Anda di halaman 1dari 14

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK CIPTA PADA KARYA

SENI DIGITAL ANIMASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kekayaan Intelektual


Dosen : Syahid M. Pd.

Disusun oleh :

Ari Setiawan 202046500922


Firman Hidayat 202046500907
Arri Putra Wibowo 202046500911
M. Rifki Pribadi 202046500908
Ryllian Dwi Megaputri 202046500906

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas seluruh rahmat- Nya
sehingga makalah ini bisa tersusun hingga berakhir. Tidak kurang ingat kami
mengucapkan terima kasih terhadap dorongan dari pihak yang sudah
berkontribusi dengan membagikan sumbangan baik benak ataupun modul.
Penulis sangat berharap mudah- mudahan makalah ini bisa menaikkan
pengetahuan serta pengalaman untuk pembaca. Apalagi kami berharap lebih jauh
lagi supaya makalah ini dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan tiap hari.
Untuk kami selaku penyusun merasa kalau masih banyak kekurangan dalam
penataan makalah ini sebab keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami.
Buat itu kami sangat mengharapkan kritik serta anjuran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 30 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di masa digital dikala ini, karya seni animasi sudah jadi bagian berarti dari
budaya terkenal serta industri hiburan. Animasi digital, yang kerap kali
mengaitkan pemakaian teknologi mutahir, sudah membolehkan para seniman
buat menghasilkan dunia fantasi yang menarik, kepribadian yang luar biasa,
serta cerita yang mendalam. Tetapi, semacam halnya karya seni yang lain,
animasi digital pula dilindungi oleh hak cipta.
Proteksi hukum atas hak cipta pada karya seni animasi digital berperan
buat melindungi kekayaan intelektual para pembuatnya serta membagikan
insentif buat terus menghasilkan karya- karya baru yang inovatif. Hak cipta
membagikan pemiliknya hak eksklusif buat mengendalikan reproduksi,
distribusi, pameran, serta menyesuaikan diri karya tersebut. Dengan demikian,
para seniman bisa menggunakan karya animasi digital mereka secara murah
serta menghindari pemakaian yang tidak legal oleh pihak lain.
Proteksi hukum atas hak cipta pada animasi digital didasarkan pada prinsip
bawah dalam hukum kekayaan intelektual. Bagi Kesepakatan Berne tentang
Hak Cipta, yang ialah perjanjian internasional yang banyak negeri ikuti, karya
seni animasi digital secara otomatis dilindungi oleh hak cipta semenjak dikala
awal kali diwujudkan dalam wujud yang bisa diduplikasi. Dalam perihal ini,
tidak dibutuhkan registrasi ataupun penandatanganan resmi buat mendapatkan
proteksi hukum.
Tidak hanya itu, di banyak negeri, tercantum dalam sebagian besar
yurisdiksi, terdapat sistem registrasi hak cipta yang membolehkan owner karya
animasi digital buat mengamankan hak- hak mereka secara lebih kokoh.
Registrasi hak cipta membagikan fakta tertulis serta berlaku selaku anggapan
keabsahan hukum, sehingga memudahkan dalam mengalami sengketa ataupun
pelanggaran hak cipta di majelis hukum.
Tetapi, proteksi hukum tidak cuma tergantung pada keberadaan hak cipta.
Owner karya animasi digital pula wajib membenarkan kalau mereka mematuhi
prinsip- prinsip etika serta hukum seputar pemakaian modul yang dilindungi
hak cipta orang lain. Pemakaian bahan yang melanggar hak cipta dalam
animasi digital bisa memunculkan tuntutan hukum sungguh- sungguh serta
merugikan reputasi seniman dan karya mereka.
Dalam konteks animasi digital, tantangan terbanyak dalam proteksi hukum
merupakan peredaran serta pemakaian ilegal ataupun tidak legal lewat internet.
Internet sudah membolehkan distribusi yang gampang serta kilat dari karya
animasi digital, namun pula tingkatkan resiko pelanggaran hak cipta. Oleh
sebab itu, para seniman serta owner hak cipta wajib menyadari berartinya
pengawasan serta penegakan hak cipta mereka secara online buat melindungi
karya mereka. Rumusan Masalah

B. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah proteksi hukum atas hak cipta pada
karya seni digital animasi:
1. Apa konsep bawah hak cipta dalam konteks proteksi karya seni digital
animasi?
2. Bagaimana proteksi hukum atas hak cipta bisa diterapkan pada karya seni
digital animasi?
3. Apa saja hak- hak eksklusif yang diberikan kepada owner karya seni
digital animasi bersumber pada proteksi hukum hak cipta?
4. Apa kedudukan registrasi hak cipta dalam menguatkan proteksi hukum
atas karya seni digital animasi?
5. Apa tantangan utama yang dialami dalam proteksi hukum atas hak cipta
pada karya seni digital animasi di masa digital?
6. Seperti apa akibat internet serta distribusi ilegal terhadap proteksi hukum
atas karya seni digital animasi?
7. Gimana langkah- langkah yang bisa diambil buat melindungi karya seni
digital animasi secara online serta menghindari pelanggaran hak cipta?
8. Gimana pemakaian modul yang dilindungi hak cipta orang lain bisa
pengaruhi proteksi hukum atas karya seni digital animasi?
9. Apa implikasi hukum serta sanksi yang bisa jadi dialami bila terjalin
pelanggaran hak cipta dalam karya seni digital animasi?
10. Gimana kedudukan etika dalam pemakaian modul yang dilindungi hak
cipta dalam konteks karya seni digital animasi?

C. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang dan tujuan masalah di atas, maka penulisan dapat di
beritahu tujuan sebagai berikut:
1. Tingkatkan pemahaman: Tujuan utama penyusunan ini merupakan buat
tingkatkan pemahaman hendak berartinya proteksi hukum atas hak cipta
dalam konteks karya seni digital animasi. Dengan uraian yang lebih baik
tentang hak cipta, para seniman serta pencipta animasi digital hendak
menyadari berartinya melindungi karya- karya mereka serta memakainya
secara adil.
2. Membagikan uraian tentang proteksi hukum: Penyusunan ini bertujuan
buat membagikan uraian yang komprehensif tentang prinsip- prinsip serta
mekanisme proteksi hukum yang berlaku buat karya seni digital animasi.
Ini meliputi uraian tentang hak- hak eksklusif yang dipunyai oleh owner
karya, proses registrasi hak cipta, dan implikasi serta sanksi hukum terpaut
pelanggaran hak cipta.
3. Menginformasikan tentang tantangan serta pemecahan: Penyusunan ini
pula bertujuan buat menginformasikan tentang tantangan spesial yang
dialami dalam proteksi hukum atas hak cipta pada karya seni digital
animasi, paling utama dalam masa digital. Tidak hanya itu, penyusunan ini
pula hendak menyoroti pemecahan serta aplikasi terbaik yang bisa
diadopsi buat melindungi karya seni digital animasi serta menghindari
pelanggaran hak cipta.
4. Mendesak kepatuhan serta etika: Penyusunan ini bertujuan buat mendesak
para seniman, pencipta, serta pengguna karya seni digital animasi buat
mematuhi prinsip- prinsip etika serta hukum dalam pemakaian modul yang
dilindungi hak cipta orang lain. Ini hendak menolong menghasilkan area
yang adil serta berkepanjangan untuk pengembangan karya seni digital
animasi.
5. Menguatkan nilai kekayaan intelektual: Tujuan penyusunan ini merupakan
buat menguatkan uraian tentang nilai kekayaan intelektual yang tercantum
dalam karya seni digital animasi. Dengan menyadari proteksi hukum yang
terdapat, para seniman serta pencipta hendak bisa menggunakan karya
mereka secara murah serta melindungi hak- hak mereka dari pemakaian
yang tidak legal.

Dengan tujuan- tujuan ini, penyusunan tentang proteksi hukum atas hak
cipta pada karya seni digital animasi hendak membagikan panduan yang
informatif serta menolong dalam menguasai berartinya proteksi hak cipta
dalam konteks animasi digital.

D. Manfaat Penulisan
Penyusunan makalah ini memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca,
adapun sekurang kurangnya manfaat dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis
a. Dapat mudah memahami dalam konteks proteksi karya seni digital
animasi dengan baik
b. Dapat mengaplikasikan proteksi hukum atas hak cipta yang bisa
diterapkan pada karya seni digital animasi
c. Dapat mengetahui hak- hak eksklusif apa saja yang harus diberikan
kepada owner karya seni digital animasi yang bersumber pada
proteksi hukum hak cipta
d. Memberi pemahaman mengenai kedudukan registrasi hak cipta dalam
menguatkan proteksi hukum atas karya seni digital animasi.
2. Manfaat bagi pembaca
a. Memahami tantangan utama yang dialami dalam proteksi hukum atas
hak cipta pada karya seni digital animasi di masa digital
b. Dapat mengetahui sebab dan akibat internet serta distribusi ilegal
terhadap proteksi hukum atas karya seni digital animasi
c. Mengetahui langkah- langkah apa yang harus diambil untuk
melindungi karya seni digital animasi secara online serta menghindari
pelanggaran hak cipta
d. Dapat memanfaatkan pemakaian modul yang dilindungi hak cipta
orang lain sehingga bisa pengaruhi proteksi hukum atas karya seni
digital animasi
e. Dapat mengaplikasi hukum serta sanksi yang bisa jadi dialami bila
terjalin pelanggaran hak cipta dalam karya seni digital animasi
f. Dapat mengetahui kedudukan etika dalam pemakaian modul yang
dilindungi hak cipta dalam konteks karya seni digital animasi

E. Metode Penulisan
mm
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori /Kajian Pustaka


1. Pengertian HAKI
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan konsep hukum yang
membagikan proteksi hukum kepada karya- karya intelektual yang
dihasilkan oleh orang ataupun industri. HKI meliputi hak- hak eksklusif
yang diberikan kepada pemiliknya, membolehkan mereka buat mengatur
pemakaian, penyebaran, serta eksploitasi karya- karya kreatif mereka.
Penafsiran HKI mencakup bermacam wujud hak, tercantum hak cipta, hak
paten, hak merk dagang, hak rancangan industri, serta hak- hak terpaut
yang lain.
Hak cipta merupakan salah satu wujud HKI yang membagikan
proteksi kepada pencipta karya seni, musik, tulisan, serta karya- karya
kreatif yang lain. Hak cipta membagikan hak eksklusif kepada pemiliknya
buat mengendalikan reproduksi, distribusi, serta pemanfaatan komersial
dari karya tersebut. Perihal ini mendesak inovasi serta kreativitas, sebab
menghasilkan insentif untuk para pencipta buat terus menciptakan karya-
karya baru.
Tidak hanya itu, hak paten membagikan hak eksklusif kepada penemu
ataupun inventor atas temuan baru yang mempunyai khasiat industri. Hak
paten membagikan proteksi buat jangka waktu tertentu, yang
membolehkan penemu buat memonopoli pemakaian serta pemanfaatan
komersial dari temuan tersebut. Ini mendesak riset serta pengembangan
teknologi baru, dan membagikan dorongan untuk industri buat berinvestasi
dalam inovasi.
Hak merk dagang merupakan hak yang melindungi bukti diri bisnis
ataupun produk dari pemakaian yang tidak legal oleh pihak lain. Merk
dagang membagikan pengakuan hukum terhadap merk, logo, slogan,
ataupun simbol- simbol lain yang membedakan produk ataupun jasa dari
industri dengan yang lain. Dengan mempunyai merk dagang yang kokoh,
industri bisa membangun citra serta reputasi yang baik, serta melindungi
kekayaan intelektual mereka dari penyalahgunaan ataupun pemalsuan.
HAKI pula mencakup hak rancangan industri, yang melindungi
penampilan estetika dari bahan- bahan industri, serta bermacam hak- hak
terpaut semacam hak sui generis buat basis informasi, hak proteksi
topografi sirkuit terpadu, serta hak proteksi varietas tumbuhan.

2. Pengertian Hak Cipta


Hak cipta merupakan salah satu wujud Hak Kekayaan Intelektual
yang membagikan proteksi hukum terhadap karya- karya kreatif yang
dihasilkan oleh orang ataupun kelompok. Konsep hak cipta mengaitkan
hak eksklusif yang diberikan kepada pemiliknya, yang membolehkan
mereka buat mengendalikan pemakaian, reproduksi, serta distribusi karya
tersebut. Hak cipta mencakup bermacam tipe karya, tercantum karya
sastra, musik, foto, film, seni rupa, arsitektur, serta karya- karya kreatif
yang lain.
Hak cipta pula mencakup batasan- batasan ataupun pengecualian
tertentu yang mengendalikan pemakaian karya tanpa izin dari owner hak
cipta. Misalnya, dalam sebagian yurisdiksi, pemakaian karya buat tujuan
pembelajaran, kritik, ataupun riset bisa diizinkan tanpa persetujuan owner
hak cipta.
Dalam masa digital serta internet, hak cipta pula mengalami tantangan
baru, semacam pelanggaran hak cipta online, penyebaran ilegal, serta
pelanggaran hak cipta lewat unduhan ataupun berbagi file. Oleh sebab itu,
berarti buat menguasai serta menghormati hak cipta dalam pemakaian
karya- karya kreatif. Tidak hanya itu hak cipta berfokus pada proteksi
ekonomi serta moral untuk para pencipta, berikut ialah penjelasannya:
a. Hak Ekonomi
Hak cipta memberikan insentif kepada pencipta untuk
menghasilkan karya-karya baru, karena mereka dapat memperoleh
manfaat finansial dari penjualan atau lisensi karya tersebut. Dalam
konteks global yang semakin terhubung dan digital, hak cipta menjadi
lebih penting dalam melindungi karya-karya kreatif dari penggunaan
yang tidak sah atau pencurian. Hak ekonomi berarti pencipta karya
berhak mendapatkan imbalan ekonomi dari pihak-pihak yang
menggunakannya. Dimana pihak yang ingin menggunakan karya
tersebut dapat menjadi pemegang hak cipta dengan izin pencipta
melalui perjanjian. (Mariska, 2023)
Hak-hak ekonomi dalam hak cipta memberikan pemilik hak cipta
kekuatan untuk mengendalikan pemanfaatan komersial dari karya
mereka. Ini mendorong pencipta untuk terus menghasilkan karya baru
dengan memberikan insentif finansial yang adil. Melalui hak-hak ini,
pemilik hak cipta dapat mengatur cara dan kondisi penggunaan karya
mereka, menjaga nilai ekonomi dan memberikan keamanan hukum
bagi hasil kreativitas mereka.
b. Hak Moral
Hak moral memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap
karya-karya pencipta. Hal ini termasuk hak untuk diakui sebagai
pencipta, untuk diatribusikan sebagai pemilik karya, dan untuk
melindungi integritas karya dari perubahan atau pengubahan yang
merugikan reputasi pencipta. Aspek moral ini mencerminkan
pentingnya menghormati dan menghargai pencipta serta karya-karya
mereka.
Hak moral dalam hak cipta penting dalam menghormati karya-
karya pencipta dan menciptakan lingkungan yang menghargai
kepentingan moral dan emosional mereka. Hak ini mengakui
pentingnya kontribusi kreatif individu terhadap budaya, seni, dan
perkembangan masyarakat. Dalam mengamankan hak moral pencipta,
hak cipta tidak hanya melindungi aspek ekonomi, tetapi juga
menghargai integritas dan kehormatan pencipta serta memastikan
penghargaan yang pantas terhadap karya mereka.
B. Implementasi Hak Cipta Pada Karya Animasi
1. Deskripsi Karya

Gambar 1. Screenshoot Video Animasi

Karya yang kami buat tersebut berjudul “music”. Karya tersebut


adalah sebuah karya seni digital yang berbentuk video animasi.
Dengan aliran animasi yang beraliran flat animasi. Dari animasi
tersebut kami menceritakan sebuah seorang pria yang sedang bermain
musik (gitar). Dan dari warna yang kami buat pada karya animasi
tersebut, kami menggunakan warna chroma. Dari video animasi
pendek yang berdurasi 10 detik tersebut. kami hanya menampilkan
seorang pria yang bermain gitar saja, tidak memiliki sebuah cerita
ataupun latar belakang.

Kegunaan karya animasi yang kami buat hanya sebagai animasi


untuk background dari sebuah musik/ lagu. Dan Adapun beberapa
fungsi animasi menurut Munir (2015:319), adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian dengan adanya pergerakan dan suara yang
selaras. 
2. Memperindah tampilan presentasi
3. Mempermudah susuan presentasi. 
4. Mempermudah penggambaran dalam suatu materi

2. Pendaftaran Hak Cipta Pada Karya

Permohonan Pencatatan Hak Cipta adalah Mencatatkan hak


eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan untuk didaftarkan pada Pangkalan Data
Kekayaan Intelektual (PDKI) dan kepemilikannya memiliki kekuatan
hukum.

Dengan regulasi, sebagai berikut:


1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Tarif
dan Jasa Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Dengan Persyaratan, sebagai berikut:


1. Surat Permohonan Hak Cipta;
2. Surat Perjanjian
3. Bukti Pengalihan Hak
4. Fotocopy Surat Pencatatan Ciptaan
5. KTP
6. Surat Kuasa (Apabila Melalui Kuasa)
7. Akta Perusahaan (Apabila Pemegang Badan Hukum)
8. Dokumen Lainnya

Dengan regulasi, sebagai berikut:


1. Pemohon datang ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM DKI Jakarta dengan membawah dokumen pendaftaran;
2. ke petugas loket untuk menyerahkan berkas pendaftaran;
3. Petugas memeriksa kelengkapan berkas permohonan
pendaftaran;
4. Petugas memberikan voucher pembayaran PNBP;
5. Petugas menginput permohonan melalui e-filing;
6. Petugas mencetak bukti tanda terima pendaftaran;
7. Ditindaklanjuti oleh Ditjen KI sampai dengan keluarnya
sertifikat.

3. Sanksi Pidana Untuk Para Pelanggar Hak Cipta

Hubungan hukum antara Pencipta/pemilik Hak Terkait dengan


pelanggar hak cipta pada hakikatnya adalah hubungan “privat to
privat” (privaaatrechtelijk). Namun, dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta diatur sanksi pidana terhadap
pelanggaran hak cipta, karena untuk hal-hal tertentu merupakan
perbuatan yang sangat tercela dimana mekanisme lain selain pidana
dianggap tidak efektif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan literatur (literature approach) dan
pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach). Hasil
penelitian menyatakan bahwa penerapan sanksi pidana oleh penyusun
undang-undang ditempatkan sebagai ultimum remidium karena pada
dasarnya pihak korban pelanggaran hak cipta lebih memilih
pemulihan hak dalam bentuk ganti rugi perdata.

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai