PERHITUNGAN

DALAM PELAYANAN IV
ADMIXTURE
Keuntungan Sediaan Injeksi
Obat langsung mencapai sirkulasi sistemik

Efek terapi (onset) cepat tercapai

Konsentrasi / bioavailabilitas dalam darah

100%
TERMINOLOGI DASAR
TERLARUT (SOLUTE) → ZAT YANG
AKAN DILARUTKAN

PELARUT (SOLVENT) → ZAT YANG

AKAN MELARUTKAN ZAT LAINNYA

LARUTAN (SOLUTION) → HASIL

DARI PENCAMPURAN ANTARA ZAT
Terminologi Dasar

% = gram/100 mL
MOL = mg/berat molekul
Meq = mmolx valensi
PRINSIP DASAR REKONSTITUSI
Sebelum rekonstitusi, periksa terlebih dahulu:
Obat (jenis, nama, ED)
Dosis (penandaan dosis tunggal/ganda)
Rute pemberian
Konsentrasi
Pelarut (jenis dan volume yang akan digunakan)
Osmolaritas
pH
Tempat Penyimpanan pasca rekostitusi
BUD (Beyond Use Date)
PERHITUNGAN YANG DIGUNAKAN
PADA SEDIAAN INTRAVENA

VOLUME PELARUT YANG AKAN DIGUNAKAN

KONSENTRASI LARUTAN
VOLUME TOTAL LARUTAN
EKIVALENSI (MEQ) LARUTAN ELEKTROLIT
Contoh label sediaan obat

Cara
rekonstit
usi

Ru
te
Penyimpan
an dan
BUD
Kompatibilitas pelarut yang digunakan sesuai anjuran

Tambahkan 4 mL air steril .

Taxegram dapat diberikan secara iv atau
im

Larutan rekonstitusi disimpan pada

temperatur dibawah 25oC selama tidak
lebih dari 24 jam
Kesesuaian jumlah volume rekonstitusi
Mempertimbangkan Volume Tergantikan
Instruksi
rekonstitusi:

Stabilitas :
8 jam dalam suhu
25oC,
4 jam dalam suhu 4oC
Tidak semua obat stabil dan bertahan lebih lama jika
disimpan dalam suhu kulkas 2-8oC
Kesesuaian jumlah pelarut untuk
memenuhi konsentrasi anjuran
Petunjuk Rekonstitusi
IV Bolus : 1 gram dalam 20 ml API atau NS,
untuk mencapai Konsentrasi Anjuran 50mg/ml
Contoh Perbedaan Penulisan Konsentrasi
CONTOH 1
CONTOH 2

Berapa mg obat terkandung dalam 3 mL atropine ?

:

Jadi, terkandung 1,2 mg dalam 3 mL larutan atropine sulfat

CONTOH 3
Terdapat permintaan untuk menyediakan obat Amfoterisin B dengan dosis
0,25 mg/Kg BB dalam 500 mL pelarut dextrose 5 % untuk pasien dengan BB
70 kg.
Jika Amfoterisin B diperoleh dari rekonstusi sediaan injeksi dengan
konsentrasi 50 mg/10 mL, berapa mL dari sediaan tersebut yang harus
diambil untuk selanjutnya ditambahan ke dalam pelarut dextrose 5 % ?
Jawaban :
Dosis Amfoterisin B u/ pasien : 0,25 mg/Kg BB x 70 Kg = 17,5 mg
Perbandingan proporsi :
Terminologi Dasar
Perhitungan Aligasi (Campuran)

MEMBUAT LARUTAN DARI CAMPURAN LARUTAN

YANG KONSENTRASINYA LEBIH RENDAH DAN
LARUTAN YANG KONSENTRASINYA LEBIH TINGGI
CONTOH
DIPERLUKAN LARUTAN DEXTROSE 35% SEBANYAK 1000 ML.
STOK YANG ADA LARUTAN DEXTROSE 70% DAN 20%. BERAPA
ML LARUTAN MASING-MASING YANG HARUS DIAMBIL?
Cara 1: Tic-Tac-Toe

% Bagian

70 15

35

20 35

Total =
50
Cara 1: Tic-Tac-Toe

VOLUME DEXTROSE 70% YANG DIAMBIL = 15 x 1000 ml =

300 ml
50
VOLUME DEXTROSE 20% YANG DIAMBIL = 35 x 1000 ml =
700 ml
50
Cara 2: Aljabar

C 3V 3 = C 1V 1 + C 2V 2

35 X 1000 = 70V1 + 20(1000 - V1)

35.000= 70V1 + 20.000 - 20V1
15.000= 50V1
V1 = 300 ML (DEXTROSE 70%)
V2 = 1000 – 300 = 700 ML (DEXTROSE 20%)
Contoh
Diperlukan larutan NaCl 1,5% sebanyak 500
ml. Stok yang ada larutan NaCl 0,9% dan
3%.
Berapa ml larutan masing-masing yang harus
diambil?
Cara 1 Tic-Tac-Toe

% Bagian

3 0,6

1,5

0,9 1,5

Total =
Lanjutan…
Cara 1: Tic-Tac-
Toe
0,6 x 500 ml =143
VOLUME NACL 3% YANG DIAMBIL =
ml 2,
1

VOLUME NACL 0,9% YANG DIAMBIL = 1,5 x 500 ml = 357 ml

2,
1
Pelayanan Bedah
Pelayanan Bedah
Lnjutan…
TERIMAKASIH
CONTOH 1

Cara 2: Aljabar
C3V3 = C1V1 + C2V2
1,5 X 500 = 0,9V1 + 3(500 - V1)

750 = 0,9V1 + 1.500 - 3V1

- = -2,1V1
750 V1 = 357 ML (NACL 0,9%)
V2 = 500 – 357 = 143 ML (NACL 3%)