Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Makhluk Hidup dan Lingkungannya


Ekosistem dan Pencemaran Lingkungan

Oleh:
Eny Rahmiani
Kelas A
NIM 858076746

POGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
PONTIANAK
2022
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM I
EKOSISTEM DARAT

A. JUDUL PERCOBAAN
Ekosistem Darat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen – komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami
dan buatan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Kaca pembesar
3. Barometer
4. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai/jaring
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Secara struktural
dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan, hewan,
dan pengurai, serta komponen abiotic yang terdiri dari bahan anorganik, bahan
organic, dan kondisi iklim.
Ekosistem darat adalah ekosistem yang factor lingkungannya lebih didominasi
oleh daratan. Ekosistem darat sendiri berada di dalam area yang sangat luas atau juga
disebut bioma. Tipe bioma sendiri sangat dipengaruhi dari letak geografis di dalam
garis lintang dan juga dari ketinggian tempat suatu permukaan. sebagian dari nama
bioma yang disesuaikan dengan vegetasi atau tumbuhan yang dominan. Terdapat
tujuh macam dari bioma yang ada dibumi antara lain hujan tropis, padang rumput,
savana, tundra, gurun, hutan gugur, dan juga taiga.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan ekosistem darat alami yang ada di sekitar yang akan diamati komponen
– komponennya.
2. Amati komponen – komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan,
angina, jenis/warna tanah.
3. Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk mengetahui
pencahayaan, angina, atau tanah dapat memperkirakannya saja.
4. Catat semua data pada table 2.1 dalam Lembar Kerja.
5. Setelah mengamati komponen abiotic, anda perhatikan komponen biotiknya.
Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut.
6. Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika dapat lengkapi
dengan nama latinnya.
7. Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di ekosistem
tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang).
8. Amati lebih teliti hewan – hewan kecil yang mungkin terdapat di dalam
tanah/dekat permukaan, atau pda sela – sela daun/batang. Gunakan kaca pembesar
bila perlu.
9. Semua data dicatat pada table 2.2 dalam Lembar Kerja.
10. Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar
tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.\
11. Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti diatas.
Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja.
12. Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem tersbeut.

F. HASIL PENGAMATAN
TABEL 2.1
KOMPONEN ABIOTIK EKOSISTEM DARAT ALAMI
No Komponen Abiotik Kondisi / Keadaan
.
1. Suhu udara 29o C
2. Pencahayaan Cukup cerah
3. Angin Sedikit hembusan angin
4. Jenis tanah Berpasir
5. Warna tanah Kecoklatan

TABEL 2.2
KOMPONEN BIOTIK EKOSISTEM DARAT ALAMI
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Pohon beringin Ayam Bakteri
2. Lamtoro Keong mas Jamur
3. Jambu Biji Katak
4. Tanaman pakis Semut
5. Rumput Kucing

TABEL 2.3
KOMPONEN ABIOTIK EKOSISTEM DARAT BUATAN
No Komponen Abiotik Kondisi / Keadaan
.
1. Suhu udara 29o C
2. Pencahayaan Cukup cerah
3. Angin Sedikit hembusan angin
4. Jenis tanah Berpasir
5. Warna tanah Kecoklatan

TABEL 2.2
KOMPONEN BIOTIK EKOSISTEM DARAT BUATAN
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Kamboja putih Semut rangrang Bakteri
2. Pohon pinang Semut hitam Jamur
3. Rumput capung Cacing
4. Teratai
5. ciplukan
Pencahayaan

Tanah
Suhu dan angin

Lokasi ekosistem darat alami : Taman makam Pahlawan jalan Adi Sucipto, Kabupaten
Kubu Raya

Lamtoro

Pohon beringin
Jambu Biji

Tanaman pakis Jamur


Rumput
Semut Keong Mas Capung

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A) PERTANYAAN
1. Menurut anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik
lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat.
B) JAWABAN
1. Menurut saya ekosistem darat alami memiliki lebih banyak jenis komponen
biotiknya karena ekosistem alami itu lebih luas daripada buatan. Sehingga
ekosistem darat buatan pun bias terdapat pada ekosistem darat alami.

H. PEMBAHASAN
Ekosistem merupakan suatu lingkungan yang memiliki hubungan timbal balik
dari semua segi makhluk hidup. Misalnya ekosistem darat alami terdapat berbagai
macam komponen seperti biotik dan abiotic yang semuanya salih berhubungan.
Dalam ekosistem darat baik alami maupun buatan terdapat komponen abitok nya
yaitu suhu udara, cahaya, jenis tanah dan angin. Sedangkan dalam ekosistem darat
terdapat banyak sekali tumbuhan seperti pohon beringin, lamtoro, ciplukan, tumbuhan
pakis, pohon pinang, kamboja putih, rumput, dll. Sedangkan hewannya adalah semut
rangrang, semut hitam, capung, katak, ayam keong, dll. Adapula pengurainya adalah
cacing, bakteri dan jamur.

I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan tentang ekosistem darat alami dan buatan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat persamaan antara ekosistem darat alami dan buatan yaitu pada
komponen abiotiknya. Sedangan pada komponen biotiknya, ekosistem darat alami
memiliki jenis yang lebih lengkap dibandingkan dengan ekosistem darat buatan
karena jumlah populasi nya tidak dikendalikan oleh manusia.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tengerang Selamat: Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kami kesulitan dalam menemukan hewan pengurai dalam ekosistem darat karena
bentuknya yang kecil.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM II
EKOSISTEM PERAIRAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Ekosistem Perairan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati komponen – komponen yang terdapat pada ekosistem perairan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Kaca pembesar
3. Barometer
4. termometer
5. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai/jaring
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Secara struktural
dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan, hewan,
dan pengurai, serta komponen abiotic yang terdiri dari bahan anorganik, bahan
organic, dan kondisi iklim.
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai
besar terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan
dibagi lagi menjadi:
1. Ekosistem air tawar: Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme
yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
2. Ekosistem Air Laut: Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang
disebut daerah termoklin.
3. Ekosistem Estuary: Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan
laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan
nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan
4. Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
5. Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni
oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.
6. Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki
pasir putih.
7. Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat lele
laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
8. Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-
tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup
di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka
mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan
rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga
mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.
Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan satu ekosistem perairan alam atau buatan yang ada disekitar tempat
tinggal atau sekolah tempat Anda mengajar.
2. Amati komponen abiotiknya seperti pada percobaan 1. Catat semua data pada
Tabel 2.5 dalam Lembar Kerja.
3. Amati pula komponen biotiknya seperti percobaan 1. Catat data yang diperoleh
pada Tabel 2.6 dalam Lembar Kerja.
4. Buat kesimpulan secara singkat.

F. HASIL PENGAMATAN
TABEL 2.5
KOMPONEN ABIOTIK EKOSISTEM PERAIRAN
No Komponen Abiotik Kondisi / Keadaan
.
1. Suhu udara 29o C
2. Pencahayaan Cukup cerah
3. Air Keruh

TABEL 2.6
KOMPONEN BIOTIK EKOSISTEM PERAIRAN
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Eceng gondok Keong mas Mikroba
2. Teratai Ikan lele Bakteri
3. Genjer katak
4. Keladi
5. Kangkong

Pencahayaan

Suhu dan angin

Kangkung Genjer Keladi

Ikan Lele
Keong Mas
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A) PERTANYAAN
Jelaskan menurut pendapat anda perbedaan apa yang tampak jelas antara
ekosistem darat pada percobaan I dengan ekosistem perairan ini?
B) JAWABAN
Menurut saya perbedaannya terdapat pada jenis ekosistemnya. Pada percobaan I
ekosistem yang diamati berupa ekosistem yang berada didarat kemudian kita
membandingkan perbedaan antara ekosistem darat alami dan buatan, sedangkan
perairan kita hanya memilih salah satu ekosistem saja. Dari segi komponennya
pun terdapat perbedaan yang sangat jelas karena pada ekosistem darat jumlah
komponennya akan lebih banyak daripada ekosistem perairan.

H. PEMBAHASAN
Ekosistem merupakan suatu lingkungan yang memiliki hubungan timbal balik
dari semua segi makhluk hidup. Dalam ekosisitem perairan komponen abiotiknya
terdiri dari suhu udara, air dan juga cahaya. Sedangkan komponen biotiknya terdiri
dari tumbuhan yaitu eceng gondok, teratai, keladi, kangkung dan gejer, hewan terdiri
dari keong mas, ikan lele dan katak, serta pengurainya adalah bakteri dan mikroba
lainnya yang terdapat di dalam air.

I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan tentang ekosistem perairan dapat disimpulkan bahwa air
merupakan komponen abiotic utama yang membedakannya dengan ekosistem darat.
Kemudian dilihat dari komponen biotiknya, ekosistem perairan lebih sedikit karena
jumlahnya terbatas dibandingkan dengan ekosistem darat.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tengerang Selamat: Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kami kesulitan dalam menemukan hewan pengurai dalam ekosistem darat karena
bentuknya yang kecil.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM III
RANTAI MAKANAN, JARING – JARING MAKANAN, DAN PIRAMIDA EKOLOGI

A. JUDUL PERCOBAAN
Rantai makanan, jaring – jaring makanan, dan piramida ekologi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan rantai makanan, jarring – jarring makanan, dan piramida ekologi dalam
ekosistem darat dan perairan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI
Manusia bukanlah satu-satunya mahkluk yang hidup di muka bumi ini. Ada
banyak mahkluk hidup yang tumbuh dan berkembang berdampingan dengan manusia.
Sebagai sesama mahkluk hidup yang menempati bumi, antara mahkluk hidup pasti
terjadi interaksi. Hubungan antar mahkluk hidup yang saling mempengaruhi ini akan
menghasilkan sebuah ekosistem. Dalam lingkungan ekosistem, terdapat hubungan
antara jaring-jaring makanan yang saling terkait. Ekosistem juga dapat diartikan
sebagai suatu sistem ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara
keanekaragaman spesies dengan siklus materi serta arus energi melalui komponen-
komponen yang terdapat di dalamnya.
Rantai makanan adalah bagian dari jaring-jaring makanan. Meskipun rantai
makanan dan jaring-jaring makanan terlihat sama, namun sedikit berbeda.
Rantai makanan adalah serangkaian proses makan dan dimakan antara mahkluk hidup
berdasar urutan tertentu yang terdapat peran produsen, konsumen dan decomposer
(pengurai) untuk kelangsungan hidup.
Secara sederhana rantai makanan bisa dilihat secara runtut dari produsen,
konsumen dan pengurai. Lain halnya dengan jaring-jaring makanan. Jaring-jaring
makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling terhubung, dan tumpang
tindih dalam suatu ekosistem.
Jaring makanan dapat dibangun untuk menggambarkan interaksi spesies.
Semua spesies di jaring makanan dapat dibedakan menjadi spesies basal (autotrof,
seperti tanaman), spesies perantara (herbivora dan karnivora tingkat menengah,
seperti belalang dan kalajengking), dan spesies puncak atau predator (karnivora
tingkat tinggi).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ekosistem darat
a. Perhatikan data pada Tabel 2.2 atau table 2.4 dari percobaan 1 (pilih salah
satu). Buatlah bagan rantai makanan pertama dari komponen biotiknya, mulai
dari tumbuhan sebagai produsen pada urutan pertamanya.
b. Tentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen 1 (herbivora) pada urutan
kedua. Selanjutnya tentukan jenis hewan kedua sebagai konsumen 2 (karnivor)
pada urutan ketiga, dst.
c. Buat beberapa bagan rantai makanan sesuai dengan urutannya, berinteraksi,
buatlah jarring – jarring makannya.
d. Bagan semua rantai makanan dan jarring makanan dibuat pada gambar 2.1 dan
gambar 2.2 dalam Lembar Kerja.
e. Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini, kelompokkan
komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik. Catat data tersebut pada Tabel
2.7 dalam Lembar Kerja
f. Dari data pada Tabel 2.7, buat bagan piramida ekologinya berdasarkan
kelompok tingkatan trofik komponen biotiknya pada gambar 2.3 dalam
Lembar Kerja.
2. Ekosistem perairan
a. Untuk ekosistem perairan, buat bagan rantai makanan dan jarring – jarring
makanannya berdasarkan data pada Tabel 2.6. caranya sama seperti yang
dilakukan pada ekosistem darat, poin A sampai poin D.
b. Bagan semua rantai makanan dan jarring makanan dibuat pada gambar 2.4 dan
gambar 2.5 dalam Lembar Kerja.
c. Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini, kelompokkan
komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik. Catat data tersbeut pada Tabel
2.8 dalam Lembar Kerja.
d. Dari data Tabel 2.8, buat bagan piramida ekologinya pada gambar 2.6 dalam
Lembar Kerja.\
e. Buat kesimpulan mengenai rantai makanan, jarring – jarring makanan maupun
piramida ekologi dari kedua tipe ekosistem.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Ekosistem darat
Rantai makanan I
rumput ----- semut rangrang

Rantai makanan II
Rumput ----- semut hitam

Rantai makanan III


Pohon pinang – capung

Pohon pinang Semut hitam

Semut rangrang Capung

Rumput

Gambar 2.1
Bagan jarring – jarring makanan pada ekosistem darat
TABEL 2.7
TINGKAT TROFIK KOMPONEN PADA EKOSISTEM DARAT
NO TINGKAT TROFIK PENGURAI
. 1 2 3 4
1 Kamboja
putih
2 Pohon
pinang
3 Rumput
4 Teratai
5 ciplukan
6 Semut
hitam
7 Semut
rangrang
8 Capung
9 Cacing
10 Bakteri

cac
in g
da
n
ba
se mkte
u t d an
capriu n g
Rum put

Gambar 2.3
Bagan piramida ekologi pada ekosistem darat

2. EKOSISTEM PERAIRAN
RANTAI MAKANAN I
ECENG GONDOK – BAKTERI – IKAN LELE

RANTAI MAKANAN II
GENJER ---- KEONG MAS

RANTAI MAKANAN III


KANGKUNG ---- BAKTERI ---- KATAK
Katak

Bakteri Ikan lele

Eceng gondok, teratai, genjer, kangkung

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A) PERTANYAAN
1. Komponen apakah yang sama – sama terdapat pada ekosistem darat maupun
ekosistem perairan? Jelaskan!
2. Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih banyak jenis
komponen biotiknya? Mengapa demikian?
B) JAWABAN
1. Komponen yang sama – sama tedapat pada ekosistem darat maupun perairan
adalah komponen abiotic yaitu suhu udara dan cahaya.
2. Dari data yang diberikan jumlah komponen biotik yang lebih banyak jenisnya
adalah ekosistem darat karena jumlah populasinya sangat banyak.

H. PEMBAHASAN
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik dimulai dari
matahari sebagai sumber energi utama, tumbuhan hijau menerima sebagian radiasu
dan mengubahnya sebagai makanan, maka tumbuhan disebut produsen. Interaksi
suatu individu dengan lingkungannya terjadi untuk mempertahankan hidupnya.
Perpindahan energu yang berbentuk makanan dari makhluk hidup yang satu ke
makhluk hidup yang lain melalui sreangkaian urutan makanan dan dimakan disebut
rantai makanan. Peristiwa makan dan dimakan antar indvidu dalam suatu ekosistem
membentuk struktur trofik. Struktur trofik ini berdiri dari tingkat trofik yaitu tingkat
trofik pertama (produsen) dan tingkat trofik kedua (konsumen)

I. KESIMPULAN
Dari pengamatan dan data yang diperoleh dari percobaan dapay disimpulkan bahwa
dalam suatu ekosistem terjadi interaksi antar individu satu dengan yang lain dalam
proses makan dan dimakan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tengerang Selamat: Universitas
Terbuka
HTTPS://WWW.GRAMEDIA.COM/LITERASI/RANTAI-MAKANAN/
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Mencari dan mengaitkan hewan dan tumbuhan yang akan dijadikan rantai makanan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM II
PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. JUDUL PERCOBAAN I
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah (Allium cepa)

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan bawang merah

C. ALAT DAN BAHAN


1. Timbangan
2. Tabung reaksi 12 buah
3. Rak tabung reaksi 2 buah
4. Botol plastic 1000 ml 1 buah
5. Gelas plastik 500 ml 7 buah
6. Gelas kimia 500 ml 2 buah
7. Pengaduk
8. Penggaris dengan skala mm
9. Kertas label
10. Air PDAM secukupnya
11. Bawang merah 14 buah
12. Deterjen serbuk 1 gram

D. LANDASAN TEORI
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya
kebutuhan hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan, pemukiman,
Pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan – kebutuhan lainnya. Dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dimilikinya manusia telah memperoleh manfaat yang tidak
sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut ternyata juga dapat menyebabkan
timbulnya masalah-masalah baru. Masalah baru ini dapat mengancam keseimbangan
ekosistem (lingkungan) termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di
dalamnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia telah
melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang ditebang untuk
dijadikan tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat
meningkat, karean hal itu sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan bagi
manusia. Namun fungsi hutan sebagai tanah serapan, penyimpanan air hujan
penyangga perubahan suhu global dan tempat hidup hewan atau tumbuhan tertentu
menjadi berkurang, dan ini akan menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. Selain
itu penebangan hutan dapat menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak produktif.
Untuk sementara waktu kesuburan tanah ini bias dipulihkan dengan pemberian pupuk
kimia. Tetapi pemberian pupuk kimia ini selain dapat meningkatkan produtivitas
pertanian, juga dapat menyuburkan tanaman pengganggu atau hama tanaman.
Tanaman pengganggu dan hama tanaman tentunya akan menyerang lahan pertanian
karenanya diperlukan obat atau racun yang dapat mengatasi hama tanaman tersebut.
Selain penggunaan pestisida, penggunaan bahan – bahan kimi lain juga dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem seperti penggunaan deterjen sebagai pembasmi
bibit penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleacing (bayclean) sebagai pemutih, dan
lain – lain.
Pencemaran lingkungan hidup menurut Sofyan (2010) adalah sebagai
kontaminasi habitat, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat terurai. Setiap
penggunaan sumber daya alam yang melebihi kapasitas alam untuk memulihkan
dirinya sendiri dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen serbuk 100% , pengenceran 50%, pengenceran 25%,
pengenceran 12,5%, pengenceran 6,25%, pengenceran 3,1% serta control yang
berupa air PDAM saja. Lalu simpan larutan yang telah diberi label sebagi berikut
Label 1 : 100%
Label 2 : 50%
Label 3 : 25%
Label 4 : 12,5%
Label 5 : 6,25%
Label 6 : 3,1%
Label kontrol : Air PDAM.
2. Cara menyediakan larutan
a. Larutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air PDAM hingga 1000 ml.
Kemudian beri label 100%
b. Ambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air PDAM hingga
1000ml. Kemudian beri label 50%
c. Ambil 500 ml larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. Kemudian beri label 25%.
d. Ambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. kemudian beri label 12,5%
e. Ambil 500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. Kemudian beri label 6,25%.
f. Ambil 500 ml larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air PDAm hingga 1000
ml. Kemudian beri label 3,10%.
3. Sediakan bawang merah berukuran sama yang memiliki diameter hampir sama
dengan diameter lubang tabung reaksi berjumlah 14 buah. Kupas kulit epidermis
untuk menghindari bahan kimia tersisa yang terdapat dikulit epidermis tersebut.
Kupas juga bagian akar primordial yang berwarna kecoklatan dari bawang merah
tersebut. Hati – hati agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untuk pertumbuhan
akar.
4. Isikan larutan deterjen yang sudah disediakan ke dalam tabung reaksi hingga
penuh. Setiap konsentrasi larutan yang sama diisikan ke dalam dua tabung reaksi.
5. Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial terletak di bawah
hingga menyentuh larutan deterjen.
6. Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan bawang merah lain
di atas tabung kontrol (yang hanya berisi air PDAM)
7. Amati pertubuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak berkurang
tambahkan lagi hingga penuh.
8. Setelah 72 jam, angkat bawang merah tersebut lalu hitung Panjang akarnya. Rata
– ratakan Panjang akar yang diperoleh untuk setiap perlakuan. Bila ada Panjang
akar yang mencolok perbedaannya diabaikan (tidak usah dirata-ratakan). Tuliskan
hasil pengamatan pada Tabel 2.9 dalam Lembar Kerja.
9. Hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap konsentrasi larutan dengan
menggunakan rumus:

rata−rata panjang akar kontrol−rata−rata panjang altar konsentrasi


IG = X 100%
rata−rata panjang akar kontrol
10. Buatlah grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya pada grafik 2.1 dalam lembar
kerja

F. HASIL PENGAMATAN
TABEL 2.9
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR
BAWANG MERAH
Rata – rata panjang akar
No. Konsentrasi 1G%
Hari 1 Hari 2 Hari 3
1. Kontrol 0 mm 7 mm 25 mm 0
2. 3,1% 0 mm 5 mm 5 mm 64
3. 6,25% 0 mm 1 mm 1 mm 94
4. 12,5% 0 mm 0 mm 0 mm 100
5. 25% 0 mm 0 mm 0 mm 100
6. 50% 0 mm 0 mm 0 mm 100
7. 100% 0 mm 0 mm 0 mm 100

Grafik 2.1
Grafik Hambatan pertumbuhan Akar Bawang Merah
120

100

80

60

40

20

0
3,1 6,25 12,5 25 50 100

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A) PERTANYAAN
1. Berapa konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghenatikan proses
pertumbuhan akarnya?
B) JAWABAN
1. Berdasarkan dari hasil praktikum yang saya amati, konsentrasi larutan deterjen
mulai menghentikan proses pertumbuhan akarnya adalah pada konsentrasi
12,5%. Namun pertumbuhan nya tidak serta merta berhenti karena pada waktu
72 jam pengamatan terlihat masih mulai bertumbuh. Pada konsentrasi 25%
bagian akar tanaman bawang merah sudah mulai akan membusuk.

H. PEMBAHASAN
Deterjen adalah salah satu limbah yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari – hari. Deterjen mengandung surfaktan, builder, filler dan aditif.
Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders,
diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia
dan lingkungannya. 
Percobaan ini menggunakan tanaman bawang merah karena bawang
merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah diamati tahapannya karena bisa
langsung diamati tanpa bantuan mikroskop dan tahapan pembelahan selnya bisa
terlihat jelas. Bagian yang digunakan adalah akar karena pada akar primordial
merupakan meristem yang masih berkembang dengan baik sehingga masih mudah
untuk diamati. 
Dari data pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa makin tinggi konsentrasi
deterjen menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar primordial bawang merah.
Hal ini dapat dilihat dari nilai IG untuk setiap konsentrasi larutan deterjen:
1. 100% memiliki IG = 100
2. 50% memiliki IG =100
3. 25% memiliki IG =100
4. 12,5% memiliki IG = 100
5. 6.25% memiliki IG = 94
6. 3.1% memiliki IG = 64

I. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum ini dapat menunjukkan satu bentuk pencemaran
perairan yang dapat diakibatkan oleh produk industri yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu deterjen serbuk. Deterjen dalam kadar tertentu dapat
mengganggu kehidupan organisme target maupun non target. Ditandai dengan
terhambatnya pertumbuhan atau jika semakin parah akan berakibat matinya makhluk
hidup tersebut.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tengerang Selamat: Universitas
Terbuka
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Deterjen-
Terhadap-Pertumbuhan-Akar-Bawang-Merah.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan dalam melakukan praktikum ini yaitu ada beberapa sampel yang gagal kami
amati dengan maksimal namun datanya masih dapat kami amati.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
Pengamatan hari pertama air di dalam gelas kimia mulai menyusut
Pengamatan hari kedua

Pengamatan hari ketiga

Konsentrasi 100% Konsentrasi 50% Konsentrasi 25%

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 3,10%


Larutan Kontrol

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM II


PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. JUDUL PERCOBAAN II
Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau

C. ALAT DAN BAHAN


1. Timbangan
2. Gelas plastic 10 buah
3. Tissue secukupnya
4. Kertas timah secukupnya
5. Penggaris dengan skala mm
6. Kertas label
7. Gelas kimia 250 mL 3 buah
8. Botol minum 1000 mL 1 buah
9. Air PDAM secukupnya
10. Deterjen serbuk 1 gram

D. LANDASAN TEORI
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya
kebutuhan hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan, pemukiman,
Pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan – kebutuhan lainnya. Dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dimilikinya manusia telah memperoleh manfaat yang tidak
sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut ternyata juga dapat menyebabkan
timbulnya masalah-masalah baru. Masalah baru ini dapat mengancam keseimbangan
ekosistem (lingkungan) termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di
dalamnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia telah
melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang ditebang untuk
dijadikan tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat
meningkat, karean hal itu sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan bagi
manusia. Namun fungsi hutan sebagai tanah serapan, penyimpanan air hujan
penyangga perubahan suhu global dan tempat hidup hewan atau tumbuhan tertentu
menjadi berkurang, dan ini akan menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. Selain
itu penebangan hutan dapat menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak produktif.
Untuk sementara waktu kesuburan tanah ini bias dipulihkan dengan pemberian pupuk
kimia. Tetapi pemberian pupuk kimia ini selain dapat meningkatkan produtivitas
pertanian, juga dapat menyuburkan tanaman pengganggu atau hama tanaman.
Tanaman pengganggu dan hama tanaman tentunya akan menyerang lahan pertanian
karenanya diperlukan obat atau racun yang dapat mengatasi hama tanaman tersebut.
Selain penggunaan pestisida, penggunaan bahan – bahan kimi lain juga dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem seperti penggunaan deterjen sebagai pembasmi
bibit penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleacing (bayclean) sebagai pemutih, dan
lain – lain.
Pencemaran lingkungan hidup menurut Sofyan (2010) adalah sebagai
kontaminasi habitat, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat terurai. Setiap
penggunaan sumber daya alam yang melebihi kapasitas alam untuk memulihkan
dirinya sendiri dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen serbuk 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1% serta
kontrol yang berupa air PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas plastic yang
telah diberi label sebagi berikut
Label I : 100%
Label II : 50%
Label III : 25%
Label IV : 12,5%
Label V : 6,25%
Label VI : 3,1%
Label kontrol : Air PDAM.
2. Cara menyediakan larutan
a. Larutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air PDAM hingga 1000 ml.
Kemudian beri label 100%
b. Ambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air PDAM hingga
1000ml. Kemudian beri label 50%
c. Ambil 500 ml larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. Kemudian beri label 25%.
d. Ambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. kemudian beri label 12,5%
e. Ambil 500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000
ml. Kemudian beri label 6,25%.
f. Ambil 500 ml larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air PDAm hingga 1000
ml. Kemudian beri label 3,10%.
3. Sediakan enam gelas plastik lain, beri label I, II, III, IV, V, VI. Masing – masing
diberi lingkaran kertas tissue.
4. Masukan kacang hijau ke dalam air pada gelas plastik. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam
percobaan ini.
5. Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir
dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir
dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan kontrol.
Biarkan rendaman selama 5 menit.
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas plastik dengan label yang sesuai. Atur yang baik
agar hilum mengarah ke bawah.
7. Isilah gelas plastik yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama kira – kira 100 mL.
8. Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya yang dapat
masuk.
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah
Panjang akar dengan mistar dari luar gelas plastik. Kacang hijau yang tidak
tumbuh akarnya dianggap memiliki Panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamtan
dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati.
Catatlah hasil pengamatan Anda pada Lembar Kerja tabel 2.10.
10. Buatlah grafik rata – rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misalnya 24
jam dengan warna merah, 48 jam dengan warna hitam.

F. HASIL PENGAMATAN
TABEL 2.10
PENGARUH DETERJEN TERHADAP TUMBUHAN
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke – 1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 1 mm 2 mm 4 mm
2. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 2 mm 2 mm
3. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 1 mm 3 mm 4 mm
4. 0 mm 0 mm 0 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm
5. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 2 mm 3 mm
6. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 1 mm 4 mm 2 mm
7. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 2 mm 2 mm
8. 0 mm 0 mm 0 mm 2 mm 1 mm 2 mm 3 mm
9. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 2 mm 3 mm 2 mm
10. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 1 mm 2 mm 2 mm
Jumlah 0 mm 0 mm 0 mm 12 mm 18 mm 24 mm 26 mm
Rata – rata 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 2 mm 2 mm 3 mm
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke – 2 (48 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1. 0 mm 0 mm 0 mm 3 mm 6 mm 6 mm 8 mm
2. 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 5 mm 6 mm 6 mm
3. 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 5 mm 6 mm 8 mm
4. 0 mm 0 mm 1 mm 2 mm 6 mm 5 mm 8 mm
5. 0 mm 1 mm 0 mm 3 mm 5 mm 6 mm 8 mm
6. 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 5 mm 6 mm 6 mm
7. 0 mm 1 mm 1 mm 3 mm 5 mm 5 mm 8 mm
8. 0 mm 0 mm 0 mm 1 mm 4 mm 6 mm 8 mm
9. 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 5 mm 4 mm 8 mm
10. 0 mm 0 mm 2 mm 2 mm 3 mm 6 mm 8 mm
Jumlah 0 mm 2 mm 8 mm 26 mm 49 mm 56 mm 76 mm
Rata – rata 0 mm 0 mm 1 mm 3 mm 5 mm 6 mm 8 mm
Grafik 2.2
Grafik rata - rata pertumbuhan kecambah per
konsentrasi pada 24 jam
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
100% 50% 25% 12,5% 6.25% 3,10% Kontrol

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A) PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
2. Apa kesimpulan Anda pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah?

B) JAWABAN
1. Berdasarkan dari hasil praktikum, larutan 0 (kontrol) adalah sebagai alat ukur
bahwa larutan yang tidak diberi deterjen adalah laurtan yang paling baik untuk
proses perkecambahan tunaman karena tidak terkontaminasi zat – zat yang
berbahaya.
2. Jika dalam satu tanaman terdapat kacang hijau yang mati berarti kacang hijau
tersebut berada pada larutan yang banyak terdapat zat – zat yang berbahaya
sehingga menyebabkan tanaman tersebut tidak tumbuh sebagai mana
mestinya.
3. Kertas timah digunakan untuk menutupi seluruh permukaan gelas plastik agar
kecambah tersebut tidak terkena cahaya matahari. Karena jika terkena cahaya
matahari maka pertumbuhan perkecambahan tidak akan maksimal karena
dapat membuat tanaman tersebut kerdil.

H. PEMBAHASAN
Pencemaran lingkungan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia serta
lingkungan. Di lihat dari hasil pengataman praktikum pada perkecambahan di dapat
kan hasil bahwa, kecambah yang ditanam di dalam larutan dengan konsetrasi 100%
akan sulit tumbuh bahkan cenderung mengalami kematian dikarenakan di dalam
larutan tersebut terdapat zat – zat yang berbahaya. Pada larutan 50% dapat diamati
bahwa hanya ada beberapa kecambah yang mengeluarkan akarnya namun sisanya
cenderung mati. Pada larutan dengan konsentrasi 25% hanya sebagian saja yang hidup
pada tenggat waktu 48 jam karena konsentrasi limbahnya masih terdapat zat – zat
yang berbahaya. Pada larutan dengan konsentrasi 12,5% kecambah sudah mulai
menampakkan akarnya walaupun belum maksimal. Pada larutan dengan konsentrasi
6,25% kacang hijau sudah mulai berkembang menjadi kecambah dikarenakan kadar
limbah di dalam larutan tersbut sudah mulai berkurang. Pada larutan dengan
konsentrasi 3,10%, kecambah sudah mulai berkembang pada rentang waktu 24 jam
dan 48 jam. Begitu pun dengan larutan 0 (kontrol) sudah mulai menampakkan
kecambahnya dikarekan pada larutan kontrol tidak terdapat limbah sama sekali
sehingga sangat baik untuk perkembangan tanaman.

I. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar
larutan deterjennya maka akan semakin sulit untuk sebuah tanaman berkembangbiak
dikarenakan dalam deterjen terdapat banyak sekali zat-zat yang berbahaya yang dapat
merugikan lingkungan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tengerang Selamat: Universitas
Terbuka
http://ikerachmawatirohali.blogspot.com/2019/04/laporan-praktikum-ipa-pengaruh-
deterjen.html
HTTPS://WWW.ILMIAHKU.COM/2019/05/LAPORAN-PRAKTIKUM-
PENGARUH-DETERJEN-TERHADAP-PERKECAMBAHAN.HTML

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan dalam melakukan praktikum ini yaitu ada beberapa sampel yang gagal kami
amati dengan maksimal namun datanya masih dapat kami amati.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahap persiapan alat dan bahan praktikum


\

Hari pertama (24 jam) pengamatan


Larutan 100%

Larutan 50% Larutan 25%

Larutan 12,5% Larutan 6,25% Larutan 3,10%

Larutan Kontrol

Pengamatan hari kedua (48 jam)


Larutan 50%
Larutan 25%

Larutan 12,5%

Larutan 3,10%
Larutan Kontrol

Anda mungkin juga menyukai