Anda di halaman 1dari 2

Halo semuanya selmat datang dipodcast yg super random

Kekhawatiran tentang seberapa pantas semakin berkeliara dikepalku akhir akhir ini

Rasanya mencoba sebaik apapun bersikap dihadapan manusia tetap akan ada yag tak suka, mecoba
bersikap semanis apapun dihadapn manusia tetap akan ada yag menawarka ketidakramahan sebagai
balasannya

Sebab kita tidak akan perah mencapai nilai sempurna dimata manusia

Melelahkan, jika kita melakukan kebaikan hanya agar orang lain juga bersikap demikian, melelahkan
rasanya agar diterima dengan lapang oleh semua orang sungguh sangat melelahkan,

Rasanya

Ditengah hiruk pikuk bermunculan wajah wajah bertopeng kebohongan, bolehkah aku bertanya
pada kalian? Apa yang membuat kalian meletakan percaya kepad a seserng?

Seperti halnya kita tersesat diperjalanan dan kita minta petunjuk kepada orang yg kita temui
bagaimana kita percaya bahwa arah itu benar sedangkan kita gatau muaranya kemana.

Seriusly rasanya makin dewasa banyak kejadian yang diluar kendali, kadang ada beberapa kesedihan
yang memag cuman bisa dipendem, emang bener cukup menjadikan tempat curhat terbaik sama
allah sebab jauh sebelum kesedihan itu hadir allah lebih tau

Gais

Apakabar harapan kalian? Masih utuh sebagaimana awal? Atau udah tercera berai sebab kenyataan
yg ada?

Apakabar semngat kalian? Masih nyala membara/ atau kaya api yang udah habis bahan bakarnya

Apakabar hati kalian?

Aaaaa mau nangis nanya bagian ini karena aku lg ngerasa difase terberat untuk nerima segala
sesuatu yang mengejutkan yang penuh sesak oleh realita

Yang namanya hati itu bahkan tuannya aja serigkali gagal apa yg dirasa apalagi mereka yg hanya
menerka dari tampaknya saja.

Rasanya

Semkin memasuki fase manusia dewasa semakin ngga perlu ambil peduli penilaian orang lain bukan
buat jadiin diri aku bebal tapi menurut aku untuk sesuatu yg tidak bermanfaat unuk kita emang perlu
rasanya bodoamat termasuk penilaian mereka yg posisinya sebagai pengamat

Sebab banyak dari mereka yg kadang menlai dari sudut pandang yg bagi aku itu subjektif

Semakin banyak hari terlewati semakin belajar secukupnya saja menyambut kehadiran orang orang
baru, belajar untuk ngga mudah terbius oleh pemulaan sikapnya
Rasanya tabiat manusia yang mudah berubah sudah cukup menjadi alarm biar engga sembarangan
naroh kepercayaan, kita gabisa ngatur orang orang yang berlalu lalang dalam hidup kita, tapi kita
punya hak untuk tidak mengizinkannya masuk kalo emang kehadiran mereka berpotensi melukai

Gais, kalau pun milyaran didunia ini gaada satupun yg faham gimana kesedihan kamu, gimana
terpuruknya diri kamu gapapa kok.

Kamu masih punya ALLAH yag lebih faham koondisi kamu, kamu msih punya Allah yag ga akan
membiarkan hambaya sendirian dalam masa berjuag dan bangkit

Semoga Allah jaikan kita termasuk orang yang panjang ksabarannya juga lpang hatinya

Anda mungkin juga menyukai