions in the
hydrothermal liquefaction of biomass and in the catalytic hydrogenation upgrading of
biocrude. Green Chemistry, 23(4), 1562-1583.
Leng, L., Zhang, W., Peng, H., Li, H., Jiang, S., & Huang, H. (2020). Nitrogen in bio-oil
produced from hydrothermal liquefaction of biomass: A review. Chemical Engineering
Journal, 401, 126030. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.cej.2020.126030

Anda mungkin juga menyukai